BAB II. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA
II.6. Kedudukan dan Peran ASN
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun.
Ada beberapa hal penting mengapa WoG diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, antara lain :
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
b. Adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilainilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
WoG ditekankan pada terintegrasinya upaya-upaya kementrian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama dalam bentuk kerjasama seluruh elemen pemerintahan. Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Karakteristik WoG tersebut dirumuskan dalam prinsip KISS yaitu koordinasi, integrasi (kolaborasi atau kerjasama), sinergitasi dan simplikasi.
Berdasarkan karakteristik WoG, maka dapat dipraktekkan dalam kontinum koordinasi merger, dimana pelaksanaan WoG mulai dari koordinasi, maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi. Praktek WoG dalam pelayanan publik adalah:
a. Pelayanan yang bersifat administratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat seperti KTP, SIUP, ijin trayek, ijin usaha, sertifikat tanah dan lain sebagainya. Praktek WoG dalam jenis pelayanan adminstratif dapat dilihat dalam praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau Samsat.
b. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan, perhubungan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya.
c. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan dalam bentuk barang seperti jalan, perumahaan, jaringan telpon, listrik dan seterusnya.
d. Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
Indikator dari Whole Of Government adalah:
a. Koordinasi
Koordinasi adalah pengaturan suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan. Proses penyepakatan bersama yang mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa, sehingga disisi yang satu semua kegiatan atau unsur tersebut terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan kegiatan yang satu tidak merusak keberhasilan kegiatan yang lain.
b. Integrasi
Integrasi merupakan proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
c. Sinergitas
Sinergitas adalah kerjasama unsur atau bagian atau fungsi atau instansi atau lembaga yang menghasilkan suatu tujuan lebih baik dan lebih besar daripada dikerjakan sendiri.
d. Simplikasi
Simplikasi adalah penyederhanaan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi suatu kegiatan. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan membuat program-program yang realistik, sederhana dan dapat dikerjakan. Misalnya tujuan umum dibuat disederhanakan menjadi tujuan khusus dengan sasaran lebih jelas atau tujuan dibuat lebih rasional
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government, antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat.
2. Pelayanan Publik
Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan/atau jasa, dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai Pelayanan Publikdengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
d. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain.
e. Mudah dan Murah
Pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan.
h. Akuntabel
Bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan.
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Adapun fungsi Pegawai ASN sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Lebih lanjut, fungsi ASN dijabarkan sebagai berikut :
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien tersebut diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja didalamnya. Sebuah sistem yang efisien, efektif, adil, terbuka/transparan, dan bebas dari kepentingan politik/individu/kelompok tertentu. Kondisi ini memberikan
lingkungan yang kondusif bagi pegawai untuk bekerja dan berkinerja karena merasa dihargai dan juga diperhatikan oleh organisasi.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
III.1 Identifikasi Isu
Sebelum Penetapan Judul Rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di Dinas Pertanian Kabupaten Buton Utara. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi tersebut isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
No. Tugas danFungsi Kondisi saat ini Kondisi yang
diharapkan Kesenjangan/
1. Mendiseminasi isu sesuai SOP pelayanan publik ketika masyarakat ingin berada satu pintu di tiap OPD. Sehingga masyarakat ,
kelompok tani, dan OPD lain yang akan mengurus izin, rekomendasi,
pengusulan bantuan, pengaduan/pelaporan atau urusan lainnya tidak lagi rumit pengurusannya.
peternakan dan kesehatan hewan di tiap kabupaten merasakan penggunaan obat hewan kurang optimal karena kurangnya
koordinasi antara pihak terkait sehinngga obat-obatan yang dikirm
Mengoptimalkan obat hewan.
III.2 Sumber Isu
Sumber isu yang dijadikan rancangan aktualisasi bersumber dari unit kerja yaitu Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Buton Utara.
III.3 Teknik Analisis Isu
Analisis Isu menggunakan alat analisis APKL Tabel 3.2 Analisis Kualitas Isu Menggunakan APKL
NO. ISU A K P L SKOR PERINGKAT
1. Belum adanya SOP pelayanan publik
2 4 5 3 14 1
2.
Belum optimalnya penggunaan obat hewan Bidang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian 5 5 4 5 19 2
3. Kurang optimalnya SOP penanganan
hewan kurban 3 1 2 4 10 4
Skala : 1-5
Angka 5: Sangat gawat/mendesak Angka 4: Gawat/Mendesak Angka 3: Cukup Gawat/Medesak Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak
Keterangan :
A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian) P : Problematik (Masalah Mendesak untuk dipecahkan) K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup Orang Banyak) L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan dapat di bahas)
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka munculah peringkat isu “Belum optimalnya penggunaan dan monitoring obat hewan di lingkup Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian”.
III.4 Penetapan Isu dan Dampaknya
kadangkala kurang sesuai dengan kebutuhan dan monitoring obat hewan di tempat penyimpanan jarang juga dilakukan sehingga ada beberapa obat yang sudah expired memenuhinya rukun dan syarat hewan kurban karena belum optimalnya pelaksanaan SOP .
Adanya aturan atau prosedur dalam potong dan layak konsumsi)
Kurang
optimalnya SOP penanganan hewan kurban
Penetapam isu yang diambil didapat dari konsultasi dengan atasan langsung dan mengenai beberapa hal yang masih perlu dilengkapi dalam penunjang kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Belum adanya SOP pelayanan publik di lingkup Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian,
Perizinan, rekomendasi dan urusan pelayanan lainnya idealnya berada satu pintu di tiap OPD. Sehingga masyarakat , kelompok tani, dan OPD lain yang akan mengurus izin, rekomendasi, pengusulan bantuan, pengaduan/pelaporan atau urusan lainnya tidak lagi rumit pengurusannya.
2. Belum optimalnya penggunaan dan monitoring obat hewan di lingkup Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian
Beberapa dinas atau pusat kesehatan hewan di tiap kabupaten merasakan penggunaan obat hewan kurang optimal karena kurangnya koordinasi anatara pihak terkait sehingga obat-obatan yang dikirim kadangkala kurang sesuai dengan kebutuhan dan monitoring obat hewan di tempat penyimpanan jarang juga dilakukan sehingga ada beberapa obat yang sudah expired.
3. Kurang optimalnya standar operasional prosedur penanganan hewan kurban
Kekhawatiran tidak memenuhinya rukun dan syarat hewan kurban karena belum optimalnya pelaksanaan SOP.
Dari ketiga Isu di atas saya memilih isu ke-2, yaitu Belum optimalnya penggunaan dan monitoring obat hewan di lingkup Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Buton Utara.
Dampak akibat rendahnya pemahaman mengenai penggunaan dan monitoring penggunaan obat hewan yaitu:
1. Dapat menurunkan efisiensi penggunaan obat yang berdampak pada tidak tercapainya pengobatan yang tepat
2. Menurunkan kualitas layanan kesehatan hewan
3. Kurang optimalnya monitoring mengakibatkan kurang taunya stok obat dan masa expirednya
III.5 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kab. Buton Utara Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Penggunaan Obat Hewan
Gagasan pemecahan isu : Melakukan Kontrol Penggunaan Obat Hewan dengan Kartu Kendali Tujuan yang akan dicari : Mengoptimalkan Penggunaan Obat Hewan
Tabel 3.3. Tabel Rencana Kegiatan Aktulisasi Nlai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
No Kegiatan Tahapan
Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan
Misi Organisasi Rancangan Aktualisasi ke pimpinan maksud dan tujuan untuk melakukan aktualisasi
Akuntabilitas
Konsultasi dengan atasan agar terbangun hubungan komunikasi yang baik.
Nasionalisme
konsultasi yang dilakukan kepada pimpinan tidak boleh memaksakan kehendak.
Etika Publik Mengkonsultasikan rancangan kepada atasan dengan sopan santun dan bahasa yang baik.
Komitmen Mutu Petani Yang Maju Dan Sejahtera Misi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
seefisien mungkin.
Anti Korupsi mengkonsultasikan rancangan akan berkata Jujur
mampu berperan dan mengelolah potensi
Dalam berkonsultasi saya akan bertanggung jawab terhadap informasi yang saya sampaikan
Nasionalisme
dalam berkonsultasi saya Tidak akan Memaksakan Kehendak
Etika Publik
konsultasi dengan mentor harus bersikap hormat dan tetap sopan. mentor berkata Jujur Konsultasi berkonsultasi saya akan mencatat seluruh masukan dengan baik.
Nasionalisme: dalam
berkonsultasi tidak akan Memaksakan Kehendak Etika Publik
tetap Hormat dan sopan kepada atasan ketika melakukan konsultasi Komitmen Mutu
dalam berkonsultasi saya akan menggunakan waktu seefisien mungkin.
Anti Korupsi
jujur dalam perkataan dan perbuatan ketika maksud dan tujuan untuk melakukan aktualisasi.
Akuntabitas
Mampu menerima masukan dan mencatat sebagai bahan evaluasi.
Nasionalisme
Dalam berkoordinasi saya tidak akan Memaksakan Kehendak
Etika Publik
ketika berkoordinasi saya akan tetap menghargai dan sopan
berkoordinasi dengan Jujur
dan bertanggung jawab
daftar Obat yang ada di gudang dan lemari
penyimpanan
Akuntabilitas
memeriksa kondisi obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
memeriksa dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
Etika Publik memeriksa obat dilakukan oleh yang berkompetensi dibidangnya Komitmen Mutu
pemeriksaan dilakukan dengan efektif dan effisien Anti Korupsi Petani Yang Maju Dan Sejahtera Misi:
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan
daftar tanggal obat
yang expired Akuntabilitas
memeriksa tanggal expired obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
memeriksa tanggal obat dilakukan sesuai
dengan waktu yang direncanakan
Etika Publik
Pemeriksaan ini dilakukan oleh yang
berkompetensi dibidangnya Komitmen Mutu
kegiatan pemeriksaan tanggal dilakukan dengan efektif dan effisien
Anti Korupsi yang masih bisa digunkan dengan yang sudah kadaluarsa
Akuntabilitas
pemisahan obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
memisahkan obat dilakukan sesuai
dengan waktu yang direncanakan Etika Publik
kegiatan pemisahan obat ini dilakukan oleh yang
berkompetensi dibidangnya Komitmen Mutu
kegiatan memisahkan obat dilakukan dengan efektif dan effisien
Anti Korupsi Kegiatan pemisahan dilakukan dengan jujur.
mengelimina si obat yang kadaluarsa
bukti eliminasi obat yang telah kadaluarsa berupa dokumentasi
Akuntabilitas mengeliminasi obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
kegiatan mengeliminasi dilakukan sesuai
dengan waktu yang direncanakan Etika Publik
kegiatan mengeliminasi dilakukan oleh yang
berkompetensi dibidangnya Komitmen Mutu
eliminasi dilakukan dengan efektif dan effisien
Anti Korupsi
kegiatan eliminasi ini dilakukan dengan jujur.
3. Membuat daftar golongan obat dan mengidentifikasi
alat tulis menulis/
laptop Akuntabilitas
menyiapkan alat tulis menulis/laptop saya akan bertanggung jawab Nasionalisme menyiapkan alat
menulis/laptop saya dapat dipercaya.
Etika Publik menyiapkan alat menulis/laptop dengan Cermat dan teliti Komitmen Mutu Petani Yang Maju
Penguatan terhadap nilai organisasi adalah nilai integritas “ selalu konsisten dalam perkataan dan perbuatan”
menyiapkan alat
menulis/laptop saya akan mengefisiensikan materi Anti Korupsi
menyiapkan alat
menulis/laptop saya akan menyederhanakan
penulisan dan jujur.
Dan Sejahtera Misi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kelembagaan agribisnis agar mampu berperan dan mengelolah potensi daerah.
mengidentifi kasiobat sesuai dengan Klasifikasin ya
Klasifikasi Obat Akuntabilitas
mengidentifikasi obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
identifikasi dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan Etika Publik
kegiatan identifikasi dilakukan oleh yang
berkompetensi dibidangnya Komitmen Mutu
kegiatan identifikasi dilakukan dengan efektif dan effisien
Anti Korupsi Kegiatan identifikasi dilakukan dengan jujur.
Membuat dengan tulisan yang jelas.
n obat Nasionalisme
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik pada label/stiker.
Etika Publik
akan melihat dengan cermat label/stiker tersebut
Komitmen Mutu Dalam pembuatan
label/stiker saya akan Inovatif
Anti Korupsi
pembuatan stiker dilakukan dengan bekerja keras dan selalu jujur. golongan obat di lemari
penyusunan obat dilakukan dengan tanggung jawab.
Nasionalisme penyusunan obat ini dilakukan untuk memudahkan proses
pengambilan obat oleh para analis
Etika Publik
proses penyusunan obat dilakukan dengan baik Komitmen Mutu
penyusunan obat dilakukan dengan efektif dan effisien Anti Korupsi
menyusun obat sesuai dengan standar penyimpanan 4. Melakukan stock opname
dengan Kartu Kendali menghitun g dan mencatat jumlah fisik obat
daftar jumlah obat Akuntabilitas mencatat data stock opname dan melaporkan kepada pejabat
penanggung jawab Nasionalisme
kegiatan stock opname dilakukan bersama dengan rekan pegawai Etika Publik
Sebelum melakukan stock opname meminta izin kepada pejabat penanggung jawab gudang
Komitmen mutu
Mencatat dan menghitung stock obat dengan efisien dan efisien
Anti Korupsi
kegiatan pencatatan data stock opname ditulis sesuai dengan actual perhitungan Petani Yang Maju Dan Sejahtera Misi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kelembagaan agribisnis agar mampu berperan dan mengelolah potensi yang mantap dan menepati janji untuk melakukan visi, misi, nilai dan makna kerja”
Membuat daftar obat yang telah digunakan
daftar
penggunaan obat Akuntabilitas
daftar penggunaan obat dilaporkan kepada pejabat penanggung jawab
dan belum
digunakan Nasionalisme
daftar penggunaan obat dilakukan bersama dengan rekan pegawai Etika Publik
Membuat daftar obat harus meminta izin kepada pejabat penanggung jawab gudang
Komitmen mutu Membuat daftar
penggunaan obat dengan efisien dan efisien Anti Korupsi
pembuatan daftar penggunaan obat secara jujur dalam penggunaan membuat obat
Kartu Kendali Penggunaan Obat
Kartu Kendali
penggunaan obat Akuntabilitas
pembuatan kartu kendali secara jelas.
Nasionalisme
pembuatan kartu kendali dilakukan bersama dengan
rekan pegawai Etika Publik
Pembuatan kartu kendali menggunaakan bahasa yang sopan.
Komitmen mutu
Membuat kartu kendali dilakukan dengan efisien dan efisien
Anti Korupsi seluruh anggaran
pembuatan kartu kendali dilaporkan secara jujur.
melakukan pelaporan stok obat yg tersedia obat (obat keluar)
Akuntabilitas
laporan dibuat secara jelas Nasionalisme
laporan dilakukan bersama dengan rekan pegawai
Etika Publik
Penggunaan bahasa yang sopan dalam pelaporan obat.
5. Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab obat hewan guna pengadaan obat menyampaikan maksd dan tujuan secara jelas.
Nasionalisme benar dan akurat dan
Etika Publik
berkomunikasi dengan ramah sopan dan santun kepada sesama pegawai
Komitmen mutu berkoordinasi dilakukan dengan efisien dan efisien
Anti Korupsi berkata jujur dalam penyampaian materi Petani Yang Maju Dan Sejahtera Misi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kelembagaan agribisnis agar mampu berperan dan mengelolah potensi
merancang kebutuhan obat dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
mencatat data kebutuhan dengan penuh tanggung jawab
Etika Publik pencatatan data obat
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik Komitmen Mutu
pencatatan obat secara efisien dan efektif Anti Korupsi
Pencatatan data kebutuhan obat secara jujur
Membuat list obat hewan dengan teliti.
Nasionalisme
membuat list perusahan/
distributor obat hewan tepat waktu
Etika Publik
membuat list perusahan/
distributor obat hewan menggunakan Bahasa yang baik.
Komitmen Mutu membuat list dilakukan dengan efektif dan effisien Anti Korupsi
membuat list perusahan/
distributor obat hewan dilakukan dengan jujur.
Melaporkan
pelaporan data dilakukan dengan teliti.
Nasionalisme
pelaporan data dibuat mengunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik
melaporkan data dengan tutur kata dan sikap sopan dan santun
Komitmen Mutu
melaporkan data secara efektif
Anti Korupsi (Jujur) Melaporkan data harga obat harus dibuat secara jujur tanpa ada indikasi kecurangan.
III.6 Perkiraan Masalah Dan Alternatif Solusi
Dalam pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja kemungkinan ada hal-hal yang menjadi kendala bagi penulis dalam pelaksanaannya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan alternatif sebagai berikut :
Tabel 3.3 Perkiraan Masalah dan Alternatif Solusi
No Kegiatan Perkiraan Masalah Alternatif Solusi 1. Mengkonsultasikan
Rancangan Aktualisasi ke pimpinan
Atasan sibuk atau berada di luar kota
Selalu siap siaga di kantor dan berkonsultasi tahap awal via whatsapp bila sedang berada di luar kota
2. Mengecek kondisi fisik obat dan
mengklasifikasikannya
Ada kelalaian dalam mengecek kondisi obat (ada yang terlewatkan)
Bekerja lebih teliti dalam menngecek obat demi tercapainya tujuan kegiatan 3. Membuat daftar
golongan obat dan mengidentifikasi berdasarkan jenis golongan obat
Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencari aturan mengenai penggolongan obat dikarenakan terbatasanya akses internet di Instansi tempat bekerja
Menyiapkan terlebih dahulu aturan mengenai penggolongan obat sebelum berangkat ke kantor/instansi
4. Melakukan stock opname dengan Kartu Kendali
Adanya perbedaan data stock obat antara buku stock obat dengan stock obat yang ada di lemari penyimpanan.
Setiap penggunaan obat/
pengambilan obat (obat keluar) harus dicatat dalam buku stock
pengambilan obat (obat keluar) harus dicatat dalam buku stock