• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN 4

E. Kegiatan

Kegiatan yang ditetapkan oleh Biro Hukum adalah Peningkatan Layanan Prima di Bidang Hukum yang bertujuan agar meningkatnya layanan prima yang diberikan oleh Biro Hukum. Berikut adalah uraian Kegiatan dengan sasaran kegiatan dan indikator pengukurannya sebagai berikut:

Tabel 2. Kegiatan Biro Hukum

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN SK 1 Terwujudnya harmonisasi

peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1 Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

IKK 1.2 Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro

Hukum

IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum minimal A

IKK 2.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 8

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045. Lima arahan Presiden tersebut mencakup Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi. Terkait Penyederhanaan Regulasi difokuskan pada Inventarisasi regulasi, Identifikasi masalah dan stakeholder, Evaluasi regulasi yang bermasalah, dan Mencabut yang tidak diperlukan, merevisi yang diperlukan tetapi berkualitas buruk, dan mempertahankan yang baik dan diperlukan. RPJPN 2005-2025, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden menjadi landasan utama penyusunan RPJMN 2020–2024, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan sesuai kerangka pikir, yaitu:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan.

2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan.

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing.

4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan.

5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar.

6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim.

7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.

A.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan kebudayaan pada kurun waktu 2020-2024 dalam rangka mendukung pencapaian 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita Kedua) dan tujuan Kemendikbud melalui Kebijakan Merdeka Belajar yang bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi. Selain itu, fokus pembangunan pendidikan dan pemajuan kebudayaan diarahkan pada pemantapan budaya dan karakter bangsa melalui perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan serta pengembangan kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penyerapan nilai baru dari kebudayaan global secara positif dan produktif.

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 9 Gambar 1. Kebijakan Merdeka Belajar

A.3. Arah Kebijakan dan Strategi Sekretariat Jenderal

Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kemendikbud mencakup seluruh aspek manajemen internal Kemendikbud dengan menjalankan peran sebagai “penyedia layanan umum” bagi seluruh unit kerja Kemendikbud sekaligus sebagai “simpul penghubung” antar unit utama serta antara Kemendikbud dengan lembaga eksternal lainnya. Sasaran strategis yang ditetapkan Sekretariat Jenderal Kemendikbud sesuai tugas dan fungsi tersebut adalah berkomitmen untuk melakukan penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Dengan mempertimbangkan tujuan Setjen untuk membentuk sebuah sistem tata kelola Kementerian yang partisipatif, transparan dan akuntabel untuk mendukung transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan melalui keterlibatan para pemangku kepentingan, diperlukan beragam strategi. Strategi Sekretariat Jenderal terkait bidang hukum adalah Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas yang dapat diuraikan sebagai Pemberdayaan dan pelibatan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas distribusi anggaran, pembiayaan pendidikan untuk memastikan bahwa seluruh warga negara Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang layak, penumbuhan Karakter untuk mewujudkan pelajar Indonesia sebagai Pelajar Pancasila, peningkatan prestasi pelajar Indonesia, koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum, dan koordinasi dan kolaborasi untuk peningkatan kerja sama pendidikan.

A.4. Arah Kebijakan dan Strategi Biro Hukum

Arah kebijakan dan strategi Biro Hukum berfokus pencapaian Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal yang terkait dengan Peningkatan layanan prima di bidang hukum adalah melalui Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas melalui Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum.

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 10

B. KERANGKA REGULASI

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis Kemendikbudristek di bidang hukum, terdapat beberapa rancangan regulasi yang diprioritaskan sesuai bidang tugas Kemendikbudristek yang merupakan bagian dari tugas dan fungsi Biro Hukum pada periode waktu tahun 2020-2024 adalah sebagaimana dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2020-2024 dan lampiran dokumen ini. Selain itu terdapat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 101/P/2022 tentang Program Penyusunan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2022 yang memuat rencana pembentukan peraturan tahun 2022 dan terdapat dalam lampiran dokumen ini.

C. KERANGKA KELEMBAGAAN

Dalam rangka mencapai visi, misi, dan strategi Biro Hukum sebagaimana telah dijabarkan pada bab sebelumnya, Biro Hukum didukung oleh kerangka kelembagaan yang mencakup struktur organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara yang efektif dan efisien agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Kemendikbudristek secara optimal. Kerangka kelembagaan dimaksudkan agar penataan organisasi sejalan dan mendukung pencapaian sasaran strategis, serta mendorong efektivitas kelembagaan melalui ketepatan struktur organisasi, ketepatan proses (tata laksana) organisasi, serta pencegahan duplikasi tugas dan fungsi organisasi.

C.1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi disebutkan bahwa Biro Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Biro (Eselon II) yang dibantu oleh Kepala Subbagian Tata Usaha (Eselon IV), dan Kelompok Jabatan Fungsional (Umum dan Khusus), maka struktur organisasi Biro hukum adalah seperti gambar berikut ini:

Gambar 2. Struktur Organisasi Biro Hukum KEPALA BIRO HUKUM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KEPALA SUBBAGIAN

TATA USAHA

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 11

C.2. Sumber Daya Manusia

Kebijakan pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berintegritas, profesional, dan kompeten berdasarkan sistem merit sesuai bidang tugasnya sehingga mampu mendukung pencapaian tujuan Kemendikbud. Untuk memastikan ketersediaan SDM tersebut, strategi utama yang dilakukan dalam pengelolaan SDM adalah melalui proses rekrutmen yang transparan untuk mendapatkan talent terbaik, peningkatan kompetensi pegawai sesuai kebutuhan organisasi, serta penerapan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment) dalam rangka meningkatkan kinerja seluruh ASN.

1. Kondisi ASN Biro Hukum Saat Ini

Jumlah pegawai ASN Biro Hukum sampai saat ini berjumlah 45 orang yang terdiri dari 1 (satu) orang eselon II/Kepala Biro, 1 (satu) orang eselon IV/Kepala Subbagian Tata Usaha, dan 51 (lima puluh satu) orang pegawai dengan Jabatan Fungsional Umum dan Tertentu.

2. Proyeksi Kebutuhan ASN Tahun 2020-2024

Kebutuhan ASN tahun 2020-2024 didasarkan pada kebutuhan organisasi sesuai hasil analis beban kerja dalam rangka pencapaian tujuan Biro Hukum. Disamping itu, proyeksi kebutuhan SDM juga mempertimbangkan jumlah pegawai yang pensiun dari tahun ke tahun, dengan memperhitungkan efektivitas dan efisiensi kerja.

C.3. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi internal Kemendikbudristek merupakan upaya sistematis, terpadu, dan komprehensif untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang meliputi aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik di lingkungan Kemendikbudristek. Reformasi birokrasi dihadapkan pada upaya mengatasi masalah inefisiensi, inefektivitas, tidak profesional, tidak netral, tidak disiplin, tidak patuh pada aturan, rekrutmen ASN tidak transparan, belum ada perubahan paradigma (mindset), KKN yang masih terjadi di berbagai jenjang pekerjaan, abdi masyarakat yang belum sepenuhnya terwujud, pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif, dan kredibel, pelayanan publik belum berkualitas dan pelayanan publik prima (mudah, murah, cepat, dan lebih baik) belum sepenuhnya terbangun secara luas. Selain itu, Kemendikbudristek juga terus melanjutkan dan mengoptimalkan pelaksanaan reformasi birokrasi yang sudah berjalan baik meliputi delapan area perubahan, yakni:

1. Manajemen Perubahan 2. Penguatan Pengawasan

3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 4. Penguatan Kelembagaan 5. Penguatan Tata Laksana

6. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur 7. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 12

Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Biro Hukum bertanggungjawab pada area perubahan Penguatan Peraturan Perundang-undangan dengan indikator dan kondisi yang ingin dicapai yaitu Deregulasi Kebijakan dengan rincian sebagai berikut:

a. Indikator

1) Aspek Pemenuhan: Harmonisasi dan Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan Perundang-undangan.

2) Aspek Hasil Antara: Belum ada, namun dimungkinkan ada jika terdapat penilaian yang relevan; dan

3) Aspek Reform: Peran Kebijakan (memiliki peta keterkaitan dengan kebijakan lain, mempermudah dan efisiensi pelayanan utama) dan Penyelesaian Kebijakan (sesuai dengan program legislasi).

b. Kondisi yang Ingin Dicapai

1) Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah.

2) Meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan kementerian; dan 3) Menurunnya kebijakan yang menghambat investasi/perizinan/kemudahan berusaha.

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 13

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. TARGET KINERJA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kemendikbudristek di bidang hukum serta mendukung tercapainya kebijakan Sekretariat Jenderal, Biro Hukum menetapkan target kinerja yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata yang mencerminkan keberhasilan (outcome) dari satu atau beberapa kegiatan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian dimaksud setiap sasaran strategis dan program diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program sebagai berikut:

Tabel 3. Target Kinerja Biro Hukum KODE WA Program Dukungan Manajemen

1981 Peningkatan layanan prima di bidang hukum

SK 1 Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1

Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

% 100 100 100 100

IKK 1.2

Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di

lingkungan Kemendikbudristek % 100 100 100 100

SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro Hukum IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum

minimal A Predikat BB A A A

IKK 2.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91

Nilai 91 93 94 95

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 14

B. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, pengalokasian pendanaan selama periode 2020-2024 berpedoman pada tugas dan fungsi serta beban kerja yang menjadi tanggung jawab Biro Hukum. Penjelasan mengenai rancangan pendanaan selama lima tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Target Pendanaan Biro Hukum KODE

URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/

SASARAN KEGIATAN/

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

SATUAN BASELINE

2020 2022 2023 2024 WA Program Dukungan Manajemen

1981 Peningkatan layanan prima di bidang hukum

SK 1 Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1

Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

% 100 100 100 100

IKK 1.2

Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek

% 100 100 100 100

SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro Hukum IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum

minimal A Predikat BB A A A

IKK 2.2

Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro

Hukum minimal 91 Nilai 91 93 94 95

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 15

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Biro Hukum ini disusun dalam rangka membantu Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam mewujudkan pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkarakter yang menjadi fokus Presiden dan Wakil Presiden pada RPJMN. Oleh karena itu, diharapkan Renstra Biro Hukum ini disusun untuk membawa perubahan dalam rangka penguatan akuntabilitas dan transparansi tata kelola pendidikan dan kebudayaan terkait di bidang hukum dan menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Hukum serta dapat memberikan dukungan optimal terhadap pencapaian sasaran dan tujuan Sekretariat Jenderal.

Rencana Strategis ini telah menjabarkan dukungan Biro Hukum atas visi dan misi Kemendikbudristek beserta sasaran nasional dalam rangka mencapai sasaran program Presiden dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Oleh karena itu, Renstra ini menggambarkan secara jelas keterkaitan antara sasaran strategis Kementerian, sasaran program Sekretariat Jenderal, dan sasaran kegiatan Biro Hukum, serta dilengkapi dengan indikator keberhasilannya guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemanfaatan APBN.

Renstra Biro Hukum ini digunakan sebagai pedoman dan arah pembangunan pendidikan dan kebudayaan di bidang hukum yang hendak dicapai pada periode 2020-2024 baik bagi unit kerja di lingkup Kementerian, ataupun sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di sektor pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, Renstra ini merupakan dasar dan acuan bagi Biro Hukum untuk menyusun: (1) Rencana Strategis; (2) Rencana Kerja (Renja) dan RKA-KL; (3) Koordinasi perencanaan dan pengendalian kegiatan; (4) Laporan Tahunan; dan (5) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Selain yang diuraikan di atas, Renstra ini diharapkan bisa dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh pegawai di lingkungan Biro Hukum dan para pemangku kepentingan lain. Dengan demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan pembangunan pendidikan dan kebudayaan terutama di bidang hukum, termasuk memberi kritik, evaluasi, rekomendasi, dan kontribusi nyata. Pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil pembangunan pendidikan dan kebudayaan terutama di bidang hukum selama lima tahun mendatang.

Renstra ini merupakan kristalisasi keinginan, cita-cita, dan komitmen bersama Biro Hukum tentang kondisi ideal yang ingin dicapai secara bersama, dengan mempertimbangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki, kelemahan, permasalahan, dan faktor perubahan lainnya dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

LAMPIRAN I : DEFINISI OPERASIONAL Program : Dukungan Manajemen

SK : Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK : 5.4.1.5. Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

Definisi

Indikator ini digunakan untuk mengukur jumlah peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan harmonisasi dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan lainnya di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Hasil pelaksanaan harmonisasi dapat digunakan untuk melakukan simplifikasi atau deregulasi peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan.

Kebutuhan atas pembentukan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi dilakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan substansi pengaturan. Pemetaan kebutuhan substansi pengaturan dimaksud dituangkan dalam Program Penyusunan Peraturan (Progsun) dan Program Deregulasi Peraturan Perundang-Undangan.

Deregulasi peraturan adalah proses pencabutan atau pengurangan peraturan perundang-undangan yang tidak relevan dengan kebutuhan pengaturan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan bahwa Peraturan Perundang-Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Menteri, Rancangan Peraturan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, atau Rancangan Peraturan dari Lembaga Nonstruktural oleh Perancang Peraturan Perundang-undangan bahwa Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang selanjutnya disebut Pengharmonisasian adalah proses penyelarasan substansi rancangan peraturan perundang-undangan dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, sehingga menjadi peraturan perundang-undangan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kerangka sistem hukum nasional.

Kriteria harmonisasi dikatakan telah selesai yaitu sampai adanya dokumen surat permohonan harmonisasi dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kepada Kementerian Hukum dan HAM.

Metode Perhitungan

% =#

$× &''%

Keterangan:

A = Jumlah peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah dilakukan harmonisasi.

B = Jumlah peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang diusulkan.

Satuan : Persen (%)

Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Data usulan rancangan peraturan perundang-undangan Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

Program : Dukungan Manajemen

SK : Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK : 5.4.1.6. Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek

Definisi

Indikator ini digunakan untuk menunjukan kualitas penanganan masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Masalah hukum adalah masalah yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian yang mengarah pada proses hukum yang belum masuk ke pengadilan, sedangkan Perkara adalah masalah yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian yang mengarah pada proses hukum yang sudah masuk ke pengadilan.

Masalah Hukum terdiri atas Pendampingan Pidana dan Non Litigasi, sedangkan Perkara terdiri atas Perkara Perdata, Tata Usaha Negara, Uji Materiil MA/MK.

Masalah hukum dan perkara yang ditangani adalah masalah hukum dan perkara yang ditindaklanjuti oleh Biro Hukum sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Masalah hukum dan perkara yang ditangani adalah masalah hukum dan perkara yang berkaitan dengan kepentingan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang kemudian dilakukan proses penanganan oleh Biro Hukum sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS) yang berlaku.

Metode Perhitungan

% =#

$× &''%

Keterangan:

A = Jumlah masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah ditangani.

B = Jumlah masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang masuk.

Satuan : Persen (%)

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Data laporan dan inventarisasi masalah hukum dan perkara Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

Program : Dukungan Manajemen

SK : Meningkatnya tata kelola Biro Hukum

IKK : 5.3.4.3. Predikat SAKIP Biro Hukum minimal A Definisi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah (Perpres 29 Tahun 2014).

Menurut Perpres 29 Tahun 2014, bahwa penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan:

1. Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja; adalah unit instansi pemerintah pusat selaku kuasa pengguna anggaran yang melakukan kegiatan pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data kinerja.

2. Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; adalah instansi pemerintah pusat yang melakukan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja tingkat eselon I.

3. Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga; adalah unit kerja kementerian negara/lembaga yang melakukan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja tingkat kementerian negara/Lembaga.

Selanjutnya, penyelenggaraan SAKIP mencakup:

1. Rencana Strategis;

2. Perjanjian Kinerja;

3. Pengukuran Kinerja;

4. Pengelolaan Data Kinerja;

5. Pelaporan Kinerja;

6. Reviu dan Evaluasi Kinerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 88 Tahun 2021, hasil penilaian SAKIP dikategorikan sebagai berikut:

Nilai Predikat Interpretasi

> 90 – 100 AA Sangat Memuaskan

> 80 – 90 A Memuaskan

> 70 – 80 BB Sangat Baik

> 60 – 70 B Baik

> 50 – 60 CC Cukup (Memadai)

> 30 – 50 C Kurang

> 0 – 30 D Sangat Kurang

Metode Perhitungan

Nilai SAKIP didasarkan pada 4 komponen penilaian, yaitu:

Komponen Bobot Penilaian

1. Perencanaan Kinerja 30%

2. Pengukuran Kinerja 30%

3. Pelaporan Kinerja 15%

4. Evaluasi Internal 25%

Total Nilai 100%

Satuan : Predikat

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Hasil Evaluasi SAKIP yang dikeluarkan oleh Biro Perencanaan, Setjen Kemendikbudristek

Polarisasi Indikator : Maksimal Periode Pengumpulan Data : Tahunan

Program : Dukungan Manajemen

SK : Meningkatnya tata kelola Biro Hukum

IKK : 5.3.13.4. Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91 Definisi

Kinerja Anggaran adalah capaian kinerja atas penggunaan anggaran yang tertuang dalam dokumen anggaran Kementerian/Lembaga.

Nilai kinerja anggaran adalah nilai tertimbang dari Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) dan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

Berdasarkan PMK Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L, IKPA adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian perencanaan dan penganggaran, efektivitas pelaksanaan kegiatan, kepatuhan terhadap regulasi, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan PMK Nomor 22/PMK.02/2021 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, EKA adalah proses untuk melakukan pengukuran, penilaian, dan analisis atas Kinerja Anggaran tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran sebelumnya untuk menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan Kinerja Anggaran.

Metode Perhitungan

Untuk Menghitung nilai kinerja anggaran dan pelaksanaan RKA-K/L, digunakan rumus berikut ini:

()*+) ,)-./0+ #-11+/+-=[2'%×()*+) 3,#]+[4'%×()*+) 5,6#]

Nilai EKA diambil dari aplikasi SMART DJA.

Nilai IKPA diambil dari aplikasi Online Monitoring Sistem Pelaksanaan Anggaran Negara (OM-SPAN).

Satuan : Nilai

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : SPASIKITA (Terintegrasi dengan Smart DJA) Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

LAMPIRAN II : KERANGKA REGULASI NO ARAH KERANGKA REGULASI

DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN 1 Revisi Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Menyesuaikan substansi pengaturan dengan perkembangan pendidikan serta sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan lain antara lain Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Hal-hal yang menjadi fokus perubahan yaitu:

1. Penataan kembali jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

2. Pembagian wewenang penyelenggaraan pengelolaan pendidikan.

3. Konsep kebebasan dalam menentukan minat pembelajaran (merdeka belajar dan kampus

3. Konsep kebebasan dalam menentukan minat pembelajaran (merdeka belajar dan kampus

Dokumen terkait