• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Juni 2022 Kepala Biro Hukum, Dian Wahyuni NIP RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Juni 2022 Kepala Biro Hukum, Dian Wahyuni NIP RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya.

Rencana Strategis (Renstra) Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun 2020-2024 telah disusun.

Renstra ini disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 dan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam proses penyusunannya, dilakukan melalui berbagai tahapan, antara lain mengidentifikasi, memverifikasi, menganalisis data, dan partisipasi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Biro Hukum. Renstra Biro Hukum tahun 2020-2024 ini memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Biro Hukum selama 5 (lima) tahun mendatang.

Renstra Biro Hukum Tahun 2020-2024 ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Biro Hukum selama 5 (lima) tahun mendatang dan digunakan sebagai pedoman dan arah pembangunan pendidikan dan kebudayaan di bidang hukum serta merupakan dasar dan acuan bagi Biro Hukum dalam Penyusunan dan Penetapan Rencana Kerja Tahunan (Renja) dan RKA-KL, Pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan, dan Pemantauan dan Evaluasi (Renja, Renstra, dan LAKIN).

Renstra ini penting untuk dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh pejabat dan pegawai dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian program dan kegiatan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel secara terintegrasi, sinergis dan berkesinambungan sebagaimana di amanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Semoga Yang Maha Kuasa selalu memberikan rahmat, taufik, dan hidayah serta kekuatan kepada kita semua dalam mewujudkan cita-cita dan keinginan sebagaimana tertuang dalam tujuan Biro Hukum.

Jakarta, 30 Juni 2022 Kepala Biro Hukum,

Dian Wahyuni

NIP 196210221988032001

(3)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 II

DAFTAR ISI

No.

Kata Pengantar ………... I Daftar Isi ………. II Daftar Gambar ……… III Daftar Istilah ………... IV

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Kondisi Umum ………... 1

B. Potensi dan Permasalahan ……….. 2

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN 4 A. Visi ……… 4

B. Misi ………... 4

C. Tata Nilai ………... 5

D. Tujuan ………. 5

E. Kegiatan ……….. 7

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 8 A. Arah Kebijakan dan Strategi ………. 8

B. Kerangka Regulasi ………... 10

C. Kerangka Kelembagaan ……… 10

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 13 A. Target Kinerja ……… 13

B. Kerangka Pendanaan ……… 14

BAB V PENUTUP 15

Lampiran I. Definisi Operasional ………..

Lampiran II. Kerangka Regulasi ………....

Lampiran III. Program Penyusunan Peraturan Menteri Tahun 2022 ……….

(4)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 III

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL NO

Tabel 2.1 Tujuan Strategis Biro Hukum 5

Tabel 2.2 Sasaran Strategis Biro Hukum 6

Tabel 2.3 Program dan Sasaran Program Biro Hukum 7

Tabel 2.4 Kegiatan dan Sasaran Kegiatan Biro Hukum 7

Tabel 3.1 Target Kinerja Biro Hukum 13

Tabel 3.2 Kerangka Pendanaan Biro Hukum 14

(5)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 IV

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR NO

Gambar 3.1 Kebijakan Merdeka Belajar 9

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Biro Hukum 10

(6)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 V

DAFTAR ISTILAH

ISTILAH KETERANGAN

ASN Aparatur Sipil Negara

EKA Evaluasi Kinerja Anggaran

IKK Indikator Kinerja Kegiatan

IKP Indikator Kinerja Program

IKPA Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran IKSS Indikator Kinerja Sasaran Strategis

KEMENDIKBUDRISTEK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

LAKIN Laporan Kinerja

PK Perjanjian Kinerja

PMPRB Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

RENJA Rencana Kerja

RENSTRA Rencana Strategis

RKA-K/L Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga

RKT Rencana Kinerja Tahunan

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional SAKIP Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

SK Sasaran Kegiatan

SP Sasaran Program

SS Sasaran Strategis

(7)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 1

BAB I

PENDAHULUAN

Rencana Strategis Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi disusun berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

A. KONDISI UMUM

Kebijakan penguatan tata kelola di lingkungan Kemendikbudristek yang terkait dengan tugas dan fungsi Biro Hukum adalah peningkatan layanan prima di bidang hukum. Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan layanan prima di bidang hukum yang sesuai dengan tugas dan fungsi tugas Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, kajian, dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta advokasi hukum yang dalam hal ini tugas melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, kajian, dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta advokasi hukum. Dalam periode Renstra Tahun 2020-2024, Biro Hukum memiliki peran aktif dan posisi yang sangat strategis dalam memberikan kontribusi dalam peningkatan layanan prima di bidang hukum selama 5 (lima) tahun kedepan. Hal tersebut, sesuai dengan peran dan fungsinya.

A.1. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disebutkan bahwa Biro Hukum mempunyai tugas Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, kajian, dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta advokasi hukum di lingkungan Kementerian dan urusan ketatausahaan Biro. Dalam melaksanakan tugas diatas, Biro Hukum menyelenggarakan fungsi- fungsi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan.

b. Sinkronisasi peraturan perundang-undangan.

c. Pelaksanaan kajian dan penelaahan peraturan perundang-undangan;

d. Penyusunan peraturan perundang-undangan;

e. Pelaksanaan penelaahan kasus dan masalah hukum di lingkungan Kementerian;

f. Pelaksanaan advokasi hukum kepada satuan organisasi dan pegawai di lingkungan Kementerian;

(8)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 2

g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum; dan

h. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Biro.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Renstra Biro Hukum tahun 2020-2024 berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam waktu lima tahun, yaitu pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2021. Analisis lingkungan strategis Biro Hukum meliputi kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan kondisi eksternal (peluang dan tantangan). Oleh karena itu, perlu memperhitungkan berbagai potensi, peluang, dan kendala yang mungkin timbul dalam kurun waktu tersebut. Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan untuk menentukan strategi yang tepat agar dapat melaksanakan misi untuk mencapai visi Biro Hukum. Uraian lengkap mengenai potensi lingkungan strategis sebagai berikut:

B.1. Lingkungan Internal

Dalam menyusun rencana strategis 2020-2024, diperlukan analisis kondisi internal dalam pemberian layanan prima di bidang hukum untuk pendidikan dan kebudayaan pada periode 2015- 2019 sebagai referensi untuk mengetahui capaian dan permasalahan yang terjadi. Analisis terhadap lingkungan internal Biro Hukum memperlihatkan unsur-unsur kekuatan dan kelemahan organisasi sebagai berikut:

a. Kekuatan

• Biro Hukum memiliki tenaga yang terampil dan berpengalaman di bidang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan advokasi hukum;

• Komitmen tinggi dari pimpinan di lingkungan Biro Hukum;

• Komunikasi yang baik antar koordinator kerja di lingkungan Biro Hukum;

• Lingkungan dan suasana kerja yang baik dan kondusif;

• Adanya terobosan inovasi dengan memanfaatkan TIK dalam pelayanan penyusunan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum.

b. Kelemahan

• Masih kurangnya tenaga penyusun peraturan perundang-undangan dan belum semua menjalani diklat jabatan fungsional perancang peraturan perundang-undangan;

• Etos kerja pegawai masih relatif rendah;

• Mekanisme kerja belum diterapkan secara optimal;

• Beban kerja masih belum merata;

• Belum optimalnya pemanfaatan dan pendayagunakan TIK dalam pelaksanaan pekerjaan terkait substansi.

B.2. Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal Biro Hukum memperlihatkan unsur peluang dan tantangan organisasi antara lain sebagai berikut:

(9)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 3

a. Peluang

• Keinginan untuk meningkatkan akses pemberian layanan prima di bidang peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum lebih luas;

• Peningkatan akses pengkajian regulasi/kebijakan dibidang pendidikan dan kebudayaan;

dan

• Meningkatkan Kerja sama yang baik dengan Kementerian/Lembaga/Instansi terkait.

b. Tantangan

• Optimalisasi layanan di bidang peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum lebih luas;

• Belum maksimalnya pengkajian atas regulasi/kebijakan dibidang pendidikan dan kebudayaan;

• Mengembangkan kerja sama yang baik dengan Kementerian/Lembaga/Instansi terkait;

B.3. Faktor Penentu Keberhasilan

Faktor-faktor penentu keberhasilan berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pelaksanaan misi organisasi. Dari identifikasi faktor penentu keberhasilan selanjutnya dilakukan analisis dalam rangka menentukan tingkat urgensi dan dampak potensialnya dan kemudian dilanjutkan dengan penentuan skala prioritas. Faktor-faktor penentu keberhasilan pelaksanaan Renstra Biro Hukum tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

• Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), baik dari segi jumlah, kualifikasi, mutu, komitmen, dan pengalaman yang memadai serta Ketersediaan tenaga yang profesional dalam bentuk jabatan fungsional tertentu;

• Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan mengikuti perkembangan jaman;

• Ketersediaan dana yang cukup memadai untuk mendukung terlaksananya program dan kegiatan; Adanya kerja sama dan dukungan yang baik dari unit-unit kerja di lingkungan internal dan pihak eksternal terkait;

• Adanya dukungan kebijakan dari pimpinan dalam pengembangan, pendayagunaan, dan pengelolaan TIK;

• Adanya kesadaran para pegawai dalam memanfaatkan TIK dalam pelaksanaan tugas dan fungsi; dan

• Adanya kemampuan manajemen Biro Hukum dalam memberikan pelayanan serta pengembangan, pedayagunaan, dan pengelolaan TIK untuk pendidikan.

(10)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 4

BAB II

VISI, MISI, TATA NILAI, DAN TUJUAN

Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap instansi pemerintah. Hal tersebut merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban instansi pemerintah kepada masyarakat atas penggunaan anggaran negara. Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik tersebut diantaranya dengan memperbaiki sistem tata kelola di bidang hukum. Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas bagi organisasi, rencana strategis Biro Hukum mutlak dirumuskan. Dalam rumusannya, Renstra Biro Hukum diselaraskan dengan rencana strategis Sekretariat Jenderal tahun 2020-2024. Renstra ini juga digunakan sebagai pedoman dalam pemantauan dan pengendalian pencapaian visi, misi, dan tujuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum yang dapat diuraikan sebagai berikut:

A. VISI

Visi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2020-2024 adalah mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbudristek mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, Kemendikbudristek dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.

Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbudristek sesuai dengan tugas dan kewenangannya berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

B. MISI

Dalam rangka mendukung pencapaian Visi Presiden, Kemendikbudristek sesuai tugas dan kewenangannya, melaksanakan Misi Presiden yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yaitu menjabarkan misi nomor (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; nomor (5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; dan nomor (8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan

(11)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 5

terpercaya. Untuk itu, misi Kemendikbudristek dalam melaksanakan Nawacita kedua tersebut adalah sebagai berikut: 1) Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi; 2) Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan sastra; dan 3) Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.

C. TATA NILAI

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan konsisten bagi seluruh pegawai di lingkungan Biro Hukum guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi. Tata nilai yang diutamakan untuk menyukseskan pelaksanaan Renstra Biro Hukum 2020-2024 ini adalah ‘TEGAS’ yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Transparan

Biro Hukum menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan tugas dan fungsinya, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

2. Efesien dan Efektif

Biro Hukum menyederhanakan proses dan pengorganisasian dengan memaksimalkan anggaran untuk menghasilkan layanan yang optimal.

3. Gesit

Biro Hukum giat dan cekatan dalam melaksanakan pelayanan yang menjadi tugas dan fungsinya.

4. Akuntabel

Biro Hukum mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam setiap penyelenggaraan kegiatan.

5. Solusi

Biro Hukum senantiasa memberikan saran/jalan keluar yang terbaik bagi setiap permasalahan hukum sesuai kewenangannya.

D. TUJUAN

Tujuan Kemendikbudristek yang pencapaiannya didukung oleh Biro Hukum adalah Penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel (T.5) terutama dalam bidang Hukum yaitu layanan peraturan perundang-undangan dan layanan advokasi hukum.

Berdasarkan Tujuan Strategis Kemendikbudristek diatas serta dalam rangka mencapai visi dan misi Biro Hukum selama tahun 2020-2024, Tujuan Biro Hukum dapat dijabarkan sebagai berikut:

(12)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 6 Tabel 1. Tujuan Biro Hukum

NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN TARGET KEBERHASILAN

(TAHUN 2024) 1. Meningkatnya pelaksanaan

reformasi birokrasi Biro Hukum Nilai PMPRB Biro Hukum 91

2.

Meningkatnya akuntabilitas layanan dan pengelolaan anggaran Biro Hukum

Predikat SAKIP Biro Hukum A Capaian Nilai Kinerja Anggaran

Biro Hukum Sangat Baik

1. Meningkatnya pelaksanaan reformasi birokrasi Biro Hukum

Tujuan ini bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan reformasi birokrasi Biro hukum melalui indikator tujuan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Biro Hukum, dalam hal ini Biro Hukum bertanggungjawab atas pelaksanaan Deregulasi Kebijakan. Usaha yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan deregulasi kebijakan adalah sebagai berikut:

Ø Penyusunan Peraturan Menteri yang memenuhi kriteria dalam Perpres 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga;

Ø Pelibatan Kementerian/Lembaga lain dalam penyusunan peraturan perundang-undangan dan harmonisasi (Kemenkumham);

Ø Penyederhanaan kebijakan penetapan yang sebelumnya dengan Peraturan Menteri menjadi Keputusan Menteri; dan

Ø Deregulasi dan simplifikasi dengan penggabungan dengan cara menetapkan satu peraturan yang baru dengan menggantikan beberapa peraturan yang lama.

Tujuan ini mempunyai target keberhasilan yang ingin dicapai pada akhir tahun Renstra 2024, yaitu Nilai PMPRB sebesar 91.

2. Meningkatnya akuntabilitas layanan dan pengelolaan anggaran Biro Hukum

Tujuan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas layanan dan pengelolaan anggaran Biro hukum melalui indikator tujuan Predikat SAKIP Biro Hukum agar menciptakan organisasi yang partisipatif, efektif, transparan, dan akuntabel serta mendukung transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan khususnya di bidang hukum. Selain itu, terdapat indikator tujuan Capaian Nilai Kinerja Anggaran Biro Hukum agar penilaian terhadap kinerja anggaran atau capaian Kinerja dapat terpantau, terevaluasi dan terlaporkan dengan baik. Tujuan ini mempunyai target keberhasilan yang ingin dicapai pada akhir tahun Renstra 2024, yaitu Predikat SAKIP dengan nilai A dan Capaian Nilai Kinerja Anggaran Biro Hukum dengan kategori Sangat Baik.

(13)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 7

E. KEGIATAN

Kegiatan yang ditetapkan oleh Biro Hukum adalah Peningkatan Layanan Prima di Bidang Hukum yang bertujuan agar meningkatnya layanan prima yang diberikan oleh Biro Hukum. Berikut adalah uraian Kegiatan dengan sasaran kegiatan dan indikator pengukurannya sebagai berikut:

Tabel 2. Kegiatan Biro Hukum

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN SK 1 Terwujudnya harmonisasi

peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1 Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

IKK 1.2 Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro

Hukum

IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum minimal A

IKK 2.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91

(14)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 8

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045. Lima arahan Presiden tersebut mencakup Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi, Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi. Terkait Penyederhanaan Regulasi difokuskan pada Inventarisasi regulasi, Identifikasi masalah dan stakeholder, Evaluasi regulasi yang bermasalah, dan Mencabut yang tidak diperlukan, merevisi yang diperlukan tetapi berkualitas buruk, dan mempertahankan yang baik dan diperlukan. RPJPN 2005-2025, Visi Indonesia 2045, dan Visi Misi Presiden menjadi landasan utama penyusunan RPJMN 2020–2024, yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan sesuai kerangka pikir, yaitu:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan.

2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan.

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing.

4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan.

5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar.

6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim.

7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.

A.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian

Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan kebudayaan pada kurun waktu 2020-2024 dalam rangka mendukung pencapaian 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita Kedua) dan tujuan Kemendikbud melalui Kebijakan Merdeka Belajar yang bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi. Selain itu, fokus pembangunan pendidikan dan pemajuan kebudayaan diarahkan pada pemantapan budaya dan karakter bangsa melalui perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan serta pengembangan kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penyerapan nilai baru dari kebudayaan global secara positif dan produktif.

(15)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 9 Gambar 1. Kebijakan Merdeka Belajar

A.3. Arah Kebijakan dan Strategi Sekretariat Jenderal

Tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kemendikbud mencakup seluruh aspek manajemen internal Kemendikbud dengan menjalankan peran sebagai “penyedia layanan umum” bagi seluruh unit kerja Kemendikbud sekaligus sebagai “simpul penghubung” antar unit utama serta antara Kemendikbud dengan lembaga eksternal lainnya. Sasaran strategis yang ditetapkan Sekretariat Jenderal Kemendikbud sesuai tugas dan fungsi tersebut adalah berkomitmen untuk melakukan penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Dengan mempertimbangkan tujuan Setjen untuk membentuk sebuah sistem tata kelola Kementerian yang partisipatif, transparan dan akuntabel untuk mendukung transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan melalui keterlibatan para pemangku kepentingan, diperlukan beragam strategi. Strategi Sekretariat Jenderal terkait bidang hukum adalah Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas yang dapat diuraikan sebagai Pemberdayaan dan pelibatan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas distribusi anggaran, pembiayaan pendidikan untuk memastikan bahwa seluruh warga negara Indonesia dapat mengenyam pendidikan yang layak, penumbuhan Karakter untuk mewujudkan pelajar Indonesia sebagai Pelajar Pancasila, peningkatan prestasi pelajar Indonesia, koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum, dan koordinasi dan kolaborasi untuk peningkatan kerja sama pendidikan.

A.4. Arah Kebijakan dan Strategi Biro Hukum

Arah kebijakan dan strategi Biro Hukum berfokus pencapaian Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal yang terkait dengan Peningkatan layanan prima di bidang hukum adalah melalui Koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas melalui Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum.

(16)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 10

B. KERANGKA REGULASI

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis Kemendikbudristek di bidang hukum, terdapat beberapa rancangan regulasi yang diprioritaskan sesuai bidang tugas Kemendikbudristek yang merupakan bagian dari tugas dan fungsi Biro Hukum pada periode waktu tahun 2020-2024 adalah sebagaimana dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2020-2024 dan lampiran dokumen ini. Selain itu terdapat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 101/P/2022 tentang Program Penyusunan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2022 yang memuat rencana pembentukan peraturan tahun 2022 dan terdapat dalam lampiran dokumen ini.

C. KERANGKA KELEMBAGAAN

Dalam rangka mencapai visi, misi, dan strategi Biro Hukum sebagaimana telah dijabarkan pada bab sebelumnya, Biro Hukum didukung oleh kerangka kelembagaan yang mencakup struktur organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara yang efektif dan efisien agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada Kemendikbudristek secara optimal. Kerangka kelembagaan dimaksudkan agar penataan organisasi sejalan dan mendukung pencapaian sasaran strategis, serta mendorong efektivitas kelembagaan melalui ketepatan struktur organisasi, ketepatan proses (tata laksana) organisasi, serta pencegahan duplikasi tugas dan fungsi organisasi.

C.1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi disebutkan bahwa Biro Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Biro (Eselon II) yang dibantu oleh Kepala Subbagian Tata Usaha (Eselon IV), dan Kelompok Jabatan Fungsional (Umum dan Khusus), maka struktur organisasi Biro hukum adalah seperti gambar berikut ini:

Gambar 2. Struktur Organisasi Biro Hukum KEPALA BIRO HUKUM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KEPALA SUBBAGIAN

TATA USAHA

(17)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 11

C.2. Sumber Daya Manusia

Kebijakan pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berintegritas, profesional, dan kompeten berdasarkan sistem merit sesuai bidang tugasnya sehingga mampu mendukung pencapaian tujuan Kemendikbud. Untuk memastikan ketersediaan SDM tersebut, strategi utama yang dilakukan dalam pengelolaan SDM adalah melalui proses rekrutmen yang transparan untuk mendapatkan talent terbaik, peningkatan kompetensi pegawai sesuai kebutuhan organisasi, serta penerapan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment) dalam rangka meningkatkan kinerja seluruh ASN.

1. Kondisi ASN Biro Hukum Saat Ini

Jumlah pegawai ASN Biro Hukum sampai saat ini berjumlah 45 orang yang terdiri dari 1 (satu) orang eselon II/Kepala Biro, 1 (satu) orang eselon IV/Kepala Subbagian Tata Usaha, dan 51 (lima puluh satu) orang pegawai dengan Jabatan Fungsional Umum dan Tertentu.

2. Proyeksi Kebutuhan ASN Tahun 2020-2024

Kebutuhan ASN tahun 2020-2024 didasarkan pada kebutuhan organisasi sesuai hasil analis beban kerja dalam rangka pencapaian tujuan Biro Hukum. Disamping itu, proyeksi kebutuhan SDM juga mempertimbangkan jumlah pegawai yang pensiun dari tahun ke tahun, dengan memperhitungkan efektivitas dan efisiensi kerja.

C.3. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi internal Kemendikbudristek merupakan upaya sistematis, terpadu, dan komprehensif untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang meliputi aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik di lingkungan Kemendikbudristek. Reformasi birokrasi dihadapkan pada upaya mengatasi masalah inefisiensi, inefektivitas, tidak profesional, tidak netral, tidak disiplin, tidak patuh pada aturan, rekrutmen ASN tidak transparan, belum ada perubahan paradigma (mindset), KKN yang masih terjadi di berbagai jenjang pekerjaan, abdi masyarakat yang belum sepenuhnya terwujud, pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif, dan kredibel, pelayanan publik belum berkualitas dan pelayanan publik prima (mudah, murah, cepat, dan lebih baik) belum sepenuhnya terbangun secara luas. Selain itu, Kemendikbudristek juga terus melanjutkan dan mengoptimalkan pelaksanaan reformasi birokrasi yang sudah berjalan baik meliputi delapan area perubahan, yakni:

1. Manajemen Perubahan 2. Penguatan Pengawasan

3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 4. Penguatan Kelembagaan 5. Penguatan Tata Laksana

6. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur 7. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

(18)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 12

Dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Biro Hukum bertanggungjawab pada area perubahan Penguatan Peraturan Perundang-undangan dengan indikator dan kondisi yang ingin dicapai yaitu Deregulasi Kebijakan dengan rincian sebagai berikut:

a. Indikator

1) Aspek Pemenuhan: Harmonisasi dan Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan Perundang-undangan.

2) Aspek Hasil Antara: Belum ada, namun dimungkinkan ada jika terdapat penilaian yang relevan; dan

3) Aspek Reform: Peran Kebijakan (memiliki peta keterkaitan dengan kebijakan lain, mempermudah dan efisiensi pelayanan utama) dan Penyelesaian Kebijakan (sesuai dengan program legislasi).

b. Kondisi yang Ingin Dicapai

1) Menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah.

2) Meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan kementerian; dan 3) Menurunnya kebijakan yang menghambat investasi/perizinan/kemudahan berusaha.

(19)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 13

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. TARGET KINERJA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kemendikbudristek di bidang hukum serta mendukung tercapainya kebijakan Sekretariat Jenderal, Biro Hukum menetapkan target kinerja yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata yang mencerminkan keberhasilan (outcome) dari satu atau beberapa kegiatan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian dimaksud setiap sasaran strategis dan program diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Program sebagai berikut:

Tabel 3. Target Kinerja Biro Hukum KODE

URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/

SASARAN KEGIATAN/

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

SATUAN BASELINE

2020 2022 2023 2024 WA Program Dukungan Manajemen

1981 Peningkatan layanan prima di bidang hukum

SK 1 Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1

Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

% 100 100 100 100

IKK 1.2

Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di

lingkungan Kemendikbudristek % 100 100 100 100

SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro Hukum IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum

minimal A Predikat BB A A A

IKK 2.2 Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91

Nilai 91 93 94 95

(20)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 14

B. KERANGKA PENDANAAN

Kerangka pendanaan disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya, pengalokasian pendanaan selama periode 2020-2024 berpedoman pada tugas dan fungsi serta beban kerja yang menjadi tanggung jawab Biro Hukum. Penjelasan mengenai rancangan pendanaan selama lima tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Target Pendanaan Biro Hukum KODE

URAIAN PROGRAM/KEGIATAN/

SASARAN KEGIATAN/

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

SATUAN BASELINE

2020 2022 2023 2024 WA Program Dukungan Manajemen

1981 Peningkatan layanan prima di bidang hukum

SK 1 Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK 1.1

Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

% 100 100 100 100

IKK 1.2

Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek

% 100 100 100 100

SK 2 Meningkatnya tata kelola Biro Hukum IKK 2.1 Predikat SAKIP Biro Hukum

minimal A Predikat BB A A A

IKK 2.2

Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro

Hukum minimal 91 Nilai 91 93 94 95

(21)

RENCANA STRATEGIS BIRO HUKUM TAHUN 2020-2024 15

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Biro Hukum ini disusun dalam rangka membantu Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam mewujudkan pembangunan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkarakter yang menjadi fokus Presiden dan Wakil Presiden pada RPJMN. Oleh karena itu, diharapkan Renstra Biro Hukum ini disusun untuk membawa perubahan dalam rangka penguatan akuntabilitas dan transparansi tata kelola pendidikan dan kebudayaan terkait di bidang hukum dan menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Hukum serta dapat memberikan dukungan optimal terhadap pencapaian sasaran dan tujuan Sekretariat Jenderal.

Rencana Strategis ini telah menjabarkan dukungan Biro Hukum atas visi dan misi Kemendikbudristek beserta sasaran nasional dalam rangka mencapai sasaran program Presiden dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Oleh karena itu, Renstra ini menggambarkan secara jelas keterkaitan antara sasaran strategis Kementerian, sasaran program Sekretariat Jenderal, dan sasaran kegiatan Biro Hukum, serta dilengkapi dengan indikator keberhasilannya guna mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemanfaatan APBN.

Renstra Biro Hukum ini digunakan sebagai pedoman dan arah pembangunan pendidikan dan kebudayaan di bidang hukum yang hendak dicapai pada periode 2020-2024 baik bagi unit kerja di lingkup Kementerian, ataupun sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di sektor pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, Renstra ini merupakan dasar dan acuan bagi Biro Hukum untuk menyusun: (1) Rencana Strategis; (2) Rencana Kerja (Renja) dan RKA-KL; (3) Koordinasi perencanaan dan pengendalian kegiatan; (4) Laporan Tahunan; dan (5) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Selain yang diuraikan di atas, Renstra ini diharapkan bisa dipahami serta dimanfaatkan oleh seluruh pegawai di lingkungan Biro Hukum dan para pemangku kepentingan lain. Dengan demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan pembangunan pendidikan dan kebudayaan terutama di bidang hukum, termasuk memberi kritik, evaluasi, rekomendasi, dan kontribusi nyata. Pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil pembangunan pendidikan dan kebudayaan terutama di bidang hukum selama lima tahun mendatang.

Renstra ini merupakan kristalisasi keinginan, cita-cita, dan komitmen bersama Biro Hukum tentang kondisi ideal yang ingin dicapai secara bersama, dengan mempertimbangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki, kelemahan, permasalahan, dan faktor perubahan lainnya dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

(22)

LAMPIRAN I : DEFINISI OPERASIONAL Program : Dukungan Manajemen

SK : Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK : 5.4.1.5. Persentase peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah diharmonisasi

Definisi

Indikator ini digunakan untuk mengukur jumlah peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan harmonisasi dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan lainnya di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Hasil pelaksanaan harmonisasi dapat digunakan untuk melakukan simplifikasi atau deregulasi peraturan perundang-undangan bidang pendidikan dan kebudayaan.

Kebutuhan atas pembentukan peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi dilakukan berdasarkan pemetaan kebutuhan substansi pengaturan. Pemetaan kebutuhan substansi pengaturan dimaksud dituangkan dalam Program Penyusunan Peraturan (Progsun) dan Program Deregulasi Peraturan Perundang-Undangan.

Deregulasi peraturan adalah proses pencabutan atau pengurangan peraturan perundang-undangan yang tidak relevan dengan kebutuhan pengaturan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan disebutkan bahwa Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Menteri, Rancangan Peraturan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, atau Rancangan Peraturan dari Lembaga Nonstruktural oleh Perancang Peraturan Perundang-undangan bahwa Pengharmonisasian Rancangan Peraturan Perundang-undangan yang selanjutnya disebut Pengharmonisasian adalah proses penyelarasan substansi rancangan peraturan perundang-undangan dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan, sehingga menjadi peraturan perundang-undangan yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam kerangka sistem hukum nasional.

Kriteria harmonisasi dikatakan telah selesai yaitu sampai adanya dokumen surat permohonan harmonisasi dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kepada Kementerian Hukum dan HAM.

(23)

Metode Perhitungan

% =#

$× &''%

Keterangan:

A = Jumlah peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang telah dilakukan harmonisasi.

B = Jumlah peraturan perundang-undangan bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang diusulkan.

Satuan : Persen (%)

Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Data usulan rancangan peraturan perundang-undangan Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

(24)

Program : Dukungan Manajemen

SK : Terwujudnya harmonisasi peraturan perundang-undangan dan fasilitasi advokasi hukum bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi

IKK : 5.4.1.6. Persentase masalah hukum dan perkara yang ditangani di lingkungan Kemendikbudristek

Definisi

Indikator ini digunakan untuk menunjukan kualitas penanganan masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Masalah hukum adalah masalah yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian yang mengarah pada proses hukum yang belum masuk ke pengadilan, sedangkan Perkara adalah masalah yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian yang mengarah pada proses hukum yang sudah masuk ke pengadilan.

Masalah Hukum terdiri atas Pendampingan Pidana dan Non Litigasi, sedangkan Perkara terdiri atas Perkara Perdata, Tata Usaha Negara, Uji Materiil MA/MK.

Masalah hukum dan perkara yang ditangani adalah masalah hukum dan perkara yang ditindaklanjuti oleh Biro Hukum sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Masalah hukum dan perkara yang ditangani adalah masalah hukum dan perkara yang berkaitan dengan kepentingan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang kemudian dilakukan proses penanganan oleh Biro Hukum sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS) yang berlaku.

Metode Perhitungan

% =#

$× &''%

Keterangan:

A = Jumlah masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah ditangani.

B = Jumlah masalah hukum dan perkara di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang masuk.

Satuan : Persen (%)

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Data laporan dan inventarisasi masalah hukum dan perkara Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

(25)

Program : Dukungan Manajemen

SK : Meningkatnya tata kelola Biro Hukum

IKK : 5.3.4.3. Predikat SAKIP Biro Hukum minimal A Definisi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah (Perpres 29 Tahun 2014).

Menurut Perpres 29 Tahun 2014, bahwa penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan:

1. Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja; adalah unit instansi pemerintah pusat selaku kuasa pengguna anggaran yang melakukan kegiatan pencatatan, pengolahan, dan pelaporan data kinerja.

2. Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; adalah instansi pemerintah pusat yang melakukan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja tingkat eselon I.

3. Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Negara/Lembaga; adalah unit kerja kementerian negara/lembaga yang melakukan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja tingkat kementerian negara/Lembaga.

Selanjutnya, penyelenggaraan SAKIP mencakup:

1. Rencana Strategis;

2. Perjanjian Kinerja;

3. Pengukuran Kinerja;

4. Pengelolaan Data Kinerja;

5. Pelaporan Kinerja;

6. Reviu dan Evaluasi Kinerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 88 Tahun 2021, hasil penilaian SAKIP dikategorikan sebagai berikut:

Nilai Predikat Interpretasi

> 90 – 100 AA Sangat Memuaskan

> 80 – 90 A Memuaskan

> 70 – 80 BB Sangat Baik

> 60 – 70 B Baik

> 50 – 60 CC Cukup (Memadai)

> 30 – 50 C Kurang

> 0 – 30 D Sangat Kurang

(26)

Metode Perhitungan

Nilai SAKIP didasarkan pada 4 komponen penilaian, yaitu:

Komponen Bobot Penilaian

1. Perencanaan Kinerja 30%

2. Pengukuran Kinerja 30%

3. Pelaporan Kinerja 15%

4. Evaluasi Internal 25%

Total Nilai 100%

Satuan : Predikat

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : Hasil Evaluasi SAKIP yang dikeluarkan oleh Biro Perencanaan, Setjen Kemendikbudristek

Polarisasi Indikator : Maksimal Periode Pengumpulan Data : Tahunan

(27)

Program : Dukungan Manajemen

SK : Meningkatnya tata kelola Biro Hukum

IKK : 5.3.13.4. Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Biro Hukum minimal 91 Definisi

Kinerja Anggaran adalah capaian kinerja atas penggunaan anggaran yang tertuang dalam dokumen anggaran Kementerian/Lembaga.

Nilai kinerja anggaran adalah nilai tertimbang dari Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) dan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

Berdasarkan PMK Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L, IKPA adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian perencanaan dan penganggaran, efektivitas pelaksanaan kegiatan, kepatuhan terhadap regulasi, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan PMK Nomor 22/PMK.02/2021 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, EKA adalah proses untuk melakukan pengukuran, penilaian, dan analisis atas Kinerja Anggaran tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran sebelumnya untuk menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan Kinerja Anggaran.

Metode Perhitungan

Untuk Menghitung nilai kinerja anggaran dan pelaksanaan RKA-K/L, digunakan rumus berikut ini:

()*+) ,)-./0+ #-11+/+-=[2'%×()*+) 3,#]+[4'%×()*+) 5,6#]

Nilai EKA diambil dari aplikasi SMART DJA.

Nilai IKPA diambil dari aplikasi Online Monitoring Sistem Pelaksanaan Anggaran Negara (OM-SPAN).

Satuan : Nilai

Tipe Penghitungan : Nonkumulatif Unit Pelaksana : Biro Hukum

Sumber Data : SPASIKITA (Terintegrasi dengan Smart DJA) Polarisasi Indikator : Maksimal

Periode Pengumpulan Data : Bulanan

(28)

LAMPIRAN II : KERANGKA REGULASI NO ARAH KERANGKA REGULASI

DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN

UNIT

PENANGGUNGJAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN 1 Revisi Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Menyesuaikan substansi pengaturan dengan perkembangan pendidikan serta sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan lain antara lain Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Hal-hal yang menjadi fokus perubahan yaitu:

1. Penataan kembali jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

2. Pembagian wewenang penyelenggaraan pengelolaan pendidikan.

3. Konsep kebebasan dalam menentukan minat pembelajaran (merdeka belajar dan kampus merdeka);

4. Standar pendidikan.

5. Wajib Belajar 12 tahun.

• Sekretariat Jenderal (Biro Hukum)

• Badan Penelitian dan

Pengembangan dan Perbukuan

• Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

• Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

• Kementerian Dalam Negeri.

• Kementerian Agama.

• Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Tahun 2021

(29)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN

UNIT

PENANGGUNGJAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN 6. Konsep kebebasan terkait pilihan proses

pembelajaran (tatap muka/online).

7. Kurikulum, guru, asesmen pembelajaran, pendidikan kesetaraan, penyelenggaraan pendidikan oleh negara asing.

8. Pendidikan tinggi (sumber daya, penyelenggaraan, jabatan akademik).

2 Revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Dengan adanya satu sistem pendidikan nasional, maka pengaturan mengenai pendidikan tinggi akan disatukan dalam Rancangan Undang- Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

• Sekretariat Jenderal (Biro Hukum).

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

• Diektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Tahun 2021

3 Revisi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Dengan adanya satu sistem pendidikan nasional, maka ketentuan mengenai pendidik harusnya menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.

1. Undang-Undang ini perlu direvisi untuk menyesuaikan peran guru dan dosen dalam sistem pendidikan yang menerapkan sistem pembelajaran daring.

2. Pengaturan mengenai persyaratan,

pengangkatan, pendistribusian, beban kerja , pembinaan, dan pelindungan guru dan dosen

• Sekretariat Jenderal (Biro Hukum).

• Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

• Kementerian Agama.

• Kementerian Dalam Negeri.

Tahun 2022

(30)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN

UNIT

PENANGGUNGJAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN memerlukan penyesuaian dengan perubahan

lingkungan strategis pendidikan di Indonesia.

3. Diperlukan sinkronisasi mengenai penghargaan kepada guru dan dosen,

termasuk kemungkinan untuk memperpanjang batas usia pensiun guru dan dosen.

4. Hal lain yang memerlukan revisi adalah perlindungan guru oleh organisasi profesi guru/dosen. Selama ini tidak ada kejelasan mengenai organisasi profesi guru yang diakui oleh Pemerintah, sehingga menimbulkan kesulitan dalam pengawasan dan penjatuhan sanksi terhadap guru/dosen.

4 Revisi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman

Menyesuaikan substansi pengaturan dengan perkembangan perfilman serta sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan lain antara lain Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

• Sekretariat Jenderal (Biro Hukum)

• Direktorat Jenderal Kebudayaan

• Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

• Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Tahun 2020-2025

(31)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN

UNIT

PENANGGUNGJAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN Daerah dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian untuk diubah antara lain:

1. Perizinan Perfilman.

2. Tarif sensor yang seharusnya merupakan penerimaan negara bukan pajak.

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman menyebutkan:

Pasal 65

(1) Lembaga sensor film dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dapat didukung oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(2) Lembaga sensor film dapat menerima dana dari tarif yang dikenakan terhadap film yang disensor.

(3) Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat.

(32)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN

UNIT

PENANGGUNGJAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN (4) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tidak termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Pasal 65 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman belum mengatur tentang:

a. jenis dan tarif sensor film;

b. penarikan, pemanfaatan, dan

pertanggungjawaban dana dari tarif yang dikenakan terhadap film yang disensor; dan c. pendanaan.

- apakah bersumber APBN dan APBD; dan - apakah tarif sensor dapat digunakan untuk

pendanaan

(33)

LAMPIRAN III : PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN MENTERI TAHUN 2022

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL

1. RPM tentang Pedoman tentang Organisasi Perguruan Tinggi Negeri Sekretariat Jenderal 2. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peningkatan Mutu Pendidikan dan Balai

Peningkatan Mutu Pendidikan

Sekretariat Jenderal

3. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Guru Penggerak dan Balai Guru Penggerak Sekretariat Jenderal

4. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa Sekretariat Jenderal

5. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelola Pengujian Pendidikan Sekretariat Jenderal 6. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Seni Indonesia Padangpanjang Sekretariat Jenderal 7. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Ambon Sekretariat Jenderal 8. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Bandung Sekretariat Jenderal 9. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Tidar Sekretariat Jenderal 10. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Indramayu Sekretariat Jenderal 11. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Sambas Sekretariat Jenderal 12. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Malang Sekretariat Jenderal 13. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kebudayaan (UPT Balai Besar Pengelolaan Kebudayaan dan UPT Balai Pelestarian Kebudayaan)

Sekretariat Jenderal

14. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Padang Sekretariat Jenderal 15. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Lampung Sekretariat Jenderal 16. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Medan Sekretariat Jenderal 17. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Pendidikan Ganesha Sekretariat Jenderal 18. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Siliwangi Sekretariat Jenderal 19. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Ujung Pandang Sekretariat Jenderal 20. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pertanian Negeri Kupang Sekretariat Jenderal 21. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Papua Sekretariat Jenderal 22. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Media Pendidikan dan Kebudayaan Sekretariat Jenderal 23. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan dan Pengembangan Pembiayaan Pendidikan Sekretariat Jenderal 24. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Manado Sekretariat Jenderal

(34)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL 25. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Maritim Raja Ali Haji Sekretariat Jenderal

26. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Mataram Sekretariat Jenderal 27. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Bengkalis Sekretariat Jenderal 28. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Jember Sekretariat Jenderal 29. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Madiun Sekretariat Jenderal 30. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Maritim Negeri Indonesia Sekretariat Jenderal 31. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Balikpapan Sekretariat Jenderal 32. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Sekretariat Jenderal 33. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Platform Teknologi Sekretariat Jenderal 34. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Jember Sekretariat Jenderal 35. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Subang Sekretariat Jenderal 36. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Pontianak Sekretariat Jenderal 37. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Kupang Sekretariat Jenderal 38. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Lhokseumawe Sekretariat Jenderal 39. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Banjarmasin Sekretariat Jenderal 40. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Tanah Laut Sekretariat Jenderal 41. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Bali Sekretariat Jenderal 42. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Batam Sekretariat Jenderal 43. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Sekretariat Jenderal 44. RPM tentang Tata Naskah Dinas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sekretariat Jenderal 45. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie Sekretariat Jenderal 46. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Peratanian Negeri Payakumbuh Sekretariat Jenderal 47. RPM tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Semarang Sekretariat Jenderal 48. RPM tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2020

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekologi

Sekretariat Jenderal

49. RPM tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2020-2024

Sekretariat Jenderal

(35)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL 50. RPM tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2018

tentang Pemberian Penghargaan kepada Pegawai Berprestasi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sekretariat Jenderal

51. RPM tentang Disiplin Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja Sekretariat Jenderal 52. RPM tentang Pedoman Pemberian Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Sekretariat Jenderal

53. RPM tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri Sekretariat Jenderal 54. RPM tentang Pedoman Keprotokolan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sekretariat Jenderal

55. RPM tentang Penyelenggaraan Kearsipan Sekretariat Jenderal

56. RPM tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pengadaan Barang dan Jasa di Satuan Pendidikan

Sekretariat Jenderal

57. RPM tentang Petunjuk Operasinal Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun 2022 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 58. RPM tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan

Anak Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah, dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

59. RPM tentang Petunjuk Teknis Fasilitasi dan Bentuk Akomodasi yang Layak Bagi Peserta Didik

Penyandang Disabilitas dan Mekanisme Pemberian Sanksi Administratif pada Lembaga Penyelenggara Pendidikan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

60. RPM tentang Pengesahan Ijazah, Penerbitan Surat Keterangan Pengganti Ijazah, dan Penyetaraan Ijazah

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 61. RPM tentang Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Widyaprada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 62. RPM tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 63. RPM tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan

Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

(36)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL

64. RPM tentang Standar Kualitas Hasil Kerja dan Pedoman Penilaian Kualitas Hasil Kerja Widyaprada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

65. RPM tentang Unit Layanan Disabilitas Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,

Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 66. RPM tentang Penyelenggaraan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi 67. RPM tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

68. RPM tentang Standar Nasional Pendidikan Keperawatan 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset,

dan Teknologi

69. RPM tentang Standar Nasional Pendidikan Kebidanan 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset,

dan Teknologi

70. RPM tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

71. RPM tentang Standar Nasional Pendidikan Jarak Jauh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

72. RPM tentang Pendidikan Profesi Advokat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset,

dan Teknologi

73. RPM tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika di Lingkungan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

74. RPM tentang Penyelenggaraan Program Studi Program Profesi Insinyur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

75. RPM tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri dan Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

76. RPM tentang Pedoman dan Tata Cara Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

(37)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL

77. RPM tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Pekerja Sosial dan Uji Kompetensi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

78. RPM tentang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus di Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

79. RPM tentang Pendidikan Tinggi Luar Negeri Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset,

dan Teknologi 80. RPM tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Kesetaraan Ijazah Perguruan

Tinggi Negara Lain

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

81. RPM tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

82. RPM tentang Perpindahan Dosen dan Alih Tugas Pegawai Negeri Sipil Non-Dosen menjadi Dosen Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

83. RPM tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi

84. RPM tentang Cuti Guru (Cuti Studi bagi Guru) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan

85. RPM tentang Pemberian Pangkat Otomatis dan Istimewa bagi Guru di Daerah Khusus Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

86. RPM tentang Penugasan Guru di Daerah Khusus Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan

87. RPM tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan 88. RPM tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Kenaikan Jabatan Fungsional bagi Guru, Pamong

Belajar, Pengawas Sekolah dan Penilik Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan

89. RPM tentang Standar Pendidikan Guru Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan

90. RPM tentang Tata Cara Memperoleh Sertifikat Pendidik bagi Guru dalam Jabatan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(38)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL

91. RPM tentang Pendidikan Guru Penggerak Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan 92. RPM tentang Petunjuk Teknis Pemberian Tunjangan Profesi, Tunjangan Khusus, dan Tambahan

Penghasilan Guru Aparatur Sipil Negara di Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

93. RPM tentang Pemberian Kesetaraaan Jabatan dan Golongan Ruang (Tingkat, Masa Kerja, dan Kualifikasi) bagi Guru bukan Pegawai Negeri Sipil

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

94. RPM tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Direktorat Jenderal Kebudayaan 95. RPM tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum Direktorat Jenderal Kebudayaan

96. RPM tentang Pelindungan Objek Pemajuan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan

97. RPM tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan Bidang Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan

98. RPM tentang Indeks Pembangunan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan

99. RPM tentang Register Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan

100. RPM tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan

101. RPM tentang Pengembangan Cagar Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan

102. RPM tentang Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Inspektorat Jenderal

103. RPM tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,

dan Jenjang Pendidikan Menengah Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan 104. RPM tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang

Pendidikan Menengah

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

105. RPM tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

106. RPM tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

107. RPM tentang Evaluasi Sistem Pendidikan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan

(39)

NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN MENTERI UNIT PENGUSUL 108. RPM tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis

Pelayanan Minimal Pendidikan

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

109. RPM tentang Standar Mutu Buku, Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan Kaidah Penerbitan Buku

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

110. RPM tentang Sistem Penilaian Buku Pendidikan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan

111. RPM tentang Penyusunan, Penyediaan, Pendistribusian, dan Penggunaan Buku Pendidikan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

112. RPM tentang Pembinaan Pelaku Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan

113. RPM tentang Pengawasan Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan

114. RPM tentang Sistem Informasi Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen

Pendidikan 115. RPM tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,

dan Teknologi

Pusat Data dan Teknologi Informasi

116. RPM tentang Satu Data Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Teknologi Informasi

117. RPM tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2020 tentang Program Indonesia Pintar

Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan, hasil penggunaan mesin pemecah biji kedelai dengan kulit arinya ini membuat produksi tempe pada mitra lebih efisien dari segi waktu produksi dan beban

Data kemiringan yang bisa didapatkan dari accelerometer adalah pitch dan Roll Dimana sudut pitch dapat diperoleh dari percepatan gravitasi yang diukur pada sumbu x dan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus , saya ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik di Semarang” telah

Metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode evaluasi dan metode pengumpulan data yang meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi dan kuesioner

Temuan ini menunjuk- kan bahwa private label brands ditentukan oleh persepsi konsu- men terhadap harga produk Pri- vate Label Brands, maka sebaik- nya harga produk

Berdasarkan ketentuan Pasal 110 ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, retribusi pemeriksaan alat pemadam

Renstra Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada

Rasional : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu