• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Parameter Genetik

4.2.2 Keeratan Hubungan Antar Peubah

Dalam pencapaian tujuan seleksi terhadap peubah tanaman, perlu diketahui korelasi antar peubah. Saat seleksi berlangsung terkadang ada peubah tidak dikehendaki yang ikut terseleksi dimana peubah ini dapat menguntungkan atau merugikan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya dengan pasti digunakan korelasi dengan melihat nilai keeratan hubungan antar peubah. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006) koefisien korelasi dinotasikan dengan r pada kisaran nilai -1 ≤ r ≤ 1, r mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat hubungan linier antara kedua peubah dan nilai r mendekati nol menunjukkan hubungan kedua peubah tersebut tidak linier atau tidak ada hubungan antar peubah. Nilai r ini didukung juga oleh peluang nyata atau tidak nyata untuk menentukan keeratan hubungan antar dua peubah yang diamati.

Keeratan hubungan antar peubah yang diamati dapat dilihat pada Tabel 5. Tinggi tanaman memiliki keeratan yang tinggi dengan jumlah buku per tanaman (r : 0.7688, p : 0.0001) namun memiliki nilai rendah dan berkorelasi negatif dengan jumlah tongkol afkir (r : -0.4265, p : 0.0013). Dengan demikian, semakin banyak jumlah buku maka tanaman akan semakin tinggi dan fase vegetatif pun berlangsung lama yang dapat memperpanjang umur berbunga (fase generatif) dan umur panen.

Umur berbunga berkorelasi positif dan mendekati satu (r : 0.9503, p : 0.0001) dengan panen awal. Dengan demikian, semakin genjah umur berbunga

maka akan semakin genjah pula umur panen jagung semi. Bobot tongkol kotor

memiliki keeratan yang mendekati satu dengan bobot tongkol bersih (r : 0.8339, p : 0.0001) sedangkan bobot tongkol bersih sendiri juga memiliki nilai korelasi yang mendekati satu dengan jumlah tongkol layak pasar (r : 0.9957, p : 0.0001). Jumlah tongkol per tanaman dengan jumlah tongkol afkir memiliki nilai korelasi positif dan tingkat keeratan hubungannya terlihat sangat erat karena nilai korelasinya mendekati satu (r : 0.9612, p : 0.0001).

Yodpetch dan Bautista (1983) menyatakan bahwa kriteria jagung semi yang baik seharusnya memiliki umur berbunga yang genjah, hasil per hektar tinggi, jumlah tongkol per tanaman yang banyak, tinggi tanaman yang rendah, kualitas yang baik, dan indeks panen tinggi. Jumlah tongkol per tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil jagung semi karena terkait

dengan jumlah tongkol layak pasar dan jumlah tongkol afkir. Dengan demikian

dapat diperkirakan beberapa kriteria seleksi jagung semi yaitu tinggi tanaman rendah, umur berbunga genjah, umur panen genjah, jumlah tongkol per tanaman

banyak dan jumlah tongkol layak pasar banyak. Peubah-peubah inilah yang dapat

digunakan dalam memilih atau menyeleksi populasi genotipe jagung semi. Berdasarkan kriteria tersebut, Genjah Kodok memenuhi kriteria tinggi tanaman rendah, umur berbunga dan umur panen genjah. Kiran memenuhi kriteria jumlah tongkol per tanaman banyak dan Phil DMR Comp. 2 memenuhi kriteria jumlah

Tabel 5. Nilai Koefisien Korelasi Antar Peubah Tanaman Jagung

TT DB BU UB UPR PAW PAK JT BTK BTB JTL JTA DT

DB 0.5661 0.0001 BU 0.7688 0.4752 0.0001 0.0003 UB 0.6387 0.5694 0.8451 0.0001 0.0001 0.0001 UPR 0.4655 0.5617 0.7344 0.6501 0.0004 0.0001 0.0001 0.0001 PAW 0.6502 0.4509 0.8546 0.9503 0.5891 0.0001 0.0006 0.0001 0.0001 0.0001 PAK 0.4496 0.4804 0.7478 0.7487 0.8445 0.7330 0.0006 0.0002 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 JT -0.4355 -0.0897 -0.5373 -0.6877 -0.0283 -0.7964 -0.3251 0.0010 0.0519 0.0001 0.0001 0.8389 0.0001 0.0165 BTK 0.4664 0.5663 0.5437 0.6511 0.4073 0.6595 0.5322 -0.5008 0.0004 0.0001 0.0001 0.0001 0.0022 0.0001 0.0001 0.0001 BTB 0.5360 0.5485 0.6813 0.7676 0.5472 0.8181 0.6487 -0.5801 0.8339 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 JTL 0.5605 0.5467 0.7159 0.8005 0.5537 0.8521 0.6584 -0.6235 0.8250 0.9957 0.0001 0.0001 0.0010 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 JTA -0.4265 -0.1034 -0.5323 -0.6517 -0.0261 -0.7677 -0.3197 0.9612 -0.4685 -0.5516 -0.5941 0.0013 0.4567 0.0001 0.0001 0.8513 0.0001 0.0184 0.0001 0.0004 0.0001 0.0001 DT 0.3227 0.3680 0.5152 0.4967 0.3520 0.5689 0.4324 -0.4302 0.7419 0.7966 0.7899 -0.3710 0.0173 0.0061 0.0001 0.0001 0.0090 0.0001 0.0011 0.0012 0.0001 0.0001 0.0001 0.0057 PT 0.6269 0.6957 0.7763 0.8616 0.6573 0.8463 0.7305 -0.5537 0.7183 0.8820 0.8955 -0.5497 0.5730 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 Keterangan : TT : Tinggi tanaman, DB : Diameter Batang, BU : Jumlah Buku per Tanaman, UB : Umur Berbunga, UPR : Umur Panen Rata-rata, PAW : Panen Awal, PAK : Panen Akhir, JT : Jumlah Tongkol per Tanaman, BTK : Bobot Tongkol Kotor, BTB : Bobot Tongkol Bersih, PT : Panjang Tongkol, DT : Diameter Tongkol, JTL : Jumlah Tongkol Layak, JTA : Jumlah Tongkol Afkir, jika p ≤ 0.01 maka berkorelasi nyata pada taraf 1%, jika p ≤ 0.05 dan p< 0.01 maka berkorelasi nyata pada taraf 5%.

2.3 Analisis Lintas

Analisis lintas (sidik lintas) sangat bermanfaat dalam menentukan strategi pemuliaan tanaman yang efektif. Analisis lintasan (sidik lintas) dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat pertumbuhan, komponen hasil dan hasil tanaman yang mempunyai pengaruh lansung maupun tidak langsung sehingga pemilihan sifat yang diinginkan menjadi lebih efektif (Ganefianti et al., 2006).

Karakter diameter batang dan umur panen rata-rata memiliki nilai korelasi yang tidak nyata pada taraf 5% terhadap jumlah tongkol per tanaman sehingga kedua karakter ini tidak dapat digunakan sebagai karakter penduga jumlah tongkol per tanaman. Koefisien lintas yang bernilai negatif terhadap jumlah tongkol per

tanaman adalah tinggi tanaman (P1 = -0.0685), umur berbunga (P4 = -0.1303),

panen awal (P6 = -0.5311), panen akhir (P7 = -0.0372), bobot tongkol kotor

(P8 = -0.0608), jumlah tongkol layak pasar (P10 = -0.7419) dan diameter tongkol

(P12 =-0.0995). Menurut Tiwari dan Verma (1997) diameter batang berpengaruh

langsung pada hasil jagung semi. Hasil peneliltian Hidajat dan Puspitarati (1985) menunjukkan bahwa analisis lintasan tinggi tanaman kacang hitam amat berpengaruh terhadap hasil.

Korelasi antara jumlah buku dengan jumlah tongkol per tanaman adalah

nyata pada taraf 5% (r3h = -0.5373). Adapun pengaruh langsungnya bernilai positif

(P3 = 0.13868) sedangkan pengaruh tidak langsung dari karakter ini melalui umur

panen rata-rata (r3-5P3 = 0.2363) dan bobot tongkol bersih (r3-9P3 = 0.5843)

memberikan kontribusi lebih besar daripada pengaruh langsungnya terhadap

jumlah tongkol per tanaman (P3 = 0.1387). Dengan demikian berarti bahwa jumlah

buku berpengaruh tidak langsung terhadap jumlah tongkol per tanaman melalui umur panen rata-rata dan bobot tongkol bersih. Diagram lintas yang menunjukkan pengaruh langsung dan tak langsung beberapa karakter morfologi jagung semi terhadap jumlah tongkol per tanaman ditampilkan pada Gambar 2.

Korelasi antara bobot tongkol bersih dan jumlah tongkol afkir dengan

jumlah tongkol per tanaman adalah nyata pada taraf 5% (r9h = -0.5801,

r11h = 0.9612). Adapun pengaruh langsungnya bernilai positif masing-masing

P9 = 0.85759 dan P11 = 0.43819 yang memberikan kontribusi lebih besar daripada

Koauychai et al. (1999) hasil analisis lintas dari bobot tongkol bersih berpengaruh langsung terhadap hasil jagung semi. Dengan demikian berarti bahwa bobot tongkol bersih dan jumlah tongkol afkir berpengaruh langsung terhadap jumlah tongkol per tanaman. Menurut Risliawati (2007), karakter vegetatif maupun karakter generatif tanaman pala menjadi penduga paling efektif bagi produksi, selain tergantung pada morfologi tanaman, juga tergantung pada kondisi lingkungan di mana tanaman berkembang.

Nilai pengaruh sisa dari hasil analisis lintas penelitian ini Px = 0.1696

dimana tergolong kecil sehingga pengaruh selain komponen hasil berpengaruh kecil terhadap hasil jagung semi. Kecilnya nilai pengaruh sisa memudahkan dalam penentuan kriteria seleksi selanjutnya.

Tabel 6. Koefisien Lintasan yang Menunjukkan Pengaruh Langsung dan Tak Langsung pada Jumlah Tongkol per Tanaman melalui Berbagai Karakter dari Beberapa Genotipe Jagung Semi

TT DB BU UB UPR PAW PAK BTK BTB JTL JTA DT PT

rijPj TT - DB 0.0873 - BU 0.1066 0.0659 - UB -0.0832 -0.0742 -0.1101 - UPR 0.1498 0.1807 0.2363 0.2092 - PAW -0.3453 -0.2395 -0.4539 -0.5047 0.1896 - PAK -0.0167 -0.0179 -0.0278 -0.0279 -0.4486 -0.0273 - BTK -0.0283 -0.0344 -0.0330 -0.0396 -0.0152 -0.0401 -0.0323 - BTB 0.4597 0.4704 0.5843 0.6583 -0.0332 0.7015 0.5563 0.7151 - JTL -0.4158 -0.4056 -0.5312 -0.5939 0.4749 -0.6322 -0.4885 -0.6121 -0.7387 - JTA -0.1869 -0.0453 -0.2332 -0.2856 0.0194 -0.3364 -0.1401 -0.2053 -0.2417 -0.2603 - DT -0.0321 -0.0366 -0.0512 -0.0494 0.1543 -0.0566 -0.0430 -0.0738 -0.0792 -0.0786 0.0369 - PT -0.0619 -0.0687 -0.0766 -0.0851 -0.0654 -0.0836 -0.0721 -0.0709 -0.0871 -0.0884 0.0543 -0.0566 - Pj -0.0685 0.1543 0.1387 -0.1303 0.3218 -0.5311 -0.0372 -0.0608 0.8576 -0.7419 0.4382 -0.0995 -0.0987 rih -0.4355 -0.0897 -0.5373 -0.6877 -0.0283 -0.7964 -0.3251 -0.5008 -0.5801 -0.6235 0.9612 -0.4302 -0.5537 Keterangan :  Px = pengaruh sisa = 0.1696

 TT : Tinggi tanaman, DB : Diameter Batang, BU : Jumlah Buku per Tanaman, UPR : Umur Panen Rata-rata, PAW : Panen Awal, PAK : Panen Akhir, BTK : Bobot Tongkol Kotor, BTB : Bobot Tongkol Bersih, JT : Jumlah Tongkol per Tanaman, JTL : Jumla h Tongkol Layak, JTA : Jumlah Tongkol Afkir, DT : Diameter Tongkol, PT : Panjang Tongkol

 rijPj = pengaruh tidak langsung

Pj = koefisien lintasan/pengaruh langsung

Gambar 2. Diagram Lintas Berantai antara Komponen Produksi dan Produksi Jagung Semi pada Beberapa Genotipe Jagung. JT : Jumlah Tongkol per Tanaman, TT : Tinggi tanaman, UB : Umur Berbunga,

PAW : Panen Awal, PAK : Panen Akhir, BTK : Bobot Tongkol Kotor, JTL : Jumlah Tongkol Layak, DT : Diameter Tongkol, PT : Panjang Tongkol, JTA : Jumlah Tongkol Afkir, BU : Jumlah Buku,

BTB : Bobot Tongkol Bersih, Px : Pengaruh Sisa, : berpengaruh

tidak langsung, : berpengaruh langsung.

Keragaan Karakter Agronomi

Dokumen terkait