• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. MENYUMBANG PENCAPAIAN RPJMN 2015-2019

1. KEGIATAN STRATEGIS PEKKA

Ada 7 kegiatan strategis PEKKA untuk mencapai visi dan misinya.

1. 1. Pengorganisasian dan penguatan Serikat Pekka

Kegiatan ini merupakan aktivitas rutin di lapangan dalam bentuk pertemuan rutin serikat-serikat yang telah terbentuk, pelatihan-pelatihan, penumbuhan kelompok-kelompok baru, perluasan jangkauan wilayah desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Selama tahun 2015 telah ditumbuhkan 196 kelompok baru di 120 desa, 43 kecamatan, 13 kabupaten dan 20 Provinsi, dengan total penambahan anggota sebanyak 2,996 orang, dan sebanyak 11, 870 partisipan. Sejak pertama dirintis tahun 2002 hingga saat ini, kelompok Pekka terus tumbuh meskipun tak dapat dihindari ada pula kelompok yang drop out. Rata-rata pertumbuhan kelompok setiap tahunnya lebih dari 10% dengan tingkat drop out kurang dari 1% di tingkat kelompok dan anggota. Tingkat drop out kelompok dan anggotanya terjadi pada tahap awal pengorganisasian di hampir semua wilayah dan biasanya kelompok mulai stabil setelah melewati tahun ketiga.

Dengan demikian selama tahun 2015 telah tumbuh dan berkembang 1,530 kelompok dengan jumlah anggota mencapai 28,197 orang dan total partisipan mencapai 48,010 orang.

No Wilayah Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota Partisipan

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 1 Aceh 9 10 35 37 153 171 171 193 3,503 3,737 4,955 5,595 2 Sumut 2 2 9 12 28 39 74 98 1,272 1,667 1,866 2,425 3 Sumbar 2 2 2 2 11 14 46 56 1,029 1,053 1,395 3,605 4 Sumsel 2 4 8 9 42 45 76 86 1,390 1,644 1,806 2,189 5 Jabar 4 4 17 27 50 60 95 99 1,672 1,599 2,339 3,140 6 Banten 2 2 6 12 18 26 40 50 628 868 1,245 1,731 7 DKI 2 2 3 3 5 6 16 19 236 24 236 260 8 Jateng 5 6 14 16 42 56 76 116 1,421 2,243 1,753 3,008 9 Jogja 2 2 5 6 10 12 38 41 663 793 945 1,332 10 Jatim 1 2 2 4 15 20 33 24 478 472 896 1,236 11 Kalbar 5 8 13 21 52 65 115 127 1,929 2,024 2,720 3,605

10

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota Partisipan

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 12 Kalsel 1 1 4 5 33 31 65 62 1,449 1,427 1,829 2,076 13 Bali 3 4 6 5 8 9 14 19 213 278 302 459 14 NTB 4 4 13 14 61 63 166 182 3,897 3,937 4,878 5,532 15 NTT 2 2 14 15 80 99 123 145 2,518 2,785 3,712 4,507 16 Sultra 3 5 16 20 59 68 72 78 1,298 1,571 2,603 3,439 17 Sulut 1 1 5 5 26 17 43 26 508 266 537 718 18 Sulsel 1 2 8 10 17 26 35 62 590 977 826 1,404 19 Malut 2 2 8 6 29 29 36 35 507 634 1,297 1,551 20 Sulbar - 1 - 2 - 3 - 12 - 198 - 198 Total 53 66 188 231 739 859 1,334 1,530 25,201 28,197 36,140 48,010

Tabel 2. 1 Tabel Perkembangan Kelompok Pekka per Desember 2015

Kelompok Pekka tersebar 859 Desa, 231 Kecamatan dan 66 Kabupaten di 20 Provinsi di Indonesia.

No Provinsi Kabupaten 2014 Kabupaten 2015

1 Aceh Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh

Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Simeulu

Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Simeulu, Aceh Tamiang

2 Sumatra Utara (SUMUT) Kab. Asahan, Kota Tanjung Balai Kab. Asahan, Kota Tanjung Balai

3 Sumatera Barat

(Sumbar)

Sijunjung, Dharmasraya Sijunjung, Dharmasraya

4 Sumatra Selatan

(SUMSEL)

Ogan Komering Ilir, Muara Enim Ogan Komering Ilir, Muara Enim,

Ogan Ilir, Ogan Komering Timur

5 Jawa Barat (JABAR) Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang Cianjur, Subang, Sukabumi,

Karawang

6 Banten Tangerang dan Pandeglang Tangerang dan Pandeglang

7 Daerah Khusus Ibukota

Jakarta (DKI)

Kepulauan Seribu, Jakarta Timur Kepulauan Seribu, Jakarta Timur

8 Jawa Tengah (JATENG) Batang, Pemalang, Brebes, Pekalongan,

Tegal

Batang, Pemalang, Brebes, Kota Pekalongan, Tegal, Pekalongan

9 Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

Bantul, Gunung Kidul Bantul, Gunung Kidul

10 Jawa Timur (JATIM) Bangkalan Bangkalan, Sampang

11 Kalimantan Barat

(KALBAR)

Kab. Mempawah(dulu kab. Pontianak), kodya Pontianak, Kubu Raya,

Bengkayang, Singkawang

Mempawah, Kota Pontianak, Kubu Raya, Bengkayang, Singkawang, Sekadau, Sanggau

12 Kalimantan Selatan

(Kalsel)

Hulu Sungai Utara Hulu Sungai Utara

13 Bali Gianyar, Buleleng Gianyar, Buleleng, Bangli, Tabanan

14 Nusa Tenggara Barat

(NTB)

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara

11

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

(NTT) : 16 Sulawesi Tenggara (SULTRA)

Buton, Bau-Bau, Muna Buton, Bau-Bau, Muna, Buton

Selatan, Buton Tengah,

17 Sulawesi Utara

(SULUT)

Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow

18 Sulawesi Selatan

(SULSEL)

Bone Bone, Maros

19 Maluku Utara -

(MALUT)

Halmahera Utara, Pulau Morotai Halmahera Utara, Pulau Morotai

20 Sulawaesi Barat

(SULBAR)

- Mamasa

Tabel 2. 2 Tabel lokasi Pekka per Desember 2015

PETA LOKASI PEKKA

12

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Tasik Mentodo (Sulawesi Barat)

Bebassian adalah salah satu desa di kecamatan Mamasa yang terletak di perbukitan dengan jalan tanah menanjak di beberapa bagian dan kemudian menurun di bagian lain. Saat memasuki musim hujan lebat sebagian besar jalan tanah menuju desa akan sulit dilalui. Sebagai akibatnya hingga saat ini masyarakat di desa sulit keluar dari wilayahnya. Sebetulnya daerah cukup indah karena dikelilingi oleh hutan pinus dan berbagai tumbuhan hutan lain, dimana bagian bawahnya mengalir air sungai, dan di bagian sisi pegunungan yang masuk desa lain banyak ditemukan mata air panas.

Pada November 2015, telah terbentuk tiga kelompok di desa Bebassian yaitu; kelompok Buta Tanette, Sanggungguyun dan Misa Kada. Kelompok Bura Tanette beranggotakan 20 orang penenun. Bura Tanette berarti busa gunung dimana anggota berharap kelompok akan seperti busa yang menggunung kedepannya. Sanggunguyun Tabu artinya Serumpun Tebu beranggotakan 22 orang penenun. Sementara itu kelompok Misa Kada yang berarti sehati, beranggotakan 10 orang penenun.

Semua perempuan yang ada di desa ini bisa menenun, termasuk perempuan yang menikah dengan lelaki dari wilayah lain di luar desa tersebut. Rata-rata perempuan di desa ini mulai belajar menenun dari orang tuanya pada usia 10 tahun. Seorang anggota kelompok bernama Tasik Mentodo masih berusia sangat muda yaitu 11 tahun dan masih duduk di kelas 6 SD. Tasik tinggal bersama nenek karena orang tuanya bercerai. Tasik tertarik menjadi anggota karena ingin mengembangkan keterampilannya dalam menenun. Dia menenun untuk membiayai sekolah. Dalam satu bulan, Tasik Mentodo bisa menghasilkan satu sarung.

13

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Untuk memperkuat Serikat Pekka, berbagai pelatihan telah diberikan yang meliputi pelatihan dasar seperti pelatihan visi misi, motivasi berkelompok, dan pengelolaan simpan pinjam. Selain itu diberikan pula pelatihan kepemimpinan dan pelatihan terkait sumberdaya penghidupan sesuai dengan konteks dan kebutuhannya termasuk kesehatan, keterampilan usaha, dan sebagainya. Tidak kurang dari 18 jenis pelatihan telah diberikan pada komunitas Pekka dan masyarakat lainnya dengan total peserta yang mengikuti lebih dari 8000 orang. Sekitar 3% peserta adalah anggota masyarakat lain.

No Kegiatan Peserta

Pekka

Non Pekka Total

P L

1 Pelatihan Visi Misi 2,278 - - 2,278

2 Pelatihan Motivasi berkelompok 1,888 - - 1,888

3 Pelatihan Manajemen Kelompok & Serikat 353 - - 353

4 Pelatihan CO 237 - - 237

5 Pelatihan Kepemimpinan 100 - - 100

6 Pelatihan Teknis Usaha 390 15 - 405

7 Pelatihan Manajemen Usaha 179 20 - 199

8 Pelatihan Manajemen Koperasi 86 - - 86

9 Pelatihan Administrasi & Pembukuan 189 - - 189

10 Pelatihan Tutor PAUD 154 8 - 162

11 Pelatihan Tutor KF 6 - - 6

12 Pelatihan Paralegal tingkat kabupaten-nasional 1,033 - - 1,033

13 Pelatihan Hukum bagi Tokoh Masyarakat 7 25 - 32

14 Pelatihan Penguatan Hukum Keluarga Berkeadilan 29 39 41 109

15 Pelatihan Kesehatan Reproduksi 420 - - 420

16 Pelatihan Data 106 - - 106

17 Pelatihan Permakultur/Pertanian Sehat 290 72 25 387

18 Pelatihan Teknis (video, radio, foto) 14 - - 14

19 Studi Banding 73 8 - 81

7,832 187 66 8,085

Tabel 2. 3 Tabel pelatihan Pekka

14

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Manfaat Menjadi Anggota Kelompok Pekka

Saya tulis cerita seorang kader Pekka ini disela-sela mengikuti pertemuan Forum Wilayah Serikat Pekka di Lembata, NTT. Namanya Susana Saida, seorang kader Pekka menuturkan pengalamannya bergabung menjadi anggota Pekka. Saya senang sekali dan merasa bangga masuk kelompok Pekka karena semula saya tidak pernah dilibatkan atau terlibat dalam kegiatan adat misalnya dalam tarian Sole Oha. Semula jika ada acara adat saya hanya dapat menatap dari jauh, padahal saya senang sekali menari dan ingin ikut menari bersama mereka. Saat ini saya senang bisa menari bersama dan mereka menerima saya yang berarti saya telah dianggap dan diterima. Saya juga senang karena melalui kegiatan Pekka saya bisa ikut dialog dengan pemerintah. Banyak hal yang menjadi permasalahan saya dan masyarakat lainnya bisa ditanyakan kepada pemerintah. Saya pernah bertanya tentang listrik, mengapa tidak ada PLN yang melayani kami dengan baik. Selama ini hanya pakai PLTD, listrik 2 hari sekali padam. Juga air sumur yang terasa asin. Saya ingin di desa

ada air ledeng sehingga bisa minum air bersih. Begitu ungkapan ina Susan saat ditanya tentang usulan apa yang disampaikan saat dialog dengan pemerintah. Ina Susan juga dengan bangga menceritakan tentang dirinya : Saya punya anak 4 orang, 2 orang anaknya yang laki-laki dan perempuan sedang kuliah di Makasar. Anak saya yang ke tiga sekolah di SMA dan anak yang ke 4 sekolah di SD. Saya sudah 14 tahun menjanda sehingga saya harus bertanggung jawab sendiri menghidupi anak-anak saya. Saya pinjam uang ke kelompok Pekka untuk membiayai kuliah anak saya yang perempuan. Di kelompok Pekka kami ditanamkan bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama punya hak untuk disekolahkan ke tingkat yang tinggi. Tiap bulan saya mengirim uang untuk 2 orang anak yang kuliah sebesar 1,5 juta, itu untuk semua biaya kuliah. Anak saya hidup prihatin disana. Saya akan kerja keras agar anak saya bisa menjadi manusia yang berpendidikan tinggi dan tidak seperti saya yang tidak sekolah. Di Pekka saya banyak memperoleh ilmu gratis yaitu bisa mengubah pola pikir saya dan saya juga mendapat Pelatihan Visi Misi sehingga saya memiliki semangat untuk mengantarkan anak-anak saya agar menjadi orang yang

pintar .

Ina Susana, seorang perempuan yang kelihatannya sederhana, tidak sekolah tetapi punya fikiran dan jiwa yang luar biasa besar dan luas. Mendapatkan pengetahuan sedikit namun dia mampu mencerna dan mengolahnya menjadi sebuah tindakan nyata. Banyak pelajaran luar biasa yang ina Susana dapatkan selama menjadi anggota kelompok Pekka. Ina Susan, perempuan yang tidak berpendidikan, hidup terpencil namun dapat mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk memimpin keluarganya mengantarkan anak-anaknya menjadi manusia .

Saya sebagai staf PEKKA dan selama ini mendampingi kegiatan Serikat Pekka, berdoa dan berharap Semoga Allah Yang Maha Besar mengabulkan segala mimpi perempuan hebat di Pekka yang ingin menjadi orang yang mulia dan bermanfaat bagi orang banyak. Mampu memimpin dunia ini dengan cinta dan kedamaian.

15

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Menghadiri kegiatan pertemuan forum wilayah seperti ini mampu memberikan semangat baru saat jiwa mulai letih. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa syukur atas kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan.

Ditulis oleh Mien Rianingsih

1. 2. Pengembangan kader dan pemimpin perempuan

Pengembangan kader dan pemimpin perempuan di tingkat wilayah merupakan salah satu strategi menjamin keberlanjutan pemberdayaan komunitas Pekka. Meskipun umumnya komunitas Pekka memiliki keterbatasan pendidikan formal, diantara mereka terdapat sumberdaya manusia yang potensial, berdedikasi dan memiliki potensi kepemimpinan yang kuat. Mereka-mereka inilah yang kemudian dilatih secara intensif di lapangan baik melalui pelatihan dalam kelas maupun dengan sistem mentoring praktek langsung di lapangan. Sebagai hasilnya, hampir 75% proses pengorganisasian Serikat Pekka telah diambil alih oleh Kader-Kader dari Fasilitator Lapangan.

Dalam kerja-kerjanya, Kader-Kader dan Pemimpin Perempuan dari Komunitas Pekka ini membagi peran dan tanggung jawabnya sesuai kapasitas, minat dan kemampuan membagi waktu untuk keluarganya. Semakin banyak kader terlatih yang aktif di satu wilayah, semakin baik pengembangan Pekka di sana. Hingga saat ini tidak kurang dari 5,900 orang pemimpin dan kader-kader telah lahir, tumbuh dan berkembang melalui program ini. Mereka tersebar di seluruh wilayah kerja Pekka. Pertumbuhan rata-rata jumlah Kader setiap tahunnya lebih dari 15%.

Gambar 2. 5 Kegiatan Lokakarya tingkat Nasional Pekka, membahas tentang pentingnya gerakan Perempuan dalam pemberdayaan masyarakat desa

16

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Pengurus Organisasi Kader Tematik Kader Masyarakat Pemimpin Publik 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 1 Aceh 513 576 71 67 1 26 0 0 2 Sumatra Utara 222 294 51 50 0 0 0 0 3 Sumatra Barat 138 112 41 47 22 30 0 0 4 Sumatera Selatan 228 258 70 24 0 6 0 2 5 Jawa Barat 285 342 69 87 9 64 1 5 6 Banten 120 162 33 49 2 15 0 5 7 DKI Jakarta 48 15 0 0 0 6 0 2 8 Jawa Tengah 228 372 56 67 0 32 0 9 9 Yogyakarta 114 141 53 58 5 6 0 1 10 Jawa Timur 99 78 33 34 0 4 0 0 11 Kalimantan Barat 345 381 79 79 1 0 0 0 12 Kalimantan Selatan 195 186 24 30 1 1 0 0 13 Bali 42 57 13 14 0 6 0 1

14 Nusa Tenggara Barat 498 546 71 108 15 36 0 0

15 Nusa Tenggara Timur 369 435 77 139 34 37 0 8

16 Sulawesi Tenggara 216 234 32 52 0 11 0 1 17 Sulawesi Utara 129 78 47 11 22 8 3 0 18 Sulawesi Selatan 105 186 30 35 11 16 2 3 19 Sulawesi Barat - 36 - 6 - 0 - 0 20 Maluku Utara 108 105 20 17 0 0 0 0 Total 4,002 4,594 870 974 123 304 6 37

Tabel 2. 4 Tabel Kader di Wilayah PEKKA berdasarkan Fokus Kegiatannya

Kader dan Pemimpin Pekka juga ada yang drop out karena berbagai sebab termasuk karena menikah lagi sehingga harus mengikuti suami, kesibukan keluarga dan mencari nafkah, serat persoalan sosial lainnya. Untuk mengatasi berkurangnya kader karena drop out maka dilakukan pelatihan kader secara berlapis. Setiap kader umumnya memiliki fokus kerja tertentu sesuai dengan kapasitas dan minatnya. Diantara keahlian mereka termasuk menjadi paralegal, tutor belajar baca tulis, tutor pendidikan anak usia dini, pendidikan politik, pengurus koperasi dan sebagainya.

17

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Semangat Seorang Kader Pekka

Saya kembali bertemu dengan Ibu Hapsah, kader dari kelompok Akur Sabarataan, Kalimantan Selatan. Ibu Hapsah termasuk kader angkatan pertama. Banyak keunikan yang ada dalam diri Bu Hapsah. Bu Hapsah yang lugu, namun benar-benar mau belajar. Bu Hapsah dalam memperkenalkan

dirinya, pasti akan menyebutkan : Nama Ibu, Ibu Hapsah. Bu Hapsah dari kelompok Akur Sabarataan. Bu Hapsah orang Tapus yang jalan menuju Banjarmasin , Ibu Hapsah selalu menyebutkan kata Ibu di depan namanya. Perkembangan Bu Hapsah dalam program Keaksaraan

Fungsional sangat bagus, sekarang Bu Hapsah mulai lancar membaca. Sangat lugu ketika melihat dia belajar memfasilitasi kelompok dan berbicara di depan anggota kelompok. Semua kader menyukai Bu Hapsah atas kegigihannya dalam belajar, keingintahuannya dan cara dia memotivasi dirinya sendiri serta kepercayaan diri yang tinggi.

Saat saya memiliki kesempatan tidur bersama Bu Hapsah, dia menceritakan kembali semua kejadian yang terkait dirinya dengan PEKKA mulai dari belajar membaca dan menulis diajarkan oleh staf Seknas Pekka bernama Mulyati, hingga kemudian mengikuti pelatihan ke Jakarta. Ketika menceritakan kembali soal pengalamannya mengikuti pelatihan ke Jakarta, Bu Hapsah kembali menitikan air mata. Katanya rasanya dia merasa sangat bodoh waktu itu, tetapi pengalaman pelatihan itu sangat berkesan bagi dirinya. Dalam pelatihan itu dia diminta untuk berbicara di depan orang banyak. Waktu itu dalam kesempatan jam makan siang, Bu Hapsah segera menyelesaikan makannya dengan cepat dan masuk kembali ke aula gedung, berbicara sendiri menggunakan mikrofon yang masih menyala. Alhasil di ruang makan ribut, karena ada orang yang berbicara di ruang aula. Ketika dilihat, Bu Hapsah sedang berbicara sendiri seolah-olah dia berbicara di depan banyak orang. Betapa marahnya teman-teman sesama kader Kalsel saat itu, karena merasa perbuatan Bu Hapsah mempermalukan mereka. Dia bilang bahwa kejadian tersebut membuktikan bahwa dirinya memiliki keinginan tinggi untuk bisa. Bu Hapsah memang benar-benar lugu namun punya banyak keinginan untuk belajar. Kadang-kadang dia meminta saya untuk mendengarkan dia membaca untuk cek kualitas bacaannya.

Ketika Bu Hapsah menceritakan suaminya, sepertinya mengandung penuh kesedihan. Bu Hapsah terpaut usia dengan suaminya 10 tahun. Selama menikah Bu Hapsah hidup ala kadarnya dengan mengandalkan hasil panen untuk sepanjang tahun. Kegiatan sehari-hari suaminya adalah menjual ikan, kadang tidak bekerja sama sekali. Bu Hapsah menyiasati dengan bekerja sebagai sukarelawan di desa seperti menyediakan air minum, membersihkan ruang desa dan wara-wiri photocopy. Untuk kerja semacam itu dia mendapat penghasilan maksimal ± Rp

Gambar 2. 6 Kegiatan Ibu Hapsah dalam kelompok, Kalimantan Selatan.

18

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

100.000,-/bulan. Uang tersebut yang dijadikan modal hidup sehari-hari. Menurut ibu-ibu Pekka, Bu Hapsah sering diperlakukan tidak baik oleh suaminya. Tetapi Bu Hapsah tidak pernah menyampaikan hal itu kepada faslap. Jika ditanya tentang

hal ini, dia selalu bilang : Namanya juga suami, biasa begitu ,

jawabnya sambil menitikkan air mata. Bu Hapsah sangat senang jika suaminya pergi lama, karena batinnya merasa lebih tenang.

Ditulis Oleh Novia Dessy .AA

1. 3. Pemantauan kesejahteraan Berbasis Komunitas

Kegiatan pemantauan kesejahteraan berbasis komunitas difokuskan pada upaya memperkuat komunitas Pekka untuk ikut memantau pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial yang di tingkat masyarakat. Ada dua instrumen yang saling berkaitan yang dipergunakan dalam kegiatan ini yaitu sms monitoring dan jurnalis warga dengan produk akhirnya berupa buletin kampung. Masyarakat yang telah terdaftar dan dilatih dapat mengirimkan berita kepada petugas dari Serikat Pekka setempat berupa pemantauan mereka terhadap kehidupan masyarakat sekitar dalam kesehariannya. Tim di serikat pekka kemudian menyeleksi berita dan membuat klasifikasi serta melakukan verifikasi jika dibutuhkan. Sebagian berita-berita ini kemudian dicetak dalam bentuk buletin kampung yang disebar bagi masyarakat luas. Sebagian lagi dijadikan bahan oleh komunitas Pekka untuk dialog dengan pemerintah setempat.

Inisiatif yang telah dimulai sejak tahun 2014 ini baru dilakukan di 4 wilayah yaitu di NTT, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Barat. Selama tahun 2015, telah diterima 1,205 Berita melalui sms monitoring. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah berita ini naik 90% dengan kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Kalimantan Barat lebih dari 10 kali. Adapun hal yang paling sering dilaporkan di semua wilayah adalah terkait pelayanan umum pemerintah.

No Kategori NTT Jateng Sultra Kalbar

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 1 Pendidikan 8 9 4 28 3 9 0 13 2 Kesehatan 19 1 20 50 7 15 0 29 3 Sosial 18 0 4 17 13 17 0 0 4 Politik 0 1 2 13 1 10 10 0 5 Hukum 0 7 6 18 2 2 1 0 6 Ekonomi 0 0 0 39 2 29 0 0 7 Pangan 3 0 25 24 11 11 6 0 8 Budaya 5 0 13 43 1 1 0 0 9 Infrastruktur 2 8 8 42 15 29 0 10 10 Pelayanan Umum 25 19 45 22 23 46 0 54 Gambar 2. 7 Ibu Hapsah, kader Pekka

dari Kalimantan Selatan.

19

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

11 Lingkungan 13 5 18 30 16 21 0 70 12 Kekerasan (KDRT) 5 5 0 0 0 0 0 1 13 Perumahan 0 0 1 1 0 7 0 0 14 Kepemilikan Dokumen 1 2 4 15 2 2 0 1 15 Keagamaan 1 4 2 25 0 12 1 0 16 Keamanan 1 11 11 45 1 33 3 29 17 Peternakan 0 0 0 0 0 2 0 0 18 Pertanian 0 0 0 13 0 6 0 0 19 Lalu Lintas 0 0 1 48 2 9 0 0 20 Pekka 0 0 0 44 0 32 0 0 21 Wisata 0 0 0 1 0 1 0 0 22 DLL 0 0 0 54 0 12 0 40 23 Perlindungan sosial 0 0 0 0 0 0 0 8 24 Kecelakaan 0 0 2 0 1 0 0 0 25 Pungutan Liar 0 0 4 0 2 0 0 0 26 Pekerjaan 7 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 108 72 170 572 102 306 21 255

Tabel 2. 5 Tabel Hasil SMS Monitoring Berdasarkan Kategori

Hasil SMS monitoring yang telah dikumpulkan, dipelajari dan diseleksi pengelola kemudian diterbitkan sebagai buletin kampung. Setiap wilayah memberi nama buletin sesuai dengan pilihannya masing-masing. Misalnya di wilayah Jawa Tengah buletin diberi nama Lantang yang artinya Lantunan Suara Batang. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah terbitan buletin kampung di setiap wilayah hingga lebih dari 100%, kecuali wilayah NTT yang pada tahun 2015 tidak menerbitkan satu buletin pun karena kesibukan fokus lainnya. Sebagian besar isi buletin terfokus pada persoalan perlindungan sosial bagi masyarakat. Buletin ini telah disebarluaskan tidak hanya pada komunitas Pekka namun juga pada masyarakat sekitarnya. Respons yang didapatkan cukup positif yaitu semakin bertambahnya kepekaan dan kesadaran masyarakat akan persoalan sekitarnya serta timbulnya inisiatif untuk mendiskusikan berbagai persoalan tersebut dengan pemerintahnya.

Propinsi Nama Buletin Edisi

Penerbitan

Isu/Tema Yang Diangkat

2014 2015

Jateng Lantang

(Lantunan Suara Batang)

4 Edisi 9 Edisi Raskin, Jkn, Pangan, Perumahan, Pertanian, Pelayanan

Publik, Keagamaan, Infrastruktur, Sosial, Lingkungan, Pungutan Liar, Ekonomi, Pekerjaan, Keamanan, Politik, Pangan, Lalu Lintas, Keamanan, Peternakan, Kesehatan, Pendidikan, Hukum , Perlindungan Sosial, Kepemilikan Dokumen Dan Wisata

Kalbar Cermin Peduli 2 Edisi 4 Edisi Hukum, Pangan, Pekka, Pertanian, Kesehatan,

Kepemilikan Dokumen Identitas, Pendidikan,

Perlindungan Sosial, Infrastruktur, Budaya, Sosial Dan Lingkungan

20

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Sultra Capung (Cerita Kampung)

1 Edisi 3 Edisi Kesehatan, Sosial, Pertanian, Pekka, Perlindungan

Sosial, Kepemilikan Dokumen, Kesehatan, Lalu Lintas, Budaya, Wisata, Hukum, Peternakan, Infrastruktur

NTT Onekoda (Onet

Nei Koda)

2 Edisi - Lingkungan, Hukum, Infrastruktur, Pelayanan Publik,

Pangan, Pendidikan Tabel 2. 6 Tabel Buletin Kampung berdasarkan Wilayah selama 2015

Perjuangan Mendata Masyarakat Tidak Mampu

Sekitar jam 6 pagi, seorang perempuan bernama ibu Miskiah lewat di depan rumah saya. Dia membawa beberapa lembaran kertas di tangannya, dengan ramah saya

sapa dan bertanya : Ibu mau kemana? . Dengan nada pelan dia menjawab : Saya membantu suami untuk mendata , dan diapun mampir ke rumah saya. Dia meminta

bantuan saya untuk memberitahukan mana masyarakat yang rumahnya lengkap memiliki barang seperti : kulkas, TV, kloset angsa, tabung gas lebih dari 5 kilo dll.

Ibu Miskiah adalah istri pak RT 02, dia kembali berkata : Kamu kan tinggal di RT 01, dan saya tinggal di RT 02. Saya mau bertanya kepada kamu karena kamu lebih tahu keadaan warga sini, agar saya tidak salah isi data. Makanya saya tanya kamu, masyarakat tidak akan pernah mau ngaku apa yang mereka punya . Mendengar

penjelasannya saya pun bersedia untuk membantunya.

Kemudian sayapun melihat lembaran-lembaran kertas yang dibawanya setelah saya lihat kertas itu adalah data pengajuan kartu Trisakti. Setelah saya teliti

ternyata nama-nama yang ada di lembaran itu orang-orang yang mampu yang tidak layak mendapat program bantuan perlindungan sosial dari pemerintah. Sedangkan orang yang layak untuk mendapatkan bantuan bahkan tidak terdata di lembaran

21

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

itu. Entah kenapa hati saya langsung bergetar dan marah sejadi-jadinya. Rasanya saya ingin langsung ke rumah pak Kadus untuk protes tapi dicegah Ibu Miskiah dan akhirnya saya tidak jadi ke rumah pak kadus.

Tanggal 15 Juli 2015 ada pertemuan pengurus di Center Pekka Gerung dan di sana saya bertemu dengan salah seorang kader Pekka, dia menginformasikan bahwa ada penambahan untuk data BPS masing-masing 5 orang untuk satu RT. Teman saya mendapat informasi dari kadus di mana dia tinggal. Mendengar informasi itu hati saya sudah tidak tahan menunggu untuk pulang dan langsung ke rumah pak RT untuk mengajukan tambahan data yang layak mendapatkan bantuan tetapi belum terdata. Teman saya menyarankan untuk membawa kartu keluarga warga tersebut ke rumah pak RT untuk dimasukkan dalam data tambahan.

Akhirnya suatu hari sekitar jam 4 pagi tepatnya setelah makan sahur karena waktu itu bulan suci Ramadhan saya bergegas ke rumah warga yang tidak terdata namun layak untuk mendapat bantuan, saya meminjam kartu keluarganya. Rasanya

matahari begitu lambat terbit karena saya sudah tidak tahan untuk kerumah pak RT untuk memberikan kartu keluarga tersebut. Sekitar jam 8 pagi saya menuju rumah pak RT, namun di rumahnya sepi dan tetangganya bilang pak RT di rumah ibunya. Saya kemudian menuju ke rumah ibu pak RT. Sebelum saya masuk ke halaman

Dokumen terkait