• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Manajemen Bencana

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Manajemen Bencana

2.2.1 Kegiatan Manajemen Bencana

Salah satu cara untuk menyederhanakan pemahaman terhadap kegiatan penanggulangan bencana adalah dengan mengatur ke dalam suatu siklus. Menurut model Stephen Bieri, sebuah modifikasi Cuny DRM dan Mitigation Circle, siklus manajemen risiko bencana adalah:

Gambar 2.1. Siklus Manajemen Resiko Bencana

Tiap tahapan kegiatan dalam gambar di atas akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

a. Pencegahan

Adalah langkah-langkah untuk melakukan, menghilangkan atau mengurangi ancaman secara drastis melalui pengendalian dan pengaturan fisik dan lingkungan. Tindakan ini bertujuan untuk menekan sumber ancaman dengan mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energi atau bahan ke daerah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih lama (Smith, 1992:81).

b. Mitigasi

Adalah tindakan fokus pada perhatian untuk mengurangi dampak dari ancaman dan dengan demikian mengurangi negatif dampak bencana terhadap kehidupan melalui beberapa alternatif yang sesuai dengan ekologi. Kegiatan mitigasi mencakup tindakan non-rekayasa seperti peraturan, sangsi dan penghargaan untuk memaksa perilaku yang lebih cocok dan melalui

informasi untuk meningkatkan kesadaran (ADB. 1991:41) c. Kesiapan Tanggap Darurat

Adalah prediksi tentang kebutuhan masa depan jika ada bencana keadaan darurat dan identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, dan dengan demikian membawa masyarakat di daerah bahaya untuk merespon yang lebih baik terhadap kesiapan menghadapi bencana. Berdasarkan pemahaman bahwa kehancuran dalam bencana tidak dapat dihindari, tanggap darurat menempatkan beberapa pengaturan secara efektif. Kesiapan tanggap darurat meliputi pengaturan dan pelatihan rencana tanggap darurat untuk mengatur, menyiapkan dan menguji sistem peringatan dini, penyimpanan dan kesiapan pasokan kebutuhan dasar, pelatihan dan simulasi, kesiapan mekanisme alarm dan prosedur tetap (Flemming, 1957)

d. Tanggap Darurat

Adalah tindakan sebelum dan setelah bencana. Tindakan dalam tahap ini seperti identifikasi lokasi bencana, studi cepat tentang kerusakan dan ketersediaan sumber daya untuk menentukan dengan cepat pemenuhan kebutuhannya. Seiring dengan itu, mungkin ada pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan pertama, evakuasi, tempat para pengungsi dan fasilitas, pengiriman pasokan darurat dan obat-obatan, sumber daya bergerak dan pemulihan fasilitator utama seperti komunikasi, transportasi, air, dan fasilitas publik lainnya.

e. Pemulihan

Adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu orang mendapatkan kembali apa yang sudah hilang dan membangun kembali kehidupan, dan untuk mendapatkan kembali peluang mereka. Semua ini akan dicapai melalui pembangun kembali dan memfungsikan kembali fasilitas-fasilitas, memulihkan tingkat kemampuan sosial ekonomi mereka sama atau lebih baik dari sebelum bencana bersama dengan penguatan ketahanan mereka untuk menghadapi bencana di masa mendatang.

Menurut CSEPP (2005), dalam manajemen bencana dipakai definisi-definisi sebagai berikut :

a. Ancaman

Adalah peristiwa, gejala atau kegiatan manusia yang berpotensi untuk menyebabkan kematian, luka, kerusakan harta benda, gangguan sosial ekonomi, dan kerusakan lingkungan.

b. Bencana industri

Adalah gangguan serius terhadap sistem masyarakat sehingga menyebabkan kerusakan luas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melebihi kapasitas masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka sendiri.

c. Darurat

Adalah krisis yang terjadi dengan cepat, di mana kehidupan dan kesejahteraan masyarakat bisa menjadi terancam jika tidak ada upaya ekstrim dan upaya besar segera.

d. Tanggap Darurat

Adalah tanggapan segera dan akurat dengan tujuan untuk menyelamatkan kehidupan manusia, untuk menjamin perlindungan dan memulihkan kesejahteraan manusia.

e. Kemampuan

Adalah ringkasan dari semua kekuatan dan sumber daya dalam sebuah komunitas atau organisasi yang dapat mengurangi tingkat risiko atau dampak dari bencana.

d. Kerentanan

Adalah kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses fisik, sosial-ekonomi dan lingkungan, yang dapat meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap dampak sebuah ancaman bencana.

e. Kesiapan

Adalah tindakan awal dan upaya untuk menjamin respon yang efektif ter-hadap dampak bencana, termasuk persiapan sistem peringatan dini yang efektif dan cepat, juga evakuasi orang dan harta benda dari daerah yang terancam.

f. Mitigasi

Adalah upaya struktural dan non struktural yang diambil untuk mengurangi dan membatasi dampak dari bencana.

g. Manajemen bencana

Adalah serial aksi, sebelum dan setelah bencana, yang didesain untuk mengontrol resiko bencana dan memberikan kerangka kerja dalam membantu orang, pribadi atau masyarakat yang terancam bencana, untuk menghindari, mengurangi atau memulihkan diri dari dampak bencana.

h. Manajemen resiko bencana

Adalah penggunaan keputusan administratif yang sistematis, ketrampilan dan kapasitas organisasi dan operasional untuk melaksanakan kebijakan, strategi, dan kemampuan untuk mengatasi masalah masyarakat dan untuk membatasi dampak buruk dari ancaman bencana.

i. Pencegahan

Adalah kegiatan untuk menghindari atau mengurangi bencana dan dampaknya.

j. Risiko

Adalah sebuah kesempatan dampak buruk, atau kemungkinan kerugian dalam hal kematian, luka, kehilangan dan kerusakan properti, gangguan mata pencaharian dan ekonomi atau kerusakan lingkungan yang muncul dari interaksi antara ancaman bencana dan kerentanan.

Menurut Ramli (2009), Manajemen bencana pada dasarnya dapat dibagi atas tiga tingkatan yaitu pada tingkat lokasi, tingkat unit atau daerah dan tingkat nasional atau korporat. Untuk tingkat lokasi disebut manajemen insiden (incident management), pada tingkat daerah atau unit disebut

manajemen darurat (emergency management) .dan pada tingkat yang lebih tinggi disebut manajemen krisis (crisis management).

Tabel 2.2 Tingkatan manajemen bencana

Tingkat Kategori Lingkup

Lokasi Manajemen Insiden

(Incident Management)

Daerah / Unit Pabrik Manajemen Darurat (Emergency

Management)

Nasional / Korporat Manajemen Krisis (Crisis Management) Strategis Taktis Wilayah/Unit Manajemen Darurat Nasional / Korporat Manajemen Krisis Lokasi Insiden Manajemen Insiden

a. Manajemen Insiden (Incident Management)

Yaitu penanggulangan kejadian di lokasi atau langsung di tempat kejadian. Biasanya dilakukan oleh tim tanggap darurat yang dibentuk atau petugas-petugas lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Penanggulangan bencana pada tingkat ini bersifat teknis. b. Manajemen Darurat (Emergency Management)

Yaitu upaya penanggulangan bencana di tingkat yang lebih tinggi yang mengkoordinir lokasi kejadian. Untuk tingkat perusahaan, manajemen bencana berada di tingkat area atau pimpinan pabrik terkait.

c. Manajemen Krisis (Crisis Management)

Manajemen krisis berada di tingkat yang lebih tinggi misalnya tingkat nasional atau tingkat korporat bagi suatu perusahaan yang mengalami bencana. Perbedaan tugas dan tanggung jawab pada ketiga tingkatan ini adalah berdasarkan fungsinya yaitu taktis dan strategis. Pada tingkat manajemen insiden, tugas dan tanggung jawab lebih banyak bersifat taktis, dan semakin ke atas tugasnya akan lebih banyak menangani hal- hal yang strategis. Pengaturan fungsi dan peran ini sangat penting dilakukan dalam mengembangkan suatu manajemen bencana. Benturan di lapangan pada dasarnya terjadi karena pengaturan tugas dan peran ini tidak jelas dan bertabrakan. Misalnya siapa yang bertanggung jawab mengkoordinir bantuan dari pihak luar dan siapa yang rnengelola bantuan tersebut setelah berada di lapangan. Siapa pula yang menentukan kebijakan manajemen bencana dan siapa yang melakukan penerapannya di lapangan.

Dokumen terkait