• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI PAPUA BARAT

Dalam dokumen BUKU III RPJMN 2015 2019 (Halaman 127-133)

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA

KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL DI PROVINSI PAPUA BARAT

Percepatan pembangunan infrastruktur tersebut di bawah ini diprioritaskan untuk pengembangan wilayah.

Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional PERKERETAAPIAN

1. Pembangunan Kereta Api Sorong-Manokwari

PERHUBUNGAN UDARA

1. Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok 2. Pengembangan Bandara Bintuni

3. Pembangunan Bandara Segun

4. Pembangunan Bandara Werur

5. Pengambangan Bandara Rendani 6. Bandara Segun di Kabupaten Sorong

Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional

7. Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak

PERHUBUNGAN LAUT

1. Pengembangan Pelabuhan Kaimana 2. Pembangunan Pelabuhan Seget 3. Pengembangan Pelabuhan Owi

4. Pengembangan Pelabuhan Teminabuan 5. Pengembangan Pelabuhan Saunek 6. Pengembangan Pelabuhan Kokas 7. Pembangunan Faspel Laut Arar

8. Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong * 9. Pengembangan Pelabuhan Fak Fak 10. Pembangunan Pelabuhan Biak 11. Pembangunan Pelabuhan Saukorem 12. Pelabuhan Abun di Kabupaten Tambraw 13. Pelabuhan Bomberai di Kabupaten Fakfak 14. Pelabuhan Maruni di Kabupaten Manokwari

JALAN

1. Pembangunan Jalan Mameh-Wendesi-Ambuni-Tandia 2. Pembangunan Jalan Manokwari – Bintuni

3. Pembangunan Jalan Sorong - Pelabuhan Arar 4. Pembangunan Jalan Lingkar Raja Ampat 5. Pembangunan Jalan Susumuk - Bintuni 6. Pembangunan Jalan Tandia - Yahour

7. Pembangunan Jalan Fakfak - Bourof - Windesi

8. Pembangunan Jalan Yaur - Windesi – Mameh – Manokwari 9. Pembangunan Jalan Manokwari – Sorong

10. Pembangunan Jalan Kaimana - Bourof

ASDP

1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raja Ampat* 2. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaimana 3. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Fak-Fak* 4. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Arar 5. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waigeo 6. Pengembangan Dermaga Folley (Pulau Missol)

KETENAGALISTRIKAN

1. PLTU Klalin 30 MW

2. PLTMG Mobile PP Manokwari 20 MW

3. PLTU Andai 14 MW

Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional

5. PLTMG Bintuni 10

6. Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi

TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1. Pembangunan backbone Palapa Ring, Telekomunikasi Informatika 2. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota

3. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI

SUMBER DAYA AIR

1. Lanjutan Pembangunan Bendung Wariori di Kab. Manokwari

2. Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Oransbari 3.016 Ha (Jaringan Sekunder) di Kab. Manokwari

3. Pembangunan Jaringan Irigasi D. I Mariyat 1.500 Ha (Jaringan Primer) di Kab. Sorong

4. Pembangunan Jaringan Irigasi Rawa 750 Ha Wonosobo di Kab. Sorong 5. Pembangunan Jaringan Irigasi Rawa 750 Ha Kampung Segun di Kab. Sorong 6. Pembangunan Jaringan Irigasi Tambak Danau Ayamaru di Kab. Maybrat 7. Pengendalian Banjir Sungai Aimasi Kab. Manokwari

8. Pengendalian Banjir Sungai Ransiki Kab. Manokwari Selatan 9. Pengendalian Banjir Sungai Wariori Kab. Manokwari 10. Pengendalian Banjir Sungai Tubhi Kab. Teluk Bintuni 11. Pengamanan Pantai Pasir Putih di Kab. Manokwari 12. Pengamanan Pantai Wosi dan Rendani di Kab. Manokwari 13. Pengamanan Pantai Kaimana di Kab. Kaimana

14. Pengamanan Pantai Rado di Kab. Teluk Wondama 15. Pengamanan Pantai Miey di Kab. Teluk Wondama 16. Pengamanan Pantai Biriosi Wirsi di Kab. Manokwari 17. Pengamanan Pantai Maruni Maripi di Kab. Manokwari 18. Pengaman Pantai di Kab. Teluk Bintuni (Tersebar) 19. Pengaman Pantai di Kab. Nabire (Tersebar) 20. Pengaman Pantai di Kab. Mimika (Tersebar)

21. Pengamanan Pantai Oransbari di Kab. Manokwari Selatan 22. Pengamanan Pantai Ransiki di Kab. Manokwari Selatan 23. Pengamanan Pantai Tanjung Kasuari Kota Sorong 24. Pengamanan Pantai Pulau Fani Kab. Raja Ampat 25. Pengamanan Pantai Makbon Kota Sorong 26. Pengamanan Pantai Sausapor Kab. Tambrauw 27. Pengamanan Pantai Seget Kab. Sorong 28. Pengamanan Pantai Sailolof Kab. Sorong 29. Pengamanan Pantai Kotam Kab. FakFak

Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional

31. Pembangunan Embung di Kab. Sorong (Tersebar) 32. Pembangunan Embung di Kab. Fak-Fak (Tersebar) 33. Pembangunan Embung di Kab. Manokwari (Tersebar) 34. Pembangunan Embung di Kab. Teluk Bintuni (Tersebar) 35. Pembangunan Embung di Kab. Nabire (Tersebar)

36. Pembangunan Embung di Kab. Sorong Selatan (Tersebar) 37. Pembangunan Embung di Kab. Kaimana (Tersebar) 38. Pembangunan Embung di Kab. FakFak (Tersebar) 39. Pembangunan Embung di Kab. Teluk Bintuni (Tersebar) 40. Pembangunan Embung di Kab. Nabire (Tersebar) 41. Pembangunan Embung di Kab. Dogiyai (Tersebar)

PENDIDIKAN

1. Sekolah berpola asrama untuk SMP dan SMA

KESEHATAN

1. Pengembangan RS Daerah Kab. Sorong untuk praktek mahasiswa FK Universitas Negeri Papua (alkes). Dalam jangka menengah, Papua Barat mengusulkan untuk dikembangkannya RSP.

2.6.2. Kerangka Regulasi

Pelaksanaan pembangunan Wilayah Papua tidak terlepas dari berbagai kerangka regulasi yang perlu diperhatikan, diantaranya:

a. Regulasi pengelolaan lintas batas;

b. Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Fasilitas Perpajakan Kepabenan, dan Cukai di Kawasan Ekonomi Khusus serta aturan turunannya;

c. Penyelesaian Peraturan tentang Ketenagakerjaan di Kawasan Ekonomi Khusus;

d. Penyelesaian Peraturan tentang Pelimpahan Kewenangan perdagangan, keimigrasian, perindustrian, pertanahan, tenaga kerja dari kementerian/lembaga terkait kepada Administrator Kawasan Ekonomi Khusus;

e. Regulasi Perdagangan lintas batas, Perjanjian kerjasama antara RI- Australia, maupun RI-Papua New guinea dalam pengembangan kawasan perbatasan negara;

f. Regulasi untuk memberikan kewenangan yang lebih luas (asimetrik) kepada Pemerintah Pusat untuk menyediakan sumber daya air, pengelolaan jalan non status, dan pelayanan pendidikan dan kesehatan di kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar;

g. Penetapan Perpres RTR Kawasan Perbatasan Negara di Kawasan Perbatasan Papua; dan Perpres RTR KSN Kawasan Timika; serta

Penyelesaian peninjauan kembali Perpres No. 57/2014 tentang RTR Pulau Papua;

h. Peraturan perundangan terkait pelimpahan kewenangan ijin investasi pada kawasan-kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri nasional lainnya di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;

i. Regulasi untuk mengatur pemanfaatan tanah ulayat;

j. Regulasi penetapan Kawasan MIFEE dan Kawasan Industri Arar sebagai KEK;

k. Regulasi dalam rangka penguatan Otonomi Khusus.

2.6.3. Kerangka Kelembagaan

Pelaksanaan pembangunan Wilayah Papua tidak terlepas dari berbagai kerangka kelembagaan yang perlu diperhatikan, diantaranya:

a. Penciptaan iklim investasi yang kondusif di kawasan perbatasan; b. Pembagian kewenangan atau urusan antar jenjang pemerintah:

pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pengelolaan kawasan perbatasan;

c. Kelembagaan pengelola perbatasan yang memiliki otoritas penuh untuk mengelola pos-pos lintas batas negara;

d. Pengkhususan pemberian kewenangan bagi pemerintahan kecamatan di wilayah perbatasan (Lokpri) dalam bentuk desentralisasi asimetrik dengan penetapan daerah khusus untuk akselerasi pembangunan dan efektivitas peningkatan kualitas pelayanan publik;

e. Pelimpahan kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan instansi terkait kepada pengelola kawasan strategis nasional dan kawasan-kawasan industri lainnya;

f. Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan lahan sebagai peruntukan investasi di KEK, KI, dan pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya;

g. Memberikan pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di bidang perizinan perindustrian, perdagangan, pertanahan di KEK, KI dan pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya;

h. Penyiapan kemampuan pengelolaan investasi pada usulan KEK di provinsi Papua dan Papua Barat;

i. Melakukan deliniasi hak ulayat pada kawasan kawasan strategis yang dikembangkan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi; j. Peningkatan koordinasi antara Badan Koordinasi Penataan Ruang

(BKPRD) Provinsi di Wilayah Papua dalam melaksanakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau;

k. Penguatan kelembagaan koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan wilayah Papua yang melibatkan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

BAB 3

Dalam dokumen BUKU III RPJMN 2015 2019 (Halaman 127-133)