• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegunaan Bahan Pelumas

Dalam dokumen Bahan Bakar Dan Pelumasan (Halaman 76-82)

BAB V. UDARA PEMBAKARAN A. Udara

BAHAN PELUMAS

D. Kegunaan Bahan Pelumas

Sistem pelumasan pada mesin-mesin pada umumnya berguna untuk hal-hal sebagai berikut : (1) Mencegah atau mengurangi keausan pada alat yang bergesekan, (2) Memberi sedikit jarak pada alat yang bergesekan, (3) Melancarkan alat yang bergerak / berputar, (4) Mencegah terjadinya suara

berisik karena pergesekan alat, (5) Mengurangi panas yang timbul karena pergesekan, dan (6) Meminimalkan tenaga mesin yang terbuang untuk melawan gaya gesek.

Ditinjau dari fungsinya sistem pelumasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua oli memiliki 4 fungsi yang sama, yaitu :

1. Sebagai fungsi pelumasan

Oli berfungsi mengurangi adanya gesekan antara metal dan komponen– komponen mesin lainya dengan membentuk lapisan film yang tipis pada permukaan metal/komponen mesin, sehingga resiko kerusakan dapat diminimalkan, cairan oli yang membatasi metal-metal tersebut bergeser atau terdorong sewaktu mesin bergerak misalnya, seperti piston. Pada waktu torak bergerak naik ke posisi titik mati (Top Dead Centre), cincin torak mendorong cairan oli ke atas, setelah torak mencapai puncaknya karena adanya tekanan oli dari poros engkol memencar menggantikanoli yang lama guna melumasi dinding silinder waktu torak turun kembali. Apabila persediaan oli masih cukup dan pompa oli dapat bekerja dengan baik, serta saluran tempat oli mengalir masih bersih maka besar gesekan dan tingkat keausan komponen mesin dapat diminimalkan.

2. Sebagai fungsi bahan perekat.

Oli berguna untuk menutup kebocoran yaitu cacat-cacat kecil, lubang berpori-pori ketidaksempurnaan pada cincin torak dapat tertutup oleh oli sehingga tekanan dalam ruang pembakaran dapat dipertahankan, dan tetap berfungsi dengan baik.

3. Sebagai fungsi alat pembersih.

Oli juga memegang peranan yang penting dalam menjaga kebersihan mesin.jika oli dipompakan dengan tekanan dalam mesin dan mengalir kembali ke dalam Crank Case 1A, akan membawa partikel-partikel kecil dari metal yang telah aus, dan apabila terbawa peredaran oli, maka partikel kecil logam tersebut akan merusakan mesin, sehingga oli harus disaring

dimana kotoran tersebut akan tertinggal disaringan tersebut sampai saat penggantian oli. Pada waktu bahan bakar dibakar, akan membentuk komponen-komponen zat kimia, diantaranya air dan macam-macam acid. Selama masih terselimuti oli, air dan acid tersebut tidak akan menyebabkan oksidasi (karat) pada bagian-bagian dalam mesin tersebut, sehingga permukaan dalam mesin tetap bersih.

4. Sebagai fungsi pendingin

Minyak pelumas oli dapat berfungsi sebagai alat pendingin pada mesin yang membantu prinsip kerja utama alat pendingin yang biasanya menggunakan radiator, namun air dalam radiator tersebut hanya bekerja di silinder kop dan dibagian blok mesin, yang apabila dijumlahkan hanya meliputi setengah dari sistem pendingin yang dibutuhkan, sisanya dilakukan oleh peredaran minyak pelumas oli di dalam mesin. Peredaran minyak pelumas tersebut dengan membawa panas yang bersirkulasi ke segala arah, sehingga pendinginan dapat terjadi.

G. E. Akibat Pelumasan Yang Tidak Sempurna Dan Cara Mengatasinya

Pelumasan yang tidak sempurna karena suatu sebab dan kurangnya perhatian terhadap pelumasan akan dapat berakibat fatal terhadap mesin. Akibat yang ditimbul- kan antara lain: (1) tenaga mesin/motor akan berkurang karena energinya banyak terbuang untuk melawan gaya gesek yang ada, (2) motor akan cepat panas dan berisik, (3) komponen-komponen mesin menjadi cepat rusak/aus, (4) kerja mesin tidak stabil karena berputar tidak lancar, dan (5) mesin sering mati mendadak karena terjadi kemacetan dengan tiba-tiba.

Untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan diatas maka pelumasan pada mesin harus diperhatikan, terutama mengenai : (1) Kekentalan minyak pelumas / oli yang digunakan, (2) Waktu penggantian dan pengontrolan minyak pelumas yang tepat (tidak terlambat dari yang ditentukan), dan (3)

Apabila terjadi pelumasan yang tidak sempurna maka harus segera diatasi dengan mengadakan pengecekan peralatan.

H. F. Macam-Macam Sistim Pelumasan

Prinsip kerja pada dunia permesinan banyak dijumpai berbagai type sistem pelumasan. Namun dalam prakteknya tidak semua sistem tersebut dapat diterapkan pada semua mesin, karena harus disesuaikan dengan dengan kondisi mesin. Di sini akan dijelaskan beberapa sistem pelumasan terutama pada kendaraan (sepeda motor) :

1. Pelumasan sistem percikan

Sistem ini menggunakan alat percik/sendok pemercik yang terpasang pada Big End Stang Zuiger. Tetapi pelumasan ini sekarang tidak digunakan lagi karena kurang memenuhi kebutuhan pelumasan terutama pada motor yang memiliki putaran tinggi.

Gambar 6.1. Pelumas sistem percikan Keterangan :

1. Oli dalam carter

2. Oli yang dipercikkan saat mesin menyala

2. Pelumasan sistem paksa.

Pelumasan dialirkan oleh pompa oli untuk memaksa oli tersebut beredar waktu mesin hidup (bekerja), sistem ini banyak digunakan untuk mesin motor karena dapat menyesuaikan atau mampu mencukupi kebutuhan pelumas untuk mesin putaran tinggi. Jenis pompa oli ada 2 macam yaitu : a. Pompa oli roda gigi (type lama) atau pompa oli rotor untuk type baru. Type ini

banyak digunakan pada motor satu silinder.

b. Pompa oli plunger/zuiger adalah pompa oli yang digunakan pada motor dua silinder atau disebut twin.

Gambar 6.2. Pompa plunger Keterangan :

(1) Gigi primor kopling dengan nok pompa oli, (2) Batang / tuas plunger, (3) Plunger Zuiger/piston, (4) Silinder, (5) Oli yang dipompa keluar, (6) Klep pompa , (7) Saringan oli, dan (8) Oli masuk pompa.

3. Sistem pelumasan rendam atau basah

Sistem ini menggunakan metode dimana komponen-komponen yang akan dilumasi selalu terendam, misalnya pelumasan pada kopling dan versnelling. Posisi perendaman akan selalu mengkondisi komponen dalam keadaan terlumasi minyak pelumas. Minyak pelumas selalu siap untuk melumasi bagian mesin yang terendam tersebut.

4. Sistem pelumas campuran langsung.

Oli langsung dicampur dengan bensin/bahan bakar yang ada di dalam tanki. Perbandingan campuranya adalah 2% sampai dengan 5%, dari banyaknya bensin yang akan dicampur. Apabila campuran oli tidak tepat atau kualitas oli kurang baik maka akan langsung berpengaruh pada kelancaran dan tenaga yang dihasilkan mesin. Beberapa kemungkinan yang akan terjadi bila terjadi ketidakseuaian pelumasan, antara lain: (1) Campuran terlalu pekat, (2) Mesin sulit dihidupkan, (3) Tarikan motor berat dan pada knalpot timbul banyak asap berwarna putih, (4) Busi cepat kotor dan cepat mati, dan (5) Mesin cepat panas, tenaga kurang, dan knalpot berkerak atau mampat.

Gambar 6.3. Sistem pelumas campuran langsung Keterangan :

………. = oli --- = bensin ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, = udara

Bila campuran oli kurang dari 2% dapat menyebabkan: (1) Mesin cepat panas dan suara berisik, (2) Rpm tinggi sering timbul suara menggelitik, (3) Mesin tidak bertenaga waktu putaran tinggi, (4) Sering mati mendadak waktu panas karena piston macet atau kompressi bocor, dan (5) Knalpot tidak berasap. 5. Sistem pelumasan injeksi (semprot)

Pada motor jenis tertentu pelumasanya menggunakan sistem injektolud dan superlub. Sistem injektolub oli disemprotkan ke lager-lager kruk as dan ke dalam inlet. Sistem superlub oli langsung disemprotkan ke dalam inlet/saluran udara. Gangguan pelumasan sistem injeksi: (1) Asap knalpot putih tebal, (2) Busi cepat kotor/cepat mati, (3) Knalpot berkerak, (4) Oli samping boros/cepat habis, dan (5) Ruang pembakaran cepat kotor dan mesin panas.

Dalam dokumen Bahan Bakar Dan Pelumasan (Halaman 76-82)

Dokumen terkait