• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Peminjaman Uang Pada Koperasi Kotamadya Medan Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Peminjaman Uang Pada Koperasi Kotamadya Medan Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-Buku

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm 133.

Ampah Muslimin, Beberapa Azas-Azas dan Pengertian-Pengertian Administrasi dan Hukum Administrasi, Alumni, Bandung, 1980.

Andinna Puteri Lestari, Pelaksanaan Pemberian Pinjaman Koperasi Yang Menggunakan Jaminan Yang Dapat Difidusiakan Tetapi Tidak Dibebani Fidusia, Tesis tidak diterbitkan, Malang, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012, hlm 6.

Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Alumni Bandung ,1984

Benny M. Yunus, Intisari Hukum Administrasi Negara, Bandung, Cetakan IV, 1986

Departemen Koperasi Pembinaan Pengusaha Kecil, R.I., Pelatihan Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi / KUD, Jakarta. 1993

D.H. Koesoemahatmadja, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara, Alumni, Bandung 1975.

Diane Hakim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia Tahun, Ciawi, 2004 .

Dwight Waldo, The Study of Public Administration, Random House, New York, 1963.

E. Utrecht; Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Balai Buku Ichtiar, Jakarta, 1966.

Folke Dubell, . Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri, Jatinangor : Ikopin. 1985

Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York,. JHA. Logemann, Het Staatrecht van Indonesia, Yayasan Gajah Mada. 1961

Lutfi Effendi, S.H.,M.Hum., Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayumedia Publishing,Semarang, 2003.

(2)

Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Bina Adiaksara & Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm 243.

Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Gralia Indonesia, Jakarta, 1966.

Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Sagimun, M.D.. Koperasi Indonesia. CV Masagung. Jakarta. 1990

Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga. Surabaya.

Suarny Amran,. Analisis Beberapa Permasalahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dalam Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pembangunan Koperasi, Editor Rusidi dan Maman Suratman, Jatinangor, Bandung : Ikopin. 1992

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV Alfabeth. Bandung 2009.

Sumarsono, Manajemen Koperasi: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2003

T. Gilarso. 1998. Pengelolaan Koperasi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

W.F. Prins, Inleiding in het Administratief recht van Indonesia, JB Walters Groningen, Jakarta, 1950.

2. Undang-Undang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian\

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

(3)

BAB III

TNJAUAN UMUM TENTANG HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Defenisi Hukum Administrasi Negara

Pada dasarnya defenisi Hukum Administrasi Negara sangat sulit untuk dapat memberikan suatu definisi yang dapat diterima oleh semua pihak, mengingat Ilmu Hukum Administrasi Negara sangat luas dan terus berkembang mengikuti arah pengolahan/penyelenggaraan suatu Negara. Namun sebagai pegangan dapat diberikan beberapa definisi sebagai berikut :§§§§§§§§§§§§

1. Oppen Hein mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara” 2. J.H.P. Beltefroid mengatakan “Hukum Administrasi adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya” .

3. Logemann mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”

§§§§§§§§§§§§

(4)

4. De La Bascecoir Anan mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.”

5. L.J. Van Apeldoorn mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.”

6. A.A.H. Strungken mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah aturan-aturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.” 7. J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah

ketentuan-ketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara dalan lingkungan swasta.”

8. Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.”

(5)

kewajiban-kewajiban kepada para warga masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan umum.

10. E. Utrecht mengatakan “Hukum Administrasi Negara adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan agar memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara melakukan tugas mereka secara khusus. 11.Prajudi Atmosudirdjo mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah

hukum mengenai operasi dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan terhadap penguasa-penguasa administrasi. 12.Bachsan Mustofa mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah

sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintahan dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan badan-badan kehakiman.

Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang hukum administrasi Negara sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Pemerintah adalah pengurus dari pada Negara, pengurus Negara adalah keseluruhan dari jabatan-jabatan didalam suatu Negara yang mempunyai tugas dan wewenang politik Negara dan pemerintahan.*************

Apa yang dijalankan oleh pemerintah adalah tugas Negara dan merupakan tanggung jawab dari pada alat-alat pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah Hukum mengenai

*************

(6)

Pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.†††††††††††††

B. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara

Isi dan ruang lingkup Hukum Administrasi Negara menurut Van Vallen Hoven dalam bukunya yang berjudul : Omtrek van het administratiefrecht, memberikan skema tentang hukum administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya sebagai berikut : ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

a. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi : 1. Pemerintah/Bestuur

2. Peradilan/Rechtopraak 3. Polisi/Politie

4. Perundang-undangan/Regeling b. Hukum Perdata / Burgerlijk

c. Hukum Pidana/ Strafrecht

d. Hukum Administrasi Negara/ administratief recht yang meliputi : 1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht

2. Hukum Peradilan yang meliputi :  Hukum Acara Pidana  Hukum Acara Perdata

 Hukum Peradilan Administrasi Negara

†††††††††††††

Prajudi Atmosudirdjo,; Hukum Administrasi Negara, Gralia Indonesia, Jakarta ,1966.

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

(7)

3. Hukum Kepolisian

4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht. Pendapat Van Vallen Hoven ini dikenal dengan “ Residu Theori”.

Menurut Walther Burckharlt (Swiss), bidang-bidang pokok Hukum Administrasi Negara adalah. :

1. Hukum Kepolisian

Kepolisian dalam arti sebagai alat administrasi Negara yang sifat preventif misalnya pencegahan dalam bidang kesehatan, penyakit flu burung, malaria, pengawasan dalam pembangunan, kebakaran, lalu lintas, lalulintas perdagangan (Ekspor-Impor).

2. Hukum Kelembagaan,

yaitu administrasi wajib mengatur hubungan hukum sesuai dengan tugas penyelenggara kesejahtreaan rakyat misalnya dalam bidang pendidikan, rumah sakit, tentang lalu lintas ( laut, udara dan darat), Telkom, BUMN, Pos, pemeliharaan fakir miskin, dan sebagainya.

3. Hukum Keuangan, aturan-aturan tentang keuangan Negara, misalnya pajak, bea cukai, peredaran uang, pembiayaan Negara dan sebagainya. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa ruang lingkup Hukum Administrasi Negara adalah :

1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada Administrasi Negara.

2. Hukum tentang organisasi dari Administrasi Negara.

(8)

4. Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama mengenai kepegawaian Negara dan keuangan Negara. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah yang dibagi menjadi :

a. Hukum Administrasi Kepegawaian b. Hukum Administrasi Keuangan c. HukumAdministrasi Materiil

d. Hukum Administrasi Perusahaan Negara

Kusumadi Pudjosewojo, membagi bidang-bidang pokok yang merupakan lapangan Hukum Tata Usaha Negara atau Hukum Adminsitrasi Negara, yang diambil dari Undang-undang Dasar Sementara adalah sebagai berikut :

1. Hukum Tata Pemerintahan 2. Hukum Tata Keuangan

3. Hukum Hubungan Luar Negeri

4. Hukum Pertahanan Negara dan Keamanan Umum

Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsip yaitu : Kranenburg ,Vegting dan Prins. Golongan ini berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsipil, hanya pada titik berat/fokus pembahasan Hukum Tata Negara fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Negara, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah administrasi dari Negara, dengan demikian Hukum Administrasi Negara merupakan hukum khusus dari hukum tata Negara. §§§§§§§§§§§§§

§§§§§§§§§§§§§

(9)

1. Kranenburg :

Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, perbedaannya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur umum daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan yang bersifat khusus.

2. Mr. Prins

Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.

C. Sumber Hukum Administrasi Negara

Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan ditentukan aturan hukum itu. Sumber hukum dikenal dua macam yaitu :**************

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :

 

**************

(10)

a. Sejarah

yaitu undang-undang/peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan sebagai hukum positif.

b. Faktor Sosiologis

Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam masyarakat dapat dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam sosial, ekonomi, budaya, agama dan psikologis.

c. Faktor Filosofis.

Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan sejauh mana aturan itu ditaati oleh warga masyarakat atau mengapa masyarakat mentaati aturan itu.

2. Sumber Hukum Formil

(11)

masyarakat. Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah:††††††††††††††

a. Undang-undang

Aturan-aturan Hukum Administrasi Negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar, dilaksanakan lebih lanjut oleh undang-undang. Seluruh peraturan-peraturan merupakan sumber Hukum Administrasi Negara. Jadi sumber hukum administrasi Negara adalah sesuai dengan tata urutan/hirarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, seperti tercantum dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004, yaitu:

- UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

- Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang

- Peraturan Pemerintah - Peraturan Presiden - Peraturan Daerah - Perda Provinsi

- Perda Kabupaten / Kota - Perdes/Peraturan yang setingkat

b. Kebiasaan/Praktek hukum administrasi Negara

Alat administrasi Negara dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan konkrit yang

††††††††††††††

(12)

terjadi diluar dari Undang-undang. Dalam mengeluarkan Keputusan-keputusan merupakan praktek administrasi Negara dalam rangka kepentingan umum. Alat administrasi Negara dapat bertindak cepat menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan umum tanpa adanya suatu undang-undang.

c. Yurisprudensi

Yaitu keputusan hukum yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dapat menjadi sumber hukum administrasi Negara, terutama Keputusan Hakim Peradilan Tata Usaha Negara. d. Doktrin

Pendapat para ahli terutama teori-teori yang baru mengenai pelaksanaan hukum administrasi Negara dapat dijadikan sumber hukum administrasi Negara. Pendapat para ahli yang merupakan hasil pemikiran dan penulisan diterima oleh masyarakat dan dijadikan dasar untuk membuat kebijakan-kebijakan bagi administrasi negara.

Undang-undang sebagai sumber hukum dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwenang/legislator. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 banyak masalah-masalah yang akan diatur dengan Undang-Undang, misalnya :

- Tentang Kewarganegaraan

(13)

- Tentang Keuangan Negara - Tentang Pajak

- Tentang Pengajaran

- Tentang Pemerintah Daerah dan lain-lain.

Yang memegang kekuasaan membentuk Undang-undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 20 UUD 45). Materi Perpu sama dengan materi muatan Undang-Undang. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi muatan untuk melaksanakan Undang-undang. Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan Undang-undang atau melaksanakan Peraturan Pemerintah. Materi muatan Perda adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Materi muatan Peraturan Desa/ Peraturan yang setingkat adalah seluruh materi dalam rangka penyelenggaraan urusan desa atau setingkat serta penjabaran lebih lanjut Undang-undang yang lebih tinggi.

D. Kedudukan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan

Ilmu Hukum lainnya.

Dalam sistematika Ilmu Hukum, Hukum Administrasi Negara termasuk dalam hukum publik dan merupakan bagian daripada hukum Tata Negara. Dilihat dari sejarahnya sebelum abad 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

(14)

Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu hukum tersendiri.§§§§§§§§§§§§§§

Pada pertengahan abad 20 Hukum Administrasi Negara berkembang dengan pesat sebagai akibat tuntutan timbulnya Negara hukum modern (welfarestate) yang mengutamakan kesejahteraan rakyat. Hukum Administrasi

Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri dapat dilihat dalam teori Residu dari Van Vallen Hoven yang membagi seluruh materi hukum itu secara terperinsi sebagai berikut : ***************

1. Hukum Tata Negara (materiil) a. Pemerintahan

b. Peradilan c. Kepolisian

2. Hukum Perdata ( materiil) 3. Hukum Pidana (materiil)

a. Hukum Pemerintahan b. Hukum Peradilan

 Peradilan Tata Negara  Hukum Acara Perdata

 Hukum Acara Pidana

 Hukum Peradilan Tata Usaha Negara

§§§§§§§§§§§§§§

W.F. Prins, Inleiding in het Administratief recht van Indonesia, JB Walters Groningen, Jakarta, 1950.

***************

(15)

Ilmu Hukum Administrasi Negara sebagai suatu disiplin ilmiah tersendiri maka harus ditentukan batasan-batasan serta hubungan-hubungan antara ilmu administrasi Negara dengan beberapa cabang ilmu hukum lainnya seperti Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan Ilmu Pemerintahan.

1. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara Dilihat dari segi sejarah bahwa sebelum abad ke 19 Hukum Administrasi Negara menyatu dengan Hukum Tata Negara dan baru setelah abad ke 19 Hukum Administrasi Negara berdiri sendiri. Mengenai batasan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara ini terdapat dua golongan pendapat yaitu :†††††††††††††††

a. Bahwa antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara ada perbedaan prinsip, yaitu :

- Oppen Heim

Mengatakan bahwa pokok bahasan Hukum Tata Negara adalah Negara dalam keadaan diam (Strats in rust), dimana Hukum Tata Negara membentuk alat-alat perlengkapan Negara dan memberikan kepadanya wewenang serta membagi bagikan tugas pekerjaan kepada alat-alat perlengkapan Negara ditingkat tinggi dan tingkat rendah. Sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah Negara dalam keadaan bergerak (Staats in beveging) dimana Hukum Administrasi Negara melaksanakan aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh

†††††††††††††††

(16)

Hukum Tata Negara baik ditingkat tinggi maupun ditingkat rendah.

- Van Vallen Hoven

Hukum Administrasi Negara adalah semua peraturan-peraturan hukum setelah dikurangi hukum-hukum materiil Tata Negara, Pidana dan Perdata. Hukum Administrasi Negara merupakan pembatasan dari kebebasan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya. Badan-badan kenegaraan memperoleh kewenangan dari Hukum Tata Negara, dan dalam melaksanakan kewenangan itu badan-badan kenegaraan haruslah berdasarkan pada Hukum Administrasi Negara. - Romeign

Hukum Tata Negara mengatur mengenai dasar-dasar daripada Negara, sedangkan Hukum Administrasi Negara mengenai pelaksanaan teknisnya.

- Donner

Hukum Tata Negara menetapkan tugas, sedangkan Hukum Administrasi Negara melaksanakan tugas itu yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara.

- Logemann

(17)

b. Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsip yaitu :

- Kranenburg

Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, perbedaanya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur hukum daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan yang bersifat khusus.

- Prins

Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis, yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.

Teori-teori ini timbul karena melihat dari suatu system pemerintahan yang dianut dari suatu Negara dengan kata lain system pemerintahan suatu Negara menunjukkan lapangan kerja dari suatu Administrasi Negara.

1. Teori Dwipraja/ Diichotomy/ Dwitantra

(18)

Dia mengemukakan “ Die Reine Rechts Theori” yaitu suatu mahab dalam ilmu hukum yang disebut “Aliran Wina” dan membagi kekuasaan Negara dalam dua bidang yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yang meliputi Law creating function - Kekuasaan Eksekutif yang meliputi : Legislatif Power dan

Judicial Power

Dalam tugas Eksekutif sangat luas yaitu melaksanakan Undang-undang Dasar dan seluruh Undang-undang-Undang-undang yang ditetapkan oleh legislatif serta mencakup kekuasaan administratif dan judicial power. Kemudian Hans Kelsen membagi kekuasaan administrasi menjadi dua bidang yaitu :

- Political function yang disebut Government - Administratif function

f. Hans Nawiasky

Membagi seluruh kekuasaan Negara dalam dua bagian yaitu :  Normgebung, yaitu pembentuk norma-norma hukum

 Normvolischung atau fungsi eksekutif yaitu yang

melaksanakan undang-undang, yang dibagi lagi menjadi : - Verwaltung atau pemerintahan

- Rechtsplege atau peradilan. g. A.M. Donner

Membagi kekuasaan pemerintah dalam dua golongan:

 Kekuasaan yang menentukan tugas dari alat-alat pemerintah

(19)

 Kekuasaan yang menyelenggarakan tugas yang telah

ditentukan atau merealisasikan politik Negara dalam mengejar tujuan dan tugas Negara.

h. Frank J. Goodnow ( Amerika)

Membagi seluruh kekuasaan pemerintah dalam dua bagian yaitu :  Policy making yaitu yang menentukan tugas dan kekuasaan

Negara.

 Task Executing yaitu pelaksana tugas dan haluan Negara

c. Teori Tripaja (Trias Politika)

Dalam teori ini ada dua tokoh yaitu :

 John Locke, abad ke 17 membagi kekuasaan Negara

dalam tiga bagian, yang masing-masing berdiri sendiri dan dipegang oleh alat-alat perlengkapan tersendiri pula yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan yang membuat peraturan/ undang-undang.

- Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.

- Kekusaan Federatif, yaitu kekuasaan yang tidak termasuk kekuasaan Legislatif dan kekuasaan eksekutif seperti hubungan luar negeri.

(20)

Membagi kekuasaan negara kedalam tiga bagian yang masing-masing terpisah satu dengan yang lainnya dan dipegang oleh alat-alat perlengkapan Negara yaitu :

- Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan.

- Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan untuk menjalankan peraturan

- Kekuasaan Yudikatif yaitu kekuasaan mengadili mempertahankan peraturan

E. Kedudukan dan Hubungan Hukum Administrasi Negara Dengan

Usaha Simpan Pinjam Koperasi.

(21)

anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.

Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 menjeaskan bahwa pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. Kegiatan usaha simpan pinjam hanya dilaksanakan oleh Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam. Koperasi Simpan Pinjam dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder. Unit Simpan Pinjam dapat dibentuk oleh Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.

Pendirian Koperasi Simpan Pinjam dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan Akta Pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Permintaan pengesahan Akta Pendirian Koperasi Simpan Pinjam diajukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) PP No 9 Tahun 1995 dengan tambahan lampiran:

a. Rencana kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; b. Administrasi dan pembukuan;

(22)

Pasal 8 ayat 1 PP No 9 Tahun 1995 menjeaskan bahwa pengelolaan kegiatan usaha simpan pinjam dilakukan oleh Pengurus. Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh Pengelola yang diangkat oleh Pengurus. Pengelola bertanggung jawab kepada Pengurus.

Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan modal sendiri dan dapat ditambah dengan modal penyertaan. Koperasi yang memiliki Unit Simpan Pinjam wajib menyediakan sebagian modal dari koperasi untuk modal kegiatan simpan pinjam. Modal Unit Simpan Pinjam berupa modal tetap dan modal tidak tetap. Modal Unit Simpan Pinjam dikelola secara terpisah dari unit lainnya dalam Koperasi yang bersangkutan. Jumlah modal sendiri dan modal tetap Unit Simpan Pinjam tidak boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula.

Selain modal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 PP No 9 Tahun 1995, Koperasi Simpan Pinjam dapat menghimpun modal pinjaman dari:

a. anggota;

b. koperasi lainnya dan atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya;

d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. sumber lain yang sah.

Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dari dan untuk anggota, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Kegiatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam adalah:

(23)

b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya, koperasi lain dan atau anggotanya.

Dalam memberikan pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman.

Dalam hal koperasi tidak melaksanakan kewajibannya koperasi dikenakan sanksi administratif. Koperasi yang melaksanakan kegiatan simpan pinjam tanpa izin dikenakan sanksi administratif berupa pembubaran dan sanksi administratif lainnya. Persyaratan dan tata cara sanksi administratif diatur oleh Menteri. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa Koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Ketentuan tersebut menjadi dasar dan kekuatan hukum bagi koperasi untuk melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam baik sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Atas dasar itu maka pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam oleh koperasi tersebut harus diatur secara khusus sesuai dengan ketentuan Undang-undang Perbankan dan Undang-undang Perkoperasian. Peraturan tersebut dimaksudkan agar di satu pihak tidak bertentangan dengan Undang-undang Perbankan dan di lain pihak untuk mempertegas kedudukan Koperasi Simpan Pinjam pada koperasi yang bersangkutan sebagai koperasi atau Unit Usaha Koperasi yang memiliki ciri bentuk dan sistematis tersendiri.

(24)

modal usaha para anggotanya. Hal itu terlihat akan kenyataan bahwa koperasi yang sudah berjalan pada umumnya juga melaksanakan usaha simpan pinjam. Sehubungan dengan hal tersebut dimuat ketentuan dengan tujuan agar kegiatan simpan pinjam oleh koperasi tersebut dapat berjalan dan berkembang secara jelas, teratur, tangguh dan mandiri. Di samping itu juga memuat ketentuan untuk mengantisipasi prospek perkembangan di masa depan, di mana faktor permodalan bagi usaha anggota dan usaha koperasi sangat menentukan kelangsungan hidup koperasi dan usaha anggota yang bersangkutan.

(25)

BAB IV

PROSEDUR PEMINJAMAN PADA KOPERASI KOTAMADYA MEDAN DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Koperasi Kotamadya Medan

1. Gambaran Umum Koperasi Kotamadya Medan

Koperasi Kotamadya Medan adalah koperasi primer yang didirikan oleh pemerintah kota Medan. Koperasi Kotamadya Medan berazaskan kekeluargaan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Koperasi Kotamadya Medan menjalankan usaha simpan pinjam. Jenis simpanan yang ada adalah sebagai berikut:‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

1. Simpanan pokok, merupakan simpanan yang wajib dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok ditentukan oleh Rapat Anggota. Simpanan pokok tidak diberikan bunga. Simpanan pokok hanya dapat diambil pada saat keluar dari keanggotaan ataupun pensiun.

2. Simpanan wajib, adalah simpanan yang wajib dibayarkan anggota setiap bulannya sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota koperasi. Pembayaran simpanan wajib dilakukan dengan cara pemotongan langsung dari gaji anggota. Besarnya simpanan wajib ditentukan oleh Rapat

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

(26)

Anggota. Simpanan wajib tidak diberikan bunga. Simpanan wajib hanya dapat diambil pada saat keluar dari keanggotaan ataupun pensiun.

3. Simpanan sukarela, merupakan simpanan yang dilakukan anggota secara sukarela tanpa suatu batas waktu tertentu dengan besar jasa simpanan ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Simpanan sukarela diberikan bunga simpanan sukarela.

4. Simpanan deposito, merupakan simpanan anggota yang disimpan dalam jangka waktu tertentu dan besar jasa simpanan ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Simpanan deposito diberikan bunga deposito.

Jenis pinjaman yang ada adalah sebagai berikut:§§§§§§§§§§§§§§§

1. Pinjaman darurat, merupakan pinjaman anggota untuk keperluan darurat dan tidak terencana. Besar maksimal pinjaman darurat setiap anggota adalah Rp 400.000 (empat ratus ribu Rupiah). Pinjaman darurat akan ditagihkan pada bulan berikutnya tanpa dikenakan bunga pinjaman. Setiap anggota hanya boleh mendapatkan pinjaman darurat 1x setiap bulannya. 2. Pinjaman terencana, merupakan pinjaman anggota yang mempunyai jangk

waktu pengembalian dan rumus besar maksimal pinjaman yang ditentukan oleh surat keputusan pengurus dan wajib diumumkan kepada anggota. Besar maksimal pinjaman terencana adalah 30% dari gaji bersih. Setiap anggota hanya boleh mendapatkan pinjaman 1x setiap bulannya. Pinjaman

§§§§§§§§§§§§§§§

(27)

terencana dikenakan bunga pinjaman terencana. Pinjaman terencana diberikan tanggal 15 setiap bulannya.

Kebijakan lainnya terkait dengan simpan pinjam Koperasi Kotamadya Medan adalah:

1. Tagihan dibuat sebelum tanggal 22 setiap bulannya

2. Jika anggota tidak bisa melunasi pinjamannya karena hal-hal seperti PHK, meninggal, dan lain-lain, maka pembayaran pinjaman akan diambil dari tunjangan Jamsostek, kemudian dari dana pensiun. Jika masih belum mencukupi juga untuk melunasi pinjaman, maka Pengurus akan mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.seluruh aktivitas maupun kegiatan koperasi tersebut. Demi tercapainya tujuan umum suatu koperasi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan koperasi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian koperasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam koperasi.

(28)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 3. Keputusan Rapat.

Bagan struktur organisasi koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut:

Sumber: Buku Pedoman dan Informasi Koperasi Kotamadya Medan

Tugas dan wewenang dari perangkat organisasi pada Koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut:

(29)

- Bertanggung jawab atas pengelolaan koperasi dan usahanya membentuk dan menetapkan struktur organisasi pengurus dan pengelola koperasi - Menetapkan tugas dan wewenang pengurus dan pengelola koperasi - Menetapkan kebijakan dan strategi usaha koperasi

- Menetapkan anggaran tahunan koperasi

- Menetapkan perubahan pada sistem pengendalian manajemen dan keuangan

- Memberikan persetujuan atas pihak penandatangan pada alat pembayaran - Melakukan perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan

memajukan kesejahteraan anggota

- Menetapkan perubahan tingkat suku bunga baik simpanan maupun pinjaman

b. Sekretaris Umum

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Melakukan kegiatan surat menyurat baik dengan pihak internal maupun eksternal

- Melakukan kegiatan pengarsipan atas dokumen resmi koperasi, seperti surat keputusan pengurus, kontrak perjanjian kerja sama, dan lain-lain - Menyiapkan rapat bulanan pengurus, rapat koordinasi pengurus dan

pengawas, rapat tahunan anggota c. Pengurus Bidang Simpan Pinjam

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Bertanggung jawab atas simpanan dan pinjaman anggota

(30)

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang Keuangan dan akuntansi dalam hal penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan simpan pinjam

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan simpan pinjam

- Memeriksa dan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan Pengelola Bidang Simpan Pinjam

d. Pengurus Bidang Keuangan dan Akuntansi - Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Bertanggung jawab atas laporan keuangan koperasi - Bertanggung jawab atas keuangan koperasi

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi

- Mengusulkan perubahan pada sistem pengendalian manajemen dan keuangan

- Menyiapkan anggaran tahunan koperasi - Melakukan transfer pembayaran kas

- Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kondisi kas koperasi baik kas masuk maupun kas keluar

- Melakukan analisa atas hasil laporan keuangan - Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang lain e. Pengurus Bidang Pengelolaan Usaha

- Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

(31)

- Mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan usaha

- Melakukan pengawasan terhadap bidang usaha yang dijalankan

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang Keuangan dan Akuntansi dalam hal yang berkaitan dengan keuangan pengelolaan usaha

f. Pengurus Bidang Pembinaan Organisasi dan Pendidikan - Bertanggung jawab kepada Ketua Umum

- Mengusulkan perubahan struktur organisasi pengurus dan pengelola - Memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan koperasi kepada

anggota, pengelola, pengurus dan pengawas

- Melakukan studi banding ke koperasi-koperasi yang lain dengan tujuan untuk pengembangan Koperasi Kotamadya Medan

- Melakukan koordinasi dengan Pengurus Bidang yang lain terkait dengan kebutuhan pelatihan dan pendidikan

2. Pengelola

a. Pengelola Bidang Simpan Pinjam

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Simpan Pinjam - Bertanggung jawab atas isi database Simpan Pinjam

- Melakukan tugas operasional harian bidang Simpan Pinjam - Melakukan penginputan atas transaksi simpanan

- Melakukan penginputan atas transaksi pinjaman - Menerima pengajuan pinjaman anggota

(32)

- Menyiapkan Request For Payment yang berkaitan dengan transaksi pinjaman maupun simpanan

- Menyiapkan laporan tagihan anggota - Menyiapkan laporan Simpan Pinjam

- Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya b. Pengelola Bidang Pengelolaan Usaha

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Pengelolaan Usaha

- Menjalankan operasional harian bidang usaha koperasi - Menyiapkan laporan pengeluaran usaha

- Menyiapkan Request For Payment yang berkaitan dengan transaksi pengelolaan usaha

- Melakukan transaksi pembelian barang dagangan - Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya c. Pengelola Bidang Keuangan

- Bertanggung jawab kepada Kepala / Wakil Kepala Bidang Keuangan - Menyiapkan laporan buku bank harian

- Bertanggung jawab atas kesesuaian saldo antara buku bank dengan rekening Koran

- Menyiapkan formulir Bank Keluar

- Melakukan tugas operasional harian bidang keuangan - Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya d. Pengelola Bidang Akuntansi

(33)

- Menyiapkan laporan keuangan

- Bertanggung jawab atas isi database Akuntansi - Membuat jurnal atas setiap transaksi keuangan

- Menyiapkan data-data keuangan yang diperlukan oleh Pengurus

- Melakukan pengarsipan atas dokumen-dokumen keuangan Melakukan koordinasi dengan pengelola bidang lainnya.

3. Sistem Yang Berjalan PadaKoperasi Kotamadya Medan

a. Prosedur Setoran Simpanan Sukarela dan Simpanan Deposito

Prosedur simpanan sukarela dan simpanan deposito yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Anggota mengisi Formulir Setoran Simpanan, melampirkan bukti transfer dan menyerahkan ke Pengelola Bidang Simpan Pinjam.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput simpanan ke database Simpan Pinjam.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyerahkan Formulir Setoran Simpanan dan bukti transfer kepada Pengelola Bidang Keuangan.

4. Pengelola Bidang Keuangan memeriksa buku bank berdasarkan bukti transfer dan menyerahkan Formulir Setoran Simpanan dan bukti transfer kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

5. Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan penerimaan kas ke database Akuntansi.

(34)

7. Pengelola Bidang Simpan membuat sertifikat untuk simpanan deposito. 8. Pengurus Bidang Simpan Pinjam (Kepala Bidang) menandatangani

sertifikat deposito.

9. Pengurus Bidang Keuangan & Administrasi (Kepala Bidang) menandatangani sertifikat deposito.

10.Sertifikat deposito diberikan kepada Anggota yang bersangkutan.

b. Prosedur Perhitungan Bunga Simpanan Sukarela dan Simpanan Deposito Prosedur perhitungan bunga simpanan sukarela dan simpanan deposito yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menghitung bunga simpanan untuk periode tertentu secara otomatis melalui aplikasi.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam mencetak daftar bunga simpanan dan menyerahkannya kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

3. Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal bunga simpanan dan membukukannya ke database Akuntansi.

(35)

5. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menerima RFP beserta daftar bunga simpanan deposito, memeriksa dan menandatangani RFP di kolom “Checked By”.

6. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menyerahkan RFP beserta daftar bunga simpanan deposito kepada Ketua Umum.

7. Ketua Umum menandatangani RFP di kolom “Recommended For Payment By” dan menyerahkan RFP beserta daftar bunga simpanan deposito kepada Pengelola Bidang Keuangan.

8. Pengelola Bidang Keuangan menerima RFP beserta daftar bunga simpanan deposito dan menandatangani RFP di kolom “Document Received By”, kemudian menyerahkan RFP beserta daftar bunga simpanan deposito kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

9. Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi memeriksa saldo buku bank dan menandatangani RFP di kolom “Attested By”.

10. Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan RFP beserta daftar bunga simpanan deposito kepada Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

11.Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menerima RFP beserta daftar bunga simpanan deposito dan menandatangani RFP pada kolom “Endorsed For Approval By”, kemudian menyerahkannya kepada Pengelola Bidang Keuangan.

(36)

formulir Bank Keluar beserta RFP dan daftar bunga simpanan deposito kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

13.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi memeriksa formulir Bank Keluar dan menandatanganinya di kolom “Diperiksa oleh:”. 14.Ketua Umum menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Disetujui

oleh:” dan menyerahkan formulir Bank Keluar beserta RFP dan daftar bunga simpanan deposito kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

15.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi melakukan transfer berdasarkan formulir Bank Keluar yang telah disetujui dan mencetak bukti transfer.

16.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP dan daftar bunga simpanan deposito kepada Pengelola Bidang Keuangan.

17.Pengelola Bidang Keuangan menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Diterima oleh” kemudian menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP dan daftar bunga simpanan deposito kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

18.Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan bunga simpanan deposito ke database Akuntansi dan menandatangani formulir Bank Keluar dikolom “Dibukukan oleh”.

(37)

c. Prosedur Penarikan Simpanan Sukarela dan Simpanan Deposito

Prosedur penarikan simpanan sukarela dan simpanan deposito yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Anggota mengisi Slip Penarikan untuk simpanan sukarela atau menandatangani Sertifikat dan menyerahkan Slip Penarikan kepadaPengelola Bidang Simpan Pinjam.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam memeriksa saldo simpanan sukarela atau deposito dan menginput tarikan simpanan sukarela atau deposito ke dalam database Simpan Pinjam.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam mencetak rekening simpanan sukarela atau deposito anggota dan menyiapkan RFP berdasarkan Slip Penarikan, menandatangani RFP di kolom “Payment Requested By”.

4. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyerahkan RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengurus Bidang Simpan Pinjam.

5. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menerima RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota, memeriksa dan menandatangani RFP di kolom “Checked By”.

6. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menyerahkan RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Ketua Umum.

(38)

simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengelola Bidang Keuangan.

8. Pengelola Bidang Keuangan menerima RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota dan menandatangani RFP di kolom “Document Received By”, kemudian menyerahkan RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi. 9. Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi memeriksa

saldo buku bank dan menandatangani RFP di kolom “Attested By”.

10.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

11.Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menerima RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito dan menandatangani RFP di kolom “Endorsed For Approval By”, kemudian menyerahkan RFP beserta Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengelola Bidang Keuangan.

12.Pengelola Bidang Keuangan menyiapkan formulir Bank Keluar dan menandatanganinya di kolom “Disiapkan oleh”, kemudian menyerahkan formulir Bank Keluar beserta RFP, Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

(39)

14.Ketua Umum menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Disetujui oleh:” dan menyerahkan formulir Bank Keluar, RFP, Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

15.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi melakukan transfer berdasarkan formulir Bank Keluar yang telah disetujui dan mencetak bukti transfer.

16.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP, Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengelola Bidang Keuangan.

17.Pengelola Bidang Keuangan menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Diterima oleh” kemudian menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP, Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

18.Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan bunga simpanan deposito ke database Akuntansi dan menandatangani formulir Bank Keluar dikolom “Dibukukan oleh”.

19.Pengelola Bidang Akuntansi mengarsip formulir Bank Keluar, bukti transfer, RFP, Slip Penarikan dan rekening simpanan sukarela atau deposito anggota.

d. Prosedur Pengajuan Pinjaman Darurat dan Terencana

(40)

adalah sebagai berikut:

1. Anggota mengisi Formulir Pengajuan Pinjaman Uang (FPPU) dan menyerahkan ke Pengelola Bidang Simpan Pinjam dengan melampirkan syarat-syaratnya, yaitu: slip gaji, fotocopy KTP suami/ istri.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menganalisa plafon pinjaman, kemudian menandatangani FPPU di kolom “Diperiksa oleh”.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam kemudian menyerahkan FPPU kepada Pengurus Bidang Simpan Pinjam beserta lampiran.

4. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menandatangani FPPU di kolom “Disetujui oleh” dan menyerahkan FPPU beserta lampiran kepada Pengelola Bidang Simpan Pinjam

5. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput pinjaman yang telah disetujui ke database simpan pinjam dan menandatangani di kolom “Dibukukan oleh”.

6. Pengelola Bidang Simpan Pinjam memberikan uang secara tunai kepada Anggota untuk pinjaman darurat.

7. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyiapkan RFP untuk pinjaman terencana berdasarkan FPPU dan menandatangani RFP di kolom “Payment Requested By”.

8. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Pengurus Bidang Simpan Pinjam.

(41)

10.Pengurus Bidang Simpan Pinjam menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Ketua Umum.

11.Ketua Umum menandatangani RFP di kolom “Recommended For Payment By” dan menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Pengelola Bidang Keuangan.

12.Pengelola Bidang Keuangan menerima RFP beserta FPPU dan lampiran, dan menandatangani RFP di kolom “Document Received By”, kemudian menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

13.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi memeriksa saldo buku bank dan menandatangani RFP di kolom “Attested By”.

14. Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

15.Pengurus Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menerima RFP beserta FPPU dan lampiran, dan menandatangani RFP di kolom “Endorsed For Approval By”, kemudian menyerahkan RFP beserta FPPU dan lampiran kepada Pengelola Bidang Keuangan.

16.Pengelola Bidang Keuangan menyiapkan formulir Bank Keluar dan menandatanganinya di kolom “Disiapkan oleh”, kemudian menyerahkan formulir Bank Keluar beserta RFP, FPPU dan lampiran kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

(42)

18.Ketua Umum menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Disetujui oleh:” dan menyerahkan formulir Bank Keluar, RFP, FPPU dan lampiran kepada Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi.

19.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi melakukan transfer berdasarkan formulir Bank Keluar yang telah disetujui dan mencetak bukti transfer.

20.Pengurus Wakil Kepala Bidang Keuangan dan Akuntansi menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP, FPPU dan lampiran kepada Pengelola Bidang Keuangan.

21.Pengelola Bidang Keuangan menandatangani formulir Bank Keluar di kolom “Diterima oleh” kemudian menyerahkan formulir Bank Keluar beserta bukti transfer, RFP, FPPU dan lampiran kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

22.Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan bunga simpanan deposito ke database Akuntansi dan menandatangani formulir Bank Keluar dikolom “Dibukukan oleh” Pengelola Bidang Akuntansi mengarsip formulir Bank Keluar, bukti transfer, RFP, FPPU dan lampiran.

e. Prosedur Penagihan Pinjaman Darurat dan Terencana

Prosedur penagihan pinjaman darurat dan terencana yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

(43)

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam memberikan daftar tagihan pinjaman tersebut kepada Pengelola Bidang Simpan Pinjam

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput hasil tagihan pinjaman ke dalam database Simpan Pinjam, kemudian memberikan daftar hasil tagihan pinjaman kepada Pengelola Bidang Keuangan.

4. Pengelola Bidang Keuangan memeriksa buku bank berdasarkan daftar hasil tagihan pinjaman dan menyerahkannya kepada Pengelola Bidang Akuntansi untuk dijurnal dan dibukukan di database Akuntansi.

f. Prosedur Pembayaran Pinjaman Terencana

Prosedur pembayaran pinjaman terencana yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Anggota menyerahkan bukti transfer pembayaran pinjaman terencana beserta rekening pinjaman terencana anggota kepada Pengelola Bidang Simpan Pinjam.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput pembayaran pinjaman ke database Simpan Pinjam.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menyerahkan bukti transfer pembayaran pinjaman terencana beserta rekening pinjaman terencana anggota kepada Pengelola Bidang Keuangan.

(44)

5. Pengelola Bidang Keuangan menyerahkan bukti transfer pembayaran pinjaman terencana beserta rekening pinjaman terencana anggota kepada Pengelola Bidang Akuntansi.

6. Pengelola Bidang Akuntansi menjurnal dan membukukan penerimaan kas ke database Akuntansi.

7. Pengelola Bidang Akuntansi mengarsip bukti transfer pembayaran pinjaman terencana beserta rekening pinjaman terencana anggota

B. Prosedur Peminjaman Uang Di Koperasi Kotamadya Medan Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

Prosedur peminjaman uang pada koperasi kotamadya Medan tidak berbeda dengan prosedur peminjaman pada koperasi simpan pinjam lainnya sesuai dengan ketentuan dinas koperasi. Flow chart prosedur peminjaman uang pada koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut :

Proses Permohonan Pinjaman Oleh

Evaluasi/Analisa Pinjaman Oleh Koperasi

Proses Keputusan Pinjaman

(45)

Sumber : Buku Pedoman dan Informasi Koperasi Kotamadya Medan

Prosedur pengajuan pemberian pinjaman pada Koperasi Kotamadya Medan adalah sebagai berikut:

1. Anggota mengisi Formulir Pengajuan Pinjaman Uang (FPPU) dan menyerahkan ke Pengelola Bidang Simpan Pinjam dengan melampirkan syarat-syaratnya, yaitu: slip gaji, fotocopy KTP suami/ istri.

2. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menganalisa plafon pinjaman, kemudian menandatangani FPPU di kolom “Diperiksa oleh”.

3. Pengelola Bidang Simpan Pinjam kemudian menyerahkan FPPU kepada Pengurus Bidang Simpan Pinjam beserta lampiran.

4. Pengurus Bidang Simpan Pinjam menandatangani FPPU di kolom “Disetujui oleh” dan menyerahkan FPPU beserta lampiran kepada Pengelola Bidang Simpan Pinjam

5. Pengelola Bidang Simpan Pinjam menginput pinjaman yang telah disetujui ke database simpan pinjam dan menandatangani di kolom “Dibukukan oleh”.

6. Pengelola Bidang Simpan Pinjam memberikan uang secara tunai kepada Anggota.

(46)

a. Penilaian Terhadap Watak atau Karakter Calon Peminjam

Penilaian terhadap watak atau karakter calon peminjam dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik calon peminjam dalam memenuhi kewajibannya. Penilaian terhadap karakter calon peminjam dilakukan dengan melihat langsung calon peminjam melalui wawancara pada saat survei kelayakan usaha. Selain itu juga ada yang melakukan penilaian secara tidak langsung, yaitu menanyakan kepada anggota lain yang mengenal dan mengetahui karakter calon peminjam. Penilaian secara tidak langsung juga dilakukan dengan cara melakukan survei di lingkungan sekitar tempat tinggal atau tempat usaha calon peminjam. Survei lingkungan merupakan cara yang paling umum dan biasa dilakukan oleh pihak koperasi, yaitu dengan menanyakan karakter calon peminjam kepada tetangga di sekitar rumah atau tempat usahanya. Selain itu Koperasi Kotamadya medan juga melakukan kerja sama dengan salah satu lembaga perbankan yang membiayai permodalannya. Pihak koperasi Kotamadya Medan bekerja sama dalam hal melihat karakter calon peminjam melalui BI-checking. Dengan menggunakan BI-Checking, pihak koperasi dapat menilai apakah calon peminjam memiliki karakter jujur dan taat aturan atau tidak. Cara ini merupakan cara yang efektif apabila calon peminjam sedang atau pernah memiliki riwayat pinjaman kepada bank.

b. Penilaian Tehadap Kemampuan Calon Peminjam

(47)

kemampuan mengelola usahanya tersebut, nantinya calon peminjam diharapkan memiliki kemampuan untuk membayar. Pihak koperasi biasanya melakukan penilaian ini dengan cara mencari informasi tentang latar belakang usaha yang dijalankan calon peminjam dengan relasi bisnisnya. Di samping itu juga dengan cara mencari informasi tentang pendapatan yang diperoleh calon peminjam dari usaha yang dijalankannya. Petugas bagian survei mencatat segala informasi terkait dengan usaha dari calon peminjam dalam data kelayakan pinjaman. Data tersebut minimal berisi tentang :

1. Tempat tinggal calon peminjam, merupakan rumah pribadi atau rumah sewa.

2. Tujuan pinjaman, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari (konsumtif) atau untuk permodalan usaha (produktif)

3. Jumlah pinjaman yang dimohonkan 4. Modal usaha (untuk pinjaman produktif)

5. Pendapatan bersih calon peminjam, berasal dari rata-rata pendapatan rutin per bulan dikurangi biaya hidup dan tanggungan lainnya (misalnya tanggungan untuk suami/istri, tanggungan untuk pendidikan anak, baik SD, SMP, maupun SMA) 6. Rincian tanggungan keluarga calon peminjam

c. Penilaian Terhadap Permodalan Calon Peminjam

(48)

kelayakan dan kemampuan calon peminjam dari besarnya modal usaha yang dimiliki, kemudian modal tersebut dikelompokkan ke dalam modal sendiri dan modal pinjaman baik dari bank atau pinjaman lainnya. Jika tanggungan modal pinjaman masih besar nilainya, hal tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan tentang diterima atau ditolaknya permohonan pinjaman yang bersangkutan serta mempengaruhi jumlah pinjaman yang disetujui untuk dicairkan.

Petugas bagian survei dapat mengetahui modal usaha calon peminjam melalui wawancara dengan calon peminjam, kemudian mencocokkan dengan melihat volume usaha dan aset yang dimiliki calon peminjam. Misalnya calon peminjam yang memiliki usaha perdagangan, petugas bagian survei dapat mengetahui modal usaha dengan cara mencocokkan pengakuan calon peminjam dan melihat laporan keuangan atau buku tabungan peminjam (jika ada) atau dengan melihat jumlah barang yang tersedia di toko calon peminjam.

d. Penilaian Terhadap Agunan Calon Peminjam

Agunan pinjaman pada koperasi simpan pinjam bukan merupakan hal yang sangat utama. Koperasi simpan pinjam mensyaratkan adanya agunan pada kondisi-kondisi tertentu. Di koperasi Kotamadya Medan mensyaratkan adanya agunan bagi :

a. Calon peminjam yang statusnya masih sebagai calon anggota atau b. Bagi calon peminjam yang statusnya sebagai anggota dengan jumlah

pinjaman lebih dari 3 kali lipat jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan khusus.

(49)

Peraturan Khusus Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Pinjaman koperasi Kotamadya medan, untuk persyaratan jaminan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Persyaratan untuk agunan berupa Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) adalah :

a. Merupakan BPKB asli kendaraan roda 2 minimal Tahun 1995 dan atau masa kendaraan usia maksimal 15 tahun ;

b. Merupakan BPKB asli kendaraan roda 4 minimal tahun 1985 dan atau masa kendaraan usia maksimal 25 tahun ;

c. Fotocopy STNK kendaraan yang diagunkan, cek fisik, kendaraan harus ditunjukkan dan didokumentasikan ;

d. Surat pernyataan kepemilikan kendaraan bagi kendaraan yang bukan atas nama sendiri ;

e. Fotocopy KTP suami istri dan Kartu Keluarga serta dilampirkan surat keterangan dari RT bilamana suami/istri yang bersangkutan tidak berada di tempat.

2. Persyaratan untuk agunan berupa sertifikat adalah :

a. Sertifikat asli yang telah diperiksakan di Badan Pertanahan oleh pejabat yang berwenang ;

b. SPPT tahun terakhir dan bukti lunas pajaknya ;

c. Fotocopy surat nikah, kartu keluarga, KTP suami istri ;

d. Ijin mendirikan bangunan (IMB) bagi yang di atas tanah tersebut berdiri sebuah bangunan.

(50)

terhadap likuiditas agunan dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Penafsiran likuiditas jaminan BPKB diatur sebagai berikut :

a. Jangka waktu pinjaman maksimal 6 (enam) bulan senilai 60% dari nilai harga tafsir agunan ;

b. Jangka waktu pinjaman maksimal 12 (dua belas) bulan senilai 50% dari nilai tafsir agunan ;

c. Jangka waktu pinjaman maksimal 24 (dua puluh empat) bulan senilai 40% dari nilai tafsir agunan ;

d. Kebijakan pinjaman bisa langsung dicairkan oleh bagian pinjaman dengan catatan jaminan minimal tahun 2010 dan atas nama sendiri serta nilai pinjaman tidak melebihi 30% dari harga pasar agunan. 2. Penafsiran likuiditas jaminan sertifikat diatur sebagai berikut : Nilai

likuiditas harga agunan sertifikat nilai pinjaman maksimal 40%. e. Penilaian Terhadap Prospek Usaha

Penilaian ini dilakukan dengan melihat prospek usaha milik calon peminjam baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha calon peminjam. Misalnya pinjaman untuk usaha toko klontong, maka petugas memperhatikan apakah keberadaan toko tersebut cukup dibutuhkan masyarakat di sekitarnya atau tidak, atau banyak pesaing toko yang lainnya atau tidak.

(51)

menjadi tugas dan wewenang komite pinjaman yang terbagi menjadi beberapa bagian. Komite pinjaman yang bertugas menilai kelayakan dan kemampuan suatu permohonan pinjaman dibagi menurut jumlah atau besarnya nilai pinjaman yang diajukan oleh calon peminjam.

Ketentuan mengenai komite pinjaman tersebut merupakan kebijakan khusus yang dibuat dan diterapkan intern di lingkup koperasi Kotamadya Medan. Peraturan perundang-undangan sendiri tidak mengatur tentang keberadaan komite pinjaman atau siapa saja yang memiliki kewenangan untuk melakukan survei lapangan. Beberapa kebijakan yang diterapkan oleh koperasi Kotamadya medan terkait dengan prinsip pemberian pinjaman yang sehat pada dasarnya telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini adalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 19/Per/M.KUKM/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi sebagai peraturan perundang-undangan yang memiliki relevansi dengan ketentuan pasal 19 ayat (2) Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi khususnya terkait pelaksanaan prinsip pemberian pinjaman yang sehat. Hanya saja di dalam pelaksanaanya di koperasi Kotamadya medan terdapat beberapa peraturan atau kebijakan tambahan yang dibuat sendiri dan diterapkan khusus di koperasi tersebut. Peraturan-peraturan tersebut dibentuk agar pelaksanaan prinsip pemberian pinjaman yang sehat dapat berjalan secara maksimal.

(52)

Dengan melihat fakta bahwa masih terdapat pinjaman yang tidak sehat dalam penyaluran pinjaman oleh koperasi Kotamadya medan, pasti terdapat faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan prosedur pemberian pinjaman antara lain :

1. koperasi Kotamadya Medan menerapkan sistem target kepada petugasnya. Ketika target telah terpenuhi, maka petugas tersebut akan mendapatkan bonus yang dianggap sebagai prestasi kerja. Akan tetapi, sistem ini ternyata memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya dan justru menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan prinsip pemberian pinjaman yang sehat. Petugas koperasi simpan pinjam memanfaatkan kewenangannya tersebut untuk merekrut anggota peminjam sebanyak-banyaknya serta meloloskan hasil survei yang dilakukannya, meskipun kenyataannya penilaian terhadap kelayakan dan kemampuan calon peminjam masih diragukan.

(53)

3. Tidak semua benda-benda yang menjadi objek jaminan di koperasi simpan pinjam diikat dengan jaminan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, khususnya jaminan yang objeknya tetap berada di bawah penguasaan peminjam. Hal ini telah menjadi kebiasaan di koperasi. Jaminan yang ada di koperasi simpan pinjam dapat berupa benda bergerak dan secara fisik benda tersebut tetap berada di bawah penguasaan peminjam atau disebut dengan jaminan fidusia. Menurut pasal 5 angka (1) dan pasal 11 Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dan didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia. Dalam prakteknya pihak koperasi Kotamadya Medan membuat perjanjian jaminan dengan akta di bawah tangan dan tidak mendaftarkannya ke Kantor Pendaftaran Fidusia karena dinilai akan menambah biaya baik yang dikeluarkan oleh pihak koperasi maupun peminjam. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan tersebut tidak sesuai dengan jumlah pinjaman yang kecil dan jangka waktu yang relatif pendek. 4. Petugas melakukan berbagai cara untuk memperoleh informasi yang

(54)

tersebut, apakah terdiri dari modal sendiri atau juga terdapat modal pinjaman.

5. Selain informasi yang kurang detail yang disampaikan oleh calon peminjam, faktor yang dapat menghambat dari pelaksanaan prosedur pemberian pinjaman di koperasi Kotamadya Medan diantaranya adalah adanya rekayasa data oleh calon peminjam. Calon peminjam sengaja merekayasa data untuk meyakinkan petugas bahwa dirinya layak dan mampu mengembalikan pinjaman. Misalnya calon peminjam memalsukan data penghasilan per bulan menjadi lebih besar dari nilai penghasilan yang sebenarnya.

D. Upaya Yang Dilakukan Oleh Pihak Koperasi Kotamadya Medan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan prosedur Pemberian Pinjaman

Pihak koperasi Kotamadya Medan melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan prinsip pemberian pinjaman yang sehat.Upaya tersebut antara lain :

(55)

Medan dibentuk pengawas yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman. Pengawas dalam perangkat manajemen ini juga bertugas melakukan cross check langsung tentang kebenaran data yang disampaikan oleh petugas survei kepada nasabah di lapangan. Akan tetapi keberadaan pengawas dalam perangkat manajemen ini baru berperan saat terjadi indikasi pinjaman yang bermasalah. Kecurangan yang dilakukan oleh petugas seharusnya dapat dicegah dengan adanya komite pinjaman yang dapat secara bersama-sama maupun bergantian melakukan survei calon peminjam.

2. Memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap petugas agar terus berkomitmen dan konsisten menjalankan prosedur pemberian pinjaman sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penilaian terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha calon peminjam merupakan penilaian yang tidak boleh diabaikan sebab apabila salah satu faktor diabaikan, maka kemungkinan terjadinya resiko pinjaman bermasalah akan semakin besar.

(56)

memiliki kedudukan yang diutamakan apabila peminjam wanprestasi. Untuk itulah perlu adanya pendaftaran jaminan fidusia agar terdapat kepastian hukum sekaligus melindungi kepentingan pihak koperasi simpan pinjam sebagai kreditur. Apalagi sejak tanggal 5 Maret 2013 telah diberlakukan sistem administrasi pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik (online system) sehingga dapat mempermudah proses dan mempercepat jangka waktu pendaftaran fidusia.

4. Apabila terdapat informasi yang kurang detail yang dapat mempengaruhi keyakinan pihak koperasi simpan pinjam untuk memutuskan persetujuan pinjaman, petugas bagian survei diharuskan untuk mencari informasi yang dibutuhkan sampai dinyatakan lengkap. Jika informasi dari calon peminjam yang bersangkutan masih dinilai kurang, maka petugas dapat melakukan survei lingkungan yaitu dengan mencari informasi melalui tetangga terdekat atau orang yang memiliki hubungan dengan calon peminjam.

5. Apabila calon peminjam melakukan rekayasa data, pihak koperasi Kotamadya Medan dapat mencegahnya dengan cara melakukan penilaian yang ketat yaitu peminjam diharuskan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan sampai dinyatakan lengkap. Jika informasi dari calon peminjam yang bersangkutan masih dinilai kurang, maka petugas dapat membatalkan pemberian pinjaman.

(57)

maka pihak koperasi kotamadya Medan dapat melakukan upaya saat proses pengembalian pinjaman mengalami permasalahan. Misalnya terjadi tunggakan pembayaran pada pembayaran angsuran, maka hal tersebut menjadi catatan tersendiri bagi kotamadya Medan. Upaya yang dilakukan oleh pihak koperasi yaitu dengan terus melakukan penagihan. Jika sampai terjadi pinjaman macet, maka pihak koperasi melakukan “black list” pada peminjam tersebut apabila mengajukan permohonan kembali.****************

****************

(58)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Koperasi Kotamadya Medan dalam melaksanakan prosedur pemberian pinjaman sebagaimana tertuang di dalam ketentuan pasal 19 ayat (2) Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi juga berpedoman kepada peraturan pelaksana lain yaitu pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 19/Per/M.KUKM/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Prinsip pemberian pinjaman yang sehat dilaksanakan pada saat tahap analisis pinjaman yang dilakukan melalui penilaian seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan kondisi ekonomi atau prospek usaha dari calon peminjam. Setiap permohonan pinjaman wajib dilakukan penilaian terhadap beberapa faktor tersebut. Di dalam prakteknya Koperasi Kotamadya Medan juga membentuk peraturan khusus tentang komite pinjaman yang memiliki kewenangan untuk melakukan penilaian tersebut.

(59)

3. Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan prosedur peminjaman uang, pihak koperasi Kotamadya medan upaya: memberikan pembebanan dan sanksi serta membentuk pengawas pinjaman, memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap petugas agar terus berkomitmen dan konsisten menjalankan prosedur pemberian pinjaman sesuai dengan peraturan yang berlaku, mendaftarkan jaminan fidusia agar memiliki kekuatan eksekutorial, mencari informasi yang kurang detail melalui survei lingkungan, memaksimalkan peran petugas agar dapat mengetahui tingkat kejujuran calon peminjam dan melakukan “black list” pada peminjam bermasalah yang terbukti merekayasa data pada saat mengajukan permohonan pinjaman.

B. Saran

(60)

2. Bagi Masyarakat khususnya anggota dan calon anggota koperasi simpan pinjam yang sedang atau akan mengajukan permohonan pinjaman disarankan untuk senantiasa menaati segala prosedur dalam proses pemberian pinjaman, terutama bersikap jujur dan terbuka dalam memberikan informasi yang diperlukan pada saat analisis pinjaman agar terlaksana pemberian pinjaman yang sehat dan menghindarkan sanksi bagi peminjam. Hal tersebut dilakukan untuk kesejahteraan bersama sesuai dengan maksud dan tujuan berdirinya koperasi simpan pinjam. 3. Bagi Pihak pemerintah daerah khususnya Dinas Koperasi dan UKM

(61)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI

A. Sejarahnya Berdirinya Koperasi

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim lingkungannya.†††††

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto. Untuk memodali koperasi simpan pinjam tersebut disamping banyak menggunakan uang nya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang dipegangnya. Setelah beliau mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas masjid telah dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya.‡‡‡‡‡

Kegiatan R Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode assisten Residen wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara raiffesen (koperasi simpan pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan pinjam untuk kaum buruh di kota ) di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti mulailah ia mengembangkan koperasi simpan pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja. Dalam hubungan ini kegiatan simpan pinjam yang dapat

†††††

 Folke Dubell,. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Pengorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri, Jatinangor : Ikopin, 1985

‡‡‡‡‡

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik lebur terendah campuran asam salisilat dan mentol yaitu melebur pada suhu

4.2.1 Mengamat foto Propaganda “Saudara Tua” dan Pan Militer 4.2.2 Siswa menanya hal yang berkaitan dengan foto yang diberikan.. 4.2.3 Siswa mampu menyajikan kembali cerita sejarah

Penulisan ilmiah ini menggambarkan cara pembuatan website JCK Professional Make Up dengan menggunakan PHP dan MySQL yang merupakan kesatuan paket non komersil yang bersifat

Dengan semakin banyaknya tempat usaha dan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak, mendorong para pemilik dan pengelola tempat usaha untuk mengelola lahan parkir

Perilaku menyontek adalah perbuatan tidak jujur yang dilakukan seseorang saat ujian untuk mendapatkan keuntungan akademik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Aspek penting dari berbagai hubungan dan pengaruh terhadap pelayanan publik, dapat dilihat dari alur atau jalur variabel komunikasi berhubungan dan berpengaruh

Untuk membuat sistem pengaman Brankas Bank dengan menggunakan SMS dan GPS yang berbasis Android maka langkah yang dikerjakan yaitu membuat blok diagram sistem, rangkaian