• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus kedua terdiri dari dua tindakan, dimana terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, sebagai berikut.

a. Perencanaan

Setelah diperoleh informasi pada tahap siklus pertama, maka dilakukan perbaikan dan pemantapan pada siklus kedua, serta diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan diberikan. Sebelum mengajar pada siklus kedua, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya yaitu:

1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap.

2. Membuat lembar observasi 3. Membentuk dan menyiapkan tim.

4. Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :

a) Hasil belajar dengan KKM ≥68 dan jumlah siswa tuntas 100% b) Observasi motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 atau

dalam kategori baik dan per item ≥3 (≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik ), serta jumlah siswa tuntas 100%

c) Angket motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 atau dalam kategori baik dan per item ≥3 (≥1= sangat kurang ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik ), serta jumlah siswa tuntas 100%

d) Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4 atau dalam kategori baik dan per item ≥3 (≥1= sangat kurang ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik )

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, tindakan/pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran make a match. Materi yang dibahas pada tindakan/pertemuan pertama adalah tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa, sedangkan tindakan/pertemuan kedua adalah tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran serta sebaliknya.

Dalam pembelajarannya guru menggunakan model pembelajaran make a match, yaitu kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya. Pada penerapan model pembelajaran make a match, diharapkan dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa lebih terlihat saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.

Tahapan paling awal dalam pembelajaran menggunakan model

make a match adalah menjelaskan materi kemudian membagi siswa menjadi dua kelompok, misalnya kelompok A (kartu soal) dan kelompok B (kartu jawaban).

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 April 2015 pada pukul 07.00-08.10 tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam kegiatan proses pembelajaran peneliti membuat skenario kegiatan yaitu mengucap salam, berdoa, menanyakan kabar dilanjutkan mengecek kehadiran dan menanyakan kesiapan

siswa, setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua berjumlah 20 siswa.

Setelah mengkondisikan siswa, guru memberikan apersepi dengan mengingatkan kembali materi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan, dengan bertanya, “Pernahkah kalian pergi ke warung membeli gula? Jika kalian membeli gula 1

2kg, kemudian ibu membeli lagi 1

4kg. Berapakah jumlah gula tersebut?”.Dilanjutkan dengan memberikan motivasi. Kemudian guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Guru menjelaskan langkah- langkah model pembelajaran make a match.

Pada kegiatan inti, guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran make a match. Pertama diawali dengan penjelasan materi, tentang 2 langkah dalam perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dan 3 langkah dalam pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.Langkah kedua yaitu tahap pembagian kelompok, pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban), setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang selama 2 menit.

Langkah ketiga guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai. Setelah mendapatkan soal/jawaban pasangannya, siswa duduk secara berpasangan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali jawaban dari kartu yang dipegang. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

Langkah keempat gurumemberikan kesempatan kepada tiap pasangan untuk presentasi hasil yang diperoleh dari game

dan kartu jawaban pada papan karton yang sudah tersedia. Begitu seterusnya sampai semua pasangan melakukan presentasi. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban dengan melakukan tanya jawab. Dalam proses ini terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Pada kegiatan akhir kegiatan yang dilakukan adalah tahap kesimpulan. Dalam tahap ini siswa dan guru saling memberi umpan balik tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Kemudian guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan penugasan untuk mempelajari kembali materi yang telah diberikan.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 09 April 2015 pada pukul 07.00-08.10 tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran serta sebaliknya. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam kegiatan proses pembelajaran peneliti membuat skenario kegiatan yaitu mengucap salam, berdoa, menanyakan kabar dilanjutkan mengecek kehadiran dan menanyakan kesiapan siswa, setelah dilakukan pengabsenan diketahui bahwa siswa hadir semua berjumlah 20 siswa.

Setelah mengkondisikan siswa, guru memberikan apersepi dengan bertanya yang berhubungan dengan operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa, “Jika ibu membeli 3kg jeruk dan ibu meminta Wati menyisihkan 12 –nya untuk nenek, berapa bagian dari seluruh jeruk yang akan diberikan kepada nenek? Berapa kg-kah itu?”.Dilanjutkan dengan memberikan motivasi. Kemudian guru menghubungkan jawaban

siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran serta sebaliknya. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran make a match.

Pada kegiatan inti, guru menerapkan langkah-langkah model pembelajaran make a match. Pertama diawali dengan penjelasan materi, 3 langkah dalam perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya serta 4 langkah dalam pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya. Langkah kedua yaitu tahap pembagian kelompok, pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban), setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang selama 2 menit.

Langkah ketiga guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai. Setelah mendapatkan soal/jawaban pasangannya, siswa duduk secara berpasangan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali jawaban dari kartu yang dipegang. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

Langkah keempat gurumemberikan kesempatan kepada tiap pasangan untuk presentasi hasil yang diperoleh dari game

make a macthdi depan kelas kemudian menempelkan kartu soal dan kartu jawaban pada papan karton yang sudah tersedia. Begitu seterusnya sampai semua pasangan melakukan presentasi. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban dengan melakukan tanya jawab.Dalam proses ini terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Pada kegiatan akhir kegiatan yang dilakukan adalah tahap kesimpulan. Dalam tahap ini siswa dan guru saling memberi

umpan balik tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran serta sebaliknya. Kemudian guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan evaluasi kepada siswa tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran serta sebaliknya.

c. Pengamatan

a) Pertemuan Pertama

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus II pertemuan pertama, yaitu dari segi guru, masih kurang memeriksa kesiapan siswa, beberapa siswa masih bicara sendiri sehingga pada awal pembelajaran masih ada yang membuat gaduh.

Dari segi siswa, ketika guru memberi pertanyaan, sebagian besar siswa sudah dapat menjawab dengan berani, walaupun sebagian kecil siswa masih malu. Siswa sudah bisa menghargai jawaban siswa lain dan tidak mengejek lagi.

Pada tahap game mencari pasangan, terlihat siswa sangat antusias dan semangat dalam mencari pasangan kartu soal/kartu jawaban. Saat presentasi berlangsung, sudah 7 kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya. Ketika kelompok lain maju, guru meminta siswa memberi pendapat atau tanggapan tentang kebenaran jawaban, sebagian besar siswa sudah mau bertanya dan memberi pendapat atau tanggapan.

b) Pertemuan Kedua

Pada siklus II pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah

berani menjawab, karena siswa sudah menghargai pendapat atau jawaban yang dikemukakan oleh siswa yang lain.

Pada tahap game mencari pasangan, terlihat siswa sangat antusias dan semangat dalam mencari pasangan kartu soal/kartu jawaban. Saat presentasi berlangsung, terjadi peningkatan kelompok yang mempresentasikan hasil kerjanya yaitu semua kelompok (10). Ketika kelompok lain maju, guru meminta siswa memberi pendapat atau tanggapan tentang kebenaran jawaban, sebagian besar siswa sudah mau bertanya dan memberi pendapat atau tanggapan. Terlihat bahawa aktivitas siswa meningkat baik pada siklus II pertemuan kedua ini.

4.3.6 Analisis Hasil Tindakan Siklus II

Dokumen terkait