• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS

II. MENYUMBANG PENCAPAIAN RPJMN 2015-2019

2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS

Sebagai salah satu strategi keberlanjutan PEKKA dan kerja-kerja pengorganisasiannya, sejak tahun 2014 telah dikembangkan beberapa inisiatif sebagai embrio kelembagaan otonom yang akan mendukung kerja-kerja PEKKA kedepan. Inisiatif ini terkait dengan fokus khusus dan spesifik sesuai dengan konteksnya.

2. 1. KLIK-PEKKA

Melanjutkan pengembangan klinik hukum bergerak (KLIK-PEKKA) yang telah dirintis sejak tahun 2014 yang lalu, maka pada tahun 2015 KLIK PEKKA diperluas pengembangannya ke beberapa wilayah PEKKA lainnya. Keberadaan KLIK PEKKA sangat membantu masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang persoalan identitas hukum. Paralegal Pekka dan Pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum dan Universitas menerima konsultasi masyarakat secara cuma-cuma pada waktu yang telah dijadwalkan. Sebagian besar kasus kemudian ditindak lanjuti dengan pendampingan oleh paralegal dan pengacara untuk diselesaikan. Pada tahun 2015 kasus yang dikonsultasikan meningkat tajam dimana kasus identitas hukum naik empat kali, dan kasus non hukum naik hingga sepuluh kali lipat dari tahun 2014.

No Propinsi 2014 2015

Desa Freq Kasus

hukum

Kasus non hukum

Desa Freq Kasus

hukum Kasus non hukum 1 Sumut 3 3 59 10 13 15 376 55 2 Jawa Barat 6 6 362 20 14 4 929 22 3 Jateng 2 7 279 23 17 24 605 143 4 Kalbar 5 8 160 50 5 8 337 8 5 NTB 2 2 301 19 1 1 134 0 6 NTT 5 9 1028 25 18 24 4398 554 7 Sulsel 3 3 646 0 8 9 762 24 8 Malut 2 2 823 0 9 Sulut 6 6 77 0 10 Aceh 6 6 692 673 11 Sumsel 1 1 186 15 Total 26 38 2835 147 91 100 9319 1494

53

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

2. 2. CENTER PEKKA

Pengembangan Center Pekka sebagai pusat kegiatan masyarakat khususnya komunitas Pekka sudah dilakukan sejak tahun 2004 melalui pendanaan swadaya dan bantuan yang tidak mengikat. Pada tahun 2015 telah diresmikan lagi tiga Center baru yaitu di Bone – Sulawesi Selatan yang dibangun tahun 2014, di Batang –

Madura, dan di Sijunjung – Sumatera Barat. Dengan demikian sudah ada 36 Center Pekka yang utama di 12 Provinsi wilayah Pekka. Selain menjadi pusat kegiatan, center juga menjadi pusat pengembangan usaha Pekka. Meskipun pembangunan Center tidak selalu berjalan mulus, proses ini merupakan arena pembelajaran penting bagi kader dan komunitas Pekka khususnya dalam pengelolaan sumberdaya.

No Lokasi Alamat/Desa Tahun

Berdiri

1 JABAR, Cianjur Sukanagalih 2010 2 JABAR, Sukabumi Desa pamuruyan 2012 3 JABAR, Karawang Desa Kalibuaya 2010 4 JABAR, Subang Desa Sirap 2008 5 JATENG, Brebes Jl.Raksa RT 05 RW 03 Blok Dahlia Kec.Larangan

Kab.Brebes -Jateng 52262

2008

6 JATENG, Batang Desa Tulis RT 15 RW 04 Kec.Tulis Kab.Batang -Jateng 51261

2010

7 JATENG, Pemalang Jl.Lingkar Utara RT 06 RW 12 Kec.Petarukan Kab.Pemalang -Jateng

2010

8 NTB, Lingsar Desa Karang Bayan 2010 9 NTB, Gerung Desa Suka Makmur, Dsn Ketejer 2011 10 NTB, Jonggat Desa Gemel 2011 11 SULTRA, Button Kel. Lakambau, Kec. Batauga, Button Selatan

(Center pekka Kambalagi)

2011

12 SULTRA, Buton Kel. Wolowa, Kec. Wolowa ( center pekka cempaka) 2006 13 SULTRA, Buton Kel. Bungi, Kec. Mawasangka Timur , button Tengah 2004

Gambar 2. 17 Peresmian Center Pekka Sumatera Barat dan Jawa Timur yang dihadiri oleh Direktur PEKKA dan para pemangku kepentingan Setempat

54

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Lokasi Alamat/Desa Tahun

Berdiri

(Center Manuru )

14 NTT, Kelubagolit Desa Hinga, Kelubagolit 2008 15 NTT, Adonara Desa Nisa Nulan. Center Aba Tawan

16 NTT, Ile Boleng Desa Riawale

19 KALBAR, Kubu Raya Kec. Rasau, Desa Rasau jaya umum 2010 20 KALBAR, Sei Raya Kec. Sungai Raya, desa sungai ambangah 2010 21 KALBAR, Pontianak Kel. Parit Mayor, kec. Pontianak Timur 2010 22 ACEH, Aceh Besar Desa Seumereung 2011 23 ACEH, Pidie Desa Jiem 2010 24 ACEH, Bireun Desa Teupin Kupula 2009 25 ACEH, Kuala batee Desa Alue Padee 2010 26 ACEH, Aceh Timur Desa Kp Blang 2010 27 ACEH, Aceh selatan Desa Tutong 2010 28 ACEH, Aceh Barat

Daya

Desa Gunung Cut 2009

29 ACEH, Aceh Jaya Desa Lhok Geulumpang 2009 30 ACEH, Aceh Singkil Desa Tanah Bara 2010 31 SULUT, Bolaang

Mongondow

Desa Montabang, Kec. Lolak 2014

32 SULSEL, Bone Desa Cellu, Kec. Tenete Riatang Timur 2014 33 BANTEN, Tangerang Desa Kemiri, Kemiri 2014 34 SUMSEL, Ogan

Komering Ilir

Sirah Pulau. Padang 2014

35 SUMBAR, Sijunjung Jorong Sungai Ampang, Nagari Sungai Lansek, Kec. Kamang Baru

2015

36 JATIM, Bangkalan- Madura

Jl.Tanah Merah, Tanah Merah 2015

Tabel 2. 18 Tabel Center Utama Pekka per 2015.

Pembangunan Sudah Selesai Dan Uang Tidak Bisa Diminta Balik (Sulawesi Selatan)

Pada tanggal 21 Mei 2015, 21 pengurus Serikat dan kelompok Pekka mengadakan rapat di Center Pekka dan salah satu agendanya adalah membahas pembangunan Center. Sebagian besar peserta menunjukkan ketidakpuasannya. Mereka

mempertanyakan; biaya tukang yang terlalu mahal yaitu senilai 70 juta, dan juga mahalnya biaya-biaya barang (keramik lantai, cincin pembuangan dll), serta ketua pembangunan tidak meminta pertimbangan panitia dan pengurus serikat dalam mengambil keputusan.

55

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Saat rapat tersebut, ketua pembangunan mencoba membela diri dan menyalahkan

panitia dan pengurus serikat lainnya. Dia menganggap, teman-teman tidak

mengingatkan saya dan menyerahkan ke saya semuanya . Pernyataan tersebut

membuat, peserta yang hadir makin marah dan terjadi adu argumen yang sengit. Sadar juga menginformasikan ada kesalahan terkait harga keramik lantai.

Dalam rangka melindungi diri, ketua panitia mengundang tukang yang membangun center untuk datang di rapat dan memintanya menjelaskan ke peserta yang hadir. Dia datang bersama temannya dengan wajah penuh amarah. Beberapa ibu-ibu terlihat ketakutan. Tukang tersebut dengan penuh amarah menyatakan kenapa ibu -ibu mau menerima tawaran tujuh puluh juta? pembangunan sudah selesai dan uang

tidak bisa diminta balik . Empat orang dengan berani mempertanyakan biaya yang mahal tetapi kualitas pekerjaan buruk. Bapak tukang menanggapi dengan penuh amarah, dan terjadi adu mulut yang sengit serta keributan bergeser ke issue

perselingkuhan . Dia membela Sadar dan Salmah serta menyalahkan ibu-ibu yang kritis tersebut. Melihat keadaan yang kacau, fasilitator dari Seknas Pekka menutup tanya jawab dan meminta bapak tukang beserta temannya untuk meninggalkan Center Pekka.

Menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut dan untuk menelusuri ketidakwajaran pembangunan center, maka rapat memutuskan untuk menunjuk 3 orang sebagai

tim penulusuran bukti pembangunan Center Pekka Bone . Tugas dari tim

penulusuran bukti adalah :

 Meminta pengurangan harga tukang

 Nego harga barang seperti keramik lantai, cincin dll.

 Meminta ketua panitia untuk membuat bukti bermeterai untuk pengeluaran > 1 juta

 Mengembalikan sisa dana pembangunan ke rekening Seknas

 Meminta bukti resmi dari PLN

2. 3. SALON PEKKA

Sejak tahun 2014, PEKKA bekerja sama dengan CSR Loreal mengembangkan pendidikan untuk perawatan rambut serta pengembangan Salon Pekka. Kegiatan ini sebagai salah satu inisiatif untuk usaha produktif komunitas Pekka. Meskipun memiliki kelemahan, inisiatif ini mendapatkan respon positif dari komunitas Pekka karena usaha ini dirasakan cukup dekat dengan kehidupan perempuan yang cenderung senang merawat diri. Hingga akhir tahun 2015 telah dikembangkan lima pusat pendidikan Salon Pekka di Karawang, Sukabumi, Cianjur, Pontianak dan Lombok dengan jumlah peserta latih sebanyak 226 orang. Sekitar 50% peserta yang sudah dilatih telah bekerja ataupun membuka Salon Pekka di wilayahnya masing-masing.

56

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Keterangan wilayah

Karawang Sukabumi Cianjur Pontianak Lombok Total 1. Angkatan Ke 1 10 8 10 23 23 74 2. Angkatan Ke 2 20 8 5 10 43 3. Angkatan Ke 3 9 17 24 50 4. Angkatan Ke 4 13 15 22 50 5. Angkatan Ke 5 9 9 Jumlah 61 48 61 33 23 226

Tabel 2. 19 Tabel Peserta Pendidikan Salon Pekka

2.4. ALTA KARYA

Sebagian komunitas Pekka adalah pengrajin dan produsen berbagai produk, yang menghasilkan produk layak jual. Selama ini mereka memasarkan produknya secara terbatas di pasar lokal. Dalam rangka membangun jaringan pasar hingga ke tingkat Nasional , PEKKA telah mengembangkan inisiatif pemasaran produk komunitas Pekka yang diberi nama Alta Karya. Melalui Alta Karya berbagai produksi komunitas Pekka di tampung, dipromosikan dan dijual kepada pasar di tingkat Nasional. Alta Karya mengikuti berbagai pameran di tingkat Nasional untuk mempromosikan produk-produk tersebut. Hingga akhir tahun 2015, perkembangan Alta Karya cukup positif yang dapat dilihat dari semakin meningkatnya omzet penjualan produk. Produk-produk yang dijual melalui Alta Karya terdiri dari produk kerajinan dan makanan. Dalam jangka panjang Alta Karya diharapkan dapat melembaga menjadi unit usaha yang produktif dan dapat mendukung kerja pengorganisasian secara berkesinambungan.

Gambar 2. 18 Kain Tenun Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu produk Alta Karya yang diproduksi langsung oleh anggota Pekka.

57

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Provinsi Jenis Produk Nilai Produk

(Rp) Prosentase Keuntungan 1 NTT Kain Tenun 14,000,000 28% Tas 3,500,000 20% Kerajinan anyaman 1,174,000 0% 2 NTB Kain Tenun 7,112,500 22% Kerajinan anyaman 11,223,500 22% 3 Sultra Kain Tenun 4,250,000 26% Makanan 2,740,000 22% 4 Aceh Dompet dan tas Bordir 31,444,000 43% 5 Jateng Pakaian 3,025,000 26% 6 Kalsel Kerajinan anyaman 2,595,000 69% 7 Sumsel Kain Songket 16,000,000 -

8 Jogjakarta Kain Batik 7,450,000 20% Kerajinan kain 2,710,000 42% 9 Bali Kosmetik 45,000 11% 10 Sulsel Kain Tradisional 2,175,000 14% 11 Sulbar Kain Tradisional 7,410,000 34% 12 Jawa Barat Kerajinan tangan 653,500 13% Makanan 977,500 88% 13 Sumut Kerajinan 250,000 22% 14 Banten Makanan 85,000 0%

TOTAL 118,820,000 36%

Tabel 2. 20 Tabel Pemasaran Produk Komunitas Pekka di Alta Karya

Serikat Pekka Berhasil Menghidupkan Kembali Pasar di Morotai, Maluku Utara

Di desa Bere-bere, kecamatan Morotai Utara, kabupaten Morotai, Maluku Utara sebelum Pekka dibentuk, ada pasar yang sudah dibangun selama 2 tahun dan belum dimanfaatkan. Sesudah Pekka masuk ke desa tersebut dan terbentuk kelompok, pada saat pelatihan visi misi dalam diskusi muncul isu pasar di desa yang belum dimanfaatkan tersebut. Peserta pelatihan menginginkan agar pasar dapat diaktifkan, untuk menghidupkan perekonomian desa. Pada akhir sesi pelatihan peserta menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok Pekka. Salah satunya adalah diskusi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk meminta memfungsikan pasar yang sudah dua tahun dibangun dan tidak dimanfaatkan.

Salah satu anggota kelompok adalah istri dari pak Camat. Sebenarnya secara kriteria dia tidak dapat masuk menjadi anggota kelompok pekka. Namun dia ingin belajar dari Pekka, karena sebagai koordinator program PKK kecamatan dia melihat kegiatan Pekka berbeda dengan kegiatan organisasi yang lain. Sehingga dia ingin belajar dari Pekka, untuk itu dia mendaftar menjadi anggota Pekka agar mendapat pengetahuan untuk diterapkan di lingkup PKK.

58

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Kesan Ibu Camat tentang Pelatihan Visi Misi yang diikutinya, beliau mengatakan :

Pelatihan Visi Misi dari Pekka materinya sangat bagus, metode dan penyampaian

menarik sekali. Saya menghimbau kegiatan seperti ini jangan berakhir setelah pelatihan. Saya juga berharap jika pasar ini dimulai maka akan terus berjalan selamanya. Dan berharap kelompok Pekka sebagai pengorganisir akan terus

berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mengaktifkan pasar ini .

Sekitar 2 minggu setelah pelatihan visi misi akhirnya pasar Morotai dibuka dan dimanfaatkan masyarakat. Anggota kelompok Pekka berjualan di pasar tersebut. Juga bapak-bapak yang tadinya berdagang sayuran keliling kampung sekarang bergabung berdagang di pasar tersebut. Pasar menjadi ramai, masyarakat senang, perekonomian desa kembali berjalan.

2.5. AKADEMI PARADIGTA

Gambar 2. 19 Pelatihan Tim Mentor dan Lokakarya bagi pengurus Akademi paradigta

Akademi Paradigta merupakan inisiatif untuk memperkuat dan mendukung perempuan miskin di basis agar mampu melaksanakan fungsi pemimpin yang menjawab kehidupan perempuan dan masyarakat marginal lainnya terbebas dari kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan. Paradigta berasal dari kata bahasa Jawa Kuno - Paradigta - yang artinya perempuan yang berdiri dengan tegar dan mantap. Kata ini sangat mencerminkan kondisi perempuan kepala keluarga selama ini, yang tetap tegak berdiri meskipun diterjang berbagai persoalan kehidupan. Paradigta Akademi dirancang sebagai suatu proses pendidikan untuk mendukung kader dan pemimpin perempuan yang lahir dari proses pemberdayaan PEKKA untuk masuk dalam sistem yang lebih luas di tingkat desa. Saat ini, sebagian dari mereka ada yang telah dapat berperan pada sistem yang lebih luas itu seperti menjadi kepala desa. Proses pendidikan yang terstruktur yang dikembangkan melalui Paradigta ini

59

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

diharapkan dapat menjadi akselerasi penyiapan kader-kader pemimpin perempuan komunitas akar rumput yang memiliki visi transformatif dalam kiprah mereka yang lebih luas di kehidupan desanya.

Hingga akhir tahun 2015, Akademi Paradigta telah melakukan kegiatan persiapan yang mencakup pengembangan kurikulum, modul dan manual. Akademi Paradigta akan mulai berjalan pada tahun 2016 dengan target melatih paling sedikit 400 kader perempuan desa.

Dokumen terkait