• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPeerrsseennttaassee ppeennuurruunnaann ttiinnggkkaatt ppeellaannggggaarraann tteerrhhaaddaapp

p

peellaakkssaannaaaann ppeerraattuurraann ppeerruunnddaanngg--uunnddaannggaann bbiiddaanngg

k

keeppeeggaawwaaiiaann..

Indikator kinerja penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan perundang-undangan bidang kepegawaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat ketaatan pejabat pembina kepegawaian (PPK) terhadap penerapan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian yang berlaku. Indikator ini didasarkan pada surat pengaduan yang diterima BKN terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian.

Pada tahun 2012 BKN menargetkan penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan perundang-undangan bidang kepegawaian sebesar 30% dari jumlah surat pengaduan di tahun 2011 sebanyak 2200 surat. Dari target tersebut, BKN berhasil mencapai target dengan menurunkan hingga 31,8% atau sebanyak 1500 surat.

Berdasarkan data tahun sebelumnya, di tahun 2010 BKN menerima surat pengaduan sebanyak 3002 surat atau 19% lebih kecil dari tahun 2009 yang berjumlah 3.572 surat dan di tahun 2011 BKN menerima surat pengaduan sebanyak 2.200 surat atau 26,7% lebih kecil dari tahun 2010.

Dengan demikian, penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan perundang-undangan bidang kepegawaian dari tahun 2010 sampai dengan 2012 selalu mengalami penurunan.

Rapat koordinasi dan komunikasi yang dilakukan secara intensif ternyata cukup mampu menurunkan pelanggaran peraturan kepegawaian. Oleh karena itu, pengawasan dan pengendalian serta bimbingan teknis sangat perlu dilakukan kepada seluruh Kementerian/Lembaga non kementerian, Propinsi, Kabupaten dan Kota secara menyeluruh dengan didukung sumberdaya yang memadai, sehingga akan tercapai penurunan tingkat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian.

Gambar 3.13 Bimbingan teknis kepegawaian di Lampung

Beberapa capaian keberhasilan dibidang pengawasan dan pengendalian diwujudkan BKN dengan Kegiatan:

1) Penyelenggaraan pengawasan terhadap implementasi peraturan perundangan-undangan bidang kepegawaian.

2) Pelaksanaan Bimbingan teknis bidang kepegawaian kepada para pejabat Pembina kepegawaian baik Pusat maupun Daerah.

3) Bimbingan Teknis penyelesaian permasalahan kepegawaian secara tertulis.

4) Menyelenggarakan rapat koordinasi dengan pengelola kepegawaian dan pengawas internal instansi pusat maupun instansi daerah.

Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi dapat dilihat pada tabel 3.17.

Tabel 3.17

Capaian Kinerja Sasaran VII

Sasaran VII : Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi.

Indikator Kinerja Utama (IKU)

2010 2011 2012 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1. Hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP BKN CC 48,53 (C) CC 52,83 (CC) B 54,59 (CC) 2. Opini BPK terhadap laporan keuangan BKN WTP WTP WTP WTP WTP WTP 3. Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi

45% 45% 55% 50% 60% 60%

4. Persentase pemenuhan sarana operasional kantor sesuai standar.

100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Indeks kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi BKN

Baik Cukup Baik Baik Baik Baik

Sasaran VII : Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi.

a

a.. HHaassiill eevvaalluuaassii tteerrhhaaddaapp iimmpplleemmeennttaassii SSAAKKIIPP BBKKNN..

Pada tahun 2012 BKN menargetkan B (nilai: >65-75) untuk penilaian hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP BKN. Dari target yang ditetapkan tersebut, BKN berhasil memperoleh nilai 54,59 dengan predikat CC. Apabila dilihat dari data tahun sebelumnya, BKN di tahun 2010 memperoleh nilai 48,53 (C) dan tahun 2011 memperoleh nilai 52,83 (CC). Dengan demikian, BKN dari tahun 2010 sampai dengan 2012 memperoleh peningkatan nilai walaupun masih dibawah target yang ditetapkan.

Sejak diberlakukannya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dan selanjutnya diikuti dengan peraturan-peraturan lainnya yang dimaksudkan untuk mempercepat penerapan Sistem AKIP secara lebih konsisten, arah perkembangan sistem manajemen kinerja ini dirasakan masih kurang terfokus pada peraturan dan ketentuan yang ada. Oleh karena itu beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan penilaian terhadap implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah oleh Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi. Unsur-unsur yang dinilai dalam implementasi SAKIP ini terdiri dari 5 unsur, yaitu: (1) Perencanaan

Kinerja; (2) Pengukuran Kinerja; (3) Pelaporan Kinerja; (4) Evaluasi Kinerja; dan (5) Capaian Kinerja.

Di tahun 2012, BKN telah melakukan berbagai upaya dalam rangka penguatan implementasi SAKIP di lingkungan BKN dan menindak lanjuti seluruh rekomendasi Kementerian PAN dan RB terhadap hasil evaluasi implementasi SAKIP BKN tahun 2011 dan 2012 dengan melakukan berbagai aksi untuk meningkatkan kualitas SAKIP BKN sebagaimana telah diuraikan di Bab III pada Sub Bab “A. Penguatan Implementasi SAKIP BKN Tahun 2012”.

b

b.. OOppiinnii BBPPKK tteerrhhaaddaapp llaappoorraann kkeeuuaannggaann BBKKNN..

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan keuangan dimaksudkan untuk memberikan opini apakah laporan keuangan sudah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sementara, pemeriksaan kinerja dimaksudkan untuk menilai apakah pelaksanaan suatu program atau kegiatan entitas sudah ekonomis, efisien, dan efektif. Sedang, pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) adalah pemeriksaan selain dua jenis tersebut, termasuk disini adalah pemeriksaan investigatif untuk mengungkap adanya kecurangan (fraud) atau korupsi, pemeriksaan lingkungan, pemeriksaan atas pengendalian intern, dan lain-lain.

BPK dapat memberikan empat jenis opini, yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified opinion), Wajar Dengan Pengecualian (WDP/Qualified opinion), Tidak Memberikan Pendapat (TMP/Disclaimer opinion) dan Tidak Wajar (TW/Adverse opinion).

Hasil pemeriksaan keuangan BKN tahun 2012 memperoleh opini WTP dari BPK. Perolehan opini WTP BKN di tahun 2012 merupakan opini WTP yang ketiga kalinya yang sebelumnya telah diperoleh di tahun 2010 dan 2011. Hal ini merupakan bukti komitmen BKN untuk selalu melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) yang dipersyaratkan.

Opini WTP diberikan oleh BPK dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai dan tidak ada salah saji yang material atas pos-pos laporan keuangan. Secara keseluruhan laporan keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan SAP.

Opini WDP diberikan oleh BPK dengan kriteria: sistem pengendalian internal memadai, namun terdapat salah saji yang material pada beberapa pos laporan keuangan. Laporan keuangan dengan opini WDP dapat diandalkan, tetapi pemilik kepentingan harus memperhatikan beberapa permasalahan yang diungkapkan auditor atas pos yang dikecualikan tersebut agar tidak mengalami kekeliruan dalam pengambilan keputusan.

Opini TMP diberikan oleh BPK apabila terdapat suatu nilai yang secara material tidak dapat diyakini auditor karena ada pembatasan lingkup pemeriksaan oleh manajemen sehingga auditor tidak cukup bukti dan atau sistem pengendalian intern yang sangat lemah. Dalam kondisi demikian auditor tidak dapat menilai kewajaran laporan keuangan. Misalnya, auditor tidak diperbolehkan meminta data-data terkait penjualan atau aktiva tetap, sehingga tidak dapat mengetahui berapa jumlah penjualan dan pengadaan aktiva tetapnya, serta apakah sudah dicatat dengan benar sesuai dengan SAP. Dalam hal ini auditor tidak bisa memberikan penilaian apakah laporan keuangan WTP, WDP, atau TW.

Adapun opini TW oleh BPK diberikan jika system pengendalian internal tidak memadai dan terdapat salah saji pada banyak pos laporan keuangan yang material. Dengan demikian secara keseluruhan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan SAP.

Keempat jenis opini yang bisa diberikan oleh BPK tersebut dasar pertimbangan utamanya adalah kewajaran penyajian pos-pos laporan keuangan sesuai dengan SAP. Kewajaran disini bukan berarti kebenaran

atas suatu transaksi dan opini atas laporan keuangan tidak mendasarkan kepada apakah pada entitas tertentu terdapat korupsi atau tidak.

c

c.. PPeerrsseennttaassee ppeenneemmppaattaann ppeeggaawwaaii yyaanngg sseessuuaaii ddeennggaann

k

koommppeetteennssii..

Pegawai merupakan sumberdaya manusia di instansi pemerintah yang sangat menentukan keberadaan, keberlangsungan dan keberhasilan instansi. Penempatan pegawai sesuai dengan kompetensinya merupakan syarat mutlak bagi peningkatan kinerja pegawai yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi. Selain terkait dengan kinerja, penempatan pegawai yang tepat dapat mengakibatkan terjaganya semangat kerja pegawai dan kenyamanan pegawai dalam bekerja. Sebaliknya, penempatan pegawai yang tidak sesuai dapat mengakibatkan menurunnya semangat kerja pegawai, ketidaknyamanan kerja hingga menyebabkan tekanan hingga depresi. Oleh karena itu, penempatan pegawai berdasarkan kompetensi yang dimilikinya ditetapkan sebagai sasaran strategis di unit biro kepegawaian.

Pada tahun 2012, BKN menetapkan target sebesar 60% dari jabatan struktural BKN yang saat ini berjumlah 474. Dari target yang ditetapkan tersebut dapat terealisasi sebesar 60% atau 284 pegawai yang menduduki jabatan struktural sesuai kompetensi. Selanjutnya secara bertahap akan dilanjutkan dengan penempatan pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum.

Dari data tahun sebelumnya, tahun 2010 penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensinya sebesar 45% atau 213 pegawai dan di tahun 2011 sebesar 55% atau 260 pegawai. Dengan demikian, penempatan pegawai yang sesuai kompetensi mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yakni dari 213 pegawai menjadi 284 pegawai.

Prioritas pada jabatan struktural dalam penempatan pegawai dikarenakan jabatan struktural telah memiliki standar kompetensi jabatan dan pegawai yang menduduki jabatan tersebut telah dilakukan penilaian terhadap kompetensinya.

Penempatan pegawai diawali dengan mengkaji ulang syarat jabatan yang ada. Pengkajian ulang ini untuk memastikan ketepatan dan kesesuaian syarat jabatan dengan visi, misi dan strategi organisasi seiring dengan tuntutan perubahan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Dengan demikian, Pegawai yang ditempatkan pada jabatan struktural tertentu dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi melalui indikator kinerja utamanya (IKU).

d

d.. PPeerrsseennttaassee ppeemmeennuuhhaann ssaarraannaa ooppeerraassiioonnaall kkaannttoorr

s

seessuuaaii ssttaannddaarr..

Indikator persentase pemenuhan sarana operasional kantor sesuai standar digunakan untuk mengukur tingkat pemenuhan sarana operasional kantor yang sesuai standar. Sarana operasional kantor yaitu peralatan yang diperlukan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, antara lain peralatan kantor, pakaian kerja, cetakan buku/ blanko, alat tulis kantor dan kendaran dinas.

Pada tahun 2012 BKN menargetkan 100% sarana operasional kantor dapat terpenuhi sesuai standar. Dari target yang ditetapkan, BKN berhasil memenuhi 100%. Pemenuhan sarana operasional kantor di tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat terpenuhi 100%. Pemenuhan kebutuhan sarana operasional kantor sesuai standar 100% dapat terpenuhi karena jumlah yang dibutuhkan didasarkan pada standar dan jumlah pegawai yang ada.

Sarana operasional kantor adalah peralatan yang diperlukan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Peralatan tersebut antara lain peralatan kantor, pakaian kerja, cetakan buku/ blanko, alat tulis kantor.

Standar jumlah dan mutu peralatan bagi pegawai pada unit kerja Eselon II untuk menunjang kegiatan. Pada tahun 2012 sebanyak 30 unit eselon II, hanya 19 unit yang mengajukan sarana operasional dengn jumlah kebutuhan untuk peralatan kantor, perlengkapan pegawai,

Cetakan blanko/ buku, ATK sejumlah 280.670 unit/set/ buah dan dipenuhi sejumlah 280.670 unit/set/ buah atau sebesar 99,90%.

Adapun pendapat pegawai terhadap pemenuhan sarana operasional kantor dapat dilihat berdasarkan hasil kuesioner yang disajikan dalam grafik berikut:

Dari hasil responden di 30 unit kerja, dapat jelaskan bahwa sebagai berikut:

1) Sebanyak 15 unit kerja atau 50%, menyatakan terpenuhi kebutuhannya selama tiga tahun.

2) Sebanyak 10-12 unit kerja atau 40%, menyatakan cukup terpenuhi selama e tahun.

3) Sebanyak 3-5 unit kerja atau 10% menyatakan kurang. Untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan tersebut, BKN meminta unit kerja mengajukan analisis kebutuhan barang. Berdasarkan analisa kebutuhan, pendistribusian akan dilakukan sesuai kebutuhan riil di unit kerja.

e

e.. IInnddeekkss kkeeppuuaassaann ppuubblliikk tteerrhhaaddaapp kkeetteerrsseeddiiaaaann

l

laayyaannaann iinnffoorrmmaassii BBKKNN..

Pada tahun 2012, publik yang mengisi daftar pertanyaan tingkat kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi BKN sebanyak

108 orang tamu. Publik yang menjadi responden adalah para tamu yang memerlukan informasi di BKN baik secara perorangan maupun kelembagaan. Beberapa instansi/ lembaga berkunjung untuk memperoleh informasi di BKN antara lain: Badan kepegawaian Daerah Provinsi/ kabupaten/ Kota, DPRD Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Badan Pengawasan Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

Dari 108 pelanggan tersebut dihasilkan indeks kepuasan publik sebagai berikut:

1) Sangat Baik 32,41% (35 orang) 2) Baik 23,15% (25 orang)

3) Cukup 7,41% (8 orang) 4) Buruk 8,33% (9 orang)

5) Sangat Buruk 28,7% (31 orang)

Melihat data tersebut, sebagian besar 55, 56% (60 orang) merasa bahwa layanan informasi yang diberikan oleh BKN sudah baik (sangat baik). Namun disisi lain masih ada 37,04% (40 orang) mengatakan bahwa layanan informasi yang diberikan oleh BKN masih buruk. Ini membuktikan bahwa layanan yang diberikan oleh BKN kepada publik belum sepenuhnya memenuhi apa yang menjadi kemauan publik. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi BKN terkait layanan informasi publik yang disediakan.

Target kedepan (tahun 2013), BKN akan menaikan tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan informasi yang diberikan sebesar 70% agar menjadi baik dan sangat baik serta menurunkan tingkat ketidakpuasan pelanggan yang mempersepsikan buruk dan sangat buruk sebesar 25% dengan cara memberikan informasi sebaik-baiknya kepada publik.

Tantangan di lapangan dalam pengisian daftar pertanyaan indeks kepuasan publik terhadap layanan informasi adalah tidak setiap tamu yang untuk memperoleh informasi di BKN mau mengisi daftar pertanyaan yang diberikan dengan berbagai alasan, sehingga masih ada

tamu yang sudah mendapatkan informasi dengan baik namun tidak mengisi daftar pertanyaan tersebut yang berakibat tidak terekam dalam data.

Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18

Capaian Kinerja Sasaran VIII

Sasaran VIII : Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor Indikator Kinerja Utama

(IKU)

2010 2011 2012 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

1. Indeks kepuasan pegawai terhadap sarana dan prasarana kantor yang tersedia.

Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik

2. Persentase pemenuhan standar sarana dan

Dokumen terkait