• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keguanaan, manfaat dan kelemahan uang elektronik

BAB III PAPARAN DATAPAPARAN DATA

2. Keguanaan, manfaat dan kelemahan uang elektronik

149

Negara Republik Indonesia Nomor 3472; untuk selanjutnya disebut UU No. 7/1992) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790; untuk selanjutnya disebut UU No. 10/1998), dana yang bersumber dari masyarakat adalah dana yang dihimpun dari masyarakat, yang dinamakan dengan simpanan, bentuknya bisa berupa giro, deposito, sertifikat deposito dan tabungan, seperti yang dirumuskan dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 7/1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10/1998, yang menyatakan simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Keguanaan, manfaat dan kelemahan uang elektronik

Seperti sempat disinggung di awal, kehadiran uang elektronik adalah memungkinkan dilakukannya pembayaran secara lebih cepat, efisien, dan aman. Pandangan ini sekaligus menegakkan bahwa penggunaan uang cash menghambat proses transaksi yang membutuhkan kecepatan menyelesaikan transaksi. Faktor inilah yang menjadikan sistem pembayaran dituntut mampu beradaptasi dengan kebutuhan pengguna.

Uang elektronik sebagai bagian sistem pembayaran mikro mengalami perkembangan cukup pesat di berbagai negara dewasa ini,

150

seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat untuk menggunakan alat pembayaran yang mudah, aman dan efisien. Instrumen pembayaran mikro adalah instrumen pembayaran yang didesain untuk menangani kebutuhan transaksi dengan nilai yang kecil namun dengan volume yang tinggi serta membutuhkan waktu pemrosesan transaksi yang relatif lebih cepat 7

Sedangkan manfaat praktisnya, penggunaan e-money dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara lain:

a. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment), disebabkan nasabah tidak perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian.

b. Mengurangi kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi tidak terjadi apabila menggunakan e-money.

c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-money dapat dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak harus memerlukan proses otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN.

d. Mengurangi biaya komunikasi ketika transaksi off-line.

7 Tim Inisiatif 2006 Bank Indonesia, ‚Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money‛,Working Paper: (Jakarta: BI, 2006), 4.

151

e. Electronic value dapat diisi ulang ke dalam kartu e-money melalui berbagai sarana yang disediakan oleh issuer.8

Meskipun uang elektronik banyak memberi kemanfaatan, akan tetapi sebagai produk manusia tentu mempunyai kelemahan. Berikut beberapa kelemahan dari uang elektronik.

a. Masih kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang penggunaan e-money di sejumlah daerah. Penggunaan e-money masih terbatas untuk kota-kota besar saja. Belum semua tempat memiliki alat yang dipergunakan untuk menggunakan digital money tersebut serta belum semua tempat memberlakukan e-money termasuk di merchant. b. Apabila uang elektronik (e-money) ini hilang maka siapapun yang

menemukan dapat menggunakannya untuk bertransaksi di mana saja. c. Terdapat risiko data hilang karena kesalahan software. Uang yang anda simpan dalam e-money akan hilang jika anda menghilangkan kartu atau alat yang dipergunakan untuk menyimpan uang tersebut. d. Apabila kartu error yang menyebabkan kegagalan pada sistem, berarti

harus diganti dengan kartu yang baru, namun saldo yang ada dapat dipindahkan pada kartu yang baru. Sedangkan proses pembaharuannya membutuhkan prosedur yang panjang.

e. Tidak bisa 100% menghilangkan uang cash fisik. 3. Prinsip dasar dan prosedur penyelenggaraan uang elektronik

152

Sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan penggunaan uang elektronik, maka penyelenggaraan uang elektronik harus dilakukan dengan memenuhi prinsip:

a. Tidak menimbulkan risiko sistemik;

b. Operasional dilakukan berdasarkan kondisi keuangan yang sehat; c. Penguatan perlindungan konsumen;

d. Usaha yang bermanfaat bagi perekonomian indonesia, e. Pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme.9

Prinsip-prinsip tersebut dijadikan ruh dalam penerapan prosedur penerbitan dan penyelenggaraan uang elektronik. Secara lebih detail, penulis paparan sebagai berikut:

a. Prosedur penerbitan uang elektronik

Proses penerbitan dan pengisian ulang uang elektronik dilakukan baik melalui penerbit secara langsung maupun melalui agen penerbit dengan cara menyetorkan uang baik secara tunai (cash) maupun melalui transfer rekening dengan menggunakan satuan mata uang rupiah.

Jumlah uang elektronik yang diterbitkan harus sesuai dengan jumlah nilai uang yang disetorkan berdasarkan ketentuan dan batas maksimal penerbitan uang elektronik dan batas maksimal total nilai transaksi uang elektronik dalam periode tertentu.

b. Redeem

153

Refund adalah penukaran kembali nilai uang elektronik kepada penerbit. Penukaran bisa dilakukan oleh pemegang pada saat nilai uang elekronik tidak terpakai, atau masih tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan uang elektronik, dan atau masa berlaku media uang elektronik telah berakhir.10 Penukaran juga bisa dilakukan oleh pedagang pada saat penukaran nilai uang elektronik yang diterima oleh pedagang dari pemegang kepada penerbit.11

Redeem ability merupakan kewajiban penerbit yang dimaksudkan sebagai bentuk jaminan atau kepastian bagi pemilik nilai uang elektronik, baik pemegang maupun pedagang bahwa mereka setiap saat dapat menukarkan (redeem) nilai uang elektronik tersebut ke dalam bentuk nilai uang. Penukaran bisa berupa uang tunai (cash) juga bisa melalui transfer ke rekening yang bersangkutan. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat atas instrumen pembayaran uang elektronik. Kepastian ini juga merupakan salah satu aspek perlindungan kepada konsumen.12

1) Mekanisme pencairan bagi pemegang

Pemenuhan hak tagih oleh penerbit atas redeem yang dilakukan oleh pemegang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan mentransfer sisa nilai uang elektronik tersebut

10 Siti Hidayati, dkk, Kajian Operasional E-Money, 11. 11 Ibid, 11.

154

ke rekening pemegang atau memindahkannya ke dalam media uang elektronik yang baru.

2) Mekanisme pencairan bagi pedagang

Hasil transaksi pedagang dengan pemegang hanya dapat ditarik oleh pedagang melalui rekening pedagang yang tercatat pada bank. rekening yang tercatat pada bank milik pedagang, digunakan sebagai sarana untuk menampung pembayaran dari penerbit atau acquirer setelah dilakukannya transaksi antara pemegang dan pedagang.