• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PENUTUP

B. Saran

1. Bagi Koperasi Kotamadya Medan disarankan untuk terus mempertahankan dan menerapkan secara konsisten kebijakan atau peraturan terkait dengan pemberian pinjaman yang sehat. Terkait dengan penyelenggara usaha simpan pinjam yaitu Koperasi Kotamadya Medan disarankan memilih dan memperkerjakan petugas yang dapat bekerja secara profesional khususnya di bidang keuangan, salah satu caranya yaitu dengan cara melakukan fit and proper test pada saat penerimaan pegawai. Di samping itu juga diperlukan melakukan penilaian watak/karakter terhadap pengguna jasa dan layanan Koperasi Kotamadya Medan yang terdiri dari anggota atau calon anggota koperasi sendiri, tanpa mengabaikan prinsip sukarela dan terbuka dalam keanggotaan koperasi.

2. Bagi Masyarakat khususnya anggota dan calon anggota koperasi simpan pinjam yang sedang atau akan mengajukan permohonan pinjaman disarankan untuk senantiasa menaati segala prosedur dalam proses pemberian pinjaman, terutama bersikap jujur dan terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan pada saat analisis pinjaman agar terlaksana pemberian pinjaman yang sehat dan menghindarkan sanksi bagi peminjam. Hal tersebut dilakukan untuk kesejahteraan bersama sesuai dengan maksud dan tujuan berdirinya koperasi simpan pinjam. 3. Bagi Pihak pemerintah daerah khususnya Dinas Koperasi dan UKM

Kota Medan hendaknya memberikan pembinaan dan mendorong terlaksananya pemberian pinjaman yang sehat di koperasi simpan pinjam dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan kepada pengurus, pengelola maupun anggota koperasi simpan pinjam agar tercipta standarisasi dan keseragaman pelaksanaan prinsip pemberian pinjaman yang sehat di seluruh Kota Medan.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI

A. Sejarahnya Berdirinya Koperasi

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim lingkungannya.†††††

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto. Untuk memodali koperasi simpan pinjam tersebut disamping banyak menggunakan uang nya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang dipegangnya. Setelah beliau mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas masjid telah dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya.‡‡‡‡‡

Kegiatan R Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode assisten Residen wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara raiffesen (koperasi simpan pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan pinjam untuk kaum buruh di kota ) di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti mulailah ia mengembangkan koperasi simpan pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja. Dalam hubungan ini kegiatan simpan pinjam yang dapat

†††††

 Folke Dubell,. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri, Jatinangor : Ikopin, 1985

‡‡‡‡‡

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara & Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.

berkembang adalah model koperasi simpan pinjam lumbung dan modal untuk itu diambil dari zakat.

Selanjutnya Budi Oetomo yang didirikan pada Tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Serikat Islam yang didirikan pada Tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan membuka toko-toko koperasi. Perkembangan yang pesat di bidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan sosial dan politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya Pemerintah Hindia Belanda ingin mengaturnya tetapi lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau penghambat perkembangan koperasi. Dalam hubungan ini pada Tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja No.431 yang berisi antara lain:§§§§§

1. Akte pendirian koperasi sibuat secara notariil 2. Akte pendirian harus dibuat dalam bahasa Belanda

3. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal dan disamping itu diperlukan biaya materai

untuk menggiatkan prtumbuhan koperasi, pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan koperasi dengan tugas:******

1. Memberikan penerangan kepada pengusaha-pengusaha Indonesia mengenai seluk beluk perdagangan

2. Dalam rangka peraturan koperasi No. 91 melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi-koperasi serta memberikan penerangannya

§§§§§

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara & Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.

******

Ropke, Joche, The Economic Theory of Cooprative Enterprises in Developing Countries. With Special Reference tp Indonesia. Marburg. 1995

3. Memberikan keterangan-keterangan tentang perdagangan pengangkutan, cara-cara pengangkutan, dan hal ihwal lainnya yang menyangkut perusahaan-perusahaan.

4. Penerapan tentang organisasi perusahaan

5. Menyiapkan tindakan-tindakan hukum bagi pengusaha Indonesia.

Perkembangan koperasi semenjak berdirinya jawatan koperasi Tahun 1930 menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat. Jikalau pada Tahun 1930 jumlah koperasi 39 buah, maka pada Tahun 1939 jumlahnya menjadi 574 buah dengan jumlah anggota pada Tahun 1930 sebanyak 7.848 orang kemudian berkembang menjadi 52.555 orang. Sedang kegiatannya dari 574 koperasi tersebut diantaranya 423 koperasi (77%) adalah koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam sedangkan selebihnya adalah koperasi jenis konsumsi ataupun produksi. Dari 423 koperasi simpan pinjam tersebut diantaranya 19 buah adalah koperasi lumbung.††††††

Saat ini jumlah koperasi di Indonesia berjumlah lebih dari 200 ribu. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Syarifudin Hasan mengemukakan, tidak perlu menunggu sampai tahun 2014 untuk mencapai target jumlah koperasi sebanyak lebih 200 ribu karena secara nasional koperasi mengalami peningkatan yang menggembirakan. Pertumbuhan koperasi naik 4,5 % dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada tahun 2009 jumlah koperasi tercatat sebanyak 170.411 unit, sementara hingga bulan Juni tahun 2013 jumlah koperasi meningkat menjadi 200.808 unit‡‡‡‡‡‡. Tabel perkembangan jumlah koperasi adalah sebagai berikut:

††††††

Tahun Jumlah Koperasi 2007 149.793 2008 154.964 2009 170.411 2010 177.482 2011 188.181 2012 192.201 2013 200.808 Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM

B. Pengertian Koperasi

Koperasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris “Coperation” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu ”CO” yang berarti bersama dan “Operation” yang artinya bekerja. Jadi secara keseluruhan koperasi berarti bekerja sama. Menurut pengertian umum, koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama demi kesejahteraan bersama.§§§§§§

Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012 Pasal 1 tentang perkoperasian, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.*******

§§§§§§

Sagimun, M.D. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta, 1990

Menurut Kartasapoetra dan kawan-kawan dalam bukunya Koperasi Indonesia (2001:2) menjelaskan koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya oleh mereka. Jadi, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Selain dari defenisi diatas ada juga dari beberapa pakar yang memberikan pengertian tentang koperasi seperti: †††††††

a. Menurut Hendrojogi (1997), Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui pemisahan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.

b. Menurut Calver, Koperasi adalah organisasi orang-orang yang hasratnya dilakukan secara sukarela sebagai manusia atas dasar kemampuan untuk mencapai tujuan ekonomi masing-masing.

c. Menurut Moh. Hatta, Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Namun berdasar semua defenisi koperasi diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela yang

†††††††

Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2003

mengarah untuk memajukan kesejahteraan bersama dengan dicerminkan berdasarkan asas kekeluargaan dan jiwa kegotong-royongan.

Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing anggota.

Koperasi merupakan organisasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya, seperti BUMN/D atau organisasi pemerintah. Koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Selain itu, dalam fungsi pencarian atau perolehan dana, koperasi berpegang pada prinsip swadaya artinya diupayakan modal berasal dari kemampuan sendiri yang ada dalam koperasi, namun apabila diperlukan dan dipandang mampu koperasi dapat mengambil dana dari luar.‡‡‡‡‡‡‡

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (Sisa Hasil Usaha) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota.§§§§§§§

C. Ukuran dan Jenis Koperasi

‡‡‡‡‡‡‡

Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta., 2003

 

§§§§§§§

Folke Dubell, 1985. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri,

Di dalam himpunan peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1998 tentang kelembagan koperasi menjelaskan bahwa ukuran koperasi dapat dilihat berdasarkan omzet per tahun (volume usaha) yang dimuat dalam laporan perkembangan usaha. Berdasarkan omzetnya ukuran koperasi diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu koperasi besar, koperasi menengah, dan koperasi kecil.********

1. Koperasi besar mempunyai omzet (volume usaha) diatas Rp 1 Milyar dalam 1 (satu) tahun.

2. Koperasi menengah mempunyai omzet (volume usaha) antara Rp 500 juta sampai dengan Rp 1 Milyar dalam 1 (satu) tahun.

3. Koperasi kecil mempunyai omzet (volume usaha) kurang dari Rp 500 juta dalam 1 (satu) tahun.

Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012 pasal 82 jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi berdasarkan pasal 83 UU No 17 Tahun 2012 terdiri dari empat jenis, yaitu: .

1. Koperasi konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi

2. Koperasi produsen

Koperasi produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

********

Departemen Koperasi Pembinaan Pengusaha Kecil, R.I. 1993, Pelatihan Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi / KUD, Jakarta.

3. Koperasi jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya. 4. Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman

D. Struktur Organisasi Koperasi

Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisasi yang relevan, perangkat dan fungsi organisasai koeperasi. Bagan Struktur Organisasi Koperasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas. Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :††††††††

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 3. Keputusan Rapat

††††††††

Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Sumber: Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Perangkat organisasi yang tercantum sebagaimana di dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 pasal 31, adalah Rapat Anggota, Pengawas dan Pengurus, yang selanjutnya dapat dilengkapi adanya pengelola (manager dan karyawan).‡‡‡‡‡‡‡‡

1. Rapat Anggota

Anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin dalam forum Rapat Anggota, sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan). Wewenang rapat anggota menurut UU No 17 Tahun 2012 pasal 33 yaitu:

a. menetapkan kebijakan umum Koperasi; b. mengubah Anggaran Dasar;

c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus;

d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi;

e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi;

f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;

h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan

i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang- Undang.

Pada pasal 34 UU No 17 Tahun 2012 dijelaskan bahwa rapat anggota diselenggarakan oleh pengurus dan dihadiri oleh anggota, pengawas, dan pengurus. Kuorum Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Dasar. Undangan kepada Anggota untuk menghadiri Rapat Anggota dikirim oleh Pengurus paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum Rapat Anggota diselenggarakan. Undangan dilakukan dengan surat yang sekurang-kurangnya mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat, dan acara Rapat Anggota, disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibahas dalam Rapat Anggota tersedia di kantor Koperasi.

2. Pengawas

Menurut UU No 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (6) pengawas adalah perangkat organisasi koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan nasehat kepada pengurus. Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota pada Rapat Anggota.

Persyaratan untuk dipilih menjadi Pengawas menurut UU No 17 Tahun 2012 pasal 48 meliputi:

a. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

b. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.

c. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar.

Tugas Pengawas berdasarkan pasal 50 UU No 17 Tahun 2012 adalah: a. mengusulkan calon Pengurus;

b. memberi nasihat dan pengawasan kepada Pengurus;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus; dan melaporkan hasil pengawasan kepada Rapat Anggota.

Sedangkan wewenang dari Pengawas yaitu:

a. menetapkan penerimaan dan penolakan Anggota baru serta pemberhentian Anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;

b. meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari Pengurus dan pihak lain yang terkait;

c. mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja Koperasi dari Pengurus;

d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan e. dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan

menyebutkan alasannya.

Pengawas wajib menjalankan tugas dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Koperasi. Pengawas bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Anggota.§§§§§§§§ Pengawasan terhadap Koperasi wajib dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pihak terhadap Koperasi. Pengawasan terhadap Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 96 UU No 17 Tahun 2012 dilakukan oleh Menteri. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 dilakukan melalui pelaporan, pemantauan, dan evaluasi terhadap Koperasi. Kegiatan pengawasan melalui pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. meneliti laporan pertanggungjawaban tahunan, dokumen-dokumen, dan keputusan-keputusan Rapat Anggota;

b. meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota; dan/atau

c. memanggil Pengurus untuk diminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.

Personalia pengawasan dalam koperasi yaitu: 1. Pengawas

Fungsi pengawasan berada ditangan pengawas yang bertindak untuk dan/atas nama anggota. Secara periodik, pengawas mengadakan

pertemuan untuk membicarakan tata pelaksanaan kerja pengurus dalam menjalankan amanat para anggota.

2. Departemen Koperasi Dekopin dan Pusat Koperasi

Pengawas ini termasuk pengawas eksternal yaitu adalah pengawas yang berasal dari luar organisasi bersangkutan, baik dari organisasi pengawasan fungsuonal maupun nonfungsional.

3. Badan Penasehat dan Dewan Pembina

Dewan pembina dan penasehat sesuai dengan fungsinya hanya memberi pembinaan serta nasehat pada pengurus dan pengawas. Mereka ini biasanya sosok yang dituakan atau secara struktural lebih dihormati sehingga tepat untuk dimintai saran, nasehat, dan petunjuk. Disini secara tidak langsung berarti juga bertindak sebagai pengawas asal mereka menyadari dan mempunyai fungsi tersebut serta mau dan mampu melaksanankannya.

4. Manajer

Manajer adalah pengawas operasional, yaitu fungsi yang melekat pada jabatannya karena mempunyai tanggung jawab. Tanggung jawab manajer mencakup semua bidang usaha atau koperasinya sehingga seluruh karyawan koperasi menjadi bawahannya. Hal ini berarti manajer menjadi pengawas atas segala kerja para karyawan koperasi yang menyelenggarakan kegiatan sehari-hari.

5. Akuntan Publik

Koperasi Jasa Audit (KJA) dan akuntan publik merupakan pengawas keuangan yang professional. Namun sampai sekarang masih banyak

koperasi yang tidak memanfaatkan layanan jasa akuntan publik sebagai pengawas. Hal ini disebabkan karena belum dirasa perlu dan juga banyak koperasi yang tidak mampu untuk membayar jasa pemeriksaan akuntan.

Kegiatan pengawasan melalui pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengamati dan memeriksa laporan. Apabila dari hasil pemantauan dan evaluasi terbukti terjadi penyimpangan, Menteri wajib mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.

Adapun beberapa hasil audit yang dilaporkan pengawas adalah :********* 1. Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;

2. Pelaksanaan Keputusan RAT;

3. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi jabatan, dan disiplin kerja);

4. Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh Pengurus); 5. Audit fisik (inventaris, dan kas).

3. Pengurus

Pengertian pengurus koperasi menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (7) adalah perangkat organisasi koperasi yang bertanggungjawab penuh atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan tujuan koperasi serta mewakili koperasi baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

*********

Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non- Anggota.Orang perseorangan sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan berdasarkan pasal 55 UU No 17 Tahun 2012, yaitu:

a. mampu melaksanakan perbuatan hukum;

b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi;

c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan

d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum

pengangkatan.

Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar. Tugas Pengurus pada pasal 58 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 yaitu:

a. mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar; b. mendorong dan memajukan usaha Anggota;

c. menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

d. menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

e. menyusun rencana pendidikan, pelatihan, dan komunikasi Koperasi untuk diajukan kepada Rapat Anggota;

g. menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien;\ h. memelihara Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas, Buku Daftar

Pengurus, Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal Koperasi, dan risalah Rapat Anggota; dan

i. melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT. Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna memberikan manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan yang harus dilakukan.†††††††††

Pengurus koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :‡‡‡‡‡‡‡‡‡ 1. Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi

Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi diwujudkan dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi, menentukan rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi tindakan-tindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha koperasi. Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat membawa perubahan dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi sumber inisiatif dan inspirasi bagi pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua hasil kerja kegiatan-kegiatan pengelolaan koperasi secara operasional yang menjadi tanggung jawab manajer.

†††††††††

 Sumarsono. 2003. Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta 

‡‡‡‡‡‡‡‡‡

2. Fungsi sebagai penasihat

Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer maupun bagi para anggota. Bagi para manajer meminta nasihat kepada pengurus adalah penting sekali artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan kebijaksanaan operasional dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pengurus.

3. Pengurus sebagai pengawas

Bahwa pengurus merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.

4. Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi;

Demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka pengurus harus :

a. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam organisasi.

b. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif. c. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi

berjalan secara efektif , professional.

d. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari organisasi.

e. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan berbagai jenis layanan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh koperasi sesuai dengan dinamika pasar dan tingkat kelayakan maupun profitabilitas usaha (tumbuh kembang usaha).

5. Pengurus sebagai symbol

Langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota maupun karyawan bersifat persuasif yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin yang memiliki kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan kebijaksanaan umum dari organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh pengurus, pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat dalam menunjang kinerja usaha.

Hasil pemeriksaan pengurus dapat disampaikan dan menjadi bahan pertimbangan dan perhatian pula bagi pengawas koperasi. Pengurus juga melaporkan kinerja pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan realisasi rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) yang sudah disetujui oleh Rapat Angota untuk tahun buku berjalan (1 Januari – 31 Desember). Adapun kinerja kebijakan, program dan RAPBK meliputi :

1. Organisasi dan kelembagaan (membandingkan rencana dengan realisasi) 2. Pelayanan dan Usaha Koperasi (membandingkan rencana dengan realisasi) 3. Neraca Pelayanan Koperasi kepada anggota dan non anggota

(membandingkan rencana dengan realisasi)

4. Kinerja keuangan (analisa perkembangan dan analisa laporan keuangan);

Dokumen terkait