• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN LABORATORIUM DAN INTERSEPSI HPHK

Situasi HPHK Tahun 2015, 2016, 2017 Kota Tanjungpinang

8. KEGIATAN LABORATORIUM DAN INTERSEPSI HPHK

Dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya Penyakit Hewan yang termasuk HPHK Golongan I dan II, maka pemeriksaan klinis perlu diteguhkan dengan Diagnosa Laboratorium. Oleh karena itu, hasil pengujian laboratorium merupakan data yang sangat penting untuk digunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan terhadap Media Pembawa Karantina Hewan yang dilalulintaskan.

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 85

Seksi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dalam kegiatan Intersepsi Penyakit memfokuskan pada upaya pencegahan masuk dan menyebarnya PenyakitZoonosis sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis. Penyakit Zoonosis tersebut, seperti Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) dan Penyakit Rabies.

Daerah disekitar Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah yang sudah tertular AI dan Rabies.

DOC (Day Old Chick), ayam buras (broiler, layer, pejantan) dan DOD (Day Old Duck) yang masuk ke Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar berasal dari daerah Medandan Pekanbaru yang masih merupakan daerah tertular. Pemasukan DOC dan DOD ke Provinsi Kepulauan Riau rutin dilakukan. Mengingat frekuensi lalulintas unggas yang tinggi di Tanjungpinang dan juga ancamanPenyakit Avian Influenza (AI), maka perlu dilakukan Pengamatan Status dan Situasi Penyakit AI secara terus menerus dan berkesinambungan untuk memonitor perkembangan wabah AI di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulaun Riau.

Sebagai Tindak Karantina antisipasif, Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang telah melakukan langkah-langkah

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 86

dengan memperketat pengawasan dan pemeriksaan terhadapsemua komoditi unggas dan produk unggas yang dilalulintaskan. Bila memenuhi syarat dilakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel untuk dilakukan Uji HA/. Koordinasi Instansi terkait makin intensif dilakukan, juga sosialisasi kepada Pengguna Jasa (stakeholder).

Daerah Kepulauan Riau merupakan daerah bebas Rabies secara historis, hal ini diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 240/Kpts/PD.650/4/2015 Tentang Pernyataan Provinsi Kepulauan Riau Bebas dari Penyakit Anjing Gila (Rabies), sehingga kita perlu mewaspadai adanya pemasukan Hewan Penular Rabies sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Kepulauan Riau Nomor : 0257.B/KDH.Kepri.524/04.09 Tanggal 30 April 2009 tentang pelarangan pemasukan Hewan Penular Rabies (anjing, kucing, kera dan sebangsanya) ke dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau baik dari daerah bebas maupun daerah tertular sesuai dengan aturan/ pedoman yang berlaku. Sejak itu Hewan Penular Rabies tidak pernah lagi masuk ke Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, kecuali hewan organik yang diperuntukan untuk kepentingan negara.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 282/Kpts/KH.130/L/01/2013 Tentang Klasifikasi

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 87

Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewanipada Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian. Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang masuk ke dalam Klasifikasi Laboratorium Tingkat 2. Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sesuai ISO/ IEC 17025 : 2017 dan diakui oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dibuktikan dengan adanya Sertifikat Akreditasi Nomor : LP-1031-IDN sebagai Laboratorium Penguji Terakreditasi. Dengan adanya sertifikat akreditasi tersebut, kompetensi Sumber Daya Manusia juga sangat diperhatikan. Semua personil Laboratorium Karantina Hewan sudah mengikuti berbagai pelatihan baik pelatihan yang diadakan oleh Badan Karantina Pertanian maupun pelatihan atas inisiatif laboratorium sendiri dan dibuktikan dengan sertifikat kelulusan sebagai jaminan kompetensi personilnya. Adanya jaminan kompetensi personil tersebut juga akan menjamin keabsahan hasil pengujian yang dikeluarkan oleh Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 88

Tabel 61. Hasil Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2018

No. Pemeriksaan Sampel Frekuensi Volume Hasil Ket

1 HA HI

Titer Antibodi AI Positif (+) Protektif

(Titer antibodi protektif 24 - 211 dengan vaksinasi dinyatakan POSITIF PROTEKTIF)

(-) = 223

Titer Antibodi AI Negatif (-) Titer antibodi tidak protektif 20 – 23 dinyatakan NEGATIF

(Ref. Method OIE Chapter 2.3.4.2009)

2 TPC

Daging

Ayam 93 97 Layak

dikonsumsi

SNI 7388 : 2009 Tentang Batas Maksimum

SNI 3932 : 2008 Tentang Batas Maksimum

Sapi 126 209 Negatif Tidak terdapat

butiran-butiran menyerupai pasir

Kambing 47 242 Negatif Tidak terdapat butiran-butiran menyerupai pasir

4 Uji Natif

Sapi 126 209

Negatif : 10 Tidak ditemukan telur cacing

Positif : 199 Ditemukan telur cacing

Kambing 47 242

Negatif : 8 Tidak ditemukan telur cacing

Positif : 234 Ditemukan telur cacing

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 89

Dari tabel di atas dapat dilihat beberapa hasil pengujian yang positif seperti Pengujian HA/HI AI pada serum darah DOC dan Pengujian Parasit (Telur cacing) dengan metode Natif pada feses sapi dan kambing. HA/HI AI memperoleh hasil positif dikarenakan sampel yang diuji adalah serum darah DOC, sehingga masih terdapat maternal antibodi yang tinggi pada serum darah tersebut, sehingga pengujian menunjukkan hasil yang positif. Sedangkan pengujian parasit pada feses sapi dan kambing dengan metode natif sering ditemukan hasil uji yang positif (ditemukan telur cacing). Telur cacing yang sering ditemukan adalah jenis cacing Fasciola hepatica, Strongyloid sp., Paramphistomum sp, Ascaris sp. Hal ini wajar terjadi karena sistem pemeliharaan sapi dan kambing masih menggunakan cara tradisional. Sanitasi dan kebersihan kandang belum dilakukan secara maksimal, kandang yang bersifat lembab sehingga memicu penyebaran telur cacing melalui siput dan lalat.

Pemberian pakan hijauan juga memicu terjadinya infestasi cacing ke dalam tubuh sapi dan kambing, dikarenakan siput bisa juga membawa telur cacing tersebut dengan ditempelkan pada rumput-rumput yang lembab. Selama ini, upaya-upaya yang dilakukan oleh petugas karantina adalah degnan memberikan advice/ saran kepada peternak agar selalu meningkatkan kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang.

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 90

Tabel 62. Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2017 dan Tahun 2018

No. Pemeriksaan MP HPHK

Tahun 2017 Tahun 2018

Volume (Sampel)

Frekuensi (Kali)

Volume (Sampel)

Frekuensi (Kali)

1. Uji RBT Serum Darah Sapi 189 80 209 126

Serum Darah Kambing 183 25 242 47

Jumlah 267 104 451 173

2. Uji HA/HI Serum Darah Ayam 3 3

Serum Darah DOC 450 245 776 441

Jumlah 695 301 776 441

3. Uji TPC Daging Ayam 145 145 97 93

Daging Bebek - - 4 4

Daging Sapi dan Jeroan 40 39 22 21

Biakan Beku Kering 7 1 - -

Daging Kerbau 2 1 16 16

Daging Kambing 9 9

Daging Domba 1 1

Jumlah 234 228 149 144

4. Uji Natif Feses Sapi

189 80 209 126

Feses Kambing 183 25 242 47

Jumlah 267 104 451 173

Grafik 16. Perbandingan Volume Pengujian Tahun 2017 – 2018

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 91

Grafik 17. Perbandingan Frekuensi Pengujian Tahun 2017 - 2018

Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 meliputi Uji RBT,Uji HA/HI, Uji TPC dan Uji Natif pada Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH). Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2018 mengalami peningkatan volume pada Uji RBT, Uji HA/HI dan Uji Natif , sedangkan Uji TPC mengalami penurunan volume. Peningkatan volume dan frekuensi pengujian tersebut disebabkan karena meningkatnya volume dan frekuensi Hewan (Sapi, Kambing, dan DOC) yang dilalulintaskan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, sehingga jumlah sampel yang masuk ke laboratorium untuk dilakukan pengujian juga meningkat. Sedangkan frekuensi lalu lintas BAH menurun, sehingga sampelyang masuk

Laporan Tahunan BKP Kelas II Tanjungpinang Tahun 2018 92

untuk pengujian cemaran mikroba dengan metode Total Plate Count (TPC) juga menurun.

Dokumen terkait