• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) 2015"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

AKHIR 2015

JL.PANGKALAN JATI V NO.3 RT 011/05 KEL.CIPINANG MELAYU,KEC.MAKASAR JAKARTA TIMUR JAKARTA 13620 PHONE: +62 21 860 9325 OR 862 8706, FAX: +62 21 862 8706, EMAIL: SEKNAS@PEKKA.OR.ID ,WWW.PEKKA.OR.ID

LAPORAN

(2)

1

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Daftar Isi

I. PEKKA DALAM KONTEKS KEBIJAKAN NEGARA. ... 6

II. MENYUMBANG PENCAPAIAN RPJMN 2015-2019 ... 8

1. KEGIATAN STRATEGIS PEKKA... 9

1. 1. Pengorganisasian dan penguatan Serikat Pekka ... 9

1. 2. Pengembangan kader dan pemimpin perempuan ... 15

1. 3. Pemantauan kesejahteraan Berbasis Komunitas ... 18

1. 4. Forum Pemangku Kepentingan ... 23

1. 5. Advokasi Berbasis Data ... 31

1. 6. Inisiatif Berbasis Komunitas ... 38

1. 7. Koperasi Simpan Pinjam ... 38

1. 8. Gerai Retail Kebutuhan Hari-Hari Pekka ... 42

1. 9. Arisan Sembako dan Simpan Pinjam Beras ... 47

1. 10. Tourisme Berbasis Komunitas – Cerita Adonara ... 48

1. 11. Pengembangan Sumberdaya Pangan Organik ... 49

2. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KOMUNITAS ... 52

3. PRODUK PENGETAHUAN ... 59

III. KERJASAMA LEMBAGA DAN JEJARING ... 61

IV. PENDANAAN ... 62

V. REFLEKSI DAN REKOMENDASI ... 63

1. Pencapaian ... 64

2. Tantangan ... 64

(3)

2

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Daftar Tabel

Tabel 2. 1 Tabel Perkembangan Kelompok Pekka per Desember 2015 ... 10

Tabel 2. 2 Tabel lokasi Pekka per Desember 2015 ... 11

Tabel 2. 3 Tabel pelatihan Pekka ... 13

Tabel 2. 4 Tabel Kader di Wilayah PEKKA berdasarkan Fokus Kegiatannya... 16

Tabel 2. 5 Tabel Hasil SMS Monitoring Berdasarkan Kategori ... 19

Tabel 2. 6 Tabel Buletin Kampung berdasarkan Wilayah selama 2015 ... 20

Tabel 2. 7 Tabel Forum Pemangku Kepentingan Pekka ... 25

Tabel 2. 8 Tabel Kunjungan Serikat Pekka ke Lembaga Pemerintah ... 26

Tabel 2. 9 Tabel akses sumberdaya penghidupan ... 28

Tabel 2. 10 Tabel Akses Program Perlindungan Sosial ... 29

Tabel 2. 11 Tabel Produk Kebijakan Terkait Identitas Hukum 2014-2015 ... 33

Tabel 2. 12 Tabel Penerbitan Identitas Hukum Melalui Pelaksanaan Yandu Tahun 2014 – 2015... 33

Tabel 2. 13 Tabel Pendampingan Kasus Identitas Hukum di luar Yandu oleh Paralegal Pekka ... 35

Tabel 2. 14 Tabel Perkembangan Simpanan dan Pinjaman Koperasi Pekka. ... 40

Tabel 2. 15 Tabel Gerai Retail Kebutuhan Hari-Hari Pekka ... 44

Tabel 2. 16 Tabel pertanian organik dan kebun sayur ... 50

Tabel 2. 17 Tabel Kasus yang di Konsultasikan di KLIK PEKKA Tahun 2015 ... 52

Tabel 2. 18 Tabel Center Utama Pekka per 2015. ... 54

Tabel 2. 19 Tabel Peserta Pendidikan Salon Pekka ... 56

Tabel 2. 20 Tabel Pemasaran Produk Komunitas Pekka di Alta Karya ... 57

Tabel 2. 21 Tabel Produksi Video PEKKA Tahun 2015 ... 60

Tabel 3. 1 Lembaga-lembaga dan Jaringan ... 62

(4)

3

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Lembaga PEKKA ... 8

Gambar 2. 2 Wilayah Kerja PEKKA ... 11

Gambar 2. 3 Salah satu rumah adat yang ada di Desa Tasik Mentodo... 12

Gambar 2. 4 Kegiatan pelatihan visi, misi dan motivasi berkelompok Pekka ... 13

Gambar 2. 5 Kegiatan Lokakarya tingkat Nasional Pekka, membahas tentang pentingnya gerakan Perempuan dalam pemberdayaan masyarakat desa ... 15

Gambar 2. 6 Kegiatan Ibu Hapsah dalam kelompok, Kalimantan Selatan. ... 17

Gambar 2. 7 Ibu Hapsah, kader Pekka dari Kalimantan Selatan. ... 18

Gambar 2. 8 Kader Pekka sedang mendata masyarakat, Nusa Tenggara Barat ... 20

Gambar 2. 9 Suasana forum dengan pemangku kepentingan di rumah salah satu warga, Desa Jengkar Madura. ... 23

Gambar 2. 10 Kartu BPJS Kesehatan ... 30

Gambar 2. 11 Proses Itsbat Nikah di Belakang Kantor Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan. ... 34

Gambar 2. 12 Tri Zaenah, ketua LKM Pekka di Desa Tulis, Jawa Tengah. ... 38

Gambar 2. 13 Jo Hann Tan dan Roem Topatimasang sedang memfasilitasi anggota kelompok Pekka untuk merintis Pekka Mart di Nusa Tenggara Barat ... 44

Gambar 2. 14 Kegiatan Pekka Mart yang sudah berjalan di Nusa Tenggara Barat ... 45

Gambar 2. 15 Kegiatan Simpan Pinjam Beras di Nusa Tenggara Barat. ... 47

Gambar 2. 16 Susan Sarandon menjadi wisatawan asing pertama untuk pariwisata berbasis komunitas, Nusa Tenggara Timur. ... 48

Gambar 2. 17 Peresmian Center Pekka Sumatera Barat dan Jawa Timur yang dihadiri oleh Direktur PEKKA dan para pemangku kepentingan Setempat ... 53

Gambar 2. 18 Kain Tenun Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu produk Alta Karya yang diproduksi langsung oleh anggota Pekka. ... 56

Gambar 2. 19 Pelatihan Tim Mentor dan Lokakarya bagi pengurus Akademi paradigta ... 58

Gambar 2. 20 Sosialisasi Akademi Paradigta dibeberapa wilayah kerja Pekka dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan setempat. ... 59

(5)

4

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

LAPORAN TAHUNAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA

2015

PENGANTAR DIREKTUR

Jika dilihat dari grafik sumberdaya yang ada di PEKKA sejak didirikan hingga kini dapat dikatakan tahun 2015 merupakan titik balik mulai

menurunnya sumberdaya yang dapat diakses PEKKA. Tanpa membatasi kemungkinan untuk mendaki lebih tinggi, sepertinya ini saat yang tepat untuk berhenti sejenak melihat pendakian yang telah dilalui, kemudian membuat perhitungan yang cermat untuk langkah kedepan. 2015 juga

merupakan tahun penuh momentum penting bagi PEKKA. Ada dua langkah besar yang diambil PEKKA di tahun 2015 yang akan berpengaruh bagi keberlanjutan PEKKA kedepan yaitu pembentukan Komisi Pembaharuan PEKKA dan serta dimulainya inisiatif baru mengembangkan lembaga pendidikan yang diberi nama Akademi PARADIGTA. Selain itu, keberlanjutan dari inisiatif pengembangan KLIK PEKKA dan Alta Karya juga menunjukkan arah yang semakin jelas kedepannya dalam proses

pengembangan di tahun ini.

Komisi Pembaharuan PEKKA yang terdiri dari perwakilan Seknas PEKKA, tim fasilitator lapang, pengurus Federasi Serikat Pekka dan Pengurus Serikat Pekka mendapatkan mandat untuk merancang bentuk kesatuan dan mekanisme

kelembagaan dari lembaga dan elemen-elemen yang lahir dan berkembang dalam proses PEKKA selama 14 tahun terakhir. Sedangkan AKADEMI PARADIGTA merupakan inisiatif kelembagaan pendidikan terstruktur yang dikembangkan berdasarkan pengalaman mengembangkan kader-kader Pekka selama ini, sebagai respons terhadap sulitnya perempuan di desa terlibat dalam pengambilan

keputusan selama ini. Kehadiran AKADEMI PARADIGTA bertepatan dengan momentum penerapan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa, yang sejatinya akan membuka ruang dan kesempatan bagi perempuan dan kelompok marjinal lainnya untuk terlibat aktif membangun desanya.

(6)

5

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

menjadi instrumen strategis penguatan ekonomi komunitas Pekka berskala nasional.

Selain hal-hal tersebut diatas, pada tahun 2015 ini PEKKA mengerjakan beberapa kegiatan yang sangat penting yaitu pembuatan film layar lebar doku drama pergerakan Pekka dan penulisan buku Pekka berjudul Melawan Keganjilan, yang

akan menjadi produk knowledge atau produk pengetahuan yang di refleksikan dari perjalanan panjang pengorganisasian Pekka di lapangan. Untuk kedua kegiatan penting ini Seknas PEKKA bekerja sama dengan beberapa lembaga lain seperti Biru Terong Initiative (BTI) untuk pembuatan film dan SEAPCP beserta INSIST untuk penulisan Buku Melawan Keganjilan. Meskipun bekerjasama dengan lembaga lain, proses pembuatan film tetap melibatkan secara penuh tim media Seknas PEKKA dan komunitas Pekka di lapangan sebagai bagian dari proses peningkatan kapasitas tim.

Laporan tahunan PEKKA 2015 ini merupakan bentuk tanggung jawab kami menyampaikan perkembangan PEKKA, refleksi perjalanannya, serta rencana

kedepan. Seluruh tim PEKKA dan Federasi Serikat Pekka berkontribusi besar dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat menjadi salah satu referensi dan pembelajaran bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Kami tentunya mengharapkan masukan yang membangun bagi pengembangan PEKKA kedepan.

Terima kasih untuk semua pihak yang mendukung PEKKA. Selamat membaca laporan ini.

Jakarta, 15 Januari 2016 Nani Zulminarni

(7)

6

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

I.

PEKKA DALAM KONTEKS KEBIJAKAN NEGARA.

Tahun 2015 dapat dikatakan awal era baru Indonesia dibawah kepemimpinan terpilih melalui Pemilu 2014 yaitu Presiden Joko Widodo berserta wakilnya Jusuf Kalla dengan jajaran kabinet Gotong- Royongnya. Pemerintahan baru membawa harapan baru namun juga mewarisi berbagai persoalan yang belum terselesaikan, yang salah satunya adalah kesenjangan gender dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang diterbitkan Bappenas pada awal tahun 2015, jelas terlihat masih ada kesenjangan gender dalam hampir seluruh aspek sosial ekonomi politik dan budaya dimana perempuan memiliki ketertinggalan dibandingkan laki-laki. Berbagai indikator termasuk pendidikan, kesehatan dan partisipasi politik memperlihatkan data yang tidak terlalu beranjak.

Kehidupan perempuan juga masih rentan kemiskinan yang antara lain diperlihatkan oleh data perbedaan rata-rata upah per bulan antara pekerja perempuan dan laki-laki dimana perempuan menerima rata-rata Rp.1,427 juta sedangkan laki-laki Rp.1,795 juta, dan data Sakernas 2013 memperlihatkan kesenjangan kontribusi pendapatan antara perempuan dan laki-laki cenderung meningkat. Di samping itu, 30,83% pekerja perempuan berstatus pekerja tidak dibayar, seperti ibu rumah tangga atau membantu orang lain berusaha dengan tidak mendapat upah. Sementara itu, data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menunjukkan bahwa rumah tangga miskin yang dikepalai oleh perempuan (RTM-P) mengalami peningkatan 1,09% sedangkan rumah tangga miskin yang dikepalai laki-laki (RTM-L) menurun 1,09% selama tahun 2006-2012, TNP2K juga mencatat bahwa tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan RTM-P lebih buruk dari RTM-L. Penurunan tingkat kedalaman kemiskinan RTM-P hanya 19% sedangkan RTM-L mencapai 25%. Berbagai program perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan termasuk yang menargetkan perempuan sebagai penerima manfaat telah dilaksanakan, namun akses RTM-P terhadap program tersebut masih terbatas.

Pemerintah telah mencanangkan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai fokus dan strategi untuk menyejahterakan masyarakat dan merespons berbagai persoalan yang dihadapi. Ada empat fokus utama pemerintah untuk tahun 2015-2019 yaitu meliputi:

1. Meningkatkan upaya keberlanjutan pembangunan ekonomi dengan peningkatan pertumbuhan dan tingkat pendapatan (per kapita) yang disertai pengurangan kesenjangan, meningkatkan lapangan pekerjaan, menurunkan tingkat kemiskinan, ketahanan pangan dan energi, mobilitas masyarakat dan pola produksi dan konsumsi hemat.

(8)

7

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

2. Meningkatkan upaya keberlanjutan pembangunan sosial mencakup keterjangkauan layanan publik dan akses bagi masyarakat, kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan, pengendalian kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelaksanaan demokrasi (indeks demokrasi), dan keamanan.

3. Meningkatkan upaya keberlanjutan pembangunan lingkungan hidup yang mencakup kualitas air, udara dan tanah, penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), penjagaan terhadap keberadaan keanekaragaman hayati, pengendalian pencemaran laut, pesisir, sungai, dan danau, pemeliharaan terhadap sumber-sumber mata air

4. Meningkatkan tata kelola pembangunan yang secara transparan, partisipatif, inklusif dan peningkatan standar pelayanan minimum di semua bidang dan wilayah untuk mendukung terlaksananya pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang

Khusus untuk pengarusutamaan gender pemerintah memfokuskan pada tiga hal yaitu:

1. Pertama, meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan.

2. Kedua, meningkatkan perlindungan bagi perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

3. Ketiga, meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan.

(9)

8

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

II.

MENYUMBANG PENCAPAIAN RPJMN 2015-2019

MELALUI KERJA PEKKA

Rumah tangga miskin yang dikepalai oleh perempuan (RTM-P) mengalami peningkatan 1,09% sedangkan rumah tangga miskin yang dikepalai laki-laki (RTM-L)

menurun 1,09% selama tahun 2006-2012, TNP2K juga mencatat bahwa tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan RTM-P lebih buruk dari RTM-L. Penurunan

tingkat kedalaman kemiskinan RTM-P hanya 19% sedangkan RTM-L mencapai 25%. Berbagai program perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan termasuk

yang menargetkan perempuan sebagai penerima manfaat telah dilaksanakan, namun akses RTM-P terhadap program tersebut masih terbatas (RPJMN, 2015-2019)

PEKKA mengemban visi mewujudkan kehidupan perempuan kepala keluarga – sebagai nakhoda dari rumah tangga miskin yang dikepalai perempuan (RTM-P) didalam kerangka Bappenas - yang sejahtera, berkeadilan dan bermartabat. Untuk merintis jalan menuju cita-cita besar ini maka telah dikembangkan kerangka strategis kerja PEKKA yang dituangkan dalam bentuk skema kerja lembaga berikut ini.

Gambar 2. 1 Kerangka Lembaga PEKKA PEKKA

KEHIDUPAN PEKKA YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT

(10)

9

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Berdasarkan kerangka kerja ini, selama tahun 2015, PEKKA melakukan beberapa kegiatan strategis, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyumbang pada tujuan RPJMN negara.

1. KEGIATAN STRATEGIS PEKKA

Ada 7 kegiatan strategis PEKKA untuk mencapai visi dan misinya.

1. 1. Pengorganisasian dan penguatan Serikat Pekka

Kegiatan ini merupakan aktivitas rutin di lapangan dalam bentuk pertemuan rutin serikat-serikat yang telah terbentuk, pelatihan-pelatihan, penumbuhan kelompok-kelompok baru, perluasan jangkauan wilayah desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Selama tahun 2015 telah ditumbuhkan 196 kelompok baru di 120 desa, 43 kecamatan, 13 kabupaten dan 20 Provinsi, dengan total penambahan anggota sebanyak 2,996 orang, dan sebanyak 11, 870 partisipan. Sejak pertama dirintis tahun 2002 hingga saat ini, kelompok Pekka terus tumbuh meskipun tak dapat dihindari ada pula kelompok yang drop out. Rata-rata pertumbuhan kelompok setiap tahunnya lebih dari 10% dengan tingkat drop out kurang dari 1% di tingkat kelompok dan anggota. Tingkat drop out kelompok dan anggotanya terjadi pada tahap awal pengorganisasian di hampir semua wilayah dan biasanya kelompok mulai stabil setelah melewati tahun ketiga.

Dengan demikian selama tahun 2015 telah tumbuh dan berkembang 1,530 kelompok dengan jumlah anggota mencapai 28,197 orang dan total partisipan mencapai 48,010 orang.

No Wilayah Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota Partisipan

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Aceh 9 10 35 37 153 171 171 193 3,503 3,737 4,955 5,595

2 Sumut 2 2 9 12 28 39 74 98 1,272 1,667 1,866 2,425

3 Sumbar 2 2 2 2 11 14 46 56 1,029 1,053 1,395 3,605

4 Sumsel 2 4 8 9 42 45 76 86 1,390 1,644 1,806 2,189

5 Jabar 4 4 17 27 50 60 95 99 1,672 1,599 2,339 3,140

6 Banten 2 2 6 12 18 26 40 50 628 868 1,245 1,731

7 DKI 2 2 3 3 5 6 16 19 236 24 236 260

8 Jateng 5 6 14 16 42 56 76 116 1,421 2,243 1,753 3,008

9 Jogja 2 2 5 6 10 12 38 41 663 793 945 1,332

10 Jatim 1 2 2 4 15 20 33 24 478 472 896 1,236

(11)

10

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Kabupaten Kecamatan Desa Kelompok Anggota Partisipan

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

Tabel 2. 1 Tabel Perkembangan Kelompok Pekka per Desember 2015

Kelompok Pekka tersebar 859 Desa, 231 Kecamatan dan 66 Kabupaten di 20 Provinsi di Indonesia.

No Provinsi Kabupaten 2014 Kabupaten 2015

1 Aceh Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh

Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Simeulu

Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie, Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Simeulu, Aceh Tamiang

2 Sumatra Utara (SUMUT) Kab. Asahan, Kota Tanjung Balai Kab. Asahan, Kota Tanjung Balai

3 Sumatera Barat

(Sumbar)

Sijunjung, Dharmasraya Sijunjung, Dharmasraya

4 Sumatra Selatan

(SUMSEL)

Ogan Komering Ilir, Muara Enim Ogan Komering Ilir, Muara Enim,

Ogan Ilir, Ogan Komering Timur

5 Jawa Barat (JABAR) Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang Cianjur, Subang, Sukabumi,

Karawang

6 Banten Tangerang dan Pandeglang Tangerang dan Pandeglang

7 Daerah Khusus Ibukota

Jakarta (DKI)

Kepulauan Seribu, Jakarta Timur Kepulauan Seribu, Jakarta Timur

8 Jawa Tengah (JATENG) Batang, Pemalang, Brebes, Pekalongan,

Tegal

Batang, Pemalang, Brebes, Kota Pekalongan, Tegal, Pekalongan

9 Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

Bantul, Gunung Kidul Bantul, Gunung Kidul

10 Jawa Timur (JATIM) Bangkalan Bangkalan, Sampang

11 Kalimantan Barat

Hulu Sungai Utara Hulu Sungai Utara

13 Bali Gianyar, Buleleng Gianyar, Buleleng, Bangli, Tabanan

14 Nusa Tenggara Barat

(NTB)

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara

Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara

(12)

11

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

(NTT) :

16 Sulawesi Tenggara

(SULTRA)

Buton, Bau-Bau, Muna Buton, Bau-Bau, Muna, Buton

Selatan, Buton Tengah,

17 Sulawesi Utara

(SULUT)

Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow

18 Sulawesi Selatan

(SULSEL)

Bone Bone, Maros

19 Maluku Utara -

(MALUT)

Halmahera Utara, Pulau Morotai Halmahera Utara, Pulau Morotai

20 Sulawaesi Barat

(SULBAR)

- Mamasa

Tabel 2. 2 Tabel lokasi Pekka per Desember 2015

PETA LOKASI PEKKA

(13)

12

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Tasik Mentodo (Sulawesi Barat)

Bebassian adalah salah satu desa di kecamatan Mamasa yang terletak di perbukitan dengan jalan tanah menanjak di beberapa bagian dan kemudian menurun di bagian lain. Saat memasuki musim hujan lebat sebagian besar jalan tanah menuju desa akan sulit dilalui. Sebagai akibatnya hingga saat ini masyarakat di desa sulit keluar dari wilayahnya. Sebetulnya daerah cukup indah karena dikelilingi oleh hutan pinus dan berbagai tumbuhan hutan lain, dimana bagian bawahnya mengalir air sungai, dan di bagian sisi pegunungan yang masuk desa lain banyak ditemukan mata air panas.

Pada November 2015, telah terbentuk tiga kelompok di desa Bebassian yaitu; kelompok Buta Tanette, Sanggungguyun dan Misa Kada. Kelompok Bura Tanette beranggotakan 20 orang penenun. Bura Tanette berarti busa gunung dimana anggota berharap kelompok akan seperti busa yang menggunung kedepannya. Sanggunguyun Tabu artinya Serumpun Tebu beranggotakan 22 orang penenun. Sementara itu kelompok Misa Kada yang berarti sehati, beranggotakan 10 orang penenun.

Semua perempuan yang ada di desa ini bisa menenun, termasuk perempuan yang menikah dengan lelaki dari wilayah lain di luar desa tersebut. Rata-rata perempuan di desa ini mulai belajar menenun dari orang tuanya pada usia 10 tahun. Seorang anggota kelompok bernama Tasik Mentodo masih berusia sangat muda yaitu 11 tahun dan masih duduk di kelas 6 SD. Tasik tinggal bersama nenek karena orang tuanya bercerai. Tasik tertarik menjadi anggota karena ingin mengembangkan keterampilannya dalam menenun. Dia menenun untuk membiayai sekolah. Dalam satu bulan, Tasik Mentodo bisa menghasilkan satu sarung.

(14)

13

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Untuk memperkuat Serikat Pekka, berbagai pelatihan telah diberikan yang meliputi pelatihan dasar seperti pelatihan visi misi, motivasi berkelompok, dan pengelolaan simpan pinjam. Selain itu diberikan pula pelatihan kepemimpinan dan pelatihan terkait sumberdaya penghidupan sesuai dengan konteks dan kebutuhannya termasuk kesehatan, keterampilan usaha, dan sebagainya. Tidak kurang dari 18 jenis pelatihan telah diberikan pada komunitas Pekka dan masyarakat lainnya dengan total peserta yang mengikuti lebih dari 8000 orang. Sekitar 3% peserta adalah anggota masyarakat lain.

No Kegiatan Peserta

Pekka

Non Pekka Total

P L

1 Pelatihan Visi Misi 2,278 - - 2,278

2 Pelatihan Motivasi berkelompok 1,888 - - 1,888

3 Pelatihan Manajemen Kelompok & Serikat 353 - - 353

4 Pelatihan CO 237 - - 237

5 Pelatihan Kepemimpinan 100 - - 100

6 Pelatihan Teknis Usaha 390 15 - 405

7 Pelatihan Manajemen Usaha 179 20 - 199

8 Pelatihan Manajemen Koperasi 86 - - 86

9 Pelatihan Administrasi & Pembukuan 189 - - 189

10 Pelatihan Tutor PAUD 154 8 - 162

11 Pelatihan Tutor KF 6 - - 6

12 Pelatihan Paralegal tingkat kabupaten-nasional 1,033 - - 1,033

13 Pelatihan Hukum bagi Tokoh Masyarakat 7 25 - 32

14 Pelatihan Penguatan Hukum Keluarga Berkeadilan 29 39 41 109

15 Pelatihan Kesehatan Reproduksi 420 - - 420

16 Pelatihan Data 106 - - 106

17 Pelatihan Permakultur/Pertanian Sehat 290 72 25 387

18 Pelatihan Teknis (video, radio, foto) 14 - - 14

19 Studi Banding 73 8 - 81

7,832 187 66 8,085

Tabel 2. 3 Tabel pelatihan Pekka

(15)

14

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Manfaat Menjadi Anggota Kelompok Pekka

Saya tulis cerita seorang kader Pekka ini disela-sela mengikuti pertemuan Forum Wilayah Serikat Pekka di Lembata, NTT. Namanya Susana Saida, seorang kader Pekka menuturkan pengalamannya bergabung menjadi anggota Pekka. Saya senang sekali dan merasa bangga masuk kelompok Pekka karena semula saya tidak pernah dilibatkan atau terlibat dalam kegiatan adat misalnya dalam tarian Sole Oha. Semula jika ada acara adat saya hanya dapat menatap dari jauh, padahal saya senang sekali menari dan ingin ikut menari bersama mereka. Saat ini saya senang bisa menari bersama dan mereka menerima saya yang berarti saya telah dianggap dan diterima. Saya juga senang karena melalui kegiatan Pekka saya bisa ikut dialog dengan pemerintah. Banyak hal yang menjadi permasalahan saya dan masyarakat lainnya bisa ditanyakan kepada pemerintah. Saya pernah bertanya tentang listrik, mengapa tidak ada PLN yang melayani kami dengan baik. Selama ini hanya pakai PLTD, listrik 2 hari sekali padam. Juga air sumur yang terasa asin. Saya ingin di desa

ada air ledeng sehingga bisa minum air bersih. Begitu ungkapan ina Susan saat ditanya tentang usulan apa yang disampaikan saat dialog dengan pemerintah.

Ina Susan juga dengan bangga menceritakan tentang dirinya : Saya punya anak 4 orang, 2 orang anaknya yang laki-laki dan perempuan sedang kuliah di Makasar. Anak saya yang ke tiga sekolah di SMA dan anak yang ke 4 sekolah di SD. Saya sudah 14 tahun menjanda sehingga saya harus bertanggung jawab sendiri menghidupi anak-anak saya. Saya pinjam uang ke kelompok Pekka untuk membiayai kuliah anak saya yang perempuan. Di kelompok Pekka kami ditanamkan bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama punya hak untuk disekolahkan ke tingkat yang tinggi. Tiap bulan saya mengirim uang untuk 2 orang anak yang kuliah sebesar 1,5 juta, itu untuk semua biaya kuliah. Anak saya hidup prihatin disana. Saya akan kerja keras agar anak saya bisa menjadi manusia yang berpendidikan tinggi dan tidak seperti saya yang tidak sekolah. Di Pekka saya banyak memperoleh ilmu gratis yaitu bisa mengubah pola pikir saya dan saya juga mendapat Pelatihan Visi Misi sehingga saya memiliki semangat untuk mengantarkan anak-anak saya agar menjadi orang yang

pintar .

Ina Susana, seorang perempuan yang kelihatannya sederhana, tidak sekolah tetapi punya fikiran dan jiwa yang luar biasa besar dan luas. Mendapatkan pengetahuan sedikit namun dia mampu mencerna dan mengolahnya menjadi sebuah tindakan nyata. Banyak pelajaran luar biasa yang ina Susana dapatkan selama menjadi anggota kelompok Pekka. Ina Susan, perempuan yang tidak berpendidikan, hidup terpencil namun dapat mengoptimalkan seluruh kemampuannya untuk memimpin keluarganya mengantarkan anak-anaknya menjadi manusia .

(16)

15

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Menghadiri kegiatan pertemuan forum wilayah seperti ini mampu memberikan semangat baru saat jiwa mulai letih. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa syukur atas kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan.

Ditulis oleh Mien Rianingsih

1. 2. Pengembangan kader dan pemimpin perempuan

Pengembangan kader dan pemimpin perempuan di tingkat wilayah merupakan salah satu strategi menjamin keberlanjutan pemberdayaan komunitas Pekka. Meskipun umumnya komunitas Pekka memiliki keterbatasan pendidikan formal, diantara mereka terdapat sumberdaya manusia yang potensial, berdedikasi dan memiliki potensi kepemimpinan yang kuat. Mereka-mereka inilah yang kemudian dilatih secara intensif di lapangan baik melalui pelatihan dalam kelas maupun dengan sistem mentoring praktek langsung di lapangan. Sebagai hasilnya, hampir 75% proses pengorganisasian Serikat Pekka telah diambil alih oleh Kader-Kader dari Fasilitator Lapangan.

Dalam kerja-kerjanya, Kader-Kader dan Pemimpin Perempuan dari Komunitas Pekka ini membagi peran dan tanggung jawabnya sesuai kapasitas, minat dan kemampuan membagi waktu untuk keluarganya. Semakin banyak kader terlatih yang aktif di satu wilayah, semakin baik pengembangan Pekka di sana. Hingga saat ini tidak kurang dari 5,900 orang pemimpin dan kader-kader telah lahir, tumbuh dan berkembang melalui program ini. Mereka tersebar di seluruh wilayah kerja Pekka. Pertumbuhan rata-rata jumlah Kader setiap tahunnya lebih dari 15%.

(17)

16

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Pengurus

Organisasi

Kader Tematik

Kader Masyarakat

Pemimpin Publik

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Aceh 513 576 71 67 1 26 0 0

2 Sumatra Utara 222 294 51 50 0 0 0 0

3 Sumatra Barat 138 112 41 47 22 30 0 0

4 Sumatera Selatan 228 258 70 24 0 6 0 2

5 Jawa Barat 285 342 69 87 9 64 1 5

6 Banten 120 162 33 49 2 15 0 5

7 DKI Jakarta 48 15 0 0 0 6 0 2

8 Jawa Tengah 228 372 56 67 0 32 0 9

9 Yogyakarta 114 141 53 58 5 6 0 1

10 Jawa Timur 99 78 33 34 0 4 0 0

11 Kalimantan Barat 345 381 79 79 1 0 0 0

12 Kalimantan Selatan 195 186 24 30 1 1 0 0

13 Bali 42 57 13 14 0 6 0 1

14 Nusa Tenggara Barat 498 546 71 108 15 36 0 0

15 Nusa Tenggara Timur 369 435 77 139 34 37 0 8

16 Sulawesi Tenggara 216 234 32 52 0 11 0 1

17 Sulawesi Utara 129 78 47 11 22 8 3 0

18 Sulawesi Selatan 105 186 30 35 11 16 2 3

19 Sulawesi Barat - 36 - 6 - 0 - 0

20 Maluku Utara 108 105 20 17 0 0 0 0

Total 4,002 4,594 870 974 123 304 6 37

Tabel 2. 4 Tabel Kader di Wilayah PEKKA berdasarkan Fokus Kegiatannya

(18)

17

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Semangat Seorang Kader Pekka

Saya kembali bertemu dengan Ibu Hapsah, kader dari kelompok Akur Sabarataan, Kalimantan Selatan. Ibu Hapsah termasuk kader angkatan pertama. Banyak keunikan yang ada dalam diri Bu Hapsah. Bu Hapsah yang lugu, namun benar-benar mau belajar. Bu Hapsah dalam memperkenalkan

dirinya, pasti akan menyebutkan : Nama Ibu, Ibu Hapsah. Bu Hapsah dari kelompok Akur Sabarataan.

Bu Hapsah orang Tapus yang jalan menuju Banjarmasin , Ibu Hapsah selalu menyebutkan kata

Ibu di depan namanya. Perkembangan Bu Hapsah dalam program Keaksaraan

Fungsional sangat bagus, sekarang Bu Hapsah mulai lancar membaca. Sangat lugu ketika melihat dia belajar memfasilitasi kelompok dan berbicara di depan anggota kelompok. Semua kader menyukai Bu Hapsah atas kegigihannya dalam belajar, keingintahuannya dan cara dia memotivasi dirinya sendiri serta kepercayaan diri yang tinggi.

Saat saya memiliki kesempatan tidur bersama Bu Hapsah, dia menceritakan kembali semua kejadian yang terkait dirinya dengan PEKKA mulai dari belajar membaca dan menulis diajarkan oleh staf Seknas Pekka bernama Mulyati, hingga kemudian mengikuti pelatihan ke Jakarta. Ketika menceritakan kembali soal pengalamannya mengikuti pelatihan ke Jakarta, Bu Hapsah kembali menitikan air mata. Katanya rasanya dia merasa sangat bodoh waktu itu, tetapi pengalaman pelatihan itu sangat berkesan bagi dirinya. Dalam pelatihan itu dia diminta untuk berbicara di depan orang banyak. Waktu itu dalam kesempatan jam makan siang, Bu Hapsah segera menyelesaikan makannya dengan cepat dan masuk kembali ke aula gedung, berbicara sendiri menggunakan mikrofon yang masih menyala. Alhasil di ruang makan ribut, karena ada orang yang berbicara di ruang aula. Ketika dilihat, Bu Hapsah sedang berbicara sendiri seolah-olah dia berbicara di depan banyak orang. Betapa marahnya teman-teman sesama kader Kalsel saat itu, karena merasa perbuatan Bu Hapsah mempermalukan mereka. Dia bilang bahwa kejadian tersebut membuktikan bahwa dirinya memiliki keinginan tinggi untuk bisa. Bu Hapsah memang benar-benar lugu namun punya banyak keinginan untuk belajar. Kadang-kadang dia meminta saya untuk mendengarkan dia membaca untuk cek kualitas bacaannya.

Ketika Bu Hapsah menceritakan suaminya, sepertinya mengandung penuh kesedihan. Bu Hapsah terpaut usia dengan suaminya 10 tahun. Selama menikah Bu Hapsah hidup ala kadarnya dengan mengandalkan hasil panen untuk sepanjang tahun. Kegiatan sehari-hari suaminya adalah menjual ikan, kadang tidak bekerja sama sekali. Bu Hapsah menyiasati dengan bekerja sebagai sukarelawan di desa seperti menyediakan air minum, membersihkan ruang desa dan wara-wiri photocopy. Untuk kerja semacam itu dia mendapat penghasilan maksimal ± Rp

(19)

18

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

100.000,-/bulan. Uang tersebut yang dijadikan modal hidup sehari-hari. Menurut ibu-ibu Pekka, Bu Hapsah sering diperlakukan tidak baik oleh suaminya. Tetapi Bu Hapsah tidak pernah menyampaikan hal itu kepada faslap. Jika ditanya tentang

hal ini, dia selalu bilang : Namanya juga suami, biasa begitu ,

jawabnya sambil menitikkan air mata. Bu Hapsah sangat senang jika suaminya pergi lama, karena batinnya merasa lebih tenang.

Ditulis Oleh Novia Dessy .AA

1. 3. Pemantauan kesejahteraan Berbasis Komunitas

Kegiatan pemantauan kesejahteraan berbasis komunitas difokuskan pada upaya memperkuat komunitas Pekka untuk ikut memantau pelaksanaan program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial yang di tingkat masyarakat. Ada dua instrumen yang saling berkaitan yang dipergunakan dalam kegiatan ini yaitu sms monitoring dan jurnalis warga dengan produk akhirnya berupa buletin kampung. Masyarakat yang telah terdaftar dan dilatih dapat mengirimkan berita kepada petugas dari Serikat Pekka setempat berupa pemantauan mereka terhadap kehidupan masyarakat sekitar dalam kesehariannya. Tim di serikat pekka kemudian menyeleksi berita dan membuat klasifikasi serta melakukan verifikasi jika dibutuhkan. Sebagian berita-berita ini kemudian dicetak dalam bentuk buletin kampung yang disebar bagi masyarakat luas. Sebagian lagi dijadikan bahan oleh komunitas Pekka untuk dialog dengan pemerintah setempat.

Inisiatif yang telah dimulai sejak tahun 2014 ini baru dilakukan di 4 wilayah yaitu di NTT, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Barat. Selama tahun 2015, telah diterima 1,205 Berita melalui sms monitoring. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah berita ini naik 90% dengan kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Kalimantan Barat lebih dari 10 kali. Adapun hal yang paling sering dilaporkan di semua wilayah adalah terkait pelayanan umum pemerintah.

No Kategori NTT Jateng Sultra Kalbar

2014 2015 2014 2015 2014 2015 2014 2015

1 Pendidikan 8 9 4 28 3 9 0 13

2 Kesehatan 19 1 20 50 7 15 0 29

3 Sosial 18 0 4 17 13 17 0 0

4 Politik 0 1 2 13 1 10 10 0

5 Hukum 0 7 6 18 2 2 1 0

6 Ekonomi 0 0 0 39 2 29 0 0

7 Pangan 3 0 25 24 11 11 6 0

8 Budaya 5 0 13 43 1 1 0 0

9 Infrastruktur 2 8 8 42 15 29 0 10

10 Pelayanan Umum 25 19 45 22 23 46 0 54

Gambar 2. 7 Ibu Hapsah, kader Pekka

(20)

19

Tabel 2. 5 Tabel Hasil SMS Monitoring Berdasarkan Kategori

Hasil SMS monitoring yang telah dikumpulkan, dipelajari dan diseleksi pengelola kemudian diterbitkan sebagai buletin kampung. Setiap wilayah memberi nama buletin sesuai dengan pilihannya masing-masing. Misalnya di wilayah Jawa Tengah buletin diberi nama Lantang yang artinya Lantunan Suara Batang. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah terbitan buletin kampung di setiap wilayah hingga lebih dari 100%, kecuali wilayah NTT yang pada tahun 2015 tidak menerbitkan satu buletin pun karena kesibukan fokus lainnya. Sebagian besar isi buletin terfokus pada persoalan perlindungan sosial bagi masyarakat. Buletin ini telah disebarluaskan tidak hanya pada komunitas Pekka namun juga pada masyarakat sekitarnya. Respons yang didapatkan cukup positif yaitu semakin bertambahnya kepekaan dan kesadaran masyarakat akan persoalan sekitarnya serta timbulnya inisiatif untuk mendiskusikan berbagai persoalan tersebut dengan pemerintahnya.

4 Edisi 9 Edisi Raskin, Jkn, Pangan, Perumahan, Pertanian, Pelayanan

Publik, Keagamaan, Infrastruktur, Sosial, Lingkungan, Pungutan Liar, Ekonomi, Pekerjaan, Keamanan, Politik, Pangan, Lalu Lintas, Keamanan, Peternakan, Kesehatan, Pendidikan, Hukum , Perlindungan Sosial, Kepemilikan Dokumen Dan Wisata

Kalbar Cermin Peduli 2 Edisi 4 Edisi Hukum, Pangan, Pekka, Pertanian, Kesehatan,

Kepemilikan Dokumen Identitas, Pendidikan,

(21)

20

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Sultra Capung

(Cerita Kampung)

1 Edisi 3 Edisi Kesehatan, Sosial, Pertanian, Pekka, Perlindungan

Sosial, Kepemilikan Dokumen, Kesehatan, Lalu Lintas, Budaya, Wisata, Hukum, Peternakan, Infrastruktur

NTT Onekoda (Onet

Nei Koda)

2 Edisi - Lingkungan, Hukum, Infrastruktur, Pelayanan Publik,

Pangan, Pendidikan

Tabel 2. 6 Tabel Buletin Kampung berdasarkan Wilayah selama 2015

Perjuangan Mendata Masyarakat Tidak Mampu

Sekitar jam 6 pagi, seorang perempuan bernama ibu Miskiah lewat di depan rumah saya. Dia membawa beberapa lembaran kertas di tangannya, dengan ramah saya

sapa dan bertanya : Ibu mau kemana? . Dengan nada pelan dia menjawab : Saya membantu suami untuk mendata , dan diapun mampir ke rumah saya. Dia meminta

bantuan saya untuk memberitahukan mana masyarakat yang rumahnya lengkap memiliki barang seperti : kulkas, TV, kloset angsa, tabung gas lebih dari 5 kilo dll.

Ibu Miskiah adalah istri pak RT 02, dia kembali berkata : Kamu kan tinggal di RT 01, dan saya tinggal di RT 02. Saya mau bertanya kepada kamu karena kamu lebih tahu keadaan warga sini, agar saya tidak salah isi data. Makanya saya tanya kamu, masyarakat tidak akan pernah mau ngaku apa yang mereka punya . Mendengar

penjelasannya saya pun bersedia untuk membantunya.

Kemudian sayapun melihat lembaran-lembaran kertas yang dibawanya setelah saya lihat kertas itu adalah data pengajuan kartu Trisakti. Setelah saya teliti

ternyata nama-nama yang ada di lembaran itu orang-orang yang mampu yang tidak layak mendapat program bantuan perlindungan sosial dari pemerintah. Sedangkan orang yang layak untuk mendapatkan bantuan bahkan tidak terdata di lembaran

(22)

21

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

itu. Entah kenapa hati saya langsung bergetar dan marah sejadi-jadinya. Rasanya saya ingin langsung ke rumah pak Kadus untuk protes tapi dicegah Ibu Miskiah dan akhirnya saya tidak jadi ke rumah pak kadus.

Tanggal 15 Juli 2015 ada pertemuan pengurus di Center Pekka Gerung dan di sana saya bertemu dengan salah seorang kader Pekka, dia menginformasikan bahwa ada penambahan untuk data BPS masing-masing 5 orang untuk satu RT. Teman saya mendapat informasi dari kadus di mana dia tinggal. Mendengar informasi itu hati saya sudah tidak tahan menunggu untuk pulang dan langsung ke rumah pak RT untuk mengajukan tambahan data yang layak mendapatkan bantuan tetapi belum terdata. Teman saya menyarankan untuk membawa kartu keluarga warga tersebut ke rumah pak RT untuk dimasukkan dalam data tambahan.

Akhirnya suatu hari sekitar jam 4 pagi tepatnya setelah makan sahur karena waktu itu bulan suci Ramadhan saya bergegas ke rumah warga yang tidak terdata namun layak untuk mendapat bantuan, saya meminjam kartu keluarganya. Rasanya

matahari begitu lambat terbit karena saya sudah tidak tahan untuk kerumah pak RT untuk memberikan kartu keluarga tersebut. Sekitar jam 8 pagi saya menuju rumah pak RT, namun di rumahnya sepi dan tetangganya bilang pak RT di rumah ibunya. Saya kemudian menuju ke rumah ibu pak RT. Sebelum saya masuk ke halaman rumah, pak RT sudah kelihatan dan sayapun turun dari sepeda motor dan bertanya

kepadanya : Pak katanya ada penambahan data untuk data BPS masing-masing 5 untuk satu RT . Pak RT merespons pertanyaan saya dengan langsung menelepon PCL di depan saya. PCL adalah staf BPS yang bertugas mensupervisi pendataan. Pak RT berbicara dengan menggunakan speaker suara, sehingga saya dapat

mendengarkan pembicaraan. Pak RT berkata : Pak ini ada yang melapor bahwa masih ada masyarakat yang belum terdata namun dia sangat layak untuk dapat . Di

seberang telepon PCL menjawab : Tidak bisa sekarang sudah tutup pintu, kita sudah kasih waktu kepada kadus untuk mendata masyarakatnya kenapa tidak didata. Waktu rapat di kantor desa juga kenapa tidak mengajukan .

Mendengar jawaban itu saya marah sambil berkata : Saya heran sama Bapak kenapa bisa masyarakat yang sangat layak mendapat bantuan tidak Bapak data, sedangkan masyarakat yang tidak layak dapat itu yang Bapak data. Bapak tidak tahu masyarakat disini, padahal Bapak yang mengurus mereka ketika mereka menikah. Harusnya Bapak tahu keadaan mereka . Seketika itu dengan tidak sadar

air mata saya berderai begitu saja. Sungguh saya sangat prihatin kepada

masyarakat yang sangat tidak mampu namun tidak terdata, mereka hanya bisa melihat orang kaya yang terdata tanpa mereka berani untuk bertanya kenapa mereka tidak terdata padahal sebenarnya mereka yang lebih berhak untuk di data.

Saya tidak berhenti sampai disitu, saya langsung menelpon Muhae, seorang kader Pekka dari desa Dasan Geres yang terlibat sebagai pendata. Saya bertanya tentang

(23)

22

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

untuk satu RT . Untuk meyakinkan jawaban Muhae, saya juga menelpon teman kuliah

yang ada di Lingsar yang terlibat sebagai pendata, dia menjawab : Memang benar ada penambahan untuk data BPS, tapi nanti saya tanyakan ulang ke PCL agar lebih jelas .

Mendengar jawaban dari teman-teman saya, tanpa berpikir dua kali saya langsung menelepon pak RT untuk menjelaskan tentang adanya penambahan data tersebut. Saya meminta pak RT untuk membuka buku panduan yang dikasih pada waktu

pelatihan. Dengan nada datar pak RT menjawab : Ya nanti saya akan mencoba untuk menelepon PCL saya, saya akan menjelaskannya dan mengusahakan agar bisa

mendapat penambahan .

Jarak satu hari saya kembali menelepon pak RT menanyakan hasil pembicaraannya dengan PML, namun katanya PML nya belum bisa dihubungi dan Pak RT berkata :

Besok pagi PML saya akan datang untuk memeriksa data yang sudah saya isi .

Sekitar jarak dua hari, sayapun mulai resah karena belum ada kabar dari pak RT. Saya berniat untuk menelepon pak RT menanyakan hasilnya, tapi entah kenapa tiba-tiba saya merasa malu karena terlalu sering menghubungi dan menanyakan tentang data itu. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk meneleponnya. Saat itu saya pasrah dengan data itu, namun tanpa berhenti berdoa kepada yang Maha Kuasa, Sang Pengatur segala urusan.

Sekitar tanggal 20 bulan Ramadhan pukul 19.30 WITA, saat saya mau berangkat sholat isya kebetulan saat itu saya sedang berada di rumah ibu saya yang berada di RT 02, tiba-tiba datang seorang ibu dengan nafas terengah-engah, ternyata dia adalah ibu Miskiah, istri pak RT 02. Dia mencari saya dengan berlari-lari, begitu bertemu saya dia memberitahukan bahwa PML sudah datang kerumahnya. PML tersebut bertanya tentang warga yang belum terdata. PML itu minta diantar ke rumah warga yang miskin dan belum terdata. Suaminya yang tak lain adalah pak RT 02 pergi mengantar PML ke rumah warga yang dimaksud, sampai di rumah warga tersebut, PML melihat secara langsung kehidupan masyarakat dan PML itu berkata :

Saya juga nangis hati melihat keadaan masyarakat kayak gini . PML langsung

memberi formulir penambahan data sebanyak 15 KK.

Mendengar penjelasan istri pak RT saya tidak bisa menahan rasa bahagia di hati. Dengan nada lega saya ucapkan Alhamdulillah wasyukurillah, langsung sujud syukur, rasa bahagia ini tidak ada bandingannya dengan apapun. Sungguh saya sangat

bahagia waktu itu, dengan penuh semangat saya langsung mengisi formulir yang diberikan ibu Miskiah kepada saya dengan data-data warga yang sangat layak untuk mendapatkan bantuan. Entah kenapa saya begitu sangat bahagia walau hanya sekedar mengetahui warga saya bisa terdata, padahal belum tentu diterima atau tidak. Tapi saya hanya berfikir positif yang penting saya sudah berusaha untuk mendata warga saya yang tidak mampu.

(24)

23

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

1. 4. Forum Pemangku Kepentingan

Pertemuan Forum Pemangku Kepentingan Perlindungan Sosial di Madura

Pada tanggal 26 Mei 2015, Serikat Pekka Madura, Jawa Timur menyelenggarakan pertemuan Forum Pemangku Kepentingan yang bertempat di rumah bapak apel (bapak RW) di desa Jengkar, kecamatan Tanah Merah, kabupaten Bangkalan. Peserta yang hadir adalah perwakilan Anggota Pekka, Pengurus Serikat Pekka, Kader Pekka dari Kabupaten Bangkalan, ditambah tokoh masyarakat, Kepala Desa, Sekcam, dan Dinas seperti Dinsos dan Tenagakerja, Bappeda, Badan Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, BPJS, Dinas Kesehatan.

Saat Kader Pekka menyebarkan undangan ke instansi, yang memberikan respon hanya BPJS dan Dinkes untuk bersedia hadir dalam pertemuan. Sehari sebelum acara, saat dikonfirmasi ulang dinas yang lain tidak memberikan respon ataupun kepastian untuk hadir. Hal ini membuat kader merasa kecil hati dan pesimis bahwa dialog akan dapat dihadiri oleh semua dinas.

Namun diluar dugaan, pada hari pelaksanaan dialog seluruh dinas hadir tanpa terkecuali dan dialog berjalan dengan baik dan komitmen yang disampaikan oleh dinas yang hadir. Misalnya Dinas Kesehatan berkomitmen akan meminta Pekka mengoordinir data penerima manfaat anggota Pekka yang tidak mampu untuk didaftarkan sebagai penerima kartu SEHATI yaitu kartu sehat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dari dana APBD. Dinas Pertanian menyarankan agar kelompok Pekka bergabung atau membentuk kelompok tani untuk dapat mengakses program yang ada di Dinas Pertanian. Dinas Sosial mengatakan bahwa mereka memiliki berbagai program seperti program bantuan anak asuh, program rehabilitasi sosial, lansia, pembinaan bagi mantan buruh migran, bagi Anggota Kelompok Pekka yang tidak mampu dapat menghubungi Dinsos untuk mengajukan proposal.

Terkait dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan hanya menjadi dinas pelaksana dan tidak terlibat dalam pendataan, mereka tidak mengetahui posisi perkembangan terakhir penerima manfaat. Dinas Pendidikan memberikan saran, bagi yang tidak mampu dan membutuhkan beasiswa dapat mengajukan kepada kepala sekolah dengan melampirkan fotokopi kartu BPS/BSM/BLSM, kepala sekolah akan meneruskan

Gambar 2. 9 Suasana forum dengan pemangku kepentingan di rumah salah satu warga, Desa Jengkar

(25)

24

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

usulan tersebut ke Dinas Pendidikan untuk mengakses program beasiswa bantuan untuk anak putus sekolah. Untuk program PAUD dapat menghubungi PLS. Bappeda mendorong anggota Pekka ikut musrenbang sekitar bulan Desember-Januari, musyawarah kecamatan Februari dan kabupaten Maret.

Setelah dialog selesai, anggota Pekka, kader, dan masyarakat merasa pertemuan Forum Pemangku Kepentingan ini berjalan dengan baik dan memuaskan. Seperti yang disampaikan oleh ketua Serikat Pekka : Duuuuh…. tidak saya sangka bahwa

Dinas dari pemda pada mau datang. Rasanya senang sekali memiliki kesempatan mengenal mereka dan mengetahui program dan tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Karena selama ini sulit menghadirkan mereka di forum dialog. Saya juga menghargai mereka masih tetap setia dan bertahan untuk berdialog hingga jam

. . Dialog usai sudah, menyisakan PR menyusun tindak lanjut dari dialog tersebut, menagih komitmen yang disampaikan oleh dinas dan langkah pertama yang harus dilakukan Serikat Pekka adalah melakukan pendataan di wilayah.

Forum pemangku kepentingan khususnya terkait perlindungan sosial dan identitas hukum dikembangkan sebagai arena advokasi yang dilakukan komunitas Pekka di wilayah. Melalui forum yang diikuti oleh aparat pemerintah termasuk pemerintah daerah, lembaga dan organisasi kemasyarakatan, serta tokoh nonformal berpengaruh ini, komunitas Pekka dan kelompok masyarakat marjinal lainnya mendapatkan kemudahan akses pengaduan dan pelayanan yang menjadi haknya. Tidak kurang dari 5000 orang telah mengikuti forum pemangku kepentingan yang diorganisir oleh komunitas Pekka di 16 wilayah kerja PEKKA selama tahun 2015. Di antara peserta yang terlibat sekitar 40% adalah anggota masyarakat lainnya, dan 24% adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan Pekka tidak lagi eksklusif hanya dihadiri dan untuk komunitas Pekka saja seperti tahun-tahun sebelumnya.

No Wilayah Total Peserta Pemangku Kepentingan

Pekka Non Pekka Total

P L

1 Aceh 736 42 135 913 DPRA, Bappeda, Badan Penyuluhan Ketahanan

Pangan, Dinkes, BPJS dan BPM Bupati, PA, Capil, Kemenag

Sekda, Disdukcapil dan Mahkamah Syariah

2 Sumut 69 - 59 128 PA, Capil, Kemenag

Pemkot Tanjungbalai (Wakil Walikota, Pemberdayaan Perempuan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinsos) dan pemkab Asahan (Dinsos dan Pemberdayaan Perempuan) , DPRD Asahan

3 Sumbar 8 - 11 19 PA, BPJS Kesehatan, BPM, Dinsos, Ketahanan Pangan

4 Sumsel 160 - - 0 Bappeda, Dinsos, Disdik, Diskes, Kemenag, Capil, WCC

5 Jabar 76 144 138 358 PA, Capil, Kemenag, Dinsos, Kabag Hukum, Polres,

KBPP

(26)

25

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Tabel 2. 7 Tabel Forum Pemangku Kepentingan Pekka

Selain menggelar Forum Pemangku Kepentingan, pengurus Serikat Pekka bersama anggotanya juga melakukan kunjungan ke lembaga pemerintah untuk berdialog dan menyampaikan gagasan dan keprihatinan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat umumnya dan komunitas Pekka pada khususnya.

No Wilaya

BPPKB, Dinsos, Dinkes, Pertanian, Kesbangpol, Politehnik Tj. Balai

3 Sumbar 12 82 82 176 PA, Capil, Kemenag, Kesbangpol, BPJS, Bupati

4 Sumsel 86 - - 86 Kesra, PA, Capil, KUA, BPPKB, Dinas Peternakan, Ketahanan

Pangan, Dinas Koperasi

5 Jabar 13 121 24 158 Dinas Pendidikan, Bappeda, kesbangpol, Dinsos, Dinkes

PA, Capil, Kemenag, KUA, Kabag Hukum, Polres, KBPP

6 Banten 9 - - 9 Kemenag, PA, Capil, Dinsos, Dinkes, Puskesmas

7 Jateng 100 2 3 105 PA, Capil, Kemenag

Dinas Pendidikan, dinkes, BPJS, KLH, Dinsosnakertrans, BPMD, Pertanian & Peternakan.

TKSK, Puskesmas, Camat, Lurah/Kades

9 Kalsel 2 10 14 26 HSU : Sekda, BP3A, Kemenag, Capil, PA

Capil, PA, LSM Bengkel APPEC

13 Sultra 306 304 404 1014 PA, Capil, Kemenag, Kabag Hukum, Dinsos, BPS, PU,

Dinkes, BPMD, Pendidikan, Perikanan, Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN, Kesra

Bappeda, Dinsos & Tenaga Kerja, Pemdes, Dinas Pendidikan & OR, Dinkes, Padamara

(27)

26

BPJS, Dinkes, Dinsos, LPS AIR

11 Kalsel 57 10 9 76 HSU :Dinsos, BPJS, BP3A, Kesbangpol, Kemenag, Capil, PA

BP3AKB Tabalong, BP3A Balangan

12 Bali 4 - - 4 Disdukcapil, PN, BLH, pariwisata

BPMD, Pendidikan, Perikanan, Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN, Kesra, Kesbangpol, Bupati, Asda, BPJS

16 Sulut 19 9 9 37 PA, Capil, Kemenag,

17 Sulsel 141 27 48 216 BP3A, BPJS, Dinsos

18 Malut 2 - 5 7 PA, Capil, Kemenag

1.010 330 440 1.780

Tabel 2. 8 Tabel Kunjungan Serikat Pekka ke Lembaga Pemerintah

Keberadaan forum dan kunjungan ke lembaga pemerintah telah memberikan dampak positif pada komunitas Pekka. Melalui forum dan kegiatan kunjungan ini komunitas Pekka lebih dikenal dan mengenal pemangku kepentingannya khususnya terkait dengan perlindungan sosial. Melalui dialog dan pendekatan yang efektif dan berkesinambungan, komunitas Pekka kemudian dapat mengakses berbagai program yang dikembangkan oleh pemangku kepentingan, yang dapat membantu mereka mendapatkan pelayanan secara lebih mudah dan murah serta program-program untuk peningkatan kesejahteraannya meskipun masih terbatas di wilayah-wilayah tertentu saja. Berikut ini tabel akses bantuan dan layanan yang diperoleh komunitas Pekka selama tahun 2015 sebagai hasil dari pengembangan forum pemangku kepentingan.

No Wilayah Jenis Bantuan Nilai

1 Dinas Peternakan, Kabupaten Ogan

Komering Ilir, Sumatera Selatan

Ternak Sapi 10 ekor

2 PNPM Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Sumatera Selatan

Pelatihan membuat kerupuk kemplang

5 orang

3 PNPM Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Sumatera Selatan

Pelatihan dan peralatan membuat ikan presto

5 orang

4 PNPM Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Sumatera Selatan

Pelatihan Tenun Songket 10 orang

5 Badan Pemberdayaan Perempuan,

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Pelatihan Manajemen Usaha 120 orang

6 Badan Pemberdayaan Perempuan,

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Alat membuat kerupuk kemplang Gilingan ikan,

kompor gas, panic 2, kuali besar dan kecil, serok 3, siller pengemas 1

(28)

27

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Jenis Bantuan Nilai

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

8 Badan Pemberdayaan Perempuan,

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Alat pembuat kue Oven, kompor

gas, mesin press, Mixer, alat pencetak kue

9 Diskoperindag Hulu Sungai Utara, Kalsel Pelatihan Tas Purun 18 orang

10 Universitas Lambung Mangkurat, Hulu

Sungai Utara, Kalsel

Pelatihan Kerajinan Eceng Gondok

6 orang

11 Diskoperindag Kabupaten Hulu Sungai

Utara, Kalsel

Studi Banding ke Tasikmalaya 1 orang

12 BLK Propinsi Kalsel Pelatihan Salon 8 orang

13 Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Peternakan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel

Pelatihan kebun sayur di pekarangan

35 orang

14 Kepala Desa Sungai Binuang, Kalsel Tanah hibah lumbung hidup dan

center Pekka

500 meter2

15 Dinsos, Kabupaten Hulu Sungai Utara,

Kalsel

Purun untuk membuat tikar 3000 ikat

16 Diskoperindag Kabupaten Hulu Sungai

Utara, Kalsel

Mesin jahit, tempat jemur eceng gondok

1 set

17 Dinsos Kabupaten Kubu Raya, Kalbar Pelatihan Pembuatan Bandeng

Presto

5 orang

18 Dinsos Kabupaten Kubu Raya, Kalbar Alat pembuat ikan presto 1 set

19 LSM PPSW Borneo, Kalbar Pelatihan Membuat Hiasan Kue 5 orang

20 PT Loreal Indonesia, Jakarta Kursus Salon 33 orang

21 Dinas Koperasi, Kabupaten Aceh Besar Pelatihan Pengelolaan Koperasi 10 orang

22 Wakil Bupati, Halmahera Utara, Malut Sumbangan membangun Center

Pekka

IDR 6.000.000

23 BLK Disnakertrans Kabupaten Batang,

Jateng

Kursus menjahit selama 36 hari 20 orang

24 Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung,

Sumbar

Bibit pertanian untuk ditanam di lumbung pangan Pekka

7 paket

25 Dinsos Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Pelatihan Bimbingan Teknis

Pengembangbiakan Domba

15 orang

Dinsos Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Bantuan domba 18 ekor

26 BPMKB Kabupaten Subang, Jawa Barat Operasional Center Pekka dan

beli laptop

IDR 25.000.000

27 KBPP Kabupaten Cianjur, Jawa Barat  Beasiswa anak SD dan SMP

bagi anggota Pekka dan kelompok marjinal

 Sarana prasarana Center

Pekka

 insentif untuk kader selama

12 bulan

IDR 50.000.000

28 Dinsos Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Mesin jahit, alat menjahit, bahan

garmen untuk membuat asesories, keset, selimut

2 unit

29 Dinsos Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Alat dan bahan membuat kue

basah

1 set

30 Dinsos Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Alat dan bahan membuat tepung

ganyong

1 set

(29)

28

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

No Wilayah Jenis Bantuan Nilai

 Pelatihan membuat tas dan

sandal dari eceng gondok

32 KBPP Kabupaten Subang, Jawa Barat Pelatihan pemanfaatan Koran

bekas dan plastik menjadi tempat tissue, tatakan piring, toples. Membuat sirup mentimun biji selasih, dodol nanas rasa rujak

56 orang

33 APBDes Desa Potorono, Kabupaten

Bantul

Insentif operasional kader di desa Potorono

IDR 600.000

34 Dinsos Kabupaten Bantul Alat untuk berjualan : kompor,

cetakan surabi, oven

20 set untuk 20 orang

35 Dinsos Kabupaten Bantul Pelatihan Pengolahan Limbah

Plastik

20 orang

36 Banten, I care Community, Trans TV Pelatihan Pengolahan Sampah 30 orang

Tabel 2. 9 Tabel akses sumberdaya penghidupan

Bantuan yang diterima memang tidak selalu dalam bentuk dana, namun juga dapat berbentuk barang perlengkapan produksi, bahan produksi, ternak, bibit, dan bahan bangunan. Selain itu bantuan berupa tanah hibah untuk membangun pusat kegiatan juga pernah didapatkan. Berbagai pelatihan keterampilan merupakan bentuk bantuan yang juga diterima oleh komunitas Pekka selama tahun 2015. Bantuan ini umumnya diberikan oleh dinas-dinas dari kementrian terkait yang ada di wilayah tersebut baik berdasarkan usulan komunitas Pekka maupun berdasarkan program yang diluncurkan oleh pemerintah sendiri.

Ternak Sapi tidak Cocok Untuk Perempuan

Saat pertemuan FPK Perlindungan Sosial di Sumatera Selatan, ibu-ibu anggota Serikat Pekka bertemu dengan para pemangku kepentingan kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan berdialog terkait akses terhadap program Perlindungan Sosial. Saat tanya jawab tiba, ibu pekka mengajukan usulan kepada Bapak Asisten

Dua Kabupaten OKI dan Bappeda : Bapak kami mengajukan usulan ternak sapi dan

mengajukan bibit ternak sapi betina untuk dibudidayakan. Karena saat ini Pekka sudah mengelola ternak 10 sapi jantan untuk penggemukan yang akan dijual pada saat Idul Adha. Ke 10 sapi penjantan ini dibeli dari dana bergulir pinjaman lunak bergulir dari Seknas PEKKA yang disalurkan melalui Lembaga Keuangan Mikro Serikat Pekka. Terbukti ternak sapi yang dikelola dalam kondisi baik dan sehat.

Setiap bulan dikontrol oleh tenaga PPL peternakan . Staf PPL Peternakan yang saat

itu berada dalam pertemuan itu membenarkan ungkapan ibu pekka dan

(30)

29

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

dibanding mengurus unggas. Ternak sapi itu pekerjaan laki-laki . Ketua Serikat Pekka tidak tinggal diam mendapat tanggapan seperti itu dan berusaha meyakinkan

dengan mengatakan : Bapak, menurut pengalaman kami, perempuan mampu

mengelola sapi, terbukti dari 10 sapi yang diurus selama ini, sudah 4 bulan mereka kelola hasilnya baik . Mendengar jawaban tersebut staf Bappeda akan

mempertimbangkan kembali dan mengatakan : Baik ibu-ibu, saya akan mengunjungi ternak sapi yang di kelola oleh ibu Pekka di Tanjung Lubuk untuk

melihat kondisi sapi tersebut dari dekat .

Selang sebulan kemudian, sekitar akhir Maret beberapa kader Pekka mendapat undangan rapat di kantor Bappeda. Dalam rapat tersebut, Bappeda menyatakan akan memberikan 9 sapi betina dan 1 penjantan untuk dikelola Serikat Pekka. Untuk itu, Serikat Pekka diminta membuat proposal usulan yang akan diajukan kepada pemerintah daerah melalui Bappeda. Menurut informasi dari Bappeda, ke 10 sapi tersebut akan diserahkan dalam waktu dekat sekitar bulan Mei.

Selain itu, layanan perlindungan sosial yang sebelumnya sangat sulit diakses oleh komunitas Pekka, juga mendapatkan kemudahan sebagai hasil dari forum pemangku kepentingan dan kunjungan komunitas Pekka pada pemerintah. Kepemilikan kartu BPJS dan layanan perbaikan rumah keluarga miskin merupakan dua jenis program perlindungan sosial yang dapat diakses oleh komunitas Pekka selama periode tahun 2015.

No Wilayah Jenis Bantuan Nilai

1 Dinkes Kabupaten Ogan

Komering Ilir, Sumsel

Jaminan kesehatan dari pemda dari dana APBD, jika sakit cukup datang ke rumah sakit dan menunjukkan KTP maka akan dilayani

500 orang

2 Dinkes Kabupaten Kubu

Raya, Kalbar

kartu BPJS PBI untuk anggota Serikat Pekka. 376 orang

3 Dinkes, Kota

Pekalongan, Jateng

Alat kesehatan untuk tes darah yang akan digunakan posyandu lansia

1 set

4 Dinsos Brebes dan Tegal Bedah rumah untuk masing-masing 1 orang 2 orang

5 Dinsos Kabupaten

Batang, Jateng

Bantuan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni)

untuk renovasi rumah, hasil SMS Monitoring

Serikat Pekka

IDR 60.000.000 (untuk 10 orang)

(31)

30

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Memperjuangkan BPJS-PBI bagi anggota Pekka penderita kanker payudara

Ibu Zubaidah adalah satu anggota kelompok pekka Sanggar Jaya di desa Wajok Hilir kecamatan Siantan kabupaten Mempawah. Beliau selalu aktif, hadir dalam pertemuan bulanan kelompok ini. Hanya anggota biasa saja bukan kader. Pada satu waktu pertemuan kelompok beberapa bulan yang lalu, Fasilitator Lapangan (FL) hadir di pertemuan tersebut. Di penghujung pertemuan, tiba-tiba saja ibu Zubaidah menyingkapkan bajunya dan memperlihatkan kepada FL kondisi payudaranya yang ada benjolan. Tersentak FL melihatnya, namun ibu Zubaidah tersenyum dan berkata "tidak sakit". Ya Allah… ternyata ibu setengah baya ini terkena kanker payudara yang jelas-jelas tidak disadari ibu Zubaidah bahwa penyakit tersebut membahayakan nyawanya yang terlihat dari wajahnya yang hanya senyum-senyum saja sambil bercerita dan memperlihatkan payudaranya kepada teman-teman kelompoknya. FL menanyakan

apakah sudah punya Jamkesmas? Dijawab dengan senyum Tak ade kata ibu

Zubaidah.

FL meminta bantuan kader lokal dan kader desa untuk membantu ibu Zubaidah supaya memiliki Jamkesmas atau BPJS saat ini. Namun saat itu yang ada hanya BPJS Mandiri, BPJS PBI sudah tidak ada. Kader Pekka ibu Awang dan Anita dan kader desa ibu Susi dan anak ibu Zubaidah akhirnya terpaksa mengurus BPJS Mandiri ibu Zubaidah dengan memisah KK terlebih dahulu yang tadinya 1 KK terdiri dari 5 anggota keluarga dipecah menjadi 2 anggota keluarga saja. Akhirnya ibu Zubaidah punya BPJS.

Setelah memiliki BPJS, ibu Zubaidah dibawa ke Rumah Sakit Soedarso, rumah sakit propinsi Kalbar yang lebih dekat dari rumah sakit kabupaten Mempawah dimana tempat ibu Zubaidah dan keluarga tinggal sekarang. Di RS. Soedarso, ibu Zubaidah dinyatakan tidak bisa dilakukan tindakan apa-apa lagi, karena kanker sudah menyebar hingga ke paru-paru. Hanya dibekalkan sekantong obat, ibu Zubaidah dan keluarga pulang ke rumah.

Saat pertemuan Kader di kecamatan ini, FL menyempatkan diri menjenguk beliau. Ternyata kankernya sudah pecah, bernanah dan bau. Namun seperti biasa beliau hanya tersenyum, tak ada seringai kepedihan menahan sakit yang terlihat dari wajah tua beliau. Sedih dan heran juga melihatnya, seperti sudah pasrah dengan keadaannya. Beliau selalu tersenyum saja. Ibu Zubaidah rupanya memiliki seorang

(32)

31

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

kakak yang buta dan kurang waras dari kecil, yang selama ini menjadi asuhan dan dinafkahi oleh ibu Zubaidah, menambah rasa miris hati. Sampai kondisi ibu Zubaidah FL ceritakan ke teman-teman pekka seluruh Indonesia, semua menaruh simpati dan memberikan sebagian rezekinya untuk ibu Zubaidah.

Hingga tulisan ini ditulis. Ibu Zubaidah baru saja dibawa ke rumah sakit Rubini kab. Mempawah dengan berbekal uang sumbangan dari teman-teman pekka, dan ternyata, pihak rumah sakit juga memberikan jawaban yang sama dengan RS. Soedarso bahwa tak banyak yang dapat dilakukan pihak rumah sakit selain memberi obat dan memasang selang infus. FL meminta kader Awang, Anita dan teman-teman kelompok beliau yang menemai beliau di rumah sakit Rubini untuk mengambil foto kondisi terkini ibu Zubaidah dan meminta mereka mengadvokasikan ke desa dan anggota Dewan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka supaya memberikan solusi bagi menyelamatkan ibu Zubaidah. Paling tidak mengupayakan BPJS PBI bagi ibu Zubaidah supaya tidak lagi membayar tiap bulan BPJS-nya. Kami juga mengupayakan mencari informasi tentang pengobatan-pengobatan herbal untuk ibu Zubaidah seperti jus kulit manggis dan rebusan daun sirsak. Saat ini, ibu Zubaidah harus rawat inap di rumah sakit Rubini, untuk menambah tenaga beliau.

1. 5. Advokasi Berbasis Data

Untuk mengupayakan perubahan strategis khususnya terkait akses terhadap perlindungan sosial dan pengurusan identitas hukum maka dilakukan advokasi berbasis data. Ada dua kebijakan yang menjadi fokus advokasi tahun 2015 yaitu: 1) Peraturan terkait kemudahan masyarakat mendapatkan layanan satu atap dan murah untuk identitas hukum; 2) Kepastian visibilitas Pekka dalam sistem pendataan nasional

Peraturan terkait kemudahan masyarakat mendapatkan layanan satu atap dan murah untuk identitas hukum

(33)

32

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

2014 2015

Kebijakan Substansi Kebijakan Substansi

Peraturan Mahkamah

(34)

33

Tabel 2. 11 Tabel Produk Kebijakan Terkait Identitas Hukum 2014-2015

Berbagai kebijakan ini telah memudahkan komunitas Pekka dan masyarakat marjinal lainnya mengurus proses hukum untuk mendapatkan identitas hukum bagi diri dan keluarganya. Selama tahun 2015 paling tidak 7,740 kasus identitas hukum seperti akte nikah, akte cerai dan akte kelahiran anak yang mampu diselesaikan oleh paralegal Pekka di 11 wilayah dengan memanfaatkan kebijakan hukum yang telah dikeluarkan oleh pemangku kepentingan melalui pelayanan terpadu. Jumlah melonjak jauh dari tahun 2014 yang hanya 559 kasus dan terbatas di dua wilayah saja. Berbagai instrumen kebijakan implementatif yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat memang mampu meningkatkan akses identitas hukum bagi komunitas Pekka dan komunitas marjinal lainnya.

No Propinsi Permohonan

(35)

34

LAPORAN

AKHIR 2015

PEKKA

Sekarang Kami Punya Identitas Hukum

Jumat pagi tanggal 16 Oktober 2015, Terlihat wajah sumringah dan harap – harap cemas dari 70 pasang suami istri yang saat ini tengah duduk di halaman belakang Kantor Bupati Ogan Komering Ilir (OKI)

Sumatera Selatan menanti nama mereka dipanggil oleh petugas. Hari seperti ini merupakan hari yang ditunggu–tunggu bukan hanya oleh 70 pasang tersebut tetapi juga oleh ratusan bahkan ribuan pasang suami istri yang ada di kabupaten OKI. Hari adanya pengakuan atas perkawinan mereka

setelah berpuluh tahun mereka hidup sebagai suami istri tapi tanpa pengakuan oleh negara. Saat ini mereka telah bersiap untuk disidang oleh hakim pengadilan Agama dalam proses untuk mendapatkan pengesahan pernikahan melalui sidang itsbat. Rencananya melalui kegiatan Pelayanan Terpadu (Yandu) kerjasama antara PA, Kemenag dan Disdukcapil yang difasilitasi oleh Pemda OKI ini peserta akan mendapatkan identitas hukumnya yaitu buku nikah dan akta kelahiran bagi anak-anak mereka.

Peserta Yandu dari 2 kecamatan yaitu kecamatan Pedamaran dan Pangkalan Lampam tersebut sangat senang karena saat ini mereka bisa mendapatkan identitas hukumnya. Apalagi masyarakat tidak dipungut biaya, semua pendanaan dari Pemda termasuk biaya transportasi peserta. Kegiatan saat itu pun berjalan dengan lancar dan nyaman.

Hal ini tidak terlepas dari usaha Pekka untuk melakukan advokasi atas hak dasar masyarakat yang ada di lingkungannya dalam memperoleh identitas. Tahun 2012 kader pekka mencoba mendata tentang kepemilikan surat nikah. Ternyata banyak sekali warga yang tidak punya surat nikah. Dari data tersebut ibu-ibu pekka mencoba berkoordinasi baik dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat akan kebutuhan surat nikah tersebut. Akhirnya pada tahun 2015 Pemda Kabupaten OKI, mengeluarkan dana anggaran untuk 750 pasang suami dan istri untuk mendapatkan Surat Nikah dan akta kelahiran untuk anak-anak mereka. Bahkan pemerintah akan melaksanakan program tersebut secara berkelanjutan sampai semua pasangan suami istri dan masyarakat di kabupaten OKI mempunyai identitas.

Gambar 2. 11 Proses Itsbat Nikah di Belakang Kantor Bupati Ogan Komering Ilir

Gambar

Tabel 2. 1 Tabel Perkembangan Kelompok Pekka per Desember 2015
Gambar 2. 2 Wilayah Kerja PEKKA
Gambar 2. 3 Salah satu rumah adat yang ada di Desa Tasik Mentodo
Tabel 2. 5 Tabel Hasil SMS Monitoring Berdasarkan Kategori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Puskesmas Kalik Informasi bagi pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan penyuluhan yang lebih

Siswa yang mengajukan pertanyaan .Siswa yang berkomunikasi dengan guru.Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.Siswa yang dapat menyimpulkan materi yang telah

Kemampuan masyarakat dalam mengakses kebutuhan informasi masih belum merata antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan.

Demikian pula halnya dengan program-program pemerintah, seperti misalnya Program K-4 yang merupakan program untuk ibu hamil untuk frekuensi kunjungan paling sedikit empat

tidak dapat tercapai secara maksimal. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat penting untuk memfasilitasi pemahaman siswa tentang materi pelajaran. Media dapat

Kuisioner post-test terdiri dari enam soal: (A) Ketertarikan peserta dalam mengetahui tanaman buah naga lebih banyak lagi setelah mengikuti penyuluhan (B) Ketertarikan

Pelaksanaan penyuluhan kesehatan yang dilakukan di Desa Lalang Inggar, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang pada wanita usia subur dan ibu-ibu yang memiliki

Berdasarkan hasil pengujian usability di aplikasi Ruangguru dengan menggunakan metode Heuristic Evaluation diperoleh nilai 76,75 % yang dapat dikatakan bahwa