• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka mendukung pelaksanaan penilaian kompetensi dibutuhkan unit yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Pembentukan unit diperlukan Akreditasi yang diberikan oleh BKN dengan tujuan agar dalam penyelenggaraan penilaian kompetensi yang menggunakan metode assessment center dilakukan sesuai fasilitas standar minimumnya. Pengetahuan tentang proses akreditasi dilakukan melalui tahapan studi banding ke BNSP, LAN dan ANRI yang dilanjutkan dengan Focus Group Discussion untuk mendapatkan tanggapan dan pemahaman yang sama. Selanjutnya akreditasi unit penilaian kompetensi akan menjadi persyaratan apabila instansi pemerintah akan menyelenggarakan penilaian kompetensi secara mandiri, sehingga diperlukan kegiatan yang lebih terarah dan menjadikan pedoman pada tahun 2013.

Hambatan

Beberapa kendala yang dihadapi di tahun 2012 terkait pelaksanaan penilaian kompetensi PNS antara lain yaitu:

a) Masih kurangnya pemahaman instansi pemerintah tentang manfaat dari pengelolaan pegawai berbasis kompetensi.

b) Masih rendahnya pemahaman tentang penggunaan metode Assessment Center dalam pengembangan karir pegawai di lingkungannya.

c) Assessor di instansi pemerintah jumlahnya terbatas dan diperlukan waktu dalam pembentukannya.

d) Masih sebagian kecil instansi pemerintah yang memiliki unit penilaian kompetensi.

e) Hambatan tersebut dapat diatasi dengan adanya peraturan yang mengikat untuk menggunakan hasil penilaian kompetensi dalam pengembangan karir pegawai. Selain diperlukan sinergi yang intensif antara BKN dengan instansi pemerintah lainnya dalam pembentukan Assessor dan unit penilaian kompetensi sesuai dengan standar minimum yang ditentukan.

d

d.. PPeerrsseennttaassee iinnssttaannssii ppeemmeerriinnttaahh yyaanngg mmeenngghhiittuunngg

k

keebbuuttuuhhaann ffoorrmmaassii PPNNSS ddeennggaann tteeppaatt sseessuuaaii NNoorrmmaa

S

Sttaannddaarr PPrroosseedduurr ((NNSSPP))..

Indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP digunakan untuk mengukur berapa banyak instansi pemerintah baik pusat dan daerah yang telah melaksanakan penghitungan kebutuhan formasi PNS sesuai NSP.

Pada tahun 2012 BKN menargetkan 30% instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP. Dari target yang ditetapkan, BKN berhasil melampauinya dengan capaian sebesar 32,67% instansi atau sebanyak 196 instansi.

Berdasarkan data tahun sebelumnya, terdapat peningkatan signifikan pada jumlah instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP, yaitu 18,40% pada tahun 2010 yang menjadi 26,60% pada tahun 2011. Dengan demikian, BKN berhasil meningkatkan jumlah instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP dari 2010 sampai 2012.

Berdasarkan hasil penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang disampaikan oleh Instansi Daerah, BKN melaksanakan kegiatan verifikasi dan validasi hasil penghitungan jumlah kebutuhan PNS. Kegiatan ini merupakan langkah strategis dan sebagai tolok ukur dalam penentuan jumlah kebutuhan PNS yang tepat untuk dijadikan sebagai landasan dalam memberikan tanggapan kepada berbagai pihak termasuk lembaga legislatif atas fenomena jumlah pegawai yang ideal.

Hasil penghitungan kebutuhan PNS yang tepat dapat digunakan untuk penataan organisasi dan penataan PNS (rightsizing) secara menyeluruh serta untuk penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Selain itu untuk meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pengembangan PNS, baik dari sisi kelembagaan, ketatalaksanaan kepegawaian maupun business process secara konsisten dan berkesinambungan.

Gambar 3.10 Rapat verifikasi data dan validasi hasil penghitungan jumlah kebutuhan pegawai di Kantor Regional I BKN Yogyakarta

Penghitungan jumlah kebutuhan PNS dilakukan dengan menggunakan metode/cara tertentu dan hasilnya dapat dimanfaatkan dalam rangka mendukung terlaksananya penataan PNS secara menyeluruh. Instansi Pusat dan Daerah yang telah menyampaikan laporan hasil penghitungan jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil periode Januari sampai dengan Desember 2012 adalah sebagaimana tersaji pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah menyampaikan Laporan Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil

INSTANSI JUMLAH INSTANSI SELURUHNYA JUMLAH YANG SUDAH MENYAMPAIKAN PERSENTASE (%) Pusat 76 70 92 Daerah 524 513 98 JUMLAH SELURUHNYA 600 583 97

Instansi Pusat dan Daerah yang telah menyampaikan Kelengkapan Dokumen Hasil Penghitungan Kebutuhan Pegawai, seperti Analisis Jabatan, Analisis Beban Kerja, Peta Jabatan, Rencana Redistribusi Pegawai, dan Proyeksi Kebutuhan Pegawai Selama Lima Tahun kedepan periode April, Juli, dan Desember 2012 adalah sebagaimana tersaji pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang telah menyampaikan Laporan Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil beserta

kelengkapannya (Data: 30 April 2012)

KEADAAN SAMPAI DENGAN INSTANSI

KELENGKAPAN DOKUMEN

HASIL PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI

ANALISIS JABATAN ANALISIS BEBAN KERJA PETA JABATAN RENCANA REDISTRIBUSI PEGAWAI PROYEKSI KEBUTUHA N PEGAWAI LIMA TAHUN Pusat 17 14 26 1 7 Daerah 48 32 65 4 18 JUMLAH SELURUHNYA 65 46 91 5 25

Sesuai tabel 3.5 di atas, data sampai dengan 30 April 2012 dari 76 Instansi Pusat, sebanyak 17 instansi yang melaporkan kelengkapan dokumen Analisis Jabatan atau mencapai 22,37%. Sedangkan untuk Instansi Daerah dari 524 instansi sebanyak 48 instansi yang melaporkan kelengkapan dokumen Analisis Jabatan atau mencapai 9,16%.

Berikut ini disajikan hasil penghitungan jumlah kebutuhan PNS pada Instansi Pusat dan Daerah serta hasil verifikasi dan validasi atas hasil penghitungan jumlah kebutuhan pegawai.

Tabel 3.6

Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pusat

JENIS DATA KELOMPOK JABATAN STRUK-TURAL NON STRUKTURAL TOTAL STRUKTURAL DAN NON STRUKTURAL JFU DOSEN

KESE-HATAN JFT LAINNYA TOTAL NON STRUKTU -RAL 1 2 3 4 5 6 7 8 Bezetting 95,580 510,113 183,062 109,901 36,607 839,683 935,263 Hasil Penghitungan Instansi Pusat 115,752 421,329 186,378 373,738 104,203 1,085,648 1,201,400 Verifikasi BKN 115,752 300,802 186,378 274,034 53,939 815,153 930,905 Kelebihan/ Kekurangan -20,172 +209,311 -3,316 -164,133 -17,332 +24,530 +4,358

Dari tabel 3.6 di atas mencerminkan bahwa bezetting pada tenaga struktural sejumlah 95.580 sedangkan hasil penghitungan kebutuhan baik yang dilakukan oleh Instansi Pusat maupun oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 115.752 sehingga kekurangan pegawai sebanyak 20,172 pejabat struktural. Untuk bezetting pada Jabatan Fungsional Umum (JFU) sejumlah 510.113, sedangkan hasil penghitungan (verifikasi) yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 300.802 sehingga terdapat selisih kelebihan pegawai sejumlah 209.311. Sedangkan untuk Jabatan Fungsional Tertentu khususnya bagi tenaga Dosen dengan bezetting sejumlah 183,062, hasil verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 186,378 sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 3.316. Untuk Jabatan Fungsional Tertentu khususnya bagi tenaga Kesehatan dengan bezetting sejumlah 109.901 sedangkan hasil

verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 274.034 sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 164.133.

Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Lainnya dengan bezetting sejumlah 36.607 pegawai, hasil verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 53.939 pegawai sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 17.332. Adapun jumlah total Pegawai Negeri Sipil untuk jabatan nonstruktural pada Instansi Pusat adalah sejumlah 839.683 pegawai sedangkan jumlah total hasil verifikasi kebutuhan tenaga nonstruktural yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 815.153 pegawai sehingga pada tenaga nonstruktural terdapat kelebihan pegawai sejumlah 24.530 (akumulasi dari kelebihan ataupun kekurangan jumlah pegawai per jenis jabatan nonstruktural).

Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa pada Instansi Pusat terdapat kelebihan pegawai sejumlah 4.358 (bezetting=935.263 dikurangi kebutuhan=930,905). Angka kelebihan tersebut merupakan akumulasi dari kelebihan ataupun kekurangan pegawai pada setiap jenis jabatan (struktural dan nonstruktural) dengan pertimbangan apabila dilakukan kebijakan redistribusi/reposisi atau promosi jabatan serta pengalihan fungsi yaitu pengangkatan pegawai yang ada dari jabatan fungsional umum menjadi jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut.

Penghitungan Jumlah Kebutuhan PNS Instansi Daerah mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 26 Tahun 2012, adapun dari 524 Instansi Daerah yang sudah menyampaikan hasil penghitungan kebutuhan pegawai adalah sebanyak 495 instansi, sedangkan yang telah dilakukan verifikasi sebanyak 489 instansi dan yang belum di verifikasi sebanyak 6 instansi dikarenakan data tidak lengkap. Sementara yang belum menyampaikan sebanyak 29 instansi. Sehingga total yang belum diverifikasi karena data tidak lengkap dan yang belum menyampaikan

laporan hasil penghitungan kebutuhan pegawai adalah sebanyak 35 instansi.

Tabel 3.7

Hasil Penghitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Daerah

DATA STRUK-TURAL NON STRUK-TURAL GURU TENAGA SARYANKES TOTAL KET. KESEHA-TAN NON KESEHA-TAN 1 2 3 4 5 6 7 8 BEZETTING 346.306 1.058.502 1.622.168 309.191 85.926 3.422.093 489 Instansi PENGHIT. INSTANSI 399.685 1.286.141 2.084.008 464.048 180.108 4.413.990 489 Instansi VERIFIKASI BKN 398.930 829.319 1.765.743 393.118 164.894 3.552.004 489 Instansi KEKURA-NGAN (-) KELEBIHAN (+) -52.624 +229.183 -143.575 -83.927 -78.968 -129.911

Dari tabel 3.7 di atas mencerminkan bahwa bezetting pada tenaga struktural sejumlah 346.306 sedangkan hasil penghitungan kebutuhan yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 398.930 sehingga kekurangan pegawai sebanyak 52.624 pejabat struktural. Untuk bezetting pada Jabatan Fungsional Umum (JFU) sejumlah 1.058.502, sedangkan hasil penghitungan (verifikasi) yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 829.319 sehingga terdapat selisih kelebihan pegawai sejumlah 229.183. sedangkan untuk Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) khususnya pada tenaga Guru dengan bezetting sejumlah 1.622.168 sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 1.765.743 sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 143.575.

Untuk Jabatan Fungsional Tertentu khususnya pada tenaga Kesehatan dengan bezetting sejumlah 309.191 sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 393.118 sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 83.927. Untuk tenaga nonkesehatan dengan bezetting sejumlah 85.926 sedangkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara sejumlah 164.894 sehingga terdapat kekurangan pegawai sejumlah 78.968. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa bezetting Pegawai dari 489 Instansi Daerah adalah sejumlah 3.422.093, sedangkan dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh BKN kebutuhan pegawai Instansi Daerah tersebut sejumlah 3.552.004 sehingga terdapat kekurangan sebanyak 129.911 pegawai. Angka kekurangan tersebut merupakan akumulasi dari angka kelebihan ataupun kekurangan pegawai pada setiap jenis jabatan, dengan pertimbangan apabila dilakukan kebijakan redistribusi/reposisi atau promosi jabatan serta pengalihan fungsi yaitu pengangkatan pegawai yang ada dari jabatan fungsional umum menjadi jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam jabatan tersebut.

Berdasarkan hasil penghitungan kebutuhan PNS Instansi Pusat dan Daerah tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa bezetting PNS sejumlah 4.357.356 (Instansi Pusat = 935.263 dan Instansi Daerah = 3.422.093) dari 565 instansi (Instansi Pusat = 76 dan Instansi Daerah = 489). Sedangkan hasil penghitungan PNS yang dilakukan oleh instansi sejumlah 5.615.390 (Instansi Pusat = 1.201.400 dan Instansi Daerah = 4.413.990) dari 565 instansi. Hasil verifikasi dan validasi BKN berdasarkan peraturan yang berlaku dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan PNS adalah 4.482.909 (Instansi Pusat = 930.905 dan Instansi Daerah = 3.552.004). Sehingga secara keseluruhan terdapat kekurangan jumlah PNS sebanyak 125.553 (4.482.909 dikurangi 4.357.356) dari 565 instansi.

Untuk penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat pada seluruh instansi baik Instansi Pusat maupun Instansi Daerah jika menggunakan parameter luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah PNS maka dapat diproyeksikan sejumlah 4.650.000 pegawai. Hasil verifikasi data dan validasi hasil penghitungan jumlah kebutuhan Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara, digunakan sebagai pengendali penetapan tambahan formasi CPNS, menjamin efisiensi anggaran belanja pegawai serta dalam rangka terciptanya perencanaan kepegawaian yang efektif dan efisien.

Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Capaian Kinerja Sasaran II

Sasaran II : Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal Indikator Kinerja Utama

(IKU)

2010 2011 2012 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1. Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu computer (CAT) 10 10 14 17 20 59 2. Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian. 100 185 200 227 300 348

Sasaran II : Meningkatkan sistem pembinaan kinerja

Dokumen terkait