• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.3. Kegiatan Pengunjung

Sebagai objek wisata rohani, Salib Kasih tentu menawarkan kegiatan kerohanian. Pengunjung yang datang akan melakukan kegiatan di Salib Kasih berupa ikut dalam kebaktian yang diadakan pihak pengelola, selain itu pengunjung tersebut juga akan memanfaatkan ruang-ruang doa yang tersedia untuk memanjatkan doa-doanya secara pribadi. Selain mengikuti kebaktian secara umum, ada juga pengunjung yang melakukan konsultasi kepada pendeta yang bertugas pada waktu itu.

GAMBAR 5.

Beberapa pengunjung Salib Kasih yang sedang mengikuti kebaktian umum. Pengunjung Salib Kasih yang datang secara berkelompok pada umumnya akan mengadakan kegiatan tersendiri baik itu berupa kebaktian maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Beriktu beberapa kelompok pengunjung yang mengunungi Salib Kasih.

a) Pada tanggal 25-26 oktober 2014, Perkumpulan remaja gereja GKPI Sidempuan Kota mengadakan kegiatan berupa camping di lokasi Salib Kasih, mengadakan games yang bertujuan mempererat kerja sama, selanjutnya mengikuti kebaktian umum dan mempersembahkan lagu pujian.

b) Tanggal 26 Oktober 2014, Punguan Ina gereja HKBP Siborongborong mengadakan kegitan mempelajari napak tilas perjalanan Nommensen di Tanah Batak dan sampai terbentuknya agama Kristen di daerah Tapanuli, selain itu para punguan ini juga mengadakan kebaktian tersendiri di lokasi Salib Kasih.

c) Pada tanggal 02 November 2014, Anak-anak sekolah minggu dari gereja HKBP Sibolga 3 datang mengunjungi Salib Kasih dan mengadakan kegitan berupa kebaktian di auditorium Salib Kasih, kelompok ini juga mengadakan berbagai games yang melatih keterampilan dan ketepatan kerja dari anak-anak.

Selain melakukan kegiatan kerohanian, para pengunjung salib Kasih juga tentunya menikmati sarana dan prasarana yang tersedia di lokasi Salib Kasih. Pengunjung yang datang bersama anak-anaknya biasanya akan melakukan kegiatan di salib Kasih dengan menikmati arena bermain yang tersedia, sedangkan pengunjung yang datang bersama keluarga maupun kerabat pada umumnya menghabiskan waktu di salib Kasih dengan berbelanja souvenir dan menikmati kesejukan udara di bawah pepohonan maupun di shelter-shelter yang ada di lokasi Salib Kasih.

GAMBAR 6.

Beberapa pengunjung yang sedang berbelanja souvenir di kawasan Salib Kasih

Akan tetapi sedikitnya kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh pihak pengelola, menjadikan objek wisata Salib Kasih tidak terasa sebagai objek wisata rohani, karena kurang sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Van Gennap

dalam Denison Nach (1996), yakni wisata rohani itu merupakan wisata yang membuat orang yang terlibat dalam ritual mengalami perubahan diri dan dijarakkan dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan yang ada di objek wisata Salib Kasih belum sepenuhnya terjadi seperti pendapat Van Gennap.

3.4. Pengembangan Objek Wisata Salib Kasih

Pengembangan pariwisata merupakan proses yang kompleks dengan mempertimbangkan berbagai aspek serta segmen pariwisata. Perencanaan yang tepat mengenai fisik, promosi, keuangan, pasar ekonomi, manajemen, social dan aspek lingkungan akan dapat membantu mengembangkan pariwisata dengan cara yang menguntungkan. Pengembangan pariwisata biasanya bertumpu pada potensi alam, potensi budaya dan kehidupan masyarakat dilokasi wisata (Erawan,1994).

Sejak dibangun pada tahun 1985 hingga saat ini, Salib Kasih telah mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Proses perkembangannya meliputi sarana dan prasarana

yang mendukung pelayanan di Salib Kasih. Sistem pambangunan serta pengembangan di

kawasan Salib Kasih dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Dalam

mengembangkan objek wisata Salib Kasih terdapat beberapa strategi yang diterapkan

pihak pengelola. Strategi tersebut terbentuk dengan memanfaatkan sumber

dana/anggaran, sumber daya manusia, dan sarana dan prasarana yang dimiliki untuk

melaksanakan pengembangan potensi pariwisata. Strategi-strategi tersebut dibagi dalam 3

(tiga) tahap, yaitu rencana jangka pendek, rencana jangka menengah, dan rencana jangka

adanya tingkat kepentingan yang berbeda pada setiap program pembangunan, adanya

prioritas sesuai dengan tingkat kepentingan, serta keterbatasan dana dan sumber dana.

3.4.1. Rencana Jangka Pendek

Tahapan ini dilaksanakan tiap 1 tahun, dan selalu dilakukan evaluasi pada tiap tahunnya untuk mengambil keputusan dan arahan tahapan berikutnya. Strategi-strategi yang dilaksanakan adalah:

a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), rencana ini tergolong sukses dalam mendorong pengembangan Salib Kasih. Pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan sumber daya manusia, pihak pengelola mengadakan penyuluhan kepada para pelaku usaha yang ada di sekitar Salib Kasih.

b. Pembenahan obyek wisata, strategi ini merupakan salah satu strategi yang paling sering dilaksanakan, karena hampir setiap bulan pembenahan dilakukan di Salib Kasih, baik pembenahan yang bersifat kecil maupun pembenahan yang bersifat besar, seperti pemotongan rumput-rumput, penanaman berbagai tanaman hias, sampai penebangan pohon yang sudah mulai tua.

c. Meningkatkan dan memperbanyak acara-acara di Salib Kasih yang lebih bervariasi dan kreatif. Saat ini, acara-acara yang ada di Salib Kasih merupakan acara yang diselenggarakan setiap hari minggu, selain itu ada juga bebrapa acara yang diselenggarakan bertepatan dengan hari-hari besar agama Kristen, seperti natal, paskah, maupun tahun baru.

d. Menjalin serta meningkatkan kerjasama dengan stakeholder, kerjasama yang dilakukan pihak pengelola dengan para stakeholders di Salib Kasih telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat semakin banyaknya usaha -usaha yang berdiri di lokasi salib Kasih yang dikelola oleh pihak swasta. e. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan di Objek wisata. Dalam segi

keamanan pihak pengelola telah menjalin kerjasama dengan pihak kepolisian Tapanuli Utara. Selain itu, keramahan yang ditawarkan para pengelola juga menjadi salah satu kenyamanan tersendiri bagi para pengunjung.

3.4.2. Rencana Jangka Menengah

Strategi ini dilaksanakan tiap 2 (dua) tahun. Dalam strategi ini yang perlu dilaksanakan yakni:

a. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Salib Kasih, sarana dan prasarana yang ada di Salib Kasih semakin bertambah dari tahun ke tahun baik itu yang berasal dari sumbangan para pengunjung maupun anggaran yang ditatapkan pihak pengelola.

b. Meningkatkan promosi dan pemasaran objek wisata melalui pengembangan jaringan. Dalam mempromomsikan Salib Kasih, pihak pengelola juga bekerja sama dengan para stakeholders, dan program-program pemasaran objek wisata dirancang bersama.

c. Meningkatkan inovasi produk dan atraksi wisata. Atraksi wisata yang ditawarkan Salib Kasih memang masih tergolong minim, hal ini

dikarenakan pihak pengelola masih lebih mengutamakan strategi pengembangan fisik objek wisata.

3.4.3. Rencana Jangka Panjang

Tahap ini dilaksanakan tiap 5 (lima) tahun. Adapun strategi yang diterapkan meliputi:

a. Mengembangkan kapabilitas dan kemampuan pengelola dalam memiliki etos kerja serta senantiasa mengikuti dan meningkatkan penguasaan IPTEK dalam pengelolaan kawasan wisata. Untuk mewujudkan strategi ini Pemerindah Daerah Tapanuli Utara, mengutamakan lulusan-lulusan yang berkaitan dengan ilmu pariwisatalahh yang menjadi pengelola objek wisata.

b. Pembenahan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana obyek wisata. Peningkatan kualitas sarana yang dilakukan pihak pengelola berupa penambahan shelter-shelter yang menjadi tempat peristirahatan bagi pengunjung, penambahan arena bermain bagi para anak-anak juga menjadi bagian dari strategi ini.

c. Penataan jalur aksesbilitas obyek wisata. Salah satu jalur aksesbilitas yang mendukung pengembangan Salib Kasih, yakni adanya ojek dari tempat penjualan tiket menuju area Salib Kasih berdiri.

Dalam mengambil keputusan dan arah rencana strategi berikutnya selalu dilakukan evaluasi agar pelaksanaan pengembangan Salib Kasih semakin meningkat dari tahun ke tahun.

3.5. Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Perkembangan Objek Wisata Salib Kasih

Perkembangan pariwisata Indonesia adalah merupakan hasil kerja berbagai pihak yaitu pemerintah pusat maupun daerah, lembaga legislative, lembaga non pemerintah, pers dan masyarakat. Dengan diberlakukannya otonomi daerah maka fungsi dan tugas kementerian pariwisata adalah sebagai fasilitator, sedangkan perencanaan, pemasaran dan promosi produk industri pariwisata akan menjadi tanggung jawab masing-masing daerah tingkat II (Yoeti, 1999). Demikian juga dengan Objek Wisata Salib Kasih, proses pengembangan serta pemasaran merupakan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten Tapanuli Utara.

3.5.1. Pemerintah Daerah

Pemerintah sebagai pemilik otoritras kewilayahan suatu daerah memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan pariwisata, yakni sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam masalah pembuatan kebjakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan pariwisata berupa pengaturan penggunaan lahan dan penyediaan berbagai infrastruktur yang digunakan untuk mendukung pengembangan pariwisata. Pemerintah juga sangat berperan dan bertanggung jawab dalam menentukan berbagai kebijakan politik, ekonomi, social, dan budaya yang ditujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata supaya arah perkembangan pariwisata dapat sejalan dengan perkembangan

ekonomi daerah dan bermanfaat bagi masyarakat dan stakheholders lainnya yang terlibat dalam pengembangan pariwiasta.

Dalam perkembangan Salib Kasih, pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara bekerjasama dengan BKAG (Badan Kerjasama Antar Gereja) telah memprakarsai melalui program kerjanya, yaitu pelayanan dan pembinaan rohani di lokasi Salib Kasih. BKAG dan Dinas Pariwisata Tapanuli Utara bekerjasama untuk tetap membenahi dan mempersiapkan lokasi Salib Kasih menjadi sebuah lokasi wisata rohani yang berwawasan universal di Tanah Batak.

Didirikannya Salib Kasih pada awalnya memiliki misi agar setiap orang Batak maupun orang Kristen yang melihat Salib Kasih, diingatkan akan besarnya kasih Allah bagi orang Batak dan bagi dunia ini serta dengan mengangkat nilai-nilai, komitmen dan visi hidup serta pelayanan Nommensen, diharapkan para pengunjung dan wisatawan akan semakin terinspirasi dalam kehidupan kerohanian dan pertumbuhan iman.

Semakin bertambahnya perkembangan di Salib Kasih, maka visi dan misi awal pembangunan Salib Kasih juga semakin berkembang. Berikut beberapa visi dan misi Salib Kasih:

a. Menjadi tempat penyegaran rohani b. Meningkatkan spiritual

c. Meningkatkan teologia dan peribadahan

d. Meningkatkan penghargaan terhadap manusia sehingga muncul rasa solidaritas

e. Meningkatkan kekerabatan masyarakat

f. Pengembangan pembelajaran pelayanan rohani g. Meningkatkan pendapatan daaerah.

Selain perkembangan visi dan misi, salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam mendorong pengembangan objek wisata Salib Kasih berupa pelayanan keamanan dan kenyamanan berwisata. Keamanan yang diberikan berupa adanya asuransi dalam tiket masuk, selain itu adanya pemantauan setiap bulannya yang dilakukan pihak kepolisian bekerja sama dengan pihak pemerintah, penjagaan juga dilakukan pihak kepolisisan dalam perayaan acara-acara besar yang diselenggarakan di lokasi Salib Kasih. Dalam mengembangkan objek wisata Salib Kasih pihak pemerintah juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Penambahan pegawai yang sesuai bidang yang ditekuni menjadi salah satu upaya pihak pemerintah dalam mengembangakn Objek wisata Salib Kasih, supaya tujuan program-program yang telah disusun dapat tercapai.

3.5.2. Masyarakat

Masyarakat merupakan aspek penting dalam kegiatan pariwisata. Kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat lokal dengan wisatawan dalam suatu lokasi wisata. Masyarakat local sebagai pihak yang menerima kedatangan wisatawan, perlu dilibatkan dalam proses pengembangan pariwisata, supaya keberhasilannya lebih terjamin. Masyarakat memainkan peran yang strategis dengan berperan sebagai pelaku usaha pariwisata, sebagai

pengelola usaha pariwisata maupun sebagai penyedia jasa pariwisata. Partisipasi aktif masyarakat setempat sangat penting dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi wisatawan sehingga kedatangannya benar-benar berkesan. Kegiatan pariwisata yang melibatkan masyarakat yang aktif dan berpatisipasi dalam usaha pariwisata akan berpengaruh pada proses perkembangan baik itu bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi objek wisata tersebut.

Pada tahun 2004 pemerintah Tapanuli Utara mendirikan toko-toko souvenir yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Salib Kasih. Para penjual ini nantinya membayar berupa pajak sewa toko sebesar Rp. 30.000 per bulannya. Toko- toko souvenir sangat membantu masyarakat sekitar dalam memenuhi kehiduan hidup baik secara ekonomi maupun sosial, seperti yang diungkapkan oleh salah satu penjual souvenir yang ada di lokasi Salib Kasih:

“molo hami dison adong do untung nami nang pe pas-pasan ale

cukupma tu kebutuhan sehari-hari. Ale lumayanma, daripada holan na di jabu iba, tu hauma pe dang sanggup be ai nga lam ma tua umur, holan hundul pe iba di son, sai na adong do tamba ilmu, alana olo do iba martukkar pendapat dohot akka pengunjung Salib Kasih on. (kalau kami disini memiliki untung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harilah, kalaupun tidak besar-besar kali, tapi lumayanlah daripada di ruamah-rumah aja terus, kalau pergi ke sawah udah mulai gak sanggup karena umur sudah semakin tua, Cuma duduk-duduk aja disini, kemungkinan ada pengetahuan yang tambah, sebab saya sering bertukar pendapat dengan para pengunjung Salib Kasih ini )”.

Selain menjadi penjual souvenir, masyarakat sekitar juga memanfaatkan Salib Kasih dalam menjajakan jasa fotografi. Pada saat ini terdapat 15 orang fotografer yang bekerja di salib kasih. Para fotografer ini memiliki pembagian

kerja tiap harinya. Mereka memiliki jadwal masuk satu hari setiap minggunya, dalam satu hari terdapat tiga orang fotografer yang bekerja, kecuali pada hari minggu dan hari libur semua fotografer diperbolehkan masuk. Pendapatan fotografer ini cukup beragam, tergantung banyaknya jumlah pengunjung yang ingin berfoto. Harga yang ditetapkan untuk satu foto sebesar Rp. 20.000. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh salah satu fotografer di Salib Kasih:

Molo hami fotografer dison, holan modal kamera do, molo

percetakan hami cetak di toru do. Biasana arga pencetakanna Rp. 15.000, hami jual ma i Rp. 20.000, jadi untung ma hami Rp. 5.000

sian sada foto. (Kalau kami fotografer di sini, cuma modal kamera

ajanya, kalau soal percetakan kami mencetaknya di bawah (toko-toko souvenir). Biasanya harga pencetakannya Rp.15.000, sedangkan foto yang kami jual seharga Rp.20.000, jadi untung Rp. 5.000 lah kami dari satu foto)”.

Kegiatan masyarakat yang menjadi pengelola usaha dan penyedia jasa di Salib Kasih tentu menjadi salah satu factor pendukung dalam perkembangan Salib Kasih. Keramahan dan kualitas barang dan jasa yang ditawarkan oleh pengelola usaha pariwisata yang dalam hal ini merpuakan masyarakat setempat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

3.5.3. Wisatawan

Wisatawan merupakan salah satu tolak ukur dalam sukses atau tidaknya suatu objek wisata. Pertambahan jumlah wisatawan dalam mengunjungi suatu objek wisata akan berpengaruh pada perekembangan objek wisata tersebut, begitu juga dengan sebaliknya, objek wisata yang semakin berkembang akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

Perkembangan Salib Kasih juga terlihat dalam jumlah kunjungan wisatawan. Hampir setiap tahunnya jumlah wisatawan yang mengunjungi Salib Kasih terus meningkat. Hal ini didorong dengan semakin gencarnya promosi yang dilakukan pemerintah setempat.. Selain itu bertambahnya beragam fasilitas yang ada di Salib Kasih juga merupakan suatu daya tarik bagi para wisatawan.

Perkembangan Objek Wisata Salib Kasih juga didukung oleh wisatawan, wisatawan yang pernah mengunjungi Salib Kasih tentunya akan memberikan penilaian tentang salib Kasih bagi wisatawan lainnya yang akan mengunjungi Salib Kasih. Hal ini akan menjadi salah satu faktor perkembangan Salib Kasih. Semakin bertambahnya jumlah wisatawan juga menjadi factor pendorong dalam penyediaan sarana dan prasarana dii Salib Kasih.

TABEL 3

JUMLAH WISATAWAN YANG MENGUNJUNGI SALIB KASIH LIMA TAHUN TERAKHIR NO TAHUN JUMLAH PENGUNJUNG PERSENTASE PENINGKATAN 1 2009 60.754 orang 2 2010 63.672 orang 4,80 % 3 2011 66.397 orang 4,28 % 4 2012 69.041 orang 3,98 % 5 2013 74.349 orang 7,68 %

3.6. Program Kerja yang Mendukung Pengembangan Salib Kasih

3. 6.1. Program Pelayanan

Sejak didirikan pada tahun 1993, objek wisata Salib Kasih Tarutung telah memiliki program pelayanan yang bertujuan meningkatkan spiritual, moral dan mental seseorang maupun memperdalam pengetahuan pengunjung tentang agama. Semakin berkembangnya Salib Kasih juga mempengaruhi perkembangan program pelayanan di Salib Kasih. Pelayanan yang semakin berkembang berupa:

1. Diselenggarakannya retreat di lokasi Salib Kasih, biasanya retreat ini dilaksanakan untuk anak-anak sekolah minggu dan juga para pelajar setingkat SMP dan SMA.

2. Counceling ( konsultasi), bimbingan konsultasi ini bertujuan untuk

membantu dan mengurangi beban permasalahan yang dialami seseorang maupun sekelompok orang. Biasanya konsultasi ini dibimbing oleh pendeta yang sedang bertugas di Salib Kasih.

3. Ibadah, ibadah ini diadakan setiap hari minggunya. Ibadah di Salib Kasih dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali, ibadah pertama masuk pada pukul 08.30 wib, ibadah kedua masuk pukul 10.30 wib, sedangkan ibadah ketiga dan keempat masuk pukul 14.00 wib dan 16.00 wib. Akan tetapi ibadah ketiga dan keempat ini sering tidak terlaksana dikarenakan para pengunjung sudah berkurang dan tidak ada lagi yang ingin beribadah.

Dalam mendukung pengembangan Salib Kasih, pihak pengelola juga telah menjalin kerjasama dengan badan kerjasama antar gereja (BKAG) Tapanuli Utara dibidang pelayanan kerohanian. BKAG bertugas untuk melakukan kebaktian di Salib Kasih. BKAG bertanggung jawab dalam menentukan dan memilih petugas yang akan melayani pada hari minggu maupun pada hari dimana diadakannya kebaktian di Salib Kasih. Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu pengurus BKAG yang pada saat itu bertugas di Salib Kasih:

“BKAG sebagai badan yang menaungi semua gereja di Tapanuli Utara, mempunyai peran yang sangat besar di Salib Kasih ini. Kebaktian yang diadakan di Salib Kasih ini diselenggarakan oleh BKAG, BKAG lah yang mengutus para petugas kebaktian disini, mulai dari pendeta, sintua dan juga para pemain musik, begitu juga dengan acara kebaktian, BKAG jugalah yang menyusunnya”.

Selain bekerjasama dengan BKAG, pengelola Salib Kasih juga menjalin kerjasama dengan pihak kepolisisan. Pihak kepolisian bertugas menjaga keamanan di lokasi Salib Kasih. Keamanan yang diberikan pihak kepolisian berupa penjagaan pada saat diselenggarakannya suatu acara besar di Salib Kasih. Selain itu, pihak kepolisian juga rutin mengadakan pemantauan setiap bulannya, pada umumnya ada sekitar 5-10 orang polisi yang datang ke lokasi Salib Kasih. Seperti yang diungkapkan salah satu polisi yang pada saat itu bertugas di Salib Kasih:

“Kami disini diutus dari Polres Taput, biasanya kami disini memantau keadaan dan juga mengecek area-area yang ada di Salib Kasih, kalau soal jumlah personel biasanya ada sekitar 5-10 orang, tapi berbeda kalau ada acara besar di Salib Kasih ini, jumlah personel bisa bertambah maupun berkurang, tergantung dengan besarnya acara tersebut”.

Kerjasama yang dilakukan pihak pengelola Salib Kasih juga terjalin dengan Dinas Perhubungan Tapanuli Utara, kerjasama yang dijalankan terkait dengan pengelolaan area perparkiran di Salib Kasih. Hal ini diungkapkan oleh salah satu petugas parkir di lokasi Salib Kasih:

Akka petugas arkir dison karejo atas arahan ni dinas

perhungan do, sebelum karejo dison, hami jolo melapor do tu dinas perhubungan paboahon akka ahama ma kendala na adong di Salib Kasiih on. Dinas perhubungan do tong na mambaen kartu parkir Salib kasih on. Hepeng na hami dapot pe

hami lean do I tu dinas perhubungan. (Para petugas parkir disini

bekerja dibawah dinas perhubungan, sebelum bekerja disini kami biasanya melapor ke dinas perhubungan terkait dengan kendala-kendala yang ada di Salib Kasih ini. Dinas perhubungan juga yang mengeluarkan kartu-kartu parkir Salib Kasih ini. Uang parkir yang kami dapat juga kami setor langsung ke dinas perhubungan)”.

Dalam pengelolaan area perparkiran, pihak pengelola Salib Kasih masih tetap memiliki kewenangan, walaupun pengelolaan perparkiran dijalankan dinas perhubungan, tapi untuk area ataupun lokasi perparkiran masih wewenang pihak pengelola, pengelola berhak menentukan dimana dan seberapa besar lokasi parkir di Salib Kasih.

Program kerjasama yang dilakukan oleh pengelola Salib kasih bukannya hanya dengan pihak pemerintah saja. Kerjasama yang dijalin juga melibatkan pihak swasta. Pihak swasta diberikan tempat usaha dalam mengolah jasa pelayanan di Salib Kasih. Pelayanan yang diolah pihak swasta berupa membuka toko-toko souvenir, rumah makan, dan juga jasa fotografer. Selain itu, perawatan maupun perbaikan beberapa taman di Salib Kasih sering kali juga melibatkan pihak swasta.

Dengan kerjasama ini, masing-masing pihak dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara maksimal. Kerjasama yang dijalin oleh pihak pengelola baik itu kerjasama dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta tentu sangat menguntungkan kedua belah pihak. Kerjasama yang dijalin pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama yakni demi kemajuan dan perkembangan Salib Kasih.

3.7. Promosi

Perkembangan objek wisata Salib Kasih juga tak terlepas dari faktor promosi yang dilakukan pihak pengelola. Promosi merupakan upaya pengenalan produk bagi wisatawan dan juga menarik minat wisatawan dalam menikmati produk wisata yang ditawarkan. Kegiatan promosi dilakukan secara bekesinambungan melalui beberapa media yang dianggap efektif dapat menjangkau pasar, baik cetak maupun elektonik.

Dalam rangka meningkatkan promosi Objek Wisata Salib Kasih pihak pengelola telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengembangkan koordinasi dengan stakeholder dibidang pariwisata. Dalam hal ini program-program pemasaran objek wisata Salib Kasih dirancang bersama.

2. Menciptakan destination image atau citra daerah tujuan wisata. Dalam hal ini, objek wisata Salib Kasih dipromosikan sebagai objek wisata yang menawarkan pengalaman yang berbeda dengan objek wisata lainnya.

3. Menciptakan sistem informasi pasar dan pemasaran sehingga dapat menyajikan database pariwisata yang cukup akurat dan dapat diperbarui sesuai perkembangan waktu.

4. Pengembangan materi informasi kepariwisataan. Usaha promosi objek wisata Salib Kasih disebarkan melalui brosur/spanduk dan juga website.

Dokumen terkait