• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegunaan Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN

D. Kegunaan Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat berguna dikemudian hari. Kegunaan yang bias diambil dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi fakultas, Memberi referensi dan gambaran yang mungkin akan berguna dikalangan akademis fakultas ekonomi dalam melanjutkan penelitian yang sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam pengembangan ilmu Ekonomi khususnya teori-teori yang dikembangkan dalam penelitian ini.

c. Bagi instansi, Sebagai bahan masukan dan informasi yang penting bagi PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar untuk mengetahui perkembangannya dari tahun ke tahun..

d. Bagi masyarakat, memberikan gambaran tentang peranan industri gula Takalar dalam penyerapan dan perluasan tenaga kerja..

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai bahan pemikiran untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat.

b. Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Industri

Berdasarkan etimologi, kata “industri” berasal dari bahasa Inggris

“industry” yang berasal dari bahasa Prancis Kuno “industrie” yang berarti

“aktivitas” yang kemudian berasal dari bahasa Latin “industria” yang berarti

“kerajinan, aktivitas”. Industri merupakan kata nomina. Dalam arti luas, pengertian industri adalah segala kegiatan ekonomi yang bersifat produktif atau menghasilkan keuntungan. Dalam arti sempit, pengertian industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi sehingga memperoleh keuntungan atau profit.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Mengingat arti penting dan peranan sektor industri yang merupakan bahagian usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang merupakan bahagian usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang tidak seimbang karena terlalu menonjolkan sektor pertanian yang diupayakan mengarah kesektor ekonomi yang lebih pokok yang seimbang antara sektor industri, yang

8

ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha dan menunjang pembangunan.

Dari defenisi tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa industri adalah kegiatan manusia mengolah bahan mentah hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan dan perikanan dijadikan barang-barang produksi yang siap dijual sehingga pengelolaannya meliputi :

a. Pengubahan bahan baku menjadi bahan dasar.

b. Pengubahan bahan baku menjadi bahan dasar kemudian menjadi barang industri.

Berdasarkan defenisi mengenai industri maka dapatlah diketahui bahwa industri adalah bahagian dari pada proses produksi dimana bagian itu tidak mengambil bahan langsung dari alam tetapi barang itu diolah dulu hingga akhirnya menjadi barang bernilai bagi masyarakat. untuk mempertinggi barang tersebut dipakai suatu teknologi baru berupa mesin-mesin, penerapan teknologi baru dalam bidang perubahan bahan mentah menjadi bahan baru inilah yang disebut dengan industrialisasi, sebab akibat dari industrialisasi, maka segala bentuk usaha yang semula memakai tenaga manusia secara besar-besaran diganti dengan tenaga mesin sehingga bentuk perubahan ini terlihat dengan jelas dari kegiatan agraris yang baru dalam kegiatan ekonomi industri.

Perlu ditambahkan bahwa faktor pendorong industri di Indonesia, diantaranya:

a. Kekayaan alam yang melimpah berupa barang tambang, hasil hutan, hasil laut dan hasil pertanian.

b. Penduduk yang besar jumlahnya, sebagai faktor tenaga kerja dan faktor pemakai (konsumen).

c. Jenis kekayaan alam terbesar diberbagai daerah sehingga kemungkinan terjadinya tukar menukar barang antar pulau.

d. Kesediaan dari negara-negara besar sebagai pemilik modal untuk menanamkan modal dibidang industri di Indonesia.

Untuk memberi peringatan industri dapat dilihat beberapa pengertian industri sebagai berikut :

a. Pengertian industri menurut, G Kartasa Poetra dalam buku pembentukan perusahaan industri (1987: 6) mengemukakan bahwa pengeritan industri adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang dan rekayasa industri.

b. Pendapat, Harjanto Sumodisastro (1985: 1) mengemukakan industri adalah tiap usaha memperoleh inti dari produksi yang membuat barang-barang atau yang mengerjakan suatu barang atau bahan untuk masyarakat disuatu tempat tertentu.

c. Pendapat lain yang dikemukakan oleh, Saidiharjo (1990: 23) mengemukakan bahwa industri adalah usaha manusia yang dapat menambah kefaedahan dari suatu barang atau pemberian jasa-jasa yang mengandung kefaedahan.

d. Sedangkan menurut A.Muhammad Harun (1990: 2) mengemukakan industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan merekayasa industri.

Dari uraian pengertian industri di atas dapatlah disimpulan bahwa industri terdiri dari beberapa perusahaan dengan tujuan memproduksi barang yang serupa, yang dalam prosesnya merubah bahan atau barang dari bentuknya menjadi bentuk lain sehingga terlihat adanya nilai suatu peningkatan dalam nilai suatu barang.

Defenisi industri disini dititik beratkan pada pendekatan dari sudut proses produksi yaitu bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi sehingga menjadi benda atau barang yang dekat dengan konsumen.

Dari pengertian industri tersebut di atas dapatlah dijelaskan sebagai berikut:

a. Bahan baku adalah bahan menta yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri.

b. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami beberapa tahap proses produksi dan industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

c. Barang jadi adalah barang industri yang sudah siap dipakai untuk konsumen akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi.

d. Rancangan bangunan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri yang berhubungan dengan pabrik secara keseluruhan dan bagian-bagiannya.

e. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin-mesin peralatan industri.

2. Jenis-Jenis Industri

Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan perekonomian di Indonesia maka diperlukan adanya peranan perindustrian, dimana pada dasarnya pembangunan industri di Indonesia mempunyai hubungan timbal balik dengan pembangunan dibidang-bidang lainnya karena hubungan timbal balik itulah, maka proses terwujudnya kesejahteraan dengan pembangunan akan segera terwujud, dimana peranan industri sangat besar dan ikut mewujudkan kesejahteraan sebagai berikut :

a. Industri memperluas lapangan kerja

b. Industri menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat banyak.

c. Industri akan menghasilkan devisa melalui ekspor hasil industri itu sendiri.

Besarnya nilai melalui ekspor hasil-hasil industri itu sendiri. Besarnya nilai ekspor itu sendiri menghemat devisa melalui barang-barang yang diimpornya.

Mengingat banyaknya jenis industri yang ada di Indonesia, maka industri tersebut berdasarkan surat keputusan pemerintah (Menteri Perindustrian) No.

294/M/IV/1972 dikelompokkan atau digolongkan sebagai berikut:

a. Menurut jenis

1) Industri besar meliputi, industri pertambangan, industri alat transportasi, industri tenaga listrik dan sebagainya.

2) Industri ringan meliputi barang konsumsi misalnya, industri makanan, minuman, tekstil dan sebagainya.

b. Menurut ukuran

1) Industri besar adalah industri yang menggunakan lebih dari 100 (seratus) orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau menggunakan 50 (lima puluh) orang tenaga kerja yang menggunakan mesin.

2) Industri sedang adalah industri yang menggunakan 19 (sembilan belas) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau antara 4 (empat) sampai 49 (empat puluh sembilan) orang dengan tenaga mesin.

3) Industri kecil adalah industri yang menggunakan 1 (satu) sampai 5 (lima) orang dengan tenaga mesin atau antara 1 (satu) sampai 10 (sepuluh) orang tanpa tenaga mesin.

3. Pengertian Industri Besar

Setelah kita menguraikan beberapa pengertian dari industri, sekarang kita melihat bagaimana pula yang dimaksud dengan industri besar. Dari berbagai literatur yang ada penulis menyajikan pendapat dari berbagai pakar ekonomi diantaranya :

Menurut Mubyarto (1996: 14) berpendapat bahwa industri besar yaitu suatu industri yang menggunakan lebih dari 100 (seratus) orang tenaga kerja.

Selanjutnya menurut Sumitro (1987: 53) menyatakan bahwa proses industrialisasi dan pengembangan industri salah satu jalur kegiatan dalam usaha kita secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan lebih maju, serta taraf hidup yang lebih bermutu. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan dan langkah-langkah perluasan kesempatan kerja yang bersifat menyeluruh dan terpadu melalui suatu pengarahan investasi yang lebih berorientasi pada perluasan kesempatan kerja.

Bertolak ukur pada uraian di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan industri besar pada dasarnya sama dengan pengertian secara umum namun yang membedakan hanya dari segi tenaga kerjanya dan peralatan yang digunakan. Adapun ciri-ciri dari pada industri besar adalah penggunaan mesin-mesin modern, untuk membangun industri modern tersebut dibutuhkan :

a. Modal yang besar

b. Tenaga kerja terdidik dan terlatih c. Cukup tenaga buruh

d. Pengembangan dan penelitian.

4. Pengertian Produksi

Adapun dasar pengertian produksi adalah merupakan suatu proses.

Menurut pendapat Sumitro Djojohadikusuma (1960: 136) mengatakan pengertian produksi yaitu proses menggunakan unsur-unsur produksi dengan maksud untuk

menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan. Dalam teori produksi hal yang sama selalu mendapat tekanan adalah jumlah out put selalu tergantung atau merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi yang digunakan.

a. Proses

Produksi merupakan serangkaian proses, proses diartikan sebagai metode dan teknik yang digunakan didalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

b. Jasa-jasa

Merupakan serangkaian kegiatan atau alat untuk mengorganisasikan dalam penentuan teknik dasar yang dipakai, sehingga proses dapat digunakan secara efektif.

c. Perencanaan

Sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, diperlukan suatu perencanaan yang matang misalnya : produk apa yang akan dibuat, berapa besar atau banyaknya, bahan baku apa yang dipakai, siapa yang mengerjakan, dimana melakukan proses untuk siapa produk dibuat, kapan dimulainya proses, dan sebagainya.

d. Pengawasan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengawasi jalannya produksi sehingga bisa menjamin tercapainya hasil yang telah direncanakan.

Menurut Muh. Bakat Maulidun Noor, (1989: 57) mengemukakan pengertian produksi adalah segala kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung mempertinggi nilai guna (faedah) suatu barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Produksi secara langsung adalah kegiatan produksi yang menggunakan faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja.

2. Produksi secara tidak langsung adalah kegiatan produksi yang menggunakan faktor produksi modal dan keahlian (Skill).

Dengan demikian suatu fungsi produksi dengan cara yang sistematis dan sederhana. Dimana hubungan tersebut mencerminkan dalam rumusan hubungan sebab akibat antara input dan out put tertentu merupakan akibat adanya input itu dari dalam proses produksi. Dimana dalam hal ini proses produksi dibagi atas dua jenis proses produksi sebagai berikut :

a. Proses produksi terus menerus

Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau ukuran yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi produk jadi. Ciri-ciri produksi terus menerus :

1) Menghasilkan produk dalam jumlah besar (produk massa) atau produk untuk kebutuhan pasar.

2) Produk yang dihasilkan adalah produk standar.

3) Mesin atau peralatan yang dipakai biasanya agak automatis, dan bersifat khusus.

4) Penyusunan peralatan tersebut didasarkan urutan-urutan proses pengerjaannya.

5) Kemacetan Sebelum kegiatan produksi dilaKemacetan atau kerusakan salah satu mesin akan mengakibatkan macetnya proses produksi secara keseluruhan.

6) Biaya pemeliharaan mesin tinggi.

b. Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi yang tidak mengenal urutan atau pola yang pasti. Ciri-ciri produksi terputus-putus : 1) Produk yang dihasilkan relatif kecil, tetapi mempunyai variasi sangat

besar.

2) Produk yang dihasilkan berupa pesanan dari konsumen 3) Mesin atau peralatan yang digunakan bersifat umum

4) Penyusunan mesin tersebut didasarkan atas fungsi dari masing-masing mesin.

5) Kemacetan satu mesin tidak menghambat proses produksi secara keseluruhan.

6) Biaya persediaan bahan mentah relatif tinggi.

5. Pengetian Tenaga Kerja

Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang mempunyai potensi untuk membangun dan berproduksi yang sangat besar, sumber daya alam (natural resources) dan seakan-akan tak kunjung habis, besarnya sumber daya manusia ini dapat dilihat pada banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja dan terhimpun dalam angkatan kerja.

Menyinggung masalah usia kerja itu berarti sama artinya kita membahas mengenai tenaga kerja, kita ketahui bahwa tenaga kerja adalah bahagian tenaga

kerja, tetapi tidak semua penduduk adalah tenaga kerja sedangkan angkatan kerja adalah bahagian dari anngkatan kerja serta tidak semua angkatan kerja adalah pekerja.

Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering digunakan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tanggal. Tidak termasuk golongan yang disebut terakhir ini yakni pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja, mereka secara fisik maupun sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Pendapat di atas termasuk dalam buku, Payman J.Simanjuntak (1998: 2) mengemukakan bahwa secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batasan umur. Tiap-tiap negara memberi batasan umur yang berbeda-beda, India misalnya menggunakan batasan umur 14 (empat belas) sampai dengan 60 (enam puluh) tahun, sedangkan orang-orang yang berumur dibawah 14 (empat belas) tahun diatas 60 (enam puluh) tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja.

Amerika Serikat mula-mula menggunakan batasan umur minimum 14 (empat belas) tahun tanpa batasan umur maksimum. Kemudian sejak tahun 1967 batasan umur dinaikkan menjadi 16 (enam belas) tahun. Jadi di Amerika Serikat yang dinamakan tenaga kerja adalah penduduk berumur 16 (enam belas) tahun atau lebih, sedangkan yang berumur dibawah 16 (enam belas) tahun tergolong bukan tenaga kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut adalah supaya defenisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang

sebenarnya. Tetapi negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja dimasing-masing negara juga berbeda.

Di Indonesia, dipilih batas umur minimum 10 (sepuluh) tahun tanpa batasan umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih.

Pemilihan 10 (sepuluh) tahun sebagai batasan umur maksimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk terutama di desa-desa yang sudah kerja atau mencari pekerjaan. Payaman J.Simanjuntak (1998: 2) mengatakan bahwa dalam tahun 1971, diantara penduduk kota dalam batas 10 – 14 tahun terdapat 7,1% yang tergolong bekerja atau mencari pekerjaan, sedangkan diantara penduduk desa terdapat 18% dengan kata lain, sekitar 16% penduduk kota dan desa dalam kelompok umur 10 – 14 tahun ternyata telah atau mencari kerja. Dengan demikian juga Indonesia tidak menganut batas umur maksimum, alasannya bahwa Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional, hanya sebagian kecil penduduk Indonesia menerima tunjangan dihari tua yakni pengawai negeri dan sebahagian kecil pegawai perusahaan swasta.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja dalam literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15 (lima belas) tahun sampai dengan 64 (enam puluh empat) tahun tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia yang berumur 10 (sepuluh) tahun ke atas. Jadi di Indonesia yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah semua penduduk yang berumur 10 (sepuluh) tahun ke atas, ini termasuk dalam kategori penduduk dalam usia kerja.

Tenaga kerja atau men-power terdiri dari angkatan kerja atau Labor Force terdiri dari pertama, golongan yang bekerja dan kedua golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau sedang menari pekerjaan. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah mereka yang menyumbangkan tenaga untuk menghasilkan barang dan jasa dengan menerima imbalan berupa uang atau barang.

Secara geografis besarnya angkatan kerja tergantung tingkat partisipasi angkatan kerja (Labor Force Participation Rate) yaitu berupa persen dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja. Telah diuraikan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mengenai bukan angkatan kerja seperti yang dijelaskan di atas bahwa kategori non angkatan kerja terdapat pada penduduk berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih yang bersekolah mengurus rumah tangga dan lain-lain.

Di dalam sensus penduduk 1961 digunakan preperensi waktu enam bulan yang lalu untuk mendefenisikan konsep bekerja dan pencari pekerjaan hal ini berbeda sekali dengan yang digunakan dalam sensus penduduk 1985/1990, sumber-sumber data yang terakhir ini menggunakan referensi waktu satu minggu yang lalu tidak seragam, dalam referensi waktu mengakibatkan tidak dapat dibandingkan data angkatan kerja dari sensus penduduk tahun 1985 dan sensus penduduk 1990.

Sensus penduduk tahun 1985 menggunakan batas waktu minimum yang agak berbeda dengan yang digunakan dalam sensus penduduk tahun 1990, untuk

mengelompokkan penduduk usia kerja dalam kelompok-kelompok bekerja dan mencari pekerjaan. Di dalam sensus penduduk tahun 1985 batas waktu minimum adalah dua hari dan satu jam perhari selama satu minggu. Sebaliknya dalam sensus penduduk tahun 1990, batas waktu minimum yang digunakan adalah satu jam selama seminggu, namun perbedaan dalam sensus batas waktu minimum ini tidak menimbulkan perubahan yang berarti dalam perkiraan angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Di negara maju, angkatan kerja adalah semua penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Selain itu tidak semua angkatan kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi, melainkan adalah mereka yang bekerja. Jumlah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah pada waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja tersebut adalah tingkat partisipasi angkatan kerja atau disingkat TPAK. Semakin besar jumlah penduduk dan kerja dan semakin besar pula jumlah angkatan kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh berbagia faktor demografis, sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini antara lain adalah umur, status perkawinan dan tingkat pendidikan serta tempat tinggal.

Faktor umum dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja, yakni penduduk berumur pada umumnya tidak mempunyai tanggung jawab yang tidak begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga. Penduduk dalam kelompok umur 25 – 55 tahun, terutama laki-laki umumnya dituntut untuk mencari nafkah, dan oleh sebab itu tingkat partisipasi di atas 55 tahun sudah mulai

menurun hal ini disebabkan kemampuan untuk bekerja sudah menurun, dan tingkat partisipasi angkatan kerjanya umumnya rendah.

Dilain pihak tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh penduduk yang mengurus rumah tangga, semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga, semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga semakin kecil tingkat partisipasi angkatan kerja.

Pengaruh dari masing-masing faktor ini terdapat TPAK berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan. Bagaimanakah seorang digolongkan sebagai pekerja dan sebagai penganggur. Sebagaimana halnya penentuan harus umum untuk tenaga kerja maka defenisi yang diberikan untuk membedakan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, demikian pula pekerja dan penganggur, tidak dapat dengan sepenuhnya menggambarkan atau mencakup keadaan yang sebenarnya. Tiap negara dapat memberikan pengertian yang berbeda mengenai defenisi bekerja dan menganggur, defenisi ini dapat berubah menurut waktu.

Di Indonesia, pengertian pekerja adalah orang yang bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit dua hari dalam seminggu sebelum hari pencacahan dinyatakan sebagai pekerja. Juga tergolong sebagai pekerja adalah mereka yang selama seminggu pencacahan tidak bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah pekerja atau bekerja pada kantor pemerintah atau swasta sedang tidak masuk bekerja karena cuti sakit atau mungkin berbeda dengan petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang sedang tidak bekerja menunggu hujan yang menggarap sawahnya, dan orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, konsultan tukang cukur dan lain-lain.

Berlainan dengan pengertian pada sensus penduduk tahun 1961 orang dinyatakan bekerja bila paling sedikit 60 hari selama 6 bulan sebelum pencacahan ia melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan. Kemudian sensus penduduk tahun 1990, orang dinyatakan bekerja bila selama satu minggu sebelum pencacahan ia melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan paling sedikit selama satu jam. Dengan kata lain menganggur adalah mereka yang tidak bekerja sama sekali selama satu minggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari kerja.

6. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja (Kuncoro, 2002: 68).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal.

Dokumen terkait