• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesesuaian standar uang elektronik pada maqa>s}id al-tharwah al- al-naqdiyyah

BAB III PAPARAN DATAPAPARAN DATA

4. Kesesuaian standar uang elektronik pada maqa>s}id al-tharwah al- al-naqdiyyah

186

Selain itu, semakin menguatnya tendensi integrasi bisnis dalam satu mata rantai yang sama (vertical integration) maupun tendensi-tendensi konglomerasi bisnis (horizontal integration) secara domestik maupun global membutuhkan kebijakan untuk memastikan persaingan usaha yang sehat, mencegah fragmentasi dalam industri uang elektronik dan menjaga daya saing perekonomian nasional.

4. Kesesuaian standar uang elektronik pada maqa>s}id tharwah al-naqdiyyah

Berfikir kesesuaian dan kecocokan dengan sebuah kaidah adalah model berfikir yang disebut oleh Sha>t}ibi dengan menggunakan istilah tah}qi>q al-mana>t}}, yaitu upaya implementasi hukum pada individu yang tepat7. Dengan kata lain, ia merupakan upaya untuk mencocokkan apa yang ada dalam hukum umum ke dalam individu yang terkait dengan hukum itu. Suatu teori hukum yang telah dihasilkan melalui proses penyimpulan hukum, belum tentu dapat diimplementasikan sampai ada upaya lain yang maksimal untuk memastikan adanya tambatan hukum, yang dalam hal ini disebut dengan Mana>t}}.

Tah}qi>q al-mana>t} sendiri marupakan bagian dari jalan mencari ‘illah dari qiya>s yang menunjukkan ‘illah yang mengandung maqa>s}id ‘Illah dari uang dinar dan dirham adalah karena keduanya bertugas menunjukkan nilai barang.

a. Standar instrumen pembayaran

7 Abu Ish}a>q Ibra>him bin Mu>sa al-Sha>t}iby, al-Muwa>faqa>t fi Us}u>l al-Sharî>‘ah (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003), 4/ 464.

187

Secara singkat uang elektronik Bank Indonesia adalah instrumen pembayaran yang memenuhi unsur-unsur diterbitkan atas dasar nilai uang rupiah yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit, yang disimpan secara elektronik, yang dikelola oleh penerbit, yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran. Jadi uang elektronik mempunyai kepentingan sebagai alat bayar.

Indikator pertama pada maqa>s}id al-tharwah al-naqdiyyah adalah bahwa uang adalah barang yang disepakati fungsinya sebagai media alat pertukaran. Indikator ini nampak jelas ketika uang elektronik mengandung nilai rupiah itu sendiri. Kebetulan rupiah telah dijadikan alat tukar terlebih dahulu sebelumnya. Jadi uang elektronik di sini sebagai pengganti fungsi rupiah, bukan sebagai mata uang yang baru. Bahkan dengan fungsinya sebagai alat bayar saja yang sangat liquid membuat uang elektronik masuk golongan uang kartal saja. Jadi peraturan ini membuat uang elektronik hanya sebagai alat bayar saja.

Uang elektronik sebagai standar ukuran harga dapat dibuktikan dengan berkurangnya nilai uang elektronik, apabila digunakan untuk transaksi yang kemudian dengan berkurangnya nilai tersebut, standar ukuran harga suatu produk dapat diketahui. Dengan demikian, dengan terdapatnya fungsi-fungsi indikator maqa>s}id al-tharwah al-naqdiyyah sebagai alat tukar tersebut dalam uang elektronik.

Penerbit dilarang menerbitkan uang elektronik dengan nilai uang elektronik yang lebih besar atau lebih kecil dari pada nilai uang yang disetorkan kepada penerbit. Peraturan ini juga menginginkan bahwa

188

uang elektronik murni pengganti uang rupiah itu sendiri, tidak diperkenankan ada tambahan atau bonus agar tidak menambah jumlah uang yang beredar, sehingga fungsi uang sebagai alat tukar terlaksana nyata.

Dengan tidak menambah nilai uang elektronik berarti tidak menambah tanggungan pada penerbit. Demikian juga dengan tidak mengurangi nilainya, penerbit tidak mengurangi nilai dari uang tersebut, atau tidak mengurangi hak pengguna sedikitpun. Jika ketentuan ini dilanggar oleh penerbit, misalkan dalam rangka persaingan usaha, yang bertujuan ingin memperbanyak nasabah, sehingga memaksa penerbit memberi bonus. Hal ini berakibat adanya pengurangan nilai uang, atau tambahan uang, yang bisa menyebabkan keuangan pada penerbit menjadi tidak sehat, sekaligus melanggar maqa>s}id al-tharwah al-naqdiyyah.

Demikian juga nilai uang yang disetorkan ke dalam uang elektronik harus dapat digunakan atau ditransaksikan seluruhnya sampai bersaldo nihil. Sehingga memegang uang elektronnik dan memegang uang tunai menjadi sama, tidak ada pengurangan nilai, tidak ada yang dikurangi haknya sedikitpun.

Sama dengan fungsi di atas, bahwa uang elektronik tetap menjadi alat tukar murni, ketika adanya larangan bagi penerbit menetapkan minimum nilai uang elektronik sebagai persyaratan penggunaan uang elektronik, atau persyaratan pengakhiran penggunaan uang elektronik (redeem). Juga tetap menjadi alat tukar

189

murni, ketika adanya larangan bagi penerbit menahan atau memblokir nilai uang elektronik secara sepihak. Juga larangan bagi penerbit mengenakan biaya pengakhiran penggunaan (redemption) uang elektronik atau menghapus, mengubah, atau menghilangkan nilai uang elektronik ketika masa berlaku media uang elektronik tersebut berakhir.8 Semua larangan bagi penerbit tersebut menguatkan fungsi uang elektronik sebagai alat tukar murni sebagaimana uang tunai.

Pengurangan nilai uang elektronik harus pada ranah penggunaan transaksi. Begitupun penambahan harus dalam rangka penambahan nilai oleh pengguna dengan melakukan top up atau akad jual beli. Dana float hanya dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban penerbit kepada pengguna dan penyedia barang dan/atau jasa, dan dilarang digunakan untuk kepentingan lain. 9 Maka jadilah uang elektronik murni seperti uang tunai. Sifat uang elektronik yang demikian ini juga sesuai dengan indikator terhindarnya uang elektronik dari riba dan perusakan nilai uang yang merupakan salah satu indikator pada maqa>s}id al-tharwah al-naqdiyyah.

b. Standar prinsip dan standar keamanan

Uang elektronik diterbitkan dalam rangka perlindungan masyarakat dan usaha yang bermanfaat bagi perekonomian Indonesia, serta pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Standar ini sesuai dengan indikator yang ada pada maqa>s}id tharwah

8 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, pasal 61, 9 Peraturan Bank Indonesia, nomor 20/6/2018, pasal 49.

190

naqdiyyah bahwa uang harus dalam rangka menjaga keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Artinya prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan uang elektronik mengharuskan bahwa uang elektronik ini harus dilakukan dengan memenuhi prinsip: tidak menimbulkan risiko sistemik dalam rangka menjaga keadilan dan kepentingan individu-individu yang bertransaksi, yang merupakan indikator pada maqa>s}id nilai uang. Demikian juga operasional uang elektronik yang diharuskan dilakukan berdasarkan kondisi keuangan yang sehat, dalam rangka meminimalisir kejahatan elektronik merupakan penguatan perlindungan konsumen, sekaligus juga termasuk sebuah usaha yang bermanfaat bagi perekonomian indonesia.

Indikator menjaga keadilan dan kesejahteraan masyarakat juga nampak pada penyelenggaraan uang elektronik diharuskan dalam rangka pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme.10 Juga nampak ketika uang elektronik diselenggarakan dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap alat pembayaran tersebut, dan melaksanakan tugas Bank Indonesia dalam memonitor uang beredar.11

Uang elektronik berisi rupiah juga mendukung semangat indikator menjaga keadilan dan kesejahteraan bersama, karena dalam undang-undang rupiah disebut sebagai simbul kedaulatan negara, dan tentunya dibuat bukan cuma sebagai simbul negara saja, akan tetapi

10 Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018, Pasal 2.

11 Ahmad Hidayat dan Tim inisisatif 2006, Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), 29.