• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

F. Definisi Operasional

Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

Total Fixed Cost Harga Jual – Variable Cost

X Harga Jual Total Fixed Cost

Harga Jual – Variable Cost

BAB IV

GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN

A . Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan minuman ringan PT. Karunia Tirtamas Abadi dari sumber mata air Eremerasa Bantaeng. Adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengelolaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang didirikan pada tahun 1961, yang berlokasi di Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng kantor administrasi dan pusat produksi di kampung Bonto Lonrong.

Alasan berdirinya perusahaan tersebut adalah permintaan kebutuhan akan jenis minuman mineral atau air minum dalam kemasan makin meningkat dari tahun ke tahun.

Sejak tahun 1961 PT Karunia Tirtamas Abadi hanya melakukan kegiatan produksi untuk produksi lokal saja. Namun pada tahun-tahun berikutnya perusahaan ini mulai meningkat produksinya, dan dapat memproduksi air minum dalam kemasan dengan tiga jenis yaitu Air qita, Aquadaeng, dan Air vita.

Perusahaan tersebut juga menerima pesanan baik untuk lokal maupun untuk ekspor.

Jenis air minum dalam kemasan ini dikembangkan dan diproduksikan hingga saat ini, dengan penerapan teknologi dan kebijaksaan telah memberikan dampak pengaruh terhadap perusahaan PT Karunia Tirtamas abadi. Dengan Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh perusahaan yang ada seperti kebijaksanaan mengenai harga, kualitas/mutu dan sebagainya.

38

Demikian pula dalam halnya dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tepat, belum didapatkan suatu pola untuk dijadikan pedoman.

Oleh karenanya, perusahaan PT. Karunia Tirtamas abadi berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian-penelitian guna mendapatkan suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang efektif.

B. Struktur Organisasi

Sebagaimana diketahui bersama bahwa setiap perusahaan mempunyai suatu struktur organisasi, dimana struktur ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai tugas dan kewajiban bagi para pekerja dan manajer dalam perusahaan.

Perusahaan pengelolaan Air Minum Dalam Kemasan berdasarkan dengan struktur organisasi ini terdiri komponen-komponen :

1. Pimpinan/wakil pimpinan 2. Kepala bahagian Umum 3. Bagian Produksi

4. Bagian Pemasaran 5. Bagian Keuangan 6. Bagian Pembukuan

7. Bagian Ekspor/Bagian Unsur Luar

Gambar 1.2 Bagan Alir Struktur Organisasi

1. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Untuk lebih mengetahui secara jelas tentang tugas dan tanggung jawab seorang pimpinan dan wakil pimpinan beserta stafsnya dari masing-masing bagian, berikut ini akan diuraikan sebagai berikut :

a. Pimpinan dan Wakil Pimpinan

Bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan, oleh karena itu merupakan pengambilan keputusan (Decision Making) bagi setiap kebijaksanaan yang ditempuh dalam perusahaan itu.

PIMPINAN DAN WAKIL PIMPINAN

KEPALA BAGIAN UMUM

BAGIAN PRODUKSI

BAGIAN KEUANGAN

BAGIAN PEMBUKUAN

BAGIAN EKSPOR

Pimpinan dan wakilnya tidak langsung terjun ke dalam pengelolaan, dan proses produksi, dan produksi tersebut, karena semua tugas sudah dibagi-bagikan kepada masing-masing bagian.

Pimpinan dan Wakil ini mempunyai fungsi utama, antara lain : - Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari

- Mempunyai wewenang dalam penentuan terhadap buruh harian untuk diberhentikan.

- Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

b. Kepala Bagian Umum

Merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas baik keluar maupun dalam perusahaan itu sendiri.

Adapun tugasnya, sebagai berikut :

1. Pimpinan dan Wakil Pimpinan

Bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan, oleh karena itu merupakan pengambilan keputusan (Decision Making) bagi setiap kebijaksanaan yang ditempuh dalam perusahaan itu.

Pimpinan dan wakilnya tidak langsung terjun ke dalam pengelolaan, dan proses produksi, dan produksi tersebut, karena semua tugas sudah dibagi-bagikan kepada masing-masing bagian.

Pimpinan dan Wakil ini mempunyai fungsi utama, antara lain : - Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari

- Mempunyai wewenang dalam penentuan terhadap buruh harian untuk diberhentikan.

- Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

2. Kepala Bagian Umum

Merupakan pimpinan yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas baik keluar maupun dalam perusahaan itu sendiri.

Adapun tugasnya, sebagai berikut :

Koordinasi dalam arti mengatur dan menerima kerjasama seluruh administrasi dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran rutin perusahaan.

- Pelayanan dalam arti memberikan pelayanan tehnis dan administrasi bagi satuan organisasi dalam lingkungan perusahaan itu sendiri.

- Perencanaan dalam arti mempersiapkan rencana, dan menyusun program dan menilai pelaksanaan rencana.

- Membina administrasi dalam arti membina urusan tata urusan dalam mengelola dan membina kepegawaian.

3. Bagian Produksi

Bagian ini berfungsi untuk mengadakan sortir atau pemilihan/pemisahan terhadap bahan baku yang memenuhi syarat untuk bisa dipakai dan yang tidak memenuhi syarat diproses ataukah seharusnya dibuang. Bagian ini dapat pula berfungsi untuk pengadaan barang-barang yang siap untuk di proses atau dipasarkan.

Bagian ini mempunyai tugas yaitu :

- Mensortir/memisahkan barang-barang yang baru diterima - Membersihkan bahan baku yang akan di proses.

- Mengklasifikasikan bahan baku yang baru datang

Bertanggung jawab dalam proses produksi serta melakukan pengawasan terhadap jalannya proses serta produksi serta hasil akhir.

Bagian Pembelian

Pada bagian pembelian ini bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi pembelian dari timbulnya surat perintah pembelian sampai dengan barang-barang yang dibeli.

Adapun tugas-tugasnya antara lain :

- Memesang barang-barang sesuai dengan jadwal kebutuhannya tetapi berpedoman kepada biaya-biaya yang minimum

- Membuat dan mengirim beberapa surat permintaan dan penawaran harga kepada suplier untuk pembelian bahan baku.

- Mengikuti perkembangan permintaan barang-barang dihubungkan dengan jumlah yang sebenarnya dibutuhkan, memperhatikan kapan kebutuhan itu dipenuhi.

- Terus berusaha mencari sumber barang baru dan meneliti secara ekonomis suplier yang ada sekarang.

5. Bagian Pemasaran

Bagian ini berfungsi menjalankan kegiatan pemasaran sari buah, mengantar produksi pada agen-agen serta berusaha dalam meningkatkan volume pemasaran dan market share bagi markis. Bagian pemasaran bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi penjualan dari timbulnya suatu order sampai penyerahan uang hasil pemasaran kepada kasir perusahaan termasuk dalam hal ini, sebagai berikut :

- Menyelenggarakan administrasi keuangan yang baik.

- Mengawasi kelancaran distributor barang-barang yang diperlukan langganan.

- Menyiapkan administrasi dan fisik dari stock barang-barang yang akan dipasarkan.

- Menyiapkan planning penjualan secara harian maupun jangka panjang.

6. Bagian Keuangan

Bagian ini mengurus atau bertanggung jawab atas segala hal yang mempunyai kaitan dengan keuangan perusahaan, baik pengeluaran maupun pendapatan yang diperoleh perusahaan. Bagian keuangan ini bertanggung jawab secara langsung kepada direktur. dan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

- Mengadakan pengurusan dalam bidang keuangan, dan administrasi, personalia untuk kelancaran jalannya perusahaan.

- Menyusun laporan berkala mengenai bidangnya untuk disarahkan kepada Direktur mengenai hal-hal yang tidak dapat diputuskannya sendiri untuk mendapatkan keputusan.

- Mengkoodinir tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan dalam distributor keuangan.

- Menyusun anggaran direktorat keuangan dan anggaran rutin.

- Bertanggung jawab dan melaporkan kepada direktur.

7. Bagian Pembukuan

Mengatur dan melaksanakan segala pembukuan perusahaan baik menyangkut transaksi yang terjadi di luar perusahaan maupun yang ada dalam perusahaan.

Dalam hal ini bagian pembukuan mempunyai tugas sebagai berikut : - Melakukan koordinasi tentang tugas-tugas pembukuan dan budget analisa.

- Mengadakan evaluasi atas rencana/realisasi untuk investasi.

- Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan/realisasi pengeluaran, bukti memorial, bukti penerimaan/pengeluaran stock laporan mutasi.

- Menerima kode perkiraan pada bukti-bukti penerimaan serta pengeluaran dan bukti memorial.

- Membuat neraca percobaan dan neraca perhitungan laba rugi secara periodik serta memberikan ketetapan penyajian laporan.

- Membuat rekomendasi laporan bank, daftar piutang, daftar stock setiap bulan.

- Menyusun rencana cash flow harian dan bulanan.

8. Bagian Ekspor/Bagian Urusan Luar

Bagian ini mempunyai peranan untuk mengurus penerimaan produksi bila ada pesanan yang diterima dari luar daerah, dengan demikian bagian ini hanya berfungsi secara temporer, artinya bahagian ini menjalankan fungsi bila ada pesanan yang diterima.

Bagian perdagangan umum bertanggung jawab terhadap kelancaran transaksi penjualan dari timbulnya suatu order sampai penyerahan uang hasil penjualan kepada kasir, hal ini termasuk antara lain :

- Penyelenggaraan administrasi keuangan yang baik.

- Mengawasi administrasi kelancaran distribusi dan fisik dari stock barang-barang yang akan dipasarkan.

- Menyiapkan planning penjualan secara harian maupun jangka panjang.

C. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi PT. Karunia Tirtamas Abadi Bantaeng Yaitu ― Berusaha Semaksimal Mungkin Mengembangkan Perusahaan Tersebut Utuk Ke depannya‖

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

Perusahaan PT. Karunia Tirtamas Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri yang terus mengalami perkembangan dalam kegiatan usahanya dari tahun ke tahun. Dengan alasan ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.

Pemahaman mengenai lingkungan pelaporan keuangan perlu disertai pemahaman tujuan dan konsep yang mendasari informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut maka perusahaan dapat menetapkan kebijaksanaan,perencanaan, dan bergerak dalam bidang industri menyususn laporan keuangannya dalam periode tahunan yang meliputi :

1. Neraca per 31 Desember 2011 dan 2012

2. Laba rugi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012

47

3. Laporan arus kas 31 Desember 2011 dan 2012

Apabia laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan – laporan selama beberapa periode maka analisa yang demikian dinamakan analisa horizontal atau analisa dinamis. Sedangkan apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode saja (hanya memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang demikian tersebut adalah analisa vertikal atau analisa statis.

B. Laporan Arus Kas Dan Laba Rugi

Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

Untuk memberikan gambaran dalam menyusun laporan arus kas maka informasi Laporan laba/rugi PT. Karunia Tirtamas Abadi untuk tahun 2011 dan 2012 sebagai berikut :

Tabel 2.1

harga pokok penjualan Rp 237.650.000

Sumber : PT. Karunia Tirtamas Abadi

Tabel 2.2

harga pokok penjualan Rp 347.650,000

Sumber : PT. Karunia Tirtamas Abadi

Tabel 2. 3

PT. KARUNIA TIRTAMAS ABADI LAPORAN ARUS KAS TAHUN 2011 Arus Kas dari aktivitas operasi :

Laba ( rugi ) bersih Arus Kas dari aktivitas Investasi :

Tanah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :

Hutang Bank Sumber : PT. Karunia Tirtamas Abadi

Tabel 2.4

PT. KARUNIA TIRTAMAS ABADI LAPORAN ARUS KAS TAHUN 2012 Arus Kas dari aktivitas operasi :

Laba ( rugi ) bersih Arus Kas dari aktivitas Investasi :

Tanah Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :

Hutang Bank Sumber : PT. Karunia Tirtamas Abadi

C. Perhitungan Break Even Point

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Analisa break even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break even dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan pada data taksiran periode yang akan datang.

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:

Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Salah satu kelemahan dari BEP adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya, mereka menciptakan banyak produk jadi hal ini sangat sulit. Ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.

Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

3. Harga penjualan.

Berdasarkan metode penelitian, maka persamaan yang digunakan untuk menghitung break even point ada 2, yaitu:

1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi break event point.

Artinya perusahaan perlu menjual 44.508 minuman agar terjadi break even point. Pada pejualan diatas 44.508 maka perusahaan PT. Karunia Tirta Mas Abadi mulai memperoleh laba.

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP:

Total Fixed Cost

= Rp 222.540.000 Harga Jual – Variable Cost

Rp 111.270.000 Rp 5.000 – Rp 2.500

Rp 111.270.000

Rp 111.270.000

= 44.508 Rp 2.500

Total Fixed Cost

Harga Jual – Variable Cost X Harga Jual

Rp 5.000 – Rp 2.500 X Rp 5.000 Rp 556.350.000.000

Rp 2.500

56 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil panelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan:

1. Pada tahun 2011 penjualan minuman ringan perusahaan PT. Karunia Tirta Mas Abadi sebesar Rp 240.000.000 dan mengalami kenaikan penjualan pada tahun 2012 sebesar Rp 350.000.000.

2. Pada tahun 2011 total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan PT. Karunia Tirta Mas Abadi sebesar Rp 111.270.000, dan pada tahun 2012 biaya produksi tidak mengalami perubahan.

3. Pada tahun 2011 jumlah keuntungan/laba yang di peroleh perusahan sebesar Rp 126.380.000, sedangkan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp 236.380.000.

4. Berdasarkan metode analisis yang digunakan, BEP memprediksikan perusahaan perlu menjual 44.508 minuman ringan agar terjadi break even point. Pada pejualan diatas 44.508 perusahaan PT. Karunia Tirta Mas Abadi akan mulai memperoleh laba/keuntungan. Sedangkan jumlah uang penjualan yang harus diterima agar terjadi break even point adalah sebesar Rp222.540.000.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan maka diberikan saran sebagai berikut : 1. Untuk penelitian berikutnya agar perusahaan memberikan data yang lebih

lengkap lagi seperti memecah laba menjadi beberapa komponen akrual kemudian diujikan kembali model yang atau model yang lain untuk mengetahui apakah arus kas operasi tahun berjalan tetap memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

2. Bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa arus kas tahun berjalan yang lebih baik dibanding laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan tetap dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA

IAI. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Finger, Catherine A. 1994. ―The Ability of Earnings to Predict Future Earnings and Cash Flow‖. The Journal Accounting Research. Vol. 32, No.2. Autumn. Pp. 210-223.

Golrida Karyawati P,2013, Akuntansi Untuk Non–Akuntansi PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Parawiyati dan Zaki Baridwan. 1998. ―Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia‖.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 No. 1, h.1-11.

http://sulistyo-widodo.blogspot.com/2012/04/pengertian-analisis-titik-impas-break-even-point.html

Supriyadi. 1999. ―The Predictive Ability of Earnings Versus Cash Flow Data to Predict Future Cash Flows: a Firm-Specific Analysis‖. Gadjah Mada International Journal of Business. Vol. 1, September, h. 113-132.

Syafriadi, Hepi. 2000. ―Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Earnings dan Arus Kas Masa Depan: Studi di Bursa Efek Jakarta‖.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2, No. 1, April, h. 76-88.

BIOGRAFI PENULIS

SALMAWATI lahir di Bantaeng Kab. Bantaeng pada tanggal 07 April 1992.Merupakan anak ke lima dari lima bersaudara, dari pasangan Rabali dan Almarhuma Caya.

Jenjang pendidikan yang diikuti mulai dari SD inpres kaili.

Tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama melanjutkan ketingkat SMP Negeri 1 Bissappu yaitu tamat pada tahun 2007, kemudian melanjutkan di SMA Negeri 1 Bantaeng ditahun yang sama dan tamat pada tahun 2010, pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi dan selesai pada tahun 2014. Penulis menyusung skripsi dengan judul: ―ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS.

Dokumen terkait