• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Rutin

Dalam dokumen LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR PENANGANA (Halaman 43-51)

Kegiatan yang dilakukan Penulis dalam melakukan kegiatan kerja praktek di Kejaksaan Negeri Batam yang dilaksanakan dari tanggal 1 September 2013 sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 adalah mempelajari berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diterima dari pihak penyidik, dan membantu para jaksa menyiapkan surat dakwaan, surat tuntutan, serta surat-surat lainnya secara bertahap. Berikut rincian kerja rutin yang dilakukan penulis selama magang di Kejaksaan Negeri Batam :

TAHAP I

1. Menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)

Dalam tahap ini, Penyidik akan menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke kantor Kejaksaan Negeri yaitu ke bagian Sekretariat. Setelah Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) tersebut akan diserahkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri kemudian oleh Kepala Kejaksaan Negeri, akan memberikan perintah untuk di buatkan

Membuat Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)

2. Membuat Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16)

Setelah mendapat perintah dari Kepala Kejaksaan Negeri, penulis melanjutkan membuat Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Mengikuti Perkembangan Penyidikan Perkara Tindak Pidana (P-16) yang isinya menunjuk Jaksa-jaksa yang telah ditentukan Kepala Kejaksaan Negeri untuk mengikuti perkembangan kasus perkara sebagaimana disebut di Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).

Setelah itu, Penulis menunggu kedatangan berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

3. Mempelajari berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Setelah berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) serta surat lainnya akan diserahkan kepada jaksa, pada kasus tertentu, jaksa akan meminta bantu kepada penulis untuk bantu mempelajari berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Di sini, Penulis mempelajari berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP), dan menentukan sikap apakah berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah memenuhi syarat formil dan syarat materiil dengan cara membuat Hasil Penelitian Berkas Perkara atau yang dikenal dengan nama Checklist.

4. Membuat Hasil Penelitian Berkas Perkara atau Checklist

Setelah membaca berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP), penulis membuat Hasil Penelitian Berkas Perkara atau Checklist. Dalam tahap ini, penulis melakukan pengecekan terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut, dan apabila menurut penulis berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah memenuhi syarat Formil dan syarat materiil, maka penulis akan membuat “Surat Pemberitahuan bahwa Hasil Penyidikan sudah Lengkap” yang diberi kode formulir P-21.

Sebaliknya, apabila berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dianggap belum memenuhi syarat, maka penulis akan membuat “Surat Hasil Penyidikan Belum Lengkap” yang diberi kode formulir P-18 dan “Surat Pengembalian Berkas Perkara untuk Dilengkapi” yang diberi kode formulir P-19, yang kemudian bersama berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) akan dikirim balik kepada penyidik untuk kembali dilengkapi penyidik.

5. Membuat Rencana Surat Dakwaan dan Matriks

Pada berkas-berkas yang telah dianggap memenuhi syarat formil dan syarat materiil, penulis melanjutkan membuat Rencana Surat Dakwaan yang berisi tentang dakwaan yang akan didakwakan kepada terdakwa dipersidangan dan Matriks yang berisikan unsur-unsur pasal yang didakwakan beserta pembuktian setiap unsurnya.

6. Mengajukan Rencana Surat Dakwaan ke Kepala Seksi dan Kepala Kejaksaan Negeri

Setelah membuat Rencana Surat Dakwaan, Matriks dan Surat P-21, Penulis selanjutnya menyerahkannya kepada Jaksa yang ditunjuk sesuai P-16 dan berkas-berkas yang dibuat penulis akan dipelajari oleh Jaksa tersebut. Apabila Jaksa merasa berkas yang dibuat Penulis sudah benar, maka berkas-berkas tersebut akan diserahkan kepada Kepala Seksi dan Kepala Kejaksaan Negeri. Oleh karena penulis menulis judul mengenai “Pembunuhan”, maka penulis ditempatkan di bagian Seksi Tindak Pidana Umum, di mana berkas-berkas yang telah dibuat oleh penulis diserahkan kepada Kepala Seksi Pidana Umum.

TAHAP II

7. Pemeriksaan Tersangka

Dalam tahap ini, Jaksa Penuntut Umum yang ditunjuk untuk mengikuti perkembangan kasus ini akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap tersangka. Dalam tahap ini, Jaksa Penuntut Umum akan memeriksa ulang tersangka dan menerima barang bukti dari penyidik. Setelah melakukan pemeriksaan ulang, Jaksa Penuntut Umum akan membuat Berita Acara Penerimaan dan Penelitian Tersangka yang diberi kode formulir BA-15 dan Berita Acara Penerimaan dan Penelitian Benda Sitaan/Barang Bukti yang

diberi kode formulir BA-18. Oleh karena tahap ini bersifat rahasia, maka penulis tidak dilibatkan dalam tahap ini.

8. Membuat Surat Perpanjangan Penahanan dan Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana

Setelah melakukan tahap Pemeriksaan Tersangka, penulis akan membuatkan Surat Perpanjangan Penahanan yang diberikan kode formulir T-7 dan Surat Perintah Penunjukan Jaksa Penuntut Umum untuk Penyelesaian Perkara Tindak Pidana yang diberikan kode formulir P-16A

9. Membuat Surat Pelimpahan Perkara kepada Pengadilan Negeri

Dalam Tahap ini, terhadap berkas-berkas yang telah dibuat P-16A dan T-7, Penulis membuat Surat Pengantar kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri. Penulis juga membuat Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa yang diberi kode formulir P-31 untuk Acara Pemeriksaan Biasa, atau Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Singkat yang diberi kode formulir P-32 untuk Acara Pemeriksaan Singkat.

10. Mengantar Surat Pelimpahan ke Pengadilan Negeri

Setelah membuat Surat Pengantar Pelimpahan Perkara dan P-31 atau P-32, Penulis menyusun kelengkapan-kelengkapan berkas yang akan dilimpahkan

kepada Pengadilan Negeri antara lain Surat Pengantar Pelimpahan Perkara, P-31 atau P-32, berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Surat Dakwaan, T-7, dan P-16A dan mengantarnya ke Pengadilan Negeri. Sebagai tanda terima berkas, Penulis juga membuat Surat Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan yang diberi kode formulir P-33.

TAHAP III

11. Memantau Penetapan Hari Persidangan

Setelah melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri, Pengadilan Negeri akan menetapkan hari sidang. Dalam tahap ini, Penulis akan terus memantau Penetapan Hari Sidang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, Jaksa Penuntut akan membacakan Surat Dakwaan yang diberi kode formulir P-29. Apabila Terdakwa tidak melakukan eksepsi dan memungkinkan untuk langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, Jaksa Penuntut Umum akan memanggil saksi-saksi dalam perkara tersebut.

12. Membuat Surat Pemanggilan Saksi

Setelah pembacaan dakwaan, Jaksa Penuntut Umum akan mendatangkan saksi-saksi. Maka pada 3 (tiga) hari sebelum hari sidang atau lebih, Jaksa Penuntut Umum akan meminta Penulis untuk membuat Surat Panggilan Saksi yang diberi kode formulir P-37. Setelah penulis membuat Surat Panggilan Saksi, Penulis meminta tanda tangan Jaksa Penuntut Umum dan membawa

Surat Panggilan Saksi ke bagian Sekretariat untuk penomoran. Setelah memperoleh tanda tangan dan melakukan penomoran surat, penulis kemudian membuat amplop dan mengantarkan Surat Panggilan Saksi ke alamat saksi-saksi.

13. Membuat Rencana Tuntutan dan Nota Dinas

Setelah pemeriksaan alat bukti, maka sidang berikutnya akan dilanjutkan dengan acara pembacaan tuntutan. Sebelum membuat surat tuntutan, apabila berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut berasal dari Kejaksaan Tinggi, maka Jaksa Penuntut Umum akan meminta Penulis untuk membuat Surat Rencana Tuntutan yang diberi kode formulir P-41 yang akan dikirim ke Kejaksaan Tinggi. Apabila berkas tersebut berasal dari Kejaksaan Negeri, maka Jaksa Penuntut Umum akan meminta penulis untuk membuat Nota Dinas yang isinya mengenai Rencana Tuntutan yang akan diajukan kepada Kepala Seksi Pidana Umum dan Kepala Kejaksaan Negeri.

14. Membuat Surat Tuntutan (REQUISITOIR)

Setelah mendapat balasan mengenai Surat Rencana Tuntutan baik dari Kepala Kejaksaan Negeri maupun Kepala Kejaksaan Tinggi, penulis akan lanjut membuat Surat Tuntutan (REQUISITOIR) yang diberi kode formulir P-42.

Dalam tahap-tahap ini, karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman Penulis, Jaksa Penuntut Umum tidak melibatkan penulis dalam tahap-tahap ini sehingga Penulis tidak dapat menjelaskan bagian tahap-tahap ini.

16. Membuat Laporan Putusan

Setelah Putusan Pengadilan Negeri telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap (Inkracht), maka Pengadilan Negeri akan mengirimkan petikan putusan ke Kejaksaan Negeri Batam. Setelah penulis menerima petikan putusan tersebut, penulis akan melanjutkan membuat Laporan Putusan yang diberi kode formulir P-44. Setelah membuat Laporan Putusan, Laporan putusan tersebut kemudian diajukan kepada Kepala Seksi Pidana Umum dan Kepala Kejaksaan Negeri.

17. Membuat Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan dan Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan

Setelah Laporan Putusan atau disebut juga P-44 telah ditandatangani Kepala Seksi Pidana Umum dan Kepala Kejaksaan Negeri, maka Penulis akan melanjutkan membuat Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang diberi kode formulir P-48 yang kemudian diajukan kepada Kepala Kejaksaan Negeri untuk memperoleh oleh tanda tangan dari Kepala Kejaksaan Negeri. Setelah Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan di tanda tangani Kepala Kejaksaan Negeri, penulis selanjutnya membuat Berita Acara

Pelaksanaan Putusan Pengadilan yang kemudian diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan eksekusi.

4.2 Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam

Dalam dokumen LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR PENANGANA (Halaman 43-51)

Dokumen terkait