• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Kedudukan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPRD

1. Kedudukan

DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah Provinsi. DPRD sebagai unsur Lembaga Pemerintahan Daerah memiliki tanggung jawab yang sama denga pemerintah daerah dalam membentuk Peraturan Daerah untuk kesejahteraan rakyat.

2. Fungsi DPRD

a. Fungsi legislasi yang diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah bersama Kepala Daerah

b. Fungsi anggaran yang diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBD bersama pemerintah daerah

c. Fungsi pengawasan yang diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, peraturan dareah, keputusan kepala daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

3. Hak dan Kewajiban DPRD

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut DPRD mempunyai hak sebagai berikut:

Hak Interpelasi

a. Sekurang-kurangnya lima orang anggota DPRD dapat menggunakan hak interpelasi dengan mengjaukan usul kepada DPRD untuk meminta keterangan kepada Kepala Daerah secara lisan maupun tertulis mengenai kebijakan pemerintah Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat.

b. Usul disampaikan kepada Pimpinan DPRD, disusun secara singkat, jelas, dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan Nomor Pokok Sekretariat DPRD.

c. Usul meminta keterangan oleh pimpinan DPRD disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD.

d. Dalam Rapat Paripurna, para pengusul diberi kesempatan menyampaikan penjelasan lisan atas usul permintaan keterangan tersebut.

e. Pembicaraan mengenai sesuatu usul meminta keterangan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui Fraksi.

g. Keputusan persetujuan atau penolakan terhadap usul permintaan keterangan kepada Kepala Daerah ditetapkan dalam Rapat Paripurna.

h. Usul permintaan keterangan DPRD sebelum memperoleh keputusan, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya.

i. Apabila Rapat Paripurna menyetujui terhadap usul permintaan keterangan. Pimpinan DPRD mengajukan permintaan keterangan kepada Kepala Daerah. j. Kepala Daerah wajib memberikan keterangan lisan maupun tertulis terhadap

permintaan keterangan anggota DPRD dalam Rapat Paripurna.

k. Setiap anggota DPRD dapat mengajukan pertanyaan atas keterangan Kepala Daerah.

l. Terhadap jawaban Kepala Daerah, DPRD dapat menyatakan pendapatnya.

a) Pernyataan pendapat disampaikan secara resmi oleh DPRD kepada Kepala Daerah.

b) Pernyataan pendapat DPRD atas keterangan Kepala Daerah, dijadikan bahan oleh DPRD dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan untuk Kepala Daerah dijadikan bahan dalam penetapan pelaksanaan kebijakan.

Hak Angket

a. Sekurang-kurangnya lima orang anggota DPRD dalat menggusulkan pengunaan hak angket untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan Kepala Daerah yang penting dan strategis serta berdampak pada kehidupan masyarakat, daerah

dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

b. Usul disampaikan kepada Pimpinan DPRD, disusun secara singkat, jelas, dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan Nomor Pokok oleh Sekretariat DPRD.

c. Usul melakukan penyelidikan oleh Pimpinan DPRD disampaikan pada Rapat Paripurna DPRD setelah mendapatkan pertimbangan dari Panitia Musyawarah. d. Pembicaraan mengenai sesuatu usul melakukan penyelidikan terhadap Kepala

Daerah dapat disetujui atau ditolak, ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD. e. Usul melakukan penyelidikan sebelum memperoleh Keputusan DPRD, pengusul

berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulnya.

f. Apabila usul melakukan penyelidikan disetujui sebagai permintaan penyelidikan, maka DPRD menyatakan pendapat untuk melakukan penyelidikan dan menyampaikan secara resmi kepada Kepala Daerah.

g. Pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh Panitia Khusus dan hasilnya ditetapkan dengan Keputusan DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD.

h. Apabila hasil penyelidikan diterima oleh DPRD dan ada indikasi tindak pidana, DPRD menyerahkan penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai peraturan perundang-undangan.

i. Apabila hasil penyelidikan Kepala Daerah dan /atau Wakil Kepala Daerah berstatus sebagai terdakwa, Presiden memberhentikan sementara Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah yang bersangkutan dari jabatannya.

j. Apabila keputusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap dan menyatakan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah bersalah, DPRD mengusulkan pemberhentian Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah kepada Presiden. k. Apabila keputusan Pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan

menyatakan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah tidak bersalah, Presiden mencabut pemberhentian sementara serta merehabilitasi nama baik Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah.

Hak Menyatakan Pendapat

a. Sekurang-kurangnya lima orang anggota lima orang anggota DPRD dapat mengajukan usul pernyataan pendapat terhadap kebijakan Kepala Daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah.

b. Usul, serta penjelasannya disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPRD, dengan disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul serta diberi Nomor Pokok oleh Sekretariat DPRD.

c. Usul pernyataan pendapat tersebut oleh Pimpinan DPRD disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD setelah mendapat pertimbangan dari Panitia Musyawarah.

d. Dalam Rapat Paripurna DPRD, para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan atas usul pernyataan pendapat tersebut.

e. Pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada:

a) Anggota DPRD lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi, b) Kepala Daerah untuk memberikan pendapat,

c) Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota dan pendapat Kepala Daerah.

f. Usul pernyataan pendapat sebelum memperoleh Keputusan DPRD, pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulnya.

g. Pembicaraan diakhiri dengan Keputusan DPRD yang menerima atau menolak usul pernyataan pendapat tersebut menjadi pernyataan pendapat DPRD.

h. Apabila DPRD menerima usul pernyataan pendapat, Keputusan DPRD dapat berupa:

a) Pernyataan Pendapat, b) Saran penyelesaiannya, c) Peringatan.

Selain itu, anggota DPRD secara individu juga mempunyai hak yaitu: mengajukan rancangan peraturan daerah, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri, imunitas, protokoler, dan keuangan dan administratif. Disamping memiliki hak, setiap anggota DPRD

mempunyai 16 poin kewajiban yang ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan.

Di dalam DPRD berkumpul orang-orang yang terpilih melalui pemilihan umum. Mereka tergabung dalam fraksi-fraksi. Dengan demikian fraksi adalah pengelompokkan anggota, yang terdiri atas kekuatan-kekuatan sosial dan politik, dan mencerminkan susunan golongan dalam masyarakat.

Terdapat 8 fraksi di DPRD Provinsi Sumatera Utara, seperti telah disebutkan di atas. Setiap anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara harus menjadi salah satu anggota fraksi. Itu berarti ada kelompok non-fraksi. Sedangkan tugas fraksi mencakup beberapa hal.

Pertama, menentukan dan mengatur sepenuhnya segala sesuatu yang menyangkut urusan fraksi masing-masing. Kedua, meningkatkan kemampuan, efektivitas, dan efisiensi kerja para anggotanya dalam melaksanakan tugas, yang tercermin dalam setiap kegiatan DPRD. Ketiga, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi.

Setiap fraksi berusaha memantapkan tata kerjanya dengan mengatur susunan dan kedudukan , tugas, wewenang, hak dan kewajiban, serta tanggung jawab fraksi dalam rangka melaksanakan kehidupan organisasi. Fraksi yang merupakan bagian intergral DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, juga dapat mengadakan konsultasi atau dengar pendapat dengan pimpinan lembaga, badan atau kelompok maupun tenaga ahli, terutama untuk masukan dan perbandingan data.

Susunan organisasi fraksi di DPR biasanya terdiri dari mereka yang duduk dalam struktur organisasi fraksi disebut unsur pimpinan fraksi. Fraksi dalam menjalankan tugasnya dipimpin oleh pimpinan fraksi. Pimpinan fraksi dipilih dari dan oleh anggota atau ditetapkan oleh induk organisasinya. Komposisi pimpinan fraksi biasanya terdiri dari ketua, beberapa orang wakil ketua, sekretaris dan beberapa orang wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara serta anggota pimpinan sesuai dengan ketentuan fraksi yang bersangkutan. Pembagian kerja para anggota pimpinan ditetapkan oleh ketua fraksi demi mencapai kelancaran kerja fraksi.

Berdasarkan keputusan pimpinan sementara DPRD Provinsi Sumatera Utara Nomor 02/KPS/2004 tanggal 23 September 2004 dalam rapat paripurna, jumlah fraksi di DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009 dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 3. Jumlah Fraksi dan Nama-Nama Anggota Fraksi DPRD Provinsi Sumatera Utara

No. Fraksi Jumlah Struktur dan Nama Kepengurusan Fraksi 1. Fraksi Partai Golkar 19 orang Ketua Penasehat:

H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH Anggota Penasehat: Drs. H. Mahmuddin Lubis Drs. H. Nurdin Ahmad H. Marzuki Ir. H. Sujarwo H. Soedjono Hoemardhani, SE Anggota Pimpinan:

Ir. GM Chandra Panggebean H. Syukran Tandjung, SE Ketua Fraksi: H. Syahrul M. Pasaribu Wakil Ketua: Drs. A. Aziz Angkat Sekretaris: HM. Zaki Abdullah Wakil Sekretaris: Drs. H. Hasnan Said Bendahara:

Hj. Apriani Hakim Nasution, SE Anggota:

DR. HM. Darwin Harahap, SE H. Amas Muda Siregar, SH Dra. Hj. Dharmataksiah YWR H. Dahlan Hasibuan, SH Drs. Pangihutan Siagian Zaman Gomo Mendrofa 2. Fraksi Partai PDI-P 13 orang Penasehat:

Ir. Taufan Agung Ginting John Eron Lumban Gaol, SE Ir. Ramses Sumbolon, M.Sc Ketua Fraksi:

Eddi Rangkuti Wakil Ketua:

Syamsul Hilal

Budiman P. Nadapdap Sekretaris:

Japorman Saragih Wakil Sekretaris:

Analisman Zalukhu, S.Sos Efendi Naibaho

Bendahara: Zakaria Bangun Anggota

Isrok Anshari Siregar Ir. Yantoni Purba, MM 3. Fraksi PPP 11 orang Penasehat:

Ir. Ali Jabbar Napitupulu Ketua:

Drs. H. Rijal Sirait Wakil Ketua:

Ahmad Hosen Hutagalung, S.Ag Ir. Bustinursyah, M.Sc. IAI

Sekretaris:

Drs. H. Banuaran Ritonga Wakil Sekretaris:

Fadli Nurzal, S.Ag Anggota:

Drs. H. Zulkarnain Malik Drs. H. Nailul Amali

Drs. Yulizar Parlagutan Lubis Drs. Abdul Hasan Harahap Fahrijal Dalimunthe, S.Ag 4. Fraksi Partai Demokrat 10 orang Ketua: Drs. H. Mutawalli Ginting Wakil Ketua: Hj. Wardaty Nasution, BA Sekretaris:

Akmal Samosir, S.Ag Wakil Sekretaris: Alizisokhi Fau, S.Pd Bendahara: Ristiawati Anggota: Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, Sp.N

Drs. Ahmad Ikhyar Hasibuan Azwir A. Husin Drs. H. Rahmad P. Hasibuan Belly Simanjuntak 5. Fraksi Keadilan Sejahtera 8 orang Penasehat: Muhammad Nuh Ketua Fraksi: Sigit Pramono Wakil Ketua:

H. Arifin Nainggolan, SH, M.Si Sekretaris: Heriansyah Bendahara: Zulkarnain, ST Anggota: H. Hidayatullah, SE Timbas Tarigan, Amd

Ir. Hj. Fanin Nurlita Nainggolan, M.Si 6. Fraksi Partai Damai

Sejahtera 6 orang Ketua: DR (HC) Drs. Toga Sianturi Wakil Ketua: Pdt. Petrus Sihombing, ST Sekretaris: Drs. Burhan Rajagukguk Anggota

Drs. Amaano Fau, M.Si Ir. Tonnies Sianturi

Ir. Sahat Haodjahan Situmorang 7. Fraksi Partai Bintang

Reformasi

5 orang Ketua:

H. Raden Muhammad Syafi’i, SH Wakil Ketua

Drs. Mursito Kabu Kasuda Sekretaris

Ir. Tosim Gurning Anggota

Drs. Asyirwan Yunus Wira Abdi Dasopang, S.Si 8. Fraksi Gabungan 5 orang Ketua:

Wakil Ketua:

Samsuddin Siregar, SH Sekretaris:

Daniel Duha, SH Wakil Sekretaris: Ir. Harman Manurung Bendahara:

Ir Edison Sianturi Sumber: Kantor Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004.

Di samping fraksi, ada alat kelengkapan DPRD yang terdiri dari alat kelengkapan DPRD yang disebut Pimpinan DPRD, Panitia Musyawarah, Komisi, Badan Kehormatan, Panitia Anggaran, dan Alat Kelengkapan lainnya. Pada garis besarnya pimpinan DPRD mempunyai tugas antara lain:

a. Memimpin sidang-sidang dan menyimpulkan hasil sidang untuk mengambil keputusan,

b. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan Wakil Ketua,

c. Menjadi juru bicara DPRD,

d. Melaksanakan dan memasyarakatkan Keputusan DPRD,

e. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan instansi Pemerintah lainnya sesuai dengan Keputusan DPRD,

f. Mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan,

g. Melaksanakan keputusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam Rapat Paripurna DPRD sekali dalam satu tahun yang merupakan Progress Report,

i. Pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD dilakukan secara kolektif,

j. Apabila Ketua dan Wakil Ketua meninggal dunia, mengundurkan diri secara tertulis, tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara bersama-sama, maka tugas-tugas pimpinan DPRD dilaksanakan oleh Pimpinan sementara. Pimpinan DPRD bersifat kolektif terdiri dari seorang Ketua dan tiga orang Wakil Ketua DPRD yang dipilih dari dan oleh anggota DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD.

Hasil pemilihan Pimpinan DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan tidak boleh berasal dari fraksi yang sama. Pimpinan DPRD Provinsi Sumatera Utara Masa Bakti 2004-2009 adalah:

Ketua : H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH Wakil Ketua : Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, Sp.N

: H. Ali Jabbar Napitupulu

: Japorman Saragih

Dalam melaksanakan tugas seperti dituliskan di atas, pimpinan DPRD bertanggung jawab kepada DPRD. Ditentukan juga bahwa ketua dan wakil ketua DPRD bertugas penuh di DPRD.

Alat kelengkapan lainnya adalah Panitia Musyawarah. Panita Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD

pada awal masa jabatan keanggotan DPRD. Pemilihan anggota Panitia Musyawarah ditetapkan setelah terbentuknya Pimpinan DPRD, Komisi-komisi, Panitia Anggaran, dan Fraksi. Panitia Musyawarah terdiri dari unsur-unsur Fraksi berdasarkan pertimbangan jumlah anggota dan sebanuak-banyaknya tidak lebih dari setengah jumlah anggota DPRD. Ketua dan wakil ketua DPRD karena jabatnnya adalah Pimpinan Panitia Musyawarah merangkap anggota. Susunan keanggotaan Panitia Musyawarah ditetapkan dalam Rapat Paripurna. Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Panitia Musyawarah bukan anggota.

Panitia Musyawarah mempunyai tugas memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja DPRD baik diminta atau tidak diminta. Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat DPRD. Memutuskan pilihan mengenai isi risalah apabila timbul perbedaan pendapat. Memberi saran pendapat untuk memperlancar kegiatan. Merekomendasikan pembentukan panitia khusus. Setiap anggota Panitia Musyawarah wajib mengadakan konsultasi dengan fraksi-fraksi sebelum mengikuti rapat Panitia Musyawarah dan menyampaikan pokok-pokok hasil rapat Panitia Musyawarah kepada fraksi.

Komisi adalah pengelompokkan anggota DPRD berdasarkan bidang tugasnya. Komisi merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Setiap anggota DPRD kecuali pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota salah satu komisi yang berjumlah 5 komisi. Jumlah anggota setiap komisi diupayakan sama jumlahnya. Penempatan anggota

DPRD dalam komisi-komisi dan perpindahan ke komisi-komisi didasarkan atas usul fraksinya. Ketua, wakil ketua dan sekretaris komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dan dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD. Masa penempatan anggota dalam komisi dan perpindahan ke komisi lain, diputuskan dalam Rapat Paripurna DPRD atas usul fraksi. Anggota DPRD pengganti antar waktu menduduki tempat anggota komisi yang digantikan. Masa tugas anggota komisi ditetapkan paling lama dua setengah tahun.

Komisi-komisi dalam DPRD terdiri dari:

Komisi A : Bidang Pemerintahan meliputi Pemerintahan Umum, Pengawasan, Ketertiban dan Keamanan, Kependidikan, Komunikasi/Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Hukum/Perundang-undangan, Pertanahan, Kepegawaian/Aparatur, Kesbang Linmas dan Organisasi Masyarakat. Komisi B : Bidang Perekonomian meliputi Perindustrian, Perdagangan,

Pertanian, Perikanan, Kelautan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Pariwisata, Dunia Usaha, dan Penanaman Modal.

Komisi C : Bidang Keuangan yang meliputi Keuangan Daerah, Aset Daerah, Perpajakan, Retribusi, Perbankan, Perusahaan Daerah dan Perusahaan Patungan.

Komisi D : Bidang Pembangunan yang meliputi Pekerjaan Umum, Pemetaan, Perencanaan dan Penataan Wilayah, Perhubungan, Pertambangan dan Energi, Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup.

Komisi E : Bidang Kesejahteraan Rakyat meliputi Ketenagakerjaan, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kepemudaan dan Olah Raga, Agama, Kebudayaan, Sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana, Peranan Wanita, Transmigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam hal dianggap perlu untuk mencapai daya guna dan hasil guna dalam pekerjaan DPRD, Pimpinan DPRD bersama Pimpinan Fraksi dapat memutuskan untuk mengadakan perubahan mengenai rincian pembidangan tugas komisi.

Alat kelengkapan DPRD yang baru adalah Badan Kehormatan yang dibentuk oleh DPRD dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD. Tata cara pembentukan, penetapan jumlah anggota, tugas, wewenang, hak dan kewajiban Badan Kehormatan DPRD ditetapkan tersendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan. Badan Kehormatan DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2005-2006 ditetapkan oleh Rapat Paripurna Khusus DPRD Provinsi Sumatera Utara tanggal 31 Maret 2005 dan susunan Pimpinan dan keanggotaannya ditetapkan dalam keputusan DPRD Provinsi Sumatera Utara Nomor 5/K/2005 tanggal 31 Maret 2005.

Badan Kehormatan DPRD mempunyai tugas antara lain:

a. Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD,

b. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD terhadap peraturan perundang-undangan, Kode Etik dan Peraturan Tata Tertib DPRD,

c. Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan pengambilan keputusan atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat, dan/atau pemilih,

d. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pimpinan DPRD dan merekomendasikan untuk pemberhentian anggota DPRD antar waktu sesuai peraturan perundang-undangan,

e. Menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan DPRD berupa rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD atas pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat, dan/atau pemilih.

Untuk melaksanakan tugasnya itu, Badan Kehormatan DPRD dapat mengadakan konsultasi dengan pihak yang dipandang perlu mengenai hal yang diselidiki atas persetujuan pimpinan DPRD. Mengadakan pertemuan dengan pihak yang terkait dengan kasus yang sedang diteliti, atas penugasan dan persetujuan pimpinan DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Kehormatan bertangung jawab kepada pimpinan DPRD.

Susunan Badan Kehormatan DPRD Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Ketua : Abdul Hakim Siagian, SH, M.Hum Wakil Ketua : John Eron Lumban Gaol, SE

: Drs. H. Yulizar Parlagutan Lubis : Drs. Ahmad Ikhyar Hasibuan,

: Heriansyah

: DR (Hc) Drs. Toga Sianturi

Panitia Anggaran merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Panitia Anggaran terdiri dari pimpinan DPRD, wakil dari setiap komisi dan utusan fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota. Ketua dan wakil ketua DPRD karena jabatannya adalah Ketua dan Wakil Ketua Panitia Anggaran merangkap anggota. Susunan keanggotaan, ketua dan wakil ketua Panitia Anggaran ditetapkan dalam Rapat Paripurna. Keanggotaan Panitia Anggaran tidak lebih dari separuh Anggota Dewan. Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Panitia Anggaran bukan anggota. Masa keanggotaan Panitia Anggaran dapat dirubah pada setiap tahun.

Pimpinan DPRD dapat membentuk alat kelengkapan lain yang diperlukan berupa Panitia Khusus dengan Keputusan Pimpinan DPRD, atas usul dan pendapat anggota DPRD setelah mendengar pertimbangan Panitia Musyawarah. Panitia Khusus merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat sementara. Jumlah anggota Panitia Khusus mempertimbangkan jumlah anggota komisi yang terkait dan disesuaikan dengan kegiatan serta kemampuan anggaran. Anggota Panitia Khusus terdiri dari anggota komisi terkait yang mewakili semua unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota fraksi. Keanggotaan panitia khusus diusulkan oleh

masing-masing fraksi. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota. Panitia khusus ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD. Pimpinan DPRD sesuai tugasnya menjadi Koordinator Panitia Khusus.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPRD dibentuk Sekretariat Dewan yang ditetapkan dengan peraturan daerah dan personilnya terdiri atas pegawai negeri sipil. Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang sekretaris yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan kepala daerah atas pertimbangan pimpinan DPRD. Pertimbangan pimpinan DPRD, memperhatikan jenjang kepangkatan, kemampuan dan pengalaman. Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan DPRD, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan mengkoordinir serta menyediakan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD seuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dn secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

4.3.1 Susunan Keanggotaan DPRD Provinsi Sumatera Utara

Seseorang dapat menjadi anggota DPRD berdasarkan pemilihan umum (dipilih). Pada periode 2004-2009 jumlah anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang dipilih sebanyak 85 orang anggota yang berasal dari 14 partai (Partai Golkar, PDI-P, PPP, PD, PKS, PAN, PDS, PBR, PBB, PPIB, PP, PBSD, P.Pelopor, PNBK).

Dalam Pemilihan Umum 2004 dihasilkan komposisi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara seperti dalam Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Komposisi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2004-2009

No. Fraksi f % 1. Partai Golkar 19 22,35 2. PDI-P 13 15,29 3. PPP 11 12,94 4. Partai Demokrat 10 11,76 5. Keadilan Sejahtera 8 9,41

6. Partai Amanat Nasional 8 9,41

7. Partai Damai Sejahtera 8 9,41

8. Partai Bintang Reformasi 5 5,88

9. Gabungan 5 5,88

Jumlah 85 100,00

Sumber: Sekwan DPRD Provinsi Sumatera Utara, 2004

Dari Tabel 4 tersebut terlihat bahwa fraksi terbesar adalah Fraksi Partai Golkar berjumlah 19 orang atau 22,35%, disusul PDI-P sejumlah 13 orang atau 15,29%, PPP sejumlah 11 orang atau 12,94%, Partai Demokrat 10 orang atau 11,76%. Sedangkan yang memperoleh 8 orang anggota atau 9,41% masing-masing Keadilan Sejahtera, PAN, dan PDS. Fraksi Bintang Reformasi dan Fraksi Gabungan yang memperoleh 5,88%. Fraksi Gabungan, pada awalnya terdiri dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru, Partai Patriot Pancasila, Partai buruh Sosial Demokrat, Partai Pelopor, Partai Nasional Benteng Kemerdekaan, dengan jumlah masing- masing 1 orang. Fraksi Gabungan pada menjelang akhir tahun 2006 membubarkan diri dan masing-masing anggotanya masuk ke Fraksi yang ada di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis masih

memasukkan Fraksi Gabungan dalam analisis karena pada saat penelitian fraksi itu masih ada, belum terpecah.

Dari komposisi keanggotaan tersebut perlu dicatat bahwa betapapun ada perubahan di dalam susunan DPRD Provinsi Sumatera Utara, namun tidak banyak merubah tata urutan terbanyak ketika masa Orde Baru yaitu (Golkar, PDI, PPP). Meskipun terdapat partai-partai baru seperti Partai Demokrat, PKS, PAN ternyata hasil Pemilu 2004 masih menempatkan urutan terbanyak dari ketiga partai tersebut, kecuali PDI-P yang berubah secara substansi dari PDI masa Orde Baru.

Keterlibatan wanita dalam kehidupan politik perlu diketahui mengingat jumlah penduduk wanita yang besar di Indonesia. Menurut data penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia adalah 201.247.983 dengan perbandingan

Dokumen terkait