Bali.
Fokus kegaiatan ini mengarah kepada pemeliharaan ternak sapi sebagai komoditas unggulan pada lokasi‐
lokasi yang menerapkan sistem pemelihatanan secara intensif menggunakan kandang koloni misalnya : di Koperasi ”Nandini
Krisna” di Desa Nusasari dan Agrotechnopark (ATP) Jembrana di Desa Melaya.
2). Pengembangan Hijauan Makanan Ternak (HMT) melaui Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air (PLA).
Kegiatan ini diharapkan untuk mendukung ketersediaan hijauan makanan ternak sepanjang tahun. Adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi pembuatan sumur bor, cubang/embung, jalan produksi untuk memudahkan pengangkutan HMT, optimasi lahan dengan penanaman rumput raja dan leguminosa. Selain kegiatan penamanam HMT berupa penanaman Rumput Raja juga disiapkan kegiatan pakan awetan dalam bentuk UMMB, silase, dan konsentrat di pabrik pakan mini yang berlokasi di Persil Poh Desa Nusasari, Kecamatan Melaya.
Tabel 3.7
Produksi Hasil Ternak 5 Tahun Terakhir Di Kabupaten Jembrana
No. Jenis Ternak Produksi Daging (Ton)
2005 2006 2007 2008 2009
1. Sapi 1.142,90 390,05 503,72 4.412,30 4.528,08
2. Kerbau ‐ ‐ ‐ 431,51 401,22
3. Babi 2.720,26 1.881,11 62,85 1.066,70 999,26
4. Kambing 320,85 188,94 20,16 26,13 25,92
5. Ayam Buras 828,35 833,69 609,87 683,69 681,74
6. Ayam Petelur 72,30 57,38 48,19 36,72 11,47
7. Ayam Pedaging 593,37 466,97 425,13 404,12 466,47
8. Itik 30,87 31,43 28,72 23,56 26,70
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana 2009
ras R a s Jumlah
Ayam Bali Khaki
Chamble Manila Jumlah 2009 622.609 15.000 562.000 1.199.609 40.124 15.220 8.983 64.327 Jumlah 2008 624.337 48.000 486.900 1.159.277 45.054 4.849 6.876 56.779 Jumlah 2007 556.958 63.057 512.200 1.132.215 59.003 1.864 8.405 69.272 Jumlah 2006 761.360 75.000 562.600 1.398.960 66.555 ‐ 10.152 76.707 Jumlah 2005 756.480 94.500 809.400 1.568.880 64.801 50 9.562 74.413 Pertumbuhan
Rata–rata ( % ) 3,59 32,29 7,24 6,00 10,80 ‐ 0,38  Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana 2009
Dalam upaya mewujudkan masyarakat khususnya petani ternak yang sejahtera sebagaimana tertuang dalam visi Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan, pelaksanaan kegiatan sub sektor peternakan yang mendukung program tahun 2009 antara lain :
Potensi peternakan merupakan satu subsektor pertanian yang banyak dikerjakan oleh penduduk dikabupaten Jembrana meliputi ternak besar dan ternak unggas seperti Sapi, kerbau, babi, kambing, kuda dan di antara jenis ternak tersebut ternyata sapi dan babi merupakan ternak yang paling banyak dipelihara masyarakat. Dari usaha tersebut untuk sapi tahun 2008 sebanyak 35.697 ekor dan tahun 2009 mencapai 36.633 ekor atau meningkat 2,62 % sedangkan ternak babi tahun 2008 sebanyak 79.640 ekor mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 74.608 ekor (6,32 %). Populasi ternak kambing tahun 2007 15.158 ekor, tahun 2008 dan tahun 2009 menurun masing‐masing menjadi 12.262 ekor (23,62%), 12.164 ekor (24,61%). Ternak kerbau tahun 2008 sebanyak 3.421 ekor, tahun 2009 menurun menjadi 3.246 ekor (5,12%) ini disebabkan produksinya berkurang sedangkan permintaan untuk dipotong meningkat. Jumlah Populasi Unggas (Ayam bukan ras) jumlah mengalami penurunan pada tahun 2009 sejumlah 622.609 ekor dari tahun 2008 sebanyak 624.337 ekor (3,59%), data selengkapnya pada tabel berikut.
Tabel 3.6
Populasi Hewan Ternak 5 Tahun Terakhir Di Kabupaten Jembrana
No Jenis Ternak Populasi Ternak (Ekor)
2005 2006 2007 2008 2009
1. Sapi Bali 29.952 30.891 32.942 35.697 36.633
2. Kerbau 5.862 5.727 4.997 3.421 3.246
3. Kuda 276 254 222 131 117
4. Kambing 16.603 15.613 15.158 12.262 12.164
5. Babi 84.023 80.870 76.961 79.640 74.608
6. Ayam Pedaging 809.400 562.600 512.200 486.900 562.000
7. Ayam Petelur 94.500 75.000 63.057 48.000 15.000
8. Ayam Buras 756.480 761.360 556.958 624.337 622.609
9. Itik 74.413 76.707 69.272 56.779 64.327
10. Aneka Ternak 24.703 9.647 11.220 10.583 6.917
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kab. Jembrana 2009
berkisar 37.373 km2 atau sekitar 44,94% dari luas Wilayah Kabupaten Jembrana, yang terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya. Berbagai pepohonan seperti waru, bunut, nangka, rumput gajah rumput raja, rumput setaria dan rumput lapangan dapat tumbuh subur sebagai pakan ternak.
Dengan kondisi yang demikian berbagai potensi ternak dapat berkembang di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas. Dari sisi potensi areal untuk penanaman hijauan makanan ternak (HMT) adalah seluas + 16.836 Ha (20%) dari luas wilayah Kabupaten Jembrana,
dengan klon yang jelas , yang diproduksi dengan teknologi SE (Somatic Embriogenetic), dan pemberian bantuan sarana serta biaya upah kerja. Dengan
klon yang jelas dan bermutu (unggul) guna perbaikan kualitas tanaman dengan harapan akan menghasilkan biji kakao yang bermutu dengan produktivitas yang tinggi.
Kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional Tahun 2009 di Kabupaten Jembrana dilakasanakan Kegiatan Peremajaan Tanaman Kakao seluas 700 Ha berlokasi di Kecamatan Melaya, Negara dan Jembrana, sedangkan kegiatan Intensifikasi dialokasikan di Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan seluas 400 Ha.
Tabel 3.5
Realisasi Fisik Kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional Tahun 2009
No. Kecamatan Kegiatan Peremajaan (Ha)
Kegiatan
Intensifikasi (Ha) Keterangan
1. Melaya 355 ‐
2. Negara 180 ‐
3. Jembrana 165 ‐
4. Mendoyo ‐ 150
5. Pekutatan ‐ 250
Jumlah 700 400
daya saing nasional maupun Internasional. Tahun ini tampaknya program tersebut telah menampakan hasil, seperti halnya dalam produksi, seperti produksi Kelapa dalam meningkat 330,52 ton, Kelapa Hibrida 4,73 ton, Kelapa genjah 7,94 ton. Kopi robusta meningkat 13,59 ton, namun Cengkeh mengalami penurunan 271,77 ton, disebabkan oleh karena faktor musim yang sangat berpengaruh terhadap proses pembungaan, juga karena siklus produksi tahunan. Komoditi Panili mengalami kenaikan 40,56 ton, Kakao naik 154,21 ton. Dan dari sisi peningkatan Mutu, telah diproduksi Kakao Fermentasi sebanyak 23 ton.
Grafik 3.4 Luas Areal Dan Produksi Komoditi Kakao Di Kabupaten Jembrana Tahun 2009
Kabupaten Jembrana adalah satu dari dua kabupaten (satu lagi Tabanan) di Provinsi Bali yang mendapatkan bantuan program GERNAS Kakao dari pemerintah pusat yang dilaksanakan secara bertahap selama 3 tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Kegiatan diprogramkan untuk Kegiatan Peremajaan Tanaman dan Intensifikasi tanaman Kakao. Dalam kegiatan Peremajaan meliputi kegiatan penggantian tanaman dengan bibit unggul
0,00
Luas Areal (Ha) Produksi (ton) 1.378,90
Berbagai Hasil Pengolahan Produk Pertanian Kabupaten Jembrana
serentak, terpadu dan menyeluruh melalui suatu gerakan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan maupun sumber daya yang ada secara kontinyu dan berkelanjutan.
Dilihat dari letak Geografis Kabupaten Jembrana, termasuk daerah yang potensial untuk perkembangan tanaman perkebunan. Luas lahan kering potensial untuk komoditi perkebunan berkisar 30 % dari luas wilayah Kabupaten.
Dari potensi wilayah ini Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan, dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dengan berlandaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang berkesinambungan (sustinable) demi terciptanya peningkatan perekonomian masyarakat. Pencanangan program yang ditempuh dalam rangka pembangunan sektor perkebunan dilaksanakan melalui kegiatan: Intensifikasi, Rehabilitasi, Peremajaan, Ektensifikasi, serta Diversifikasi baik tanaman maupun produk‐produk perkebunan. Hal ini terbukti dengan telah terbangunnya Pusat Unit Pengolahan Kakao Rakyat Kabupaten Jembrana, sebagai pusat sentra unit pengolahan Kakao Primer (proses Fermentasi) dan unit pengolahan Kakao Skunder (pengolahan kakao siap saji).
Dan didukung oleh Unit Usaha Pengolahan Kakao (pengolahan Kakao Primer‐
Proses Kakao Fermentasi) yang berada pada Kelompok‐Kelompok Tani (Subak Abian) tersebar di masing‐masing Kecamatan (5 unit UUP). Hal ini sejalan dengan konsep kebijaksanaan Pemerintah dalam hal aspek produksi yaitu konsep” Petik – Olah – Kemas‐ Jual”. Dengan tidak lupa pula memperhatikan aspek Kualitas/Mutu demi mewujudkan pertanian tangguh yang mempunyai
kabupaten pelakasananya yaitu Tabanan dan Jembrana.
Tanaman Kakao di Kabupaten Jembrana merupakan komoditi unggulan bidang Perkebunan. Luas areal tanaman Kakao sampai dengan tahun 2009 seluas 4.268,13 Ha dengan areal produktif 3.788,10 Ha dan produksi 3.376,495 ton atau dengan rata‐rata produktifitas 837 Kg/Ha yang melibatkan 9.695 kk Petani pekebun, Produktifitas tersebut masih berada dibawah potensi produksi potensial (2.000 kg/ha/tahun). Dilihat dari segi umur tanaman relatif sudah sangat tua, yakni sudah lebih dari 20 tahun, sehingga produksi menurun disamping adanya serangan hama dan penyakit yaitu serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK), Helopeltis dan Penyakit Busuk Buah, Vascular Streak Dieback (VSD) yang mengakibatkan mati ranting. Selain itu banyak pertanaman berasal dari bibit tidak jelas/tidak berasal dari varietas unggul, pemeliharaan tanaman belum sesuai anjuran teknis, menurunnya kualitas SDA, belum efektifnya lembaga petani (kelompok tani/subak Abian) serta sulitnya petani mendapatkan sumber pendanaan khusus untuk pengembangan kakao.
Selama ini telah dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut seperti pemberdayaan petani melalui:
1). Sekolah lapang pengendalian Hama terpadu (SL‐PHT).
2). Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE).
3). Penerapan Teknologi Pengendalian hama penyakit dengan metoda PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi dan Pemupukan).
4). Penyediaan bibit unggul untuk pengendalian PBK dan VSD.
Mengingat pelaksanaannya masih parsial sehingga hasilnya belum optimal. Oleh karena itu kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
Produksi yang telah dicapai adalah sebanyak 721,5 Kg
(kapas berbiji) dan dilihat dari sisi produktivitas dirasa masih sangat rendah
disebabkan oleh beberapa faktor alam seperti kurangnya pengairan pada saat tanaman membutuhkan
air, disamping juga para petani masih dalam tahap
pembelajaranmenanam komoditi kapas ini.