• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Pengelolaan Dan Fasilitasi Penegasan, Pemeliharaan Dan Pengamanan Kawasan Perbatasan Maluku.

Dalam dokumen BUKU III RPJMN 2015 2019 (Halaman 162-166)

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU

PROFIL DAERAH TERTINGGAL WILAYAH MALUKU

1. Penguatan Pengelolaan Dan Fasilitasi Penegasan, Pemeliharaan Dan Pengamanan Kawasan Perbatasan Maluku.

Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan, dan pengamanan kawasan perbatasan secara terpadu di Wilayah Kepulauan Maluku, dilakukan dengan:

a. Mengembangkan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu (satu atap);

b. Mengembangkan pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara di kawasan perbatasan Maluku dan Maluku Utara, serta penanganan illegal, unregulated, and unreported (IUU) fishing; c. Membenahi aktivitas lintas batas di pintu-pintu alternatif (ilegal)

di kawasan perbatasan Maluku dan Maluku Utara;

d. Meningkatkan upaya perundingan dalam penetapan dan penegasan batas laut wilayah negara RI-Palau, RI-Australia, dan RI-RDTL;

e. Penguatan fungsi pengamanan perbatasan wilayah darat dan laut dalam menjaga kedaulatan RI-RDTL dan RI-Australia.

f. Sosialisasi batas laut wilayah negara RI-Palau, RI-Australia, maupun RI-RDTL kepada masyarakat perbatasan Wilayah Maluku, serta pelibatan peran serta masyarakat dalam menjaga pertahanan dan keamanan di perbatasan.

g. Meningkatkan hubungan diplomatik RI-Palau, RI-Australia, dan RI-RDTL dalam konteks kerjasama lintas batas negara di bidang pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial-budaya.

h. Mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) pertahanan dan keamanan yang profesional bagi aparatur pengaman perbatasan.

i. Mendayagunakan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau Kisar, Pulau Larat, Pulau Leti, Pulau Lirang, Pulau Marsela, Pulau Meatimiarang, Pulau Panambulai, Pulau Selaru, dan Pulau Wetar dengan pendekatan keamanan, ekonomi dan lingkungan.

2. Pengembangan Ekonomi Lokal

Pengembangan ekonomi lokal secara terpadupada kawasan perbatasan negara di Wilayah Kepulauan Maluku,dilakukan dengan: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan tangkap

dan sumber daya kelautan terutama rumput laut dan kerapu melalui pengembangan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan pemasaran di PKSN Saumlaki, PKSN Ilwaki, PKSN Dobo, dan PKSN Morotai;

b. Meningkatkan nilai potensi pariwisata bahari melalui pengelolaan pariwisata yang optimal (promosi dan penyediaan infrastruktur penunjang pariwisata) di PKSN Saumlaki, PKSN Ilwaki, PKSN Dobo, dan PKSN Morotai;

c. Mengembangkan pusat kegiatan industri pengolahan hasil perikanan, perkebunan, dan pertambangan;

d. Meningkatkan investasi pada sektor perikanan dan kelautan melaluikerjasama ekonomi RI-Palau dan RI-Philipina, termasuk di dua pulau terluar di sekitar Pulau Morotai, yaitu P. Sopi dan P. Bere-bere salah satunya yang mendesak yaitu penyediaan Kapal Tangkap 30 GT;

e. Mengembangkan pusat perdagangan berbasis komoditas lokal berorientasi pasar ke negara tetangga (Australia, RDTL, dan Palau) di PKSN Morotai, PKSN Dobo, PKSN Dobo dan PKSN Ilwaki; f. Mengembangkan program transmigrasi di kawasan perbatasan dalam bentuk Kota Terpadu Mandiri di Maluku dan Maluku Utara; g. Mengembangkan balai-balai latihan kerja untuk meningkatkan mengelola komoditas unggulan lokal yang berorientasi pasar ke negara tetangga (Australia, RDTL, dan Palau).

3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas

Peningkatan konektivitas kawasan perbatasan negara di Wilayah Kepulauan Maluku, dilakukan dengan:

a. Meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan pulau-pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar berpenduduk di Wilayah Maluku, 3 (tiga) gugus pulau perbatasan di Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan Aru, serta konektivitasnya dengan sistem transportasi laut regional, nasional dan internasional; b. Pembangunan jalan non status pembuka akses menuju kampung,

desa-desa di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri);

c. Meningkatkan konektivitas dengan membangun sistem jaringan jalan lokal di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) yang saling terhubung dengan pusat kegiatan ekonomi;

d. Mengembangkan dermaga keperintisan pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk terutama pelabuhan di Pulai Leti dan pengadaan armada pengawasan perikanan 11 unit sebagai sarana pengawasan;

e. Menjamin ketersedian logistik, khususnya untuk pulau-pulau kecil terluar berpenduduk;

f. Mengembangkan pusat pelayanan transportasiudara nasional dan internasional di PKSN Saumlaki, Dobo, Ilwaki, dan Daruba; g. Menyediakan infrastruktur dasar kewilayahan terutama jalan,

listrik, air bersih, dan telekomunikasi di Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri).

h. Penyediaan BTS dan penyediaan pusat layanan internet di kecamatan perbatasan Provinsi Maluku.

4. Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu mengelola sumber daya alam di kawasan perbatasan dapat melakukan aktivitas dengan negara tetangga dan turut mendukung upaya peningkatan kedaulatan negara dengan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkualitas, dilakukan dengan:

a. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan kejuruan dan keterampilan berbasis sumber daya lokal (kelautan, perkebunan, pariwisata, maupun pertambangan) di kawasan perbatasan Maluku dan Maluku Utara;

b. Mengembangkan sekolah satu atap berasrama di Kawasan Perbatasan Maluku dan Maluku Utara;

c. Meningkatkan akses pelayanan sosial dasar (pendidikan dan kesehatan) di kawasan perbatasan negara, termasuk di pulau- pulau kecil terluar berpenduduk dengan penyediaan sarana prasarana sesuai karakteristik geografis wilayah;

d. Menyediakan tenaga pendidikan dan kesehatan yang handal serta penyedian insentif, serta sarana prasarana penunjang yang memadai, khususnya di pulau-pulau kecil terluar berpenduduk terutama pengadaan dan revitalisasi alat-alat kesehatan pada Rumah Sakit Kepulauan Aru;

e. Peningkatan status puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat inap di Provinsi Maluku;

f. Meningkatkan kapasitas aparatur wilayah perbatasan melalui penerapan kebijakan wajib tugas belajar dan pelatihan teknis, agar diperoleh sumberdaya aparatur yang memiliki kemampuan dan merumuskan kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat perbatasan;

g. Mengembangkan teknologi tepat guna dalam menunjang pengelolaan sumber daya alam/potensi lokal di kawasan perbatasan.

5. Penguatan Regulasi dan Insentif

Regulasi yang perlu disusun dalam rangka afirmasi terhadap pengembangan kawasan perbatasan adalah, sebagai berikut:

a. Akses masyarakat perbatasan yangtinggal di kawasan lindung untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, serta untuk kemudahan pembangunan infrastruktur yang melalui hutan lindung;

b. Regulasi pengelolaan lintas batas;

c. Regulasi Perdagangan lintas batas Perjanjian kerjasama antara RI-RDTL, RI-Australia, maupun RI-Palau dalam pengembangan kawasan perbatasan negara;

d. Regulasi untuk memberikan kewenangan yang lebih luas (asimetrik) kepada Pemerintah Pusat untuk menyediakan sumber daya air, pengelolaan jalan non status, dan pelayanan pendidikan dan kesehatan di kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar;

e. Penciptaan iklim investasi yang kondusif di kawasan perbatasan; f. Pembagian kewenangan atau urusan antar jenjang pemerintah:

pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam pengelolaan kawasan perbatasan;

g. Kelembagaan pengelola perbatasan yang memiliki otoritas penuh untuk mengelola pos-pos lintas batas negara;

h. Pemberian kewenangan khusus bagi pemerintahan kecamatan di wilayah perbatasan (Lokpri) dalam bentuk desentralisasi asimetrik dengan penetapan daerah khusus untuk akselerasi pembangunan dan efektivitas peningkatan kualitas pelayanan publik;

i. Penyusunan Rencana Tata Ruang termasuk Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan di Maluku dan Maluku Utara;

j. Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara Dan Kawasan

Perbatasan Tahun 2015-2019 menjadi acuan bagi

Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kawasan

3 -34 GAMBAR 3.4.

PETA SEBARAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) KAWASAN PERBATASAN

Dalam dokumen BUKU III RPJMN 2015 2019 (Halaman 162-166)