• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DATA

5.2. Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata

6 11 22,73 27,27 50,00 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel distribusi di atas dapat diketahui bahwa para responden terbanyak hanya memperoleh pendidikan formal sampai pada tingkat SMA yaitu sebanyak 11 orang (50,00 %), disusul tingkat pendidikan SMP sebanyak 6 orang (27,27 %), dan selebihnya adalah SD sebanyak 5 orang (22,73 %). Jadi, dilihat dari tabel distribusi tentang pendidikan formal yang pernah ditempuh responden masih tergolong rendah. Oleh karena itu pekerjaan yang mereka tekuni juga hanya sampai pada tingkat menengah saja seperti; reseptionist, pemandu wisata, dan lain-lain, sehingga kontribusi yang mereka dapatkan juga tidak begitu besar.

5.2. Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata

Lamanya usaha yang dikelola oleh responden dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berusaha di Bidang Kebutuhan Wisata di Desa Timbang Jaya

No. Lamanya Usaha Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. < 1 tahun 1 - 2 tahun > 2 tahun 4 5 13 18,18 22,73 59,09 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel 5.7 tersebut, dapat dikemukakan bahwa usaha yang paling lama dikelola yaitu lebih dari 2 tahun sebanyak 13 orang (59,09 %), sedangkan yang lamanya 1 sampai 2 tahun ada sebanyak 5 orang (22,73 %), dan yang kurang dari 1 tahun sebanyak 4 orang (18,18 %). Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa dengan lamanya membuka dan mengelola usaha, implikasinya bahwa usaha ini akan semakin dapat diandalkan dalam komposisinya sebagai sumber pendapatan dalam rumah tangga. Seperti lamanya usaha yang telah mereka jalani dalam waktu lebih dari 2 tahun, ini sudah dapat dirasakan hasilnya khususnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak mereka, bahkan mereka sudah mampu mempunyai tempat tinggal sendiri secara layak. Usaha yang dijalani ini seperti; usaha penginapan, usaha rumah makan yang juga tentunya mendukung aktivitas wisata, sehingga mereka tetap dapat membuka usaha tersebut dan dapat menjadi pemasukan yang menetap bagi perekonomian rumah tangga mereka.

Untuk mengetahui lama para responden mengelola usaha, untuk lebih jelasnya dapat diketahui dengan melihat tabel berikut ini.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja dalam Sehari di Bidang Wisata

No. Lamanya Bekerja Frekuensi Persentase (%) 1. 2. < 12 jam 12 - 24 jam 11 11 50,00 50,00 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel 5.8 tersebut, dapat dikemukakan bahwa responden yang bekerja kurang dari 12 jam sebanyak 11 orang (50,00 %), dan yang bekerja 12 sampai 24 jam sebanyak 11 orang juga (50,00 %). Data di atas dapat disimpulkan bahwa lamanya responden bekerja dalam sehari-hari berbeda-beda, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang digeluti juga berbeda-beda, dan akan berpengaruh juga pada tingkat pendapatan yang mereka hasilkan. Contohnya; usaha penginapan yang dibuka selama 24 jam tiap harinya, karena diperkirakan ada tamu yang datang tengah malam untuk menginap. Namun, ada juga usaha yang lain seperti; usaha rumah makan, usaha souvenir shop yang buka hanya sampai kurang dari 24 jam. Sehingga dalam hal ini, usaha penginapanlah yang lebih besar kontribusinya dalam hal mendapatkan penghasilan.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya

Keterampilan Tertentu dalam Suatu Pekerjaan di Bidang Wisata No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%)

1. 2. Ya Tidak 13 9 59,09 40,91 Total 22 100,00 Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa di dalam suatu pekerjaan ada kalanya membutuhkan suatu keterampilan tertentu, seperti pada jawaban responden bahwa sebagian besar yaitu 13 orang (59,09 %) menyatakan ya, dan 9 orang (40,91 %) mengatakan tidak. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden membutuhkan keterampilan tertentu dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang yang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Hanya orang yang memiliki keterampilan dalam bidang pekerjaan tersebut yang mampu melakukannya. Seperti dalam melaksanakan pekerjaan di sektor pariwisata, terlebih daerah Bukit Lawang ini cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, jadi dibutuhkan pendidikan/keterampilan seperti kemampuan berbahasa asing, sehingga usaha tersebut dapat lebih berkembang. Oleh sebab itu, ada sebagian dari mereka yang mendapatkan keterampilan dengan cara belajar dari orang lain, atau mereka juga dapat belajar sendiri dari pengalaman sehingga mereka jadi terbiasa melakukan pekerjaan itu setiap hari.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Kedudukan Berusaha di bidang Wisata dalam Komposisi Pendapatan Rumah Tangga

No. Posisi Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1. 2. Pekerjaan utama Pekerjaan tambahan 21 1 95,45 4,55 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki usaha saat ini merupakan pekerjaan utama mereka, yaitu ada 21 orang (95,45 %) mengatakan pekerjaan utama, dan 1 orang (4,55 %) mengatakan pekerjaan tambahan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha dalam bidang aktivitas wisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berarti dan sumber pokok/utama dalam menambah pendapatan rumah tangga. Karena dari pekerjaannya tersebut, mereka sudah cukup mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangganya sendiri dan untuk keperluan lainnya sebagian besar sudah dapat mereka penuhi. Namun sebagian kecil masih ada pekerjaan utama yang mereka miliki seperti PNS, di samping itu masih ada pekerjaan tambahan yang ditekuninya yaitu usaha warung makan yang terdapat di daerah objek wisata tersebut.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Melakukan Usaha Wisata

No. Pihak yang terlibat Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hanya Suami Hanya Istri Suami dan Istri Suami dan Anak Istri dan Anak Lain-lain 10 2 1 1 1 7 45,45 9,09 4,55 4,55 4,55 31,81 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar orang yang terlibat dalam usaha yang dijalani saat ini adalah hanya suami, yaitu 10 orang (45,45 %), dan yang lainnya hanya istri yaitu 2 orang (9,09 %), suami dan istri ada 1 orang (4,55 %), suami dan anak ada 1 orang (4,55 %), istri dan anak ada 1 orang (4,55 %), serta orang yang tidak termasuk dalam keluarga ada 7 orang (31,81 %). Usaha yang dijalani sebagian besar hanya dilakukan oleh para suami, dikarenakan pekerjaan tersebut membutuhkan waktu yang panjang seperti; usaha penginapan yang dibuka sampai 24 jam.. Jadi lebih banyak dilibatkan adalah para lelaki atau suami, sedangkan anak-anak mereka juga kebanyakan yang masih kecil-kecil dan ada juga yang sudah bersekolah, sehingga mereka belum begitu mampu untuk bekerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan suami dalam membantu menambah pendapatan rumah tangga sangat besar dan berarti, dengan melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan sokongan dari usaha yang bergerak dalam bidang aktivitas wisata.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Ramainya Konsumen yang Melakukan Aktivitas Wisata

No Waktu Frekuensi Persentase (%)

1. 2. Hari-hari Biasa Hari Libur 2 20 9,09 90,91 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa konsumen atau pengunjung ramai pada waktu hari libur yaitu ada 20 orang (90,91 %) karena aktivitas tidak sibuk, jadi pada waktu hari libur inilah banyak orang yang dapat meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga atau teman-teman mereka untuk liburan bersama. Sedangkan dua orang lainnya (9,09 %) mengatakan konsumen ramai pada saat hari-hari biasa, karena biasanya ada beberapa rombongan dari sekolah, kantor atau Dinas-dinas yang melakukan tour atau seminar di daerah objek Bukit Lawang tersebut. Namun, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengunjung objek wisata ramai pada saat hari-hari libur/hari besar. Seperti hari Minggu, di hari-hari ini biasanya banyak pengunjung yang datang, sehingga karena ramainya wisatawan yang datang maka biasanya pada waktu itu juga segala fasilitas yang

terdapat di objek wisata tersebut menjadi lebih lengkap atau lebih banyak dikeluarkan untuk dinikmati pengunjung. Misalnya untuk pengunjung yang datang bersama dengan rombonganya, maka kepada mereka disediakan guide/pemandu wisata yang membantu wisatawan mengenali daerah objek wisata tersebut dan disediakan juga fasilitas lainnya.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan yang Menjadi Konsumen Utama Kegiatan Pariwisata

N0. Konsumen Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

Masyarakat Setempat Wisatawan Luar (lokal) Wisatawan Luar Negeri

2 8 12 9,09 36,36 54,54 Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar yang menjadi konsumen utama yang berkunjung ke wisata Bukit Lawang adalah 12 orang (54,54 %) mengatakan wisatawan luar negeri, dan yang lainnya ada 8 orang (36,36 %) mengatakan wisatawan lokal, sedangkan 2 orang (9,09 %) mengatakan masyarakat setempat. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang mengatakan wisatawan luar negeri adalah konsumen utama yang berkunjung ke daerah objek wisata Bukit Lawang, dari beberapa negara yang berkunjung, wisatawan yang paling banyak brkunjung berasal dari negara Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol, Amerika dan negara lainnya.Hal ini

disebabkan wisatawan luar negeri ingin melihat bagaimana keindahan yang ada di daerah Bukit Lawang. Mereka ingin menikmati keindahan alam, masyarakat, serta kebudayaan di sekitar objek wisata Bukit Lawang yang memang sama sekali belum pernah mereka lihat sebelumnya. Dan wisatawan luar negeri biasanya menggunakan segala fasilitas yang ada di objek wisata tersebut mulai dari jasa transportasi, penginapan, dan lain-lain. Oleh karena itu, biasanya wisatawan luar negeri bisa sampai berhari-hari atau berminggu-minggu berada di daerah wisata tersebut. Tidak seperti masyarakat setempat/lokal yang berkunjung hanya seharian saja, bahkan perlengkapan mereka bawa sendiri dari rumah masing-masing.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Pengaruh Aktivitas Wisata terhadap Peningkatan Usaha

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1. 2. Meningkat Tidak Meningkat 22 - 100,00 - Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya aktivitas wisata di daerah Bukit Lawang tersebut dapat meningkatkan setiap usaha yang dijalani. Hal ini terlihat dari semua responen yaitu 22 orang (100,00 %) mengatakan usaha yang dijalani mengalami peningkatan. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dengan adanya berbagai macam aktivitas wisata di daerah tujuan wisata Bukit Lawang, maka timbullah berbagai jenis

usaha yang dapat dijalani oleh masyarakat dengan tujuan menambah keuntungan bagi perekonomian rumah tangga mereka. Maka dengan adanya usaha yang saling menguntungkan antara pengunjung dan masyarakat yang mempunyai usaha di tempat tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi sosial ekonomi rumah tangga masyarakat tersebut.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Tidaknya Usaha di Bidang Wisata Mempengaruhi Jumlah Pengangguran

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1. 2. Ya Tidak 22 - 100,00 - Total 22 100,00

Sumber: Hasil angket 2009

Pada tabel di atas juga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya objek wisata di daerah Bukit Lawang dapat mengurangi jumlah pengangguran, karena banyak usaha yang dapat dikelola di daerah objek wisata Bukit Lawang tersebut. Hal ini dapat terlihat dari semua responden yaitu 22 orang (100,00 %) mengatakan ya. Karena di daerah tujuan objek wisata biasanya merupakan tempat yang strategis sehingga mudah dilewati oleh banyak orang. Apalagi jika ramai wisatawan yang datang, maka disini masyarakat mempunyai banyak kesempatan untuk membuka suatu usaha, seperti usaha warung makan, menjual macam-macam souvenir, menjual buah-buahan, dan lain-lain. Dengan itu pasti akan dapat menambah pemasukan, apalagi wisatawan luar negeri yang biasanya banyak

berbelanja untuk membeli souvenir atau juga makanan khas daerah untuk oleh-oleh dibawa pulang.

Dokumen terkait