Keefektifan instrumen penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan siswa. Dari hasil pengerjaan siswa, diketahui bahwa terdapat 7 siswa yang kemampuan berpikir tingkat tingginya dalam kriteria “sangat baik” dengan persentase 19,4%, 14 siswa dalam kriteria “baik” dengan persentase 38,9%, 10 siswa dalam kriteria “cukup” dengan persentase 27,8%, 5 siswa dalam kriteria
“kurang” dengan persentase 13,9%, serta tidak ada siswa kelas VII-B yang kemampuan berpikir tingkat tingginya sangat kurang. Keefektifan juga dilihat dari analisis butir soal pada validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Instrumen penilaian formatif secara umum dinyatakan valid dikarenakan nilai rxy (koefisien korelasi Pearson product-moment) lebih besar dari rtabel, yaitu sebesar 0,424 dengan taraf signifikansi 1%. Adapun perincian perhitungan validitas setiap soal menggunakan rumus Pearson product-moment dengan bantuan aplikasi SPSS Statistic 21 dapat dilihat pada lampiran 18. Reliabilitas instrumen formatif secara umum dinyatakan reliabel karena memiliki reliabilitas tinggi atau dengan derajat lebih dari 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas pada instrumen penilaian formatif berupa tes berbasis HOTS berbantuan Jotform pada materi perbandingan yang berjumlah 14 soal menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dapat dilihat pada lampiran 18, diperoleh reliabilitas soal sebesar 0.967 dengan derajat reliabilitas yang tinggi. Kemudian hasil perhitungan dan pengklasifikasian berdasarkan kriteria tingkat kesukaran yang dikemukakan oleh Arifin (2012:147)
dapat dilihat pada lampiran 19 dan disajikan pada tabel 4.4 Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa soal nomor 1, 4, 6, dan 8 memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, artinya soal yang diujicobakan tergolong mudah dikerjakan untuk mengukur kemampuan siswa baik yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Untuk soal nomor 2, 3, 5, 7, 9, 10, 11, 12, dan 14 memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang, artinya soal yang diujicobakan tergolong sedang untuk mengukur kemampuan siswa baik yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan sedang. Sedangkan soal nomor 13 memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar, artinya soal yang diujicobakan tergolong sukar untuk mengukur kemampuan siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nieveen (1999:127), yaitu suatu produk dikatakan efektif apabila memperoleh respon positif dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta dapat mencapai kompetensi yang berlaku dalam kurikulum.
75 V BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Simpulan 5.1
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pengembangan instrumen penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform pada materi perbandingan kelas VII yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE oleh Rusdi (2018) yang terdiri dari tahap analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi (Implementation), dan evaluasi kelompok besar (Evaluation in Field Trial).
2. Kualitas hasil pengembangan berupa instrumen penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform pada materi perbandingan kelas VII dilihat dari aspek validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Aspek instrumen penilaian formatif memenuhi kriteria kevalidan berdasarkan validasi oleh validator materi yaitu diperoleh skor 26 dengan persentase 81% dan kategori validitas sangat tinggi, validasi oleh validator bahasa yaitu diperoleh skor 23 dengan persentase 82% dan kategori validitas sangat tinggi. Kriteria kepraktisan berdasarkan penilaian oleh guru dan siswa menggunakan angket respon guru dan angket respon siswa maka diperoleh skor respons guru yaitu 34 dengan persentase 94,8% dan kategori
sangat praktis, sedangkan persentase rata-rata kepraktisan prodeuk berdasarkan respon siswa sebesar 80,7% dengan kategori sangat praktis. Dan kriteria keefektifan berdasarkan hasil pengerjaan penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform pada materi perbandingan sebesar 19,4% dengan kriteria “sangat baik”, sebesar 38,9%
dengan kriteria “baik”, sebesar 27,8% dengan kriteria “cukup”, sebesar 13,9%
dengan kriteria “kurang”, serta tidak ada siswa kelas VII-B yang kemampuan berpikir tingkat tingginya sangat kurang, maka dari itu instrumen penilaian formatif berupa tes yang dikembangkan dapat dikatakan efektif.
Implikasi 5.2
Hasil dari penelitian ini adalah instrumen penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform pada materi perbandingan yang dapat digunakan oleh guru dalam menilai proses pembelajaran serta mempermudah pelaksanaan penilaian formatif dalam masa pandemi atau pun dalam situasi normal.
Saran 5.3
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan penilaian penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform dapat digunakan guru dalam mengevaluasi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan guru untuk mengembangkan sendiri penilaian formatif berupa tes berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbantuan aplikasi Jotform dengan materi soal yang berbeda, serta
77
mengikuti langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini agar diperoleh penilaian formatif dengan kualitas baik.
DAFTAR RUJUKAN
Afriansyah, E. A., dkk. 2020. Pelatihan Aplikasi Jotform untuk Pembuatan Form Kuesioner dan Presensi. Jurnal PEKEMAS, 3(2), 26–32.
Aisah, S., Pahlevi, T. 2020. Pengembangan Instrumen Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Mata Pelajaran Korespondensi Kelas X OTP Di SMK Negeri 1 Jombang. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 8(1), 146–156.
Aji, B. S., dkk. 2020. Pengembangan Asesmen Berbasis Teknologi untuk Keberlangsungan BK ditengah Pandemi Covid-19. Penggunaan Asesmen dan Tes Psikologi dalam Bimbingan dan Konseling di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.
Amin, D. I., Sutrisno, Sigit, D. 2018. Instrumen Asesmen Pemahaman Konseptual Berorientasi Higher Order Thinking Skills Keterampilan Proses dan Sikap terhadap Sains pada Bahan Kajian Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(9), 1142–1146.
Amirono, Daryanto. 2016. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Anderson, L. W. 2003. Classroom Assessment: Enhacing the Quality of Teacher Decision Making. Mahwah: University of South Carolina.
Anderson, L. W., dkk. 2001. Taxonomy for Assessing a Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.
Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
Branch, R. M. 2009. Approach, Instructional Design: The ADDIE. In Department of Educational Psychology and Instructional Technology University of Georgia, 53(9).
Brookhart, S.M. 2010. How To Assess Higher Order Thinking Skills In Your Classroom. Alexandria: ASCD
Budiman, A., Jailani, J. 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skill (Hots) Pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester 1. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 139.
Dewi, C. K. 2018. Pengembangan Alat Evaluasi Menggunakan Aplikasi Kahoot pada Pembelajaran Matematika Kelas X. Skripsi S1. Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
79
Dikdas. 2021. Modul Belajar Mandiri Calon Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Fanani, M, Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Dalam Kurikulum 2013. EDUDEENA, 2(1), 57-76.
Hanifah, N. 2019. Pengembangan instrumen penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) di Sekolah Dasar. Conference Series Journal, 1-8.
Imawanty, I., Fransiska, A. B. 2019. Optimalisasi Asesmen dan Evaluasi Bimbingan dan Konseling dengan Memanfaatkan Aplikasi Formulir Daring Jotform. Asosiasi Bimbingan Dan Konseling Indonesia, 129–135.
Intan, F. M., dkk. 2020. Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) pada Pembelajaran Matematika di Kelas V Sekolah Dasar. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia), 5(1), 6.
Jannah, K.., Pahlevi, T. 2020. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Higher Order Thinking Skills Berbantuan Aplikasi “Kahoot !” Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar Jurusan OTKP di SMK Negeri 2 Buduran. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(1), 108–121.
Masrur. 2020. Penerapan Aplikasi Whatsapp, Google Form, Dan Quizizz Dalam Pembelajaran Paidi Masa Pandemi Covid-19 Di SMK Negeri 3 Purworejo.
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Dan Studi Islam, 3( 2), 52.
Miller, M.D., dkk. 2009. Measurement and assessment in teaching (10th ed.).
Upper Saddle River, NJ: Pearson Education Ltd.
Mulatsih, B. 2020. Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, Dan Quizizz Dalam Pembelajaran Kimia Di Masa Pandemi Covid-19. Ideguru:
Jurnal Karya Ilmiah Guru, 5(1), 16–26.
Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. Dalam Design Approaches and Tools in Education and Training (hlm. 125–135). Dordrect:
Kluwer Academic Publisher.
Nisa, N. A. K., dkk. 2018. Pengembangan Instrumen Assesment Higher Order Thinking Skill (HOTS) Pada Lembar Kerja Siswa Kelas VII SMP. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 3(3), 543–556.
Nitko, A. J. Brookhart, S. M., 2011. Educational assessment of student. Boston, MA: Pearson Education.
Nur Aini, D. F., Sulistyani, N. 2019. Pengembangan Instrumen Penilaian E-Quiz (Electronic Quiz) Matematika Berbasis HOTS (Higher of Order Thinking Skills) untuk Kelas V Sekolah Dasar. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3(2), 1–10.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.
PISA. 2018. Assessment and Analytical Framework PISA. Paris: OECD.
Publishing.
Prastya, F. 2016. Pengembangan Model Tes Essay Berbantuan Komputer untuk Mata Pelajaran Elektronika Dasar. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, 6(2), 92–103.
Purbaningrum, K. A. 2017. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar. Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Matematika, 10(2), 40–49.
Putri, N. W., Dwijayanti, R. 2020. Pengembangan Alat Evaluasi Bantuan Aplikasi
“Quizizz” Pada Mata Pelajaran Marketing Kelas X Jurusan BDP Di SMK Negeri 10 Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata Niaga, 8(3), 985–991.
Rusdi, M. 2018. Penelitian Desain dan Pengembangan Pendidikan. Depok:
Rajagrafindo Persada.
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global:
Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills). Bandung: SMILE’s Publishing.
Subadar. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Jurnal Pedagogik, 4(1), 81–93.
Sudarwan, R.E., Retnawati, H. 2015. Pengembangan Perangkat Assesment Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Geometri dan Pengukuran SMP/MTs. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(2), 251-261.
Sutikno, Y. 2019. Pentingnya Penilaian Formatif Dosen Terhadap Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Buddha. Jurnal Pencerahan, 12(1), 45–53.
Suwartini, dkk. 2017. Pengembangan Tes Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 5(2), 68–82.
Viandhy, A. O., Ratnasari, R. T. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Niat Ulang Dengan Menggunakan Produk Yang Lain Melalui Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Boulevard di Surabaya.
Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 1(8), 546.
81
Waruwu, Y. 2021. EVALUASI PEMBELAJARAN: Teori dan Implementasi.
Malang: Penerbit Litnus.
Wibawa, R. P., & Agustina, D. R. 2019. Peran Pendidikan Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama di Era Society 5.0 Sebagai Penentu Kemajuan Bangsa Indonesia. EQUILIBRIUM : Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembelajarannya, 7(2), 137.
Widana, I. W. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 53(9), 1689–
1699.
Wijayanti, D. A. I., dkk. 2022. Pengembangan E-Lkpd Berkearifan Lokal Kelas V Sd. PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 6(1), 141–152.
Wirawan. 2011. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi.Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Yayuk, E., Deviana, T., & Sulistyani, N. 2019. Implementasi Pembelajaran Dan Penilaian Hots Pada Siswa Kelas 4 Sekolah Indonesia Bangkok Thailand.
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 5(2), 107.
Yuniar, M., dkk. 2015. The Analyses of HOTS (High Order Thinking Skills) in Objective Test in Social Studies Class 5th SD Negeri 7 Ciamis. 187–195.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Observasi di SMPN 6 Kota Jambi
83
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Yang Diajukan Kepada Kepala SMPN 6 Kota Jambi
Lampiran 3. Surat telah melaksanakan penelitian yang diberikan SMPN 6 Kota Jambi
85
Lampiran 4. Hasil wawancara bersama guru matematika kelas VII di SMPN 6 Kota Jambi
LEMBAR WAWANCARA GURU MATEMATIKA Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Kota Jambi
Nama Guru : MI
No. Pertanyaan Jawaban
Analisis Kurikulum
1. Pada saat ini, kurikulum apa yang digunakan untuk pembelajaran matematika, bu?
Sekarang ini menggunakan kurikulum 2013 revisi 2016.
2. Apakah silabus sudah mengacu pada kurikulum yang diterapkan?
Iya sudah 3. Berapa KKM pelajaran matematika di
sekolah ini bu?
KKM nya 75 4. Apakah nilai KKM sama untuk setiap
kompetensi dasar (KD)?
Iya, sama 5. Dalam melaksanakan KBM, apa buku
sumber yang digunakan siswa, bu?
Buku siswa matematika kelas 7 kurikulum 2013 edisi revisi 2017
Analisis Kebutuhan
6. Apakah ibu pernah mendengar istilah HOTS dan LOTS?
Pernah 7. Dapatkah ibu memberikan penjelasan apa
yang dimaksud dengan soal HOTS?
Soal HOTS adalah soal-soal yang membutuhkan penalaran dan pemahaman.
8. Apakah ibu sudah menerapkan pengembangan soal HOTS?
Belum 9. Apakah setiap submateri pada
pembelajaran terdapat soal HOTS, bu?
Tidak, karena materi awal menekankan pada konsep dan menghubungkannya pada materi prasyarat
10. Menurut ibu, apakah siswa kelas VII di sekolah ini sudah mampu mengerjakan soal HOTS?
Sebagian besar belum
11. Apakah pada setiap pertemuan ibu ada memberikan soal-soal HOTS kepada siswa?
Tidak
12. Saat pemberian materi pelajaran, adakah ibu memberikan contoh-contoh soal HOTS?
Kadang-kadang
13. Ketika ibu mengadakan latihan, apakah ibu ada menyelipkan soal-soal HOTS?
Kadang-kadang 14. Biasanya ibu memberikan soal HOTS
kepada siswa pada tahapan berpikir tingkat berapa, bu?
Biasanya soal menganalisis (C4) yang saya berikan kepada siswa.
15. Ketika ibu mengadakan penilaian harian, apakah ibu ada menyelipkan soal-soal HOTS?
Belum
16. Berarti ibu menyiapkan sebagian besar soal LOTS untuk penilaian harian?
Iya 17. Bagaimana dengan rata-rata nilai siswa
saat diberikan soal HOTS, bu?
75% siswa nilainya dibawah KKM
18. Dalam materi perbandingan, apakah siswa Iya, khususnya pada sub materi
mengalami kesulitan dalam memahami materi, bu?
perbandingan berbalik nilai. Karena pada sub materi ini, siswa yang kurang menguasai konsep dasarnya akan sulit memahami materi dan penyelesaian soalnya.
20. Apakah ada pedoman penskoran di setiap soal yang ibu buat?
Ada 21. Dalam membuat soal, apakah ibu
menggunakan aplikasi atau manual?
Biasanya saya membuat soal secara manual.
22. Apakah ibu tahu ada aplikasi untuk membuat soal?
Tahu 23. Apakah ibu pernah menggunakan aplikasi
pembuat soal?
Tidak pernah 24. Apakah ibu mengetahui tentang aplikasi
Jotform?
Tidak tahu 25. Aplikasi Jotform merupakan salah satu
aplikasi pembuat soal yang memudahkan kegiatan penilaian, apakah ibu tertarik untuk menggunakan aplikasi ini, bu?
Saya tertarik untuk menggunakannya
Analisis Lingkungan Belajar
26. Pada masa pandemi ini, apakah semua siswa ikut belajar tatap muka di sekolah, bu?
Tidak, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka hanya 50% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Sedangkan 50% nya lagi belajar secara daring.
27. Bagaimana pembagian siswa yang belajar secara daring dan yang belajar secara luring atau tatap muka di sekolah, bu?
Siswa dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A yaitu siswa dengan nomor urut absensi 1 sampai dengan 15. Sedangkan kelompok B siswa dengan nomor urut absensi 16 sampai dengan 30.
28. Bagaimana pergantian sesi siswa yang belajar secara daring atau yang belajar secara luring, bu?
Misalkan dalam minggu ini, kelompok A mengikuti pembelajaran tatap muka, sedangkan kelompok B mengikuti pembelajaran secara daring. 1 minggu berikutnya, kelompok A mengikuti pembelajaran secara daring, sedangkan kelompok B mengikuti pembelajaran tatap muka. Jadi setiap minggu, kelompok A dan B bergantian mengikuti pembelajaran secara tatap muka ataupun secara daring.
29. Apakah ibu pernah menggunakan media ICT dalam pembelajaran online maupun offline saat mengadakan penilaian harian?
Jika iya, media ICT apa yang ibu gunakan?
Iya, saat pembelajaran online saya menggunakan aplikasi WhatsApp. Namun, saat pembelajaran offline, saya lebih sering menggunakan soal tertulis.
30. Apakah ibu sudah lama menggunakan media ICT tersebut?
Belum lama ini 31. Sejak kapan ibu menggunakan media ICT
tersebut?
1 tahun terakhir 32. Apakah di sekolah ini sudah ada perangkat
yang mendukung dalam penggunaan media ICT saat proses pembelajaran?
Sudah, namun belum memadai untuk digunakan oleh siswa
33. Untuk mendukung proses KBM, apa saja perangkat yang sudah tersedia di sekolah, bu?
Komputer, infokus, tablet, dan WiFi
87
Lampiran 5. Hasil wawancara bersama siswa kelas VII-B di SMPN 6 Kota Jambi
LEMBAR WAWANCARA SISWA KELAS VII-B
Nama Pertanyaan Jawaban
ACI (1) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Tahu, kak.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal yang mengacu pada dunia nyata (kontekstual)?
Tidak terlalu sering, kak.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Saya tidak langsung memahami soal tersebut.
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Benar, kak.
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Saya bisa, kak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Soalnya terlalu panjang, kak.
Terkadang saya malas untuk membacanya.
DERF (5) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Iya saya tahu.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Kadang-kadang sih, kak. Tapi kalau di rumah, saya sering mencari soal tersebut di sumber lain.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Tidak, kak.
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak, saya sengaja mengulang agar paham maksud dari soalnya.
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Kurang bisa, kak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Saya terkadang bingung pakai konsep apa untuk menyelesaikan soal tersebut, kak.
ISS (15) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Saya tahu, kak.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Nggak sering sih kak, kadang-kadang aja.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Tergantung kak. Kalau soalnya agak panjang dan banyak informasi sih, gak bisa langsung paham.
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Bisa kak
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Soal HOTS itu kan perlu dipahami dulu kan kak, jadi nggak bisa langsung dijawab,
kayak lama gitu. Apalagi kalau soalnya panjang, itu yang membuat lama menjawab.
MBAA (22) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Tahu, kak.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Kadang-kadang kak.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Tidak
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya, kak.
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Bisa, kak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Saya agak susah untuk langsung memahami soal kak, jadi saya perlu mengulang-ulang membaca soal.
PHE (26) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Tahu, kak
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Nggak sering kak, kadang-kadang
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Nggak kak
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak, soalnya menurut saya soal HOTS itu membutuhkan pemahaman
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Kadang bisa, kadang nggak, kak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Saya terkadang tidak bisa mengubah soal tersebut ke kalimat matematika
RDC (28) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Tahu, kak.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Kadang-kadang kak
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Nggak langsung paham sih kak.
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak. Soal itu saya ulang membacanya agar saya paham
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Kadang-kadang kak. Kadang bisa, kadang nggak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Kadang saya kurang teliti dalam mengubah soal ke kalimat matematika, jadi sering terjadi kesalahan saat mengerjakan soal.
RP (32) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Iya, tahu.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Kadang-kadang di sekolah diberikan soal HOTS. Tapi karena saya penasaran, saya sering juga mencari soal HOTS
89
di sumber lain dan mengerjakannya.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Tidak kak
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Saya bisa, kak.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Saat proses mengerjakannya, saya sering kurang teliti.
YA (36) Apakah kamu mengetahui soal HOTS? Saya tahu kak.
Apakah dalam mengerjakan latihan soal HOTS, kamu sering diberikan soal kontekstual atau soal yang mengacu pada dunia nyata?
Nggak juga kak, kadang-kadang.
Apakah kamu langsung memahami soal HOTS yang diberikan?
Nggak kak.
Apakah kamu mengulang membaca soal HOTS tersebut agar bisa dipahami?
Iya kak.
Apakah kamu bisa mengubah soal HOTS tersebut dalam kalimat matematika?
Bisa kak. Tapi terkadang ada kesulitan juga.
Apa kendalamu saat mengerjakan soal HOTS?
Saya cenderung lama menjawab soal tersebut dikarenakan saya mengulang-ngulang membaca soal.
Lampiran 6. Lembar Validasi Materi Tahap I
91
93
Lampiran 7. Lembar Validasi Bahasa Tahap I
95
Lampiran 8. Lembar Validasi Materi Tahap II
97
99
Lampiran 9. Lembar Validasi Bahasa Tahap II
101
Lampiran 10. Lembar Validasi Angket Respon Guru
103
105
Lampiran 11. Lembar Validasi Angket Respon Siswa
107
Lampiran 12. Hasil Penilaian Validasi Materi, Bahasa, dan Angket Tahap I dan II oleh Validator