• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA PADA PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA PADA PT"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

i NUSANTARA XIV (PERSERO) PABRIK GULA TAKALAR

TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TAKALAR

ROHANI IRWAN 10572 02290 10

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

ii DI KABUPATEN TAKALAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis

Disusun dan diusulkan oleh ROHANI IRWAN

Nomor Stambuk : 10572 02290 10

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)

vi Kerja di Kabupaten Takalar. (dibimbing oleh Mukhtar Hamzah dan Idham Khalid)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan industri gula Takalar dalam kurun waktu tahun 2009 sampai tahun 2013 di Kabupaten Takalar serta bagaimana peranan industri gula Takalar dalam penyerapan dan perluasan tenaga kerja. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif untuk mengolah data- data yang telah diperoleh dari lokasi penelitian. Teknik pengambilan data dengan observasi dan dokumentasi kemudian dikembangkan dengan hasil kuesioner yang ditabulasikan dengan sistem statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan produksi industri gula Takalar pada tahun 2009-2013 berfluktuasi atau turun naik disebabkan beberapa hal, yaitu produksi tebu anjlok, banyaknya lahan yang tidak ditanami tebu disebabkan oleh iklim, sarana jalan menuju perkebunan rusak berat sehingga tenaga kerja sulit untuk menjangkau lahan serta tebu terserang hama dan dimakan tikus. Industri gula Takalar mempunyai peranan dalam penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009-2013, hal ini terbukti pada tahun 2011 perkembangan mengalami kenaikan sebesar 101,42%

dibandingkan pada tahun 2011 sangat meningkat derastis, demikian juga tahun 2013 dibandingkan 2011 juga mengalami peningkatan. Elastisitas penyerapan tenaga kerja pada industri ini sejak tahun 2009 sampai tahun 2013 secara berturut-turut yaitu, tahun 2009-2010 = 2,91, tahun 2010-2011 = 30,73, tahun 2011-2012 = 22,92, tahun 2012-2013

= 0,17. Tetapi rata-rata elastisitas penyerapan tenaga kerja untuk kurun waktu tahun 2009-2013 adalah sebesar 14,19. Dari angka ini menunjukkan penyerapan tenaga kerja elastis karena kofisien elastisi lebih besar dari satu (E >1).

Key words: Industri Gula, Penyerapan, Tenaga Kerja

(7)

vii melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan Perkembangan Industri Gula Pada PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Takalar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis sepenuhnya mengakui dan menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari pembimbing. Dalam kesempatan ini dengan sepenuh hati yang tulus, penulis mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak Dr. H. Mukhtar Hamzah, SE, MM dan bapak Idham Khalid, SE, MM, yang bertindak sebagai pembimbing Pertama dan Kedua dalam penyusunan skripsi ini. Kecerdasan, keluasan wawasan yang kritis, mengarahkan, dan mendorong penulis agar senantiasa belajar dan bertindak dengan lebih teliti dan hati-hati serta tidak mudah patah semangat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

(8)

viii 2. Bapak Moh. Arif Pasigai, SE., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Dan Bisnis Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda (Irwan), Ibunda (Rahmawati) dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil.

4. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberi bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di lembaga ini.

5. Rekan-rekan sahabat yaitu Hasman Jamal, S.Sos, Jemmy Karim, S. Sos, Rosniar, Wahyuni Usman, Sahrina, Muh. Riswan yang tidak dapat disebut namanya satu persatu karena senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi yang membutuhkan.

Makassar, Juni 2014

Rohani Irwan

(9)

ix

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...v

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...ix

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Kegunaan Penelitian...6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...8

A. Tinjauan Teori...8

1. Pengertian Industri ...8

2. Jenis-jenis Industri ...12

3. Pengertian Industri Besar ...13

4. Pengertian Produksi ...14

5. Pengertian Tenaga Kerja...17

6. Penyerapan Tenaga Kerja ...23

7. Sumber Daya Manusia ...24

B. Kerangka Pikir ...27

C. Hipotesis...29

D. Defenisi Operasional...29

BAB III. METODE PENELITIAN ...30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...30

B. Metode Pengumpulan Data...30

C. Jenis dan Sumber Data...31

D. Populasi dan Sampel ...32

E. Teknik Analisis Data...33

F. Sistimatis Pembahasan...34

(10)

x

3. Struktur Organisai ...40

B. PT. Perkebunan Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Takalar dalam penyerapan tenaga kerja ...51

1. Perkembangan Industri Gula dan Pemakaian Tenaga Kerja ...51

2. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Gula Takalar 55 BAB V. PENUTUP...58

A. Kesimpulan ...58

B. Saran...59

DAFTAR PUSTAKA...60

(11)

A. Latar Belakang

Tanaman Tebu merupakan tanaman perkebunan semusim yang di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan seperti halnya padi, jagung, bambu dan lain-lain. Gula adalah salah satu kebutuhan pokok yang di konsumsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, pabrik-pabrik manisan, pabrik roti dan lain-lain, baik di skala nasional dan internasional.

Sehingga permintaan terhadap gula setiap tahunya terus meningkat namun kondisi yang demikian membuat pabrik-pabrik gula tidak mampu untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional akan permintaan terhadap gula, karena jumlah pabrik yang memproduksi gula masih cukup terbatas sedangkan permintaan terhadap gula terus meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbatasnya produksi gula ini di sebabkan oleh kurangnya lahan dalam penanaman tebu meskipun terus di perluas lahan tebu yang ada namun belum mampu dalam memenuhi permintaan gula nasional dan internasional. Selain itu juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi terbatasnya produksi gula karena terbatasnya teknologi-teknologi yang di gunakan dalam proses pembuatan atau produksi gula tebu sehingga tidak dapat memproduksi gula secara maksimal dengan waktu yang cepat. Dalam proses produksi gula tebu selain mengunakan teknologi mesin, memproduksi gula tebu juga mengunakan tenaga kerja/tenaga manusia dalam proses produksinya seperti sebagai berikut: Pembajakan lahan yang akan di gunakan dalam penanaman tebu

1

(12)

sebagai bahan baku pokok gula, penanaman tebu, perawatan tanaman tebu seperti pemupukan, pebersihan hama, hingga proses pemanenan tebu seperti pemotongan tanaman tebu secara manual maupun mesin, pengangkutan tebu dari lahan ke pabrik, dan proses pengilingan tebu di pabrik. Dengan demikian pabrik gula sangat banyak mengunakan tenaga kerja dalam proses produksinya, sehingga penyerapan tenaga kerja akan berdampak pada masyarakat sekitar pabrik maupun daerah-daerah yang lainya. Dampak yang di rasakan oleh masyrakat bermacam- macam baik dampak positif maupun dampak negatif dengan adanya pabrik tersebut.

Jika pabrik gula banyak menyerap tenaga kerja yang ada di sekitarnya maka akan mengurangi jumlah penganguran yang ada di sekitarnya, dengan di serapnya tenaga kerja maka setiap pekerja pabrik akan mendapatkan upah yang menjadi pendapatan pekerja sehingga keadaan ekonomi masyarakat akan membaik / meningkat di bandingkan sebelum adanya pabrik gula tersebutnya maka kesejahteraan masyrakat / sosial ekonomi disekitarnya akan meningkat dengan adanya keberadaan pabrik gula di daerah tersebut.

Dampak dari pabrik gula yang di dirikan pada suatu daerah akan berdampak terhadap masyarakat sekitarnya terutama masyarakat yang ada di tempat di dirikanya pabrik gula baik dampak yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan pabrik gula akan berdampak terhadap masyarakat baik bersifat dis-ekonomi maupun secara ekonomi, masyarakat di sekitar pabrik akan terkena dampak baik dampak negatif ataupun positif. Pabrik gula Takalar adalah salah satu pabrik yang memproduksi gula tebu yang didirikan

(13)

di Desa Pa’rappunganta Kecamatan Polongbangkeng Utara. Pabrik gula Takalar adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang dalam proses produksinya tidak hanya memaksimalkan laba untuk menyumbang pendapatan negara saja tapi juga berperan dalam bidang sosial dimaksudkan untuk menyelenggarakan kemanfaat umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai untuk kebutuhan dan hajat orang banyak serta turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), koperasi dan masyarakat.Yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat di sekitanya yakni Kecamatan Polongbangkeng Utara, khusunya Desa Pa’rappunganta yakni desa tempat di dirikanya pabrik gula Takalar.

Rencana pembangunan Nasional yang dituangkan oleh pemerintah dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah usaha pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Pola Dasar Pembangunan Nasional meletakkan dasar-dasar bagi perjuangan bangsa dalam mewujudkan tujuan Nasional yang memuat nilai-nilai dasar yang tetap dan tidak dibatasi oleh suatu ukuran waktu. Dalam pola dasar ini dinyatakan pula bahwa pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan seluruh rakyat Indonesia.

Hubungannya dengan uraian tersebut di atas pada dasarnya pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus yang merupakan kemajuan dan perkiraan yang menuju arah dan tujuan yang dicapai, sehingga tujuan pembangunan adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur bagi

(14)

seluruh rakyat Indonesia yang merupakan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa peranan pembanguan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung arti bahwa keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan sehingga pembangunan adalah untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Diketahui bahwa sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Titik berat dalam pembangunan jangka panjang adalah pembangunan dibidang ekonomi dengan sasaran utamanya untuk mencapai keseimbangan antara bidang kependudukan sehingga dapat terpenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan pembangunan di luar bidang ekonomi dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam bidang ekonomi. Sehingga pembangunan jangka panjang karena dengan peningkatan hasil-hasil dalam bidang ekonomi akan tersedia sumber-sumber pembangunan yang lebih luas bagi peningkatan pembangunan.

Guna mewujudkan struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyerapan tenaga kerja.

Salah satu unsur yang dapat menjamin kelangsungan proses keseimbangan tersebut di atas adalah dengan adanya partisipasi dari landasan dan golongan yang ada dalam masyarakat didalam kehidupan demokrasi ekonomi dewasa ini, di Indonesia kita kenal adanya tiga bentuk pelaksanaan kegiatan usaha disektor

(15)

ekonomi dalam masyarakat, yakni pertama sektor pemerintah, kedua sektor swasta dan ketiga sektor koperasi dimana sektor ini sangat menunjang pembangunan dengan dasar tenaga kerja yang diserap sangat banyak, seperti sektor swasta dalam bidang industri dan tidak hanya industri besar tapi juga industri kecil. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pembangunan industri kecil dan menengah termasuk industri gula perlu lebih dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu berkembang mandiri, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan jasa serta berbagai komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Pengembangan industri kecil dan menengah perlu diberikan kemudahan baik dalam permodalan, perizinan maupun pemasaran serta ditingkatkan keterikatannya dengan industri yang berskala besar secara eifisien dan saling menguntungkan melalui pola kemitraan dalam usaha untuk meningkatkan peranan kependudukannya dalam pembangunan industri. Kemampuan dan peranan koperasi dalam pembangunan industri, khususnya industri kecil dan menengah.

Dengan dikembangkannya lapangan-lapangan kerja baru, utamanya industri- industri kecil maka dengan demikian akan memperluas kesempatan kerja baru dan turut pula menanggulangi tenaga kerja yang tidak terserap oleh sektor-sektor lainnya, selain itu juga meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Untuk lebih meningkatkan pembangunan industri seperti industri gula antara lain melalui penyempurnaan pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha serta peningkatan produksi dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja.

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah dikemukakan bahwa masalah pokok yang hendak diketahui dalam penulisan skripsi ini adalah sejauh mana peranan industri Gula Takalar terhadap peningkatan dan perluasan kesempatan kerja di Kabupaten Takalar.

Dari beberapa dasar pemikiran telah dikemukakan oleh penulis merumuskan masalah pokok yaitu :

"Bagaimana peranan dan perkembangan industri Gula Takalar dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar”.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat sampai sejauh mana perkembangan industri gula Takalar dalam kurun waktu tahun 2009 sampai tahun 2013 di Kabupaten Takalar.

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan industri gula Takalar dalam penyerapan dan perluasan tenaga kerja.

D. Kegunaan Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat berguna dikemudian hari. Kegunaan yang bias diambil dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi fakultas, Memberi referensi dan gambaran yang mungkin akan berguna dikalangan akademis fakultas ekonomi dalam melanjutkan penelitian yang sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Bagi peneliti, menambah wawasan dalam pengembangan ilmu Ekonomi khususnya teori-teori yang dikembangkan dalam penelitian ini.

(17)

c. Bagi instansi, Sebagai bahan masukan dan informasi yang penting bagi PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar untuk mengetahui perkembangannya dari tahun ke tahun..

d. Bagi masyarakat, memberikan gambaran tentang peranan industri gula Takalar dalam penyerapan dan perluasan tenaga kerja..

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai bahan pemikiran untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat.

b. Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Industri

Berdasarkan etimologi, kata “industri” berasal dari bahasa Inggris

“industry” yang berasal dari bahasa Prancis Kuno “industrie” yang berarti

“aktivitas” yang kemudian berasal dari bahasa Latin “industria” yang berarti

“kerajinan, aktivitas”. Industri merupakan kata nomina. Dalam arti luas, pengertian industri adalah segala kegiatan ekonomi yang bersifat produktif atau menghasilkan keuntungan. Dalam arti sempit, pengertian industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi sehingga memperoleh keuntungan atau profit.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Mengingat arti penting dan peranan sektor industri yang merupakan bahagian usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang merupakan bahagian usaha jangka panjang untuk merubah struktur ekonomi yang tidak seimbang karena terlalu menonjolkan sektor pertanian yang diupayakan mengarah kesektor ekonomi yang lebih pokok yang seimbang antara sektor industri, yang

8

(19)

ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha dan menunjang pembangunan.

Dari defenisi tersebut di atas dapatlah diketahui bahwa industri adalah kegiatan manusia mengolah bahan mentah hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, pertambangan dan perikanan dijadikan barang-barang produksi yang siap dijual sehingga pengelolaannya meliputi :

a. Pengubahan bahan baku menjadi bahan dasar.

b. Pengubahan bahan baku menjadi bahan dasar kemudian menjadi barang industri.

Berdasarkan defenisi mengenai industri maka dapatlah diketahui bahwa industri adalah bahagian dari pada proses produksi dimana bagian itu tidak mengambil bahan langsung dari alam tetapi barang itu diolah dulu hingga akhirnya menjadi barang bernilai bagi masyarakat. untuk mempertinggi barang tersebut dipakai suatu teknologi baru berupa mesin-mesin, penerapan teknologi baru dalam bidang perubahan bahan mentah menjadi bahan baru inilah yang disebut dengan industrialisasi, sebab akibat dari industrialisasi, maka segala bentuk usaha yang semula memakai tenaga manusia secara besar-besaran diganti dengan tenaga mesin sehingga bentuk perubahan ini terlihat dengan jelas dari kegiatan agraris yang baru dalam kegiatan ekonomi industri.

Perlu ditambahkan bahwa faktor pendorong industri di Indonesia, diantaranya:

a. Kekayaan alam yang melimpah berupa barang tambang, hasil hutan, hasil laut dan hasil pertanian.

(20)

b. Penduduk yang besar jumlahnya, sebagai faktor tenaga kerja dan faktor pemakai (konsumen).

c. Jenis kekayaan alam terbesar diberbagai daerah sehingga kemungkinan terjadinya tukar menukar barang antar pulau.

d. Kesediaan dari negara-negara besar sebagai pemilik modal untuk menanamkan modal dibidang industri di Indonesia.

Untuk memberi peringatan industri dapat dilihat beberapa pengertian industri sebagai berikut :

a. Pengertian industri menurut, G Kartasa Poetra dalam buku pembentukan perusahaan industri (1987: 6) mengemukakan bahwa pengeritan industri adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang dan rekayasa industri.

b. Pendapat, Harjanto Sumodisastro (1985: 1) mengemukakan industri adalah tiap usaha memperoleh inti dari produksi yang membuat barang-barang atau yang mengerjakan suatu barang atau bahan untuk masyarakat disuatu tempat tertentu.

c. Pendapat lain yang dikemukakan oleh, Saidiharjo (1990: 23) mengemukakan bahwa industri adalah usaha manusia yang dapat menambah kefaedahan dari suatu barang atau pemberian jasa-jasa yang mengandung kefaedahan.

(21)

d. Sedangkan menurut A.Muhammad Harun (1990: 2) mengemukakan industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan merekayasa industri.

Dari uraian pengertian industri di atas dapatlah disimpulan bahwa industri terdiri dari beberapa perusahaan dengan tujuan memproduksi barang yang serupa, yang dalam prosesnya merubah bahan atau barang dari bentuknya menjadi bentuk lain sehingga terlihat adanya nilai suatu peningkatan dalam nilai suatu barang.

Defenisi industri disini dititik beratkan pada pendekatan dari sudut proses produksi yaitu bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi sehingga menjadi benda atau barang yang dekat dengan konsumen.

Dari pengertian industri tersebut di atas dapatlah dijelaskan sebagai berikut:

a. Bahan baku adalah bahan menta yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri.

b. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami beberapa tahap proses produksi dan industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

c. Barang jadi adalah barang industri yang sudah siap dipakai untuk konsumen akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi.

(22)

d. Rancangan bangunan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri yang berhubungan dengan pabrik secara keseluruhan dan bagian-bagiannya.

e. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan mesin-mesin peralatan industri.

2. Jenis-Jenis Industri

Untuk menunjang pelaksanaan pembangunan perekonomian di Indonesia maka diperlukan adanya peranan perindustrian, dimana pada dasarnya pembangunan industri di Indonesia mempunyai hubungan timbal balik dengan pembangunan dibidang-bidang lainnya karena hubungan timbal balik itulah, maka proses terwujudnya kesejahteraan dengan pembangunan akan segera terwujud, dimana peranan industri sangat besar dan ikut mewujudkan kesejahteraan sebagai berikut :

a. Industri memperluas lapangan kerja

b. Industri menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat banyak.

c. Industri akan menghasilkan devisa melalui ekspor hasil industri itu sendiri.

Besarnya nilai melalui ekspor hasil-hasil industri itu sendiri. Besarnya nilai ekspor itu sendiri menghemat devisa melalui barang-barang yang diimpornya.

Mengingat banyaknya jenis industri yang ada di Indonesia, maka industri tersebut berdasarkan surat keputusan pemerintah (Menteri Perindustrian) No.

294/M/IV/1972 dikelompokkan atau digolongkan sebagai berikut:

(23)

a. Menurut jenis

1) Industri besar meliputi, industri pertambangan, industri alat transportasi, industri tenaga listrik dan sebagainya.

2) Industri ringan meliputi barang konsumsi misalnya, industri makanan, minuman, tekstil dan sebagainya.

b. Menurut ukuran

1) Industri besar adalah industri yang menggunakan lebih dari 100 (seratus) orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau menggunakan 50 (lima puluh) orang tenaga kerja yang menggunakan mesin.

2) Industri sedang adalah industri yang menggunakan 19 (sembilan belas) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang tenaga kerja tanpa menggunakan mesin atau antara 4 (empat) sampai 49 (empat puluh sembilan) orang dengan tenaga mesin.

3) Industri kecil adalah industri yang menggunakan 1 (satu) sampai 5 (lima) orang dengan tenaga mesin atau antara 1 (satu) sampai 10 (sepuluh) orang tanpa tenaga mesin.

3. Pengertian Industri Besar

Setelah kita menguraikan beberapa pengertian dari industri, sekarang kita melihat bagaimana pula yang dimaksud dengan industri besar. Dari berbagai literatur yang ada penulis menyajikan pendapat dari berbagai pakar ekonomi diantaranya :

(24)

Menurut Mubyarto (1996: 14) berpendapat bahwa industri besar yaitu suatu industri yang menggunakan lebih dari 100 (seratus) orang tenaga kerja.

Selanjutnya menurut Sumitro (1987: 53) menyatakan bahwa proses industrialisasi dan pengembangan industri salah satu jalur kegiatan dalam usaha kita secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan lebih maju, serta taraf hidup yang lebih bermutu. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan dan langkah-langkah perluasan kesempatan kerja yang bersifat menyeluruh dan terpadu melalui suatu pengarahan investasi yang lebih berorientasi pada perluasan kesempatan kerja.

Bertolak ukur pada uraian di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan industri besar pada dasarnya sama dengan pengertian secara umum namun yang membedakan hanya dari segi tenaga kerjanya dan peralatan yang digunakan. Adapun ciri-ciri dari pada industri besar adalah penggunaan mesin-mesin modern, untuk membangun industri modern tersebut dibutuhkan :

a. Modal yang besar

b. Tenaga kerja terdidik dan terlatih c. Cukup tenaga buruh

d. Pengembangan dan penelitian.

4. Pengertian Produksi

Adapun dasar pengertian produksi adalah merupakan suatu proses.

Menurut pendapat Sumitro Djojohadikusuma (1960: 136) mengatakan pengertian produksi yaitu proses menggunakan unsur-unsur produksi dengan maksud untuk

(25)

menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan. Dalam teori produksi hal yang sama selalu mendapat tekanan adalah jumlah out put selalu tergantung atau merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi yang digunakan.

a. Proses

Produksi merupakan serangkaian proses, proses diartikan sebagai metode dan teknik yang digunakan didalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

b. Jasa-jasa

Merupakan serangkaian kegiatan atau alat untuk mengorganisasikan dalam penentuan teknik dasar yang dipakai, sehingga proses dapat digunakan secara efektif.

c. Perencanaan

Sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, diperlukan suatu perencanaan yang matang misalnya : produk apa yang akan dibuat, berapa besar atau banyaknya, bahan baku apa yang dipakai, siapa yang mengerjakan, dimana melakukan proses untuk siapa produk dibuat, kapan dimulainya proses, dan sebagainya.

d. Pengawasan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengawasi jalannya produksi sehingga bisa menjamin tercapainya hasil yang telah direncanakan.

Menurut Muh. Bakat Maulidun Noor, (1989: 57) mengemukakan pengertian produksi adalah segala kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung mempertinggi nilai guna (faedah) suatu barang atau jasa untuk

(26)

memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Produksi secara langsung adalah kegiatan produksi yang menggunakan faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja.

2. Produksi secara tidak langsung adalah kegiatan produksi yang menggunakan faktor produksi modal dan keahlian (Skill).

Dengan demikian suatu fungsi produksi dengan cara yang sistematis dan sederhana. Dimana hubungan tersebut mencerminkan dalam rumusan hubungan sebab akibat antara input dan out put tertentu merupakan akibat adanya input itu dari dalam proses produksi. Dimana dalam hal ini proses produksi dibagi atas dua jenis proses produksi sebagai berikut :

a. Proses produksi terus menerus

Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau ukuran yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi produk jadi. Ciri-ciri produksi terus menerus :

1) Menghasilkan produk dalam jumlah besar (produk massa) atau produk untuk kebutuhan pasar.

2) Produk yang dihasilkan adalah produk standar.

3) Mesin atau peralatan yang dipakai biasanya agak automatis, dan bersifat khusus.

4) Penyusunan peralatan tersebut didasarkan urutan-urutan proses pengerjaannya.

(27)

5) Kemacetan Sebelum kegiatan produksi dilaKemacetan atau kerusakan salah satu mesin akan mengakibatkan macetnya proses produksi secara keseluruhan.

6) Biaya pemeliharaan mesin tinggi.

b. Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi yang tidak mengenal urutan atau pola yang pasti. Ciri-ciri produksi terputus-putus : 1) Produk yang dihasilkan relatif kecil, tetapi mempunyai variasi sangat

besar.

2) Produk yang dihasilkan berupa pesanan dari konsumen 3) Mesin atau peralatan yang digunakan bersifat umum

4) Penyusunan mesin tersebut didasarkan atas fungsi dari masing-masing mesin.

5) Kemacetan satu mesin tidak menghambat proses produksi secara keseluruhan.

6) Biaya persediaan bahan mentah relatif tinggi.

5. Pengetian Tenaga Kerja

Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang mempunyai potensi untuk membangun dan berproduksi yang sangat besar, sumber daya alam (natural resources) dan seakan-akan tak kunjung habis, besarnya sumber daya manusia ini dapat dilihat pada banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja dan terhimpun dalam angkatan kerja.

Menyinggung masalah usia kerja itu berarti sama artinya kita membahas mengenai tenaga kerja, kita ketahui bahwa tenaga kerja adalah bahagian tenaga

(28)

kerja, tetapi tidak semua penduduk adalah tenaga kerja sedangkan angkatan kerja adalah bahagian dari anngkatan kerja serta tidak semua angkatan kerja adalah pekerja.

Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering digunakan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tanggal. Tidak termasuk golongan yang disebut terakhir ini yakni pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja, mereka secara fisik maupun sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Pendapat di atas termasuk dalam buku, Payman J.Simanjuntak (1998: 2) mengemukakan bahwa secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batasan umur. Tiap-tiap negara memberi batasan umur yang berbeda-beda, India misalnya menggunakan batasan umur 14 (empat belas) sampai dengan 60 (enam puluh) tahun, sedangkan orang-orang yang berumur dibawah 14 (empat belas) tahun diatas 60 (enam puluh) tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja.

Amerika Serikat mula-mula menggunakan batasan umur minimum 14 (empat belas) tahun tanpa batasan umur maksimum. Kemudian sejak tahun 1967 batasan umur dinaikkan menjadi 16 (enam belas) tahun. Jadi di Amerika Serikat yang dinamakan tenaga kerja adalah penduduk berumur 16 (enam belas) tahun atau lebih, sedangkan yang berumur dibawah 16 (enam belas) tahun tergolong bukan tenaga kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut adalah supaya defenisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang

(29)

sebenarnya. Tetapi negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja dimasing-masing negara juga berbeda.

Di Indonesia, dipilih batas umur minimum 10 (sepuluh) tahun tanpa batasan umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih.

Pemilihan 10 (sepuluh) tahun sebagai batasan umur maksimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk terutama di desa-desa yang sudah kerja atau mencari pekerjaan. Payaman J.Simanjuntak (1998: 2) mengatakan bahwa dalam tahun 1971, diantara penduduk kota dalam batas 10 – 14 tahun terdapat 7,1% yang tergolong bekerja atau mencari pekerjaan, sedangkan diantara penduduk desa terdapat 18% dengan kata lain, sekitar 16% penduduk kota dan desa dalam kelompok umur 10 – 14 tahun ternyata telah atau mencari kerja. Dengan demikian juga Indonesia tidak menganut batas umur maksimum, alasannya bahwa Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional, hanya sebagian kecil penduduk Indonesia menerima tunjangan dihari tua yakni pengawai negeri dan sebahagian kecil pegawai perusahaan swasta.

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja dalam literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15 (lima belas) tahun sampai dengan 64 (enam puluh empat) tahun tetapi kebiasaan yang dipakai di Indonesia yang berumur 10 (sepuluh) tahun ke atas. Jadi di Indonesia yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah semua penduduk yang berumur 10 (sepuluh) tahun ke atas, ini termasuk dalam kategori penduduk dalam usia kerja.

(30)

Tenaga kerja atau men-power terdiri dari angkatan kerja atau Labor Force terdiri dari pertama, golongan yang bekerja dan kedua golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja atau sedang menari pekerjaan. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah mereka yang menyumbangkan tenaga untuk menghasilkan barang dan jasa dengan menerima imbalan berupa uang atau barang.

Secara geografis besarnya angkatan kerja tergantung tingkat partisipasi angkatan kerja (Labor Force Participation Rate) yaitu berupa persen dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja. Telah diuraikan bahwa tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Mengenai bukan angkatan kerja seperti yang dijelaskan di atas bahwa kategori non angkatan kerja terdapat pada penduduk berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih yang bersekolah mengurus rumah tangga dan lain-lain.

Di dalam sensus penduduk 1961 digunakan preperensi waktu enam bulan yang lalu untuk mendefenisikan konsep bekerja dan pencari pekerjaan hal ini berbeda sekali dengan yang digunakan dalam sensus penduduk 1985/1990, sumber-sumber data yang terakhir ini menggunakan referensi waktu satu minggu yang lalu tidak seragam, dalam referensi waktu mengakibatkan tidak dapat dibandingkan data angkatan kerja dari sensus penduduk tahun 1985 dan sensus penduduk 1990.

Sensus penduduk tahun 1985 menggunakan batas waktu minimum yang agak berbeda dengan yang digunakan dalam sensus penduduk tahun 1990, untuk

(31)

mengelompokkan penduduk usia kerja dalam kelompok-kelompok bekerja dan mencari pekerjaan. Di dalam sensus penduduk tahun 1985 batas waktu minimum adalah dua hari dan satu jam perhari selama satu minggu. Sebaliknya dalam sensus penduduk tahun 1990, batas waktu minimum yang digunakan adalah satu jam selama seminggu, namun perbedaan dalam sensus batas waktu minimum ini tidak menimbulkan perubahan yang berarti dalam perkiraan angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Di negara maju, angkatan kerja adalah semua penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Selain itu tidak semua angkatan kerja terlibat dalam kegiatan ekonomi, melainkan adalah mereka yang bekerja. Jumlah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah pada waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja tersebut adalah tingkat partisipasi angkatan kerja atau disingkat TPAK. Semakin besar jumlah penduduk dan kerja dan semakin besar pula jumlah angkatan kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh berbagia faktor demografis, sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini antara lain adalah umur, status perkawinan dan tingkat pendidikan serta tempat tinggal.

Faktor umum dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja, yakni penduduk berumur pada umumnya tidak mempunyai tanggung jawab yang tidak begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga. Penduduk dalam kelompok umur 25 – 55 tahun, terutama laki-laki umumnya dituntut untuk mencari nafkah, dan oleh sebab itu tingkat partisipasi di atas 55 tahun sudah mulai

(32)

menurun hal ini disebabkan kemampuan untuk bekerja sudah menurun, dan tingkat partisipasi angkatan kerjanya umumnya rendah.

Dilain pihak tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh penduduk yang mengurus rumah tangga, semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga, semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga semakin kecil tingkat partisipasi angkatan kerja.

Pengaruh dari masing-masing faktor ini terdapat TPAK berbeda-beda antara laki- laki dan perempuan. Bagaimanakah seorang digolongkan sebagai pekerja dan sebagai penganggur. Sebagaimana halnya penentuan harus umum untuk tenaga kerja maka defenisi yang diberikan untuk membedakan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, demikian pula pekerja dan penganggur, tidak dapat dengan sepenuhnya menggambarkan atau mencakup keadaan yang sebenarnya. Tiap negara dapat memberikan pengertian yang berbeda mengenai defenisi bekerja dan menganggur, defenisi ini dapat berubah menurut waktu.

Di Indonesia, pengertian pekerja adalah orang yang bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit dua hari dalam seminggu sebelum hari pencacahan dinyatakan sebagai pekerja. Juga tergolong sebagai pekerja adalah mereka yang selama seminggu pencacahan tidak bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah pekerja atau bekerja pada kantor pemerintah atau swasta sedang tidak masuk bekerja karena cuti sakit atau mungkin berbeda dengan petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang sedang tidak bekerja menunggu hujan yang menggarap sawahnya, dan orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, konsultan tukang cukur dan lain-lain.

(33)

Berlainan dengan pengertian pada sensus penduduk tahun 1961 orang dinyatakan bekerja bila paling sedikit 60 hari selama 6 bulan sebelum pencacahan ia melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan. Kemudian sensus penduduk tahun 1990, orang dinyatakan bekerja bila selama satu minggu sebelum pencacahan ia melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan paling sedikit selama satu jam. Dengan kata lain menganggur adalah mereka yang tidak bekerja sama sekali selama satu minggu sebelum pencacahan dan berusaha mencari kerja.

6. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja (Kuncoro, 2002: 68).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal.

Dengan melihat keadaan tersebut maka dalam mengembangkan sektor industri

(34)

kecil dapat dilakukan dengan menggunakan faktor internal dari industri yang meliputi tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal, serta pengeluaran tenaga kerja non upah.

7. Sumber Daya Manusia

Hasibuan (2012:244) mengatakan sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.

Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasaannya.

Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi walaupun telah direkrut melalui seleksi yang baik, namun dalam melaksanakan tugasnya masih selalu menghadapi persoalan yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Dalam hal masih terdapat kekurangan kemampuan dan keterampilan pekerja, manajer dapat mengirimkan pekerja dalam suatu program pelatihan yang diselenggarakan secara khusus dan program pelatihan dapat dilakukan diluar atau di dalam organisasi.

Sedarmayanti (2004: 46) kinerja menempatkan suatu proses yang berkenaan dengan aktifitas sumber daya manusia dengan melaksanakan tugas dan fungsinya, untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang menghasilkan sesuatu dalam pencapaian tujuan organisasi. Manullang (2008:201) mengatakan aktivitas utama dalam dalam manajemen sumber daya manusia adalah pengadaan sumber daya manusia. Hal ini berupa aktivitas-aktivitas untuk menyusun program penarikan, seleksi, dan penempatan tenaga kerja. Inti pengadaan tenaga kerja sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan suatu organisasi secara kuantitatif maupun kualitatif. Penarikan tenaga kerja,

(35)

dimaksudkan memanggil pelamar untuk mengisi jabatan yang lowong dalam suatu organisasi melalui berbagai sumbeer tenaga kerja, seperti iklan, kantor penempatan tenaga kerja, lembaga pendidikan, serikat karyawan, dan kenalan atau keluarga karyawan.

Seleksi tenaga kerja merupakan proses untuk memberi jabatan kepada pelamar yang tepat. Dengan pelamar yang tepat diartikan bahwa ada kesesuaian antara hubungan jabatan di satu pihak dengan kualifikasi calon di pihak lain.

Penempatan kerja berarti, pelamar diputuskan untuk memegang suatu jabatan dalam organisasi melalui proses orientasi yakni mengenalankan karyawan kepada perusahaan tentang pekerjaannya, sejarah perusahaan, produksi yang dikeluarkan perusahaan hak dan kewajiban karyawan, kondisi pekerjaan, serta upah dan gaji karyawan. Seleksi dan penempatan tenaga kerja yang tepat akan membawa dampak positif bagi suatu organisasi. Seleksi dan penempatan tenaga kerja keliru akan membawa dampak negatif antara lain timbulnya keresahan tenaga kerja, turunnya semangat dan kegairahan kerja, turunnya produktivitas, kekeliruan dalam pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab yang kurang.

Manullang (2008:202) mengatakan Suatu organisasi hanya dapat dikatakan berkembang dan terus hidup bilamana organisasi selalu tanggap terhadapa perubahan lingkungan, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Tantangan dan kesempatan bagi suatu organisasi baik dari dalam maupun dari luar, begitu rumit..

Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi untuk mengembangkan tenaga kerja, yaitu:

(36)

a. Pelatihan/pendidikan

Dengan pelatihan/pendididkan diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai yang bersangkutan lebih maju dalam melaksanakan tugas tertentu.

b. Rotasi Jabatan

Rotasi jabatan sesungguhnya tidak lain daripada salah satu cara latihan, pendidikan. Dengan rotasi jabatan seorang karyawan ditugaskan memegang jabatan yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain, selain agar karyawan memahami pelaksanaan berbagai tugas, agar ia memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai berbagai jabatan.

c. Delegasi

Manajer yang tidak berani mendelegasi kepada bawahan, mengurangi efektifitas manajer itu sendiri. Salah satu kualifikasi penting dari seorang manajer adalah kesanggupan mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada bawahannya.

d. Promosi

Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi, diman tugas, wewenang, dan tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya. Ini dilakukan demi perkembangan karyawan selanjutnya karena pada jabatan sebelumnya ia telah menunjukkan prestasi yang optimal, dan kalau tetap berada pada jabatan lama akan menimbulkan kebosanan.

(37)

e. Pemindahan

Pemindahan atau transfer adalah kegiatan mengganti jabatan karyawan yang setingkat. Dalam hal ini, kelompk kerja tempat kerja, atau kesatuan organisasi pegawai diubah dengan tujuan perhatian, kemampuan dan kerjasama dapat meningkat.

f. Konseling

Dalam setiap organisasi, karyawan dapat dibagi atas dua macam, yaitu penasihat dan yang dinasihati. Umumnya, para manajer termasuk kepada kelompok penasihat, yakni penasihat bagi bawahan-bawahannya khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan bawahan tersebutdemi semakin terampilnya para karyawan yang bersangkutan.

g. Konferensi

Ikut serta dalam konferensi bagi seseorang akan banyak memberi pengalaman, pengetahuan dalam bernagai bidang dan dapat menambah keterampilan. Cara menyelenggarakan konferensi, proses rapat, cara diskusi dan pengambilan keputusan akan membawa dampak pada setiap orang yang turut dalam suatu konferensi.

B. Kerangka Pikir

Perluasan kesempatan kerja merupakan usaha untuk mengembangkan sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja. Di samping itu perluasan penyerapan tenaga kerja juga tidak mengabaikan usaha-usaha lain yang mampu memberikan produktivitas yang lebih tinggi melalui berbagai program. Salah satu cara untuk memperluas penyerapan tenaga kerja adalah melalui pengembangan

(38)

Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Gula

Takalar

Penyerapan tenaga kerja

Pencapaian sasaran Perkembangan Industri Gula dan Pemakaian Tenaga Kerja

industri terutama industri yang bersifat padat karya. Perkembangan dapat terwujud melalui investasi swasta maupun pemerintah. Pengembangan industri tersebut akan menyebabkan kapasitas produksi meningkat sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja.

Banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja, penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja. Dari pembahasan tersebut maka ditemukan alur kerangka pikir yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Alur kerangka pikir tersebut adalah sebagai berikut:

Bagan.I : Kerangka Pikir PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula

Takalar

(39)

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara impiris. Hipotesis yang dimaksud merupakan dugaan yang mungkin benar atau salah. Berdasarkan landasan teori, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

“Peran dan perkembangan produksi Industri Gula Takalar terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

D. Defenisi Operasional

1. Perkembangan industri merupakan peningkatan hasil penjualan produksi gula setiap tahunnya pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar.

2. Penyerapan tenaga kerja merupakan upaya penambahan tenaga sumber daya manusia dalam pengelolaan produksi gula pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar.

3. Pencapaian sasaran merupakan hasil yang diharapkan telah terlaksana sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka penulis mengambil data pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar, yang berlokasi di Desa Pa’rappunganta Kecamatan Polut Kabupaten Takalar Propinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah penelitian. Alasan penulis memilih daerah ini karena penulis dapat memperoleh kemudahan dalam memperoleh data dan informasi yang menyangkut materi penulisan. Untuk menentukan waktu penelitian yang direncanakan penulis kurang lebih 2 (dua) bulan sejak bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014, guna memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :

a. Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan membaca buku-buku, tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Field Research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan terjun langsung pada lokasi penelitian untuk mengambil sejumlah data yang diperlukan.

Metode ini dilakukan dengan melalui cara :

30

(41)

a. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian.

b. Interview, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan tanya jawab terhadap beberapa orang responden yang dianggap layak untuk memberikan informasi dalam memperoleh data.

C. Jenis dan Sumber Data

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya maka jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penulisan ini dapat berupa : 1. Jenis data

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan pembagian kuisioner kepada responden kemudian mengolahnya dengan menggunakan sistem statistik.

Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tipe penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengolah data-data yang telah diperoleh dari lokasi penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini dapat menjelaskan dan menggambarkan secara mendalam mengenai tinjauan perkembangan industri gula pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Takalar terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

Dasar penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data atau informasi Yang faktual dan yang mendetail di lapangan terhadap objek penelitian yang ada hubungannya dengan permasalahan.

(42)

2. Sumber data

a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari obyek penelitian melalui observasi dan interview diperoleh.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen tenaga kerja di Kabupaten Takalar.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2012:119) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki nilai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah pegawai berturut-turut dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Dimana tahun 2009 berjumlah 1.645 pegawai, tahun 2010 berjumlah 774 pegawai, tahun 2011 berjumlah 1.559 pegawai, tahun 2012 berjumlah 1.609 pegawai serta tahun 2013 berjumlah 1.625 pegawai.

2. Sampel

Sugiyono (2012:120) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Adapun teknik sampel yang digunakan yaitu sampel jenuh dimana memanfaatkan seluruh populasi yang ada pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Sampel tersebut

(43)

diambil dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana perkembangan hasil produksi gula dengan adanya tingkat jumlah pegawai.

E. Teknik Analisis Data

Untuk menguji sampai sejauh mana kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya maka metode analisis yang digunakan dalam pembahasan proposal penelitian yaitu :

1. Analisis secara deskriptif mengenai perkembangan industri gula Takalar dari tahun 2009 sampai tahun 2013.

2. Analisis penyerapan tenaga kerja digunakan rumus sebagai berikut :

N / No % E = Y / Yo %

Dimana :

E = Merupakan koefisien elastisitas penyerapan tenaga kerja

N = Nt – No

N = Selisih tenaga kerja

Nt = Tenaga kerja pada tahun tertentu No = Tenaga kerja pada tahun dasar

Y = Yt – Yo

Y = Selisih jumlah produksi Yt = Produksi pada tahun tertentu Yo = Produksi pada tahun dasar.

(44)

F. Sistimatis Pembahasan

Skripsi ini akan diuraikan ke dalam 5 (lima) Bab yaitu sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang meliputi pengertian industri, jenis- jenis industri, pengertian industri besar, pengertian produksi, pengertian tenaga kerja dan penyerapan tenaga kerja kemudian kerangka piker dan hipotesis.

Bab III metode penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis dan sistematika pembahasan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari deskripsi objek penelitian yang meliputi wilayah polongbangkeng, sejarah berdirinya dan struktur organisasinya. Kemudiann hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup tentang perkembangan industri gula Takalar, dan pemakaian tenaga kerja, serta elastisitas penyerapan tenaga kerja pada industri gula Takalar.

Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Wilayah Polongbangkeng

Polongbangkeng adalah sebuah wilayah dibawah Pemerintahan Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak dari ibu kota provinsi atau kota Makassar diperkirakan menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam atau sekitar 50 km. Bila melihat latar historis, wilayah Polongbangkeng merupakan wilayah kesatuan adat yakni terdiri dari empat kesatuan adat; Bajeng, Malewang, Pangkalang, dan Lassang. Pembentukan Polongbangkeng diperkirakan pada tahun 1816, dimana pada waktu Inggris meninggalkan Hindia Belanda. Pada waktu itu daerah Polongbangkeng terdiri dari Malewang, Moncongkomba, Bontokadatto, Lassang dan Lantang serta daerah dai gaukang perkampungan yakni Pattalassang, Sompu, Bilacaddi, Pasoleang, Salaka, Sabintang, Tamasongo, Sambila, Sayowang dan anaauang. Dari beberapa daerah ini polongbangkeng dipimpin oleh Tumalompona Polongbangkeng yakni Daeng Manompo.

Bila melihat latar geografis, Polongbangkeng merupakan wilayah agraris dengan sebagian besar lahannya cocok untuk menanami berbagai tanaman.

Wilayah Polongbangkeng merupakan wilayah perbukitan dan gunung-gunung yang relatif rendah. Beberapa tanaman yang dapat dan cocok ditanami di wilayah ini antara lain jagung, padi, kelapa sawit, gula dan sebagainya. Salah satu komoditi yang diunggulkan sekitar tahun 1980-an dan cukup berkembang yakni tanaman gula. Ketika itu, tanah-tanah yang ada hanya ditanami padi dan jagung

35

(46)

oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan yang dapat terlihat dari tanaman gula yakni pendirian sebuah pabrik pengolahan gula di Polongbangkeng, tepatnya di Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

2. Sejarah PT. Pabrik Gula Takalar

Pabrik gula Takalar adalah badan usaha milik negara yang berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Perkebunan dimana rencana pendiriannya sudah direncanakan oleh pemerintah Republik Indonesia sejak awal tahun 1960 yang berkedudukan di Pa’rappunganta Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Propinsi Sulawesi Selatan dengan bantuan Chekoslawakia.

Sebagai realisasi dari rencana tersebut maka sejak itu pula disusun program tentang pembangunan proyek gula Takalar yang telah dilaksanakan kontrak pembelian alat-alat mesin seperti alat-alat pabrik dari Toncho Export Praha yang berdasarkan kerjasama dalam bidang ekonomi antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Republik Chekoslowakia.

Sejak tahun 1964 dimulai penanda tanganan peralatan pabrik dan peralatan lainnya. Kemudian tahun 1965 proyek gula Takalar mengalami kemacetan karena adanya perubahan politik pada waktu itu. Sehubungan dari hal tersebut mengakibatkan banyak alat-alat berat dan mesin pabrik jadi rusak karena kurangnya perawatan dan usaha merehabilitasi.

Berdasarkan pada rencana semula proyek ini akan rampung pembangunannya pada akhir tahun 1966. kalau kita lihat segi peralatan- peralatannya telah tiba pada tahun 1965, akan tetapi mengalami hambatan dari

(47)

segi pembiyaan yang telah dialami sejak tahun dimulai berdirinya sampai tahun 1972, juga pada tahun 1965 terjadi pemberontakan G.30-S/PKI, maka pembangunan mengalami kemacetan. Pada tahun 1972 setelah pelaksanaan dialihkan kepada Direktur PNP. XX yang didasari Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 133/KPST/ORG/1972, tanggal 15 Maret 1972.

Adapun pembiayaan yang diperoleh dalam masa krisisnya dipergunakan biaya pengamanan peralatan pabrik yang bernilai Rp. 2 milyar yang digunakan untuk membayar gaji pegawai tetap yang telah diangkat sejak tahun 1965, sehingga biaya over head selama ini menunjukkan relatif yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan perkembangan fisik dari pabrik.

Dari perkembangan survey yang telah dilaksanakan maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa proyek gula Takalar yang berlokasi di Pa’rappunganta Kecamatan Polongbangkeng pada dasarnya dapat dipertanggung jawabkan, sehingga pada saat-saat ini pembangunannya sudah rampung walaupun liku-liku yang akan mengagalkan.

Adapun perusahaan-perusahaan yang telah mengelola proyek gula Takalar tersebut yakni :

a. Pada tahun 963 – 1968, pengelolaannya langsung oleh BPU/ PPN gula/Karung Goni Jakarta.

b. Pada tahun 1968 – 1971 setelah dilikwidasi BPU/PPN gula/Karung Goni Jakarta.

c. Pada tanggal 1 Maret 1971 September 1991 pabrik gula Takalar di bawah pengelolaan Direksi PT.P XX (Persero) Surabaya, yang didasari surat

(48)

keputusan Menteri Pertanian tanggal 15 Maret 1972 No.

13/KPST/ORG/1972. (Persero) Surabaya, dialihkan ke PT.PN XIV (Persero) Ujung Pandang yang direksinya berkedudukan di Ujung Pandang yang terdiri dari 3 pabrik gula yaitu :

1) Pabrik gula Takalar, 2) Pabrik gula Camming, 3) Pabrik gula Bone.

Pembangunan pabrik gula Takalar, Sulawesi Selatan dilaksanakan berdasarkan : a. Keputusan MPRS No. II/tahun 1960 “Agreement on the economic

cooperation between the governmet of Indonesia” tanggal 17 Juli 1960.

b. Kontrak pembelian peralatan pabrik gula antara Departemen Pertanian dan Agraria RI dengan perusahaan Techo Export Prana Chekoslowakia yang ditanda tangani pada tanggal, 10 Januari 1963, seharga Poundsterling 4.888.000.

c. Surat Direksi BPU/PPN gula karung goni No. 908/V/1966, tanggal 23 Agustus 1966, bahwa proyek dinyatakan dalam keadaan ‘Slow Down”

karena kesulitan dana.

d. Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.

133/KPTS/ORG/3/1972, tanggal 15 Maret 1972 , disusun dengan surat keputusan No. 277/KPTS/ORG/5/1972, tanggal 6 Juli 1972, yang menetapkan pengelolaan proyek gula Takalar diserahkan pada PN Perkebunan XX Surabaya.

(49)

e. Ketetapan Presiden Republik Indonesia dengan peraturan pemerintah RI No. 47/tahun 1973, tentang pendirian perusahaan umum gula Takalar tanggal 6 Desember 1973.

f. Ketetapan Presiden RI No. 43/tahun 1974, tentang pembubaran perusahaan umum pabrik gula Takalar sebagai unit usaha produksi perusahaan perseorangan ex perusahaan negara perkebunan XIV tanggal 13 Desember 1974. Pabrik memiliki kapasitas 2.000 TCD dan dapat dikembangkan menjadi 2.400 TCD.

g. Peraturan pemerintah No. 47/tahun 1973, baru direalisir tanggal 2 Mei 1981, dengan penepatan status perum gula Takalar sebagai unit produksi PT. Perkebunan XIV (Persero) dan merupakan konsolidasi dalam perhitungan rugi labat PT. Perkebunan.

Berdasarkan PP No. 19/1996, PT perkebunan Nusantara XIV adalah satu dari sekian Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang agribisnis. PTPN XIV merupakan penggabungan kebun-kebun proyek pengembangan PTP Sulawesi. Maluku dan NTT yaitu eks PTPVII, PTP XXVIII, PTP XXXII dan PT Bina Mulia Ternak . PTPN XIV memiliki 18 unit perkebunan dan 25 unit pabrik pengolahan dengan komoditi kelapa sawit, kelapa hiprida, kelapa nias , kopi, gula, pala, pada area konsesi seluas 55.425,25 ha. Khusus komoditi gula PTPN XIV kini mengelolah tiga pabrik gula yaitu PG. Camming dan PG. Araso di kabupaten Bone dan PG. Takalar di kabupaten takalar dengan total area seluas 14.312 ha.dalam setahun ketiga pabrik ini memproduksi 36.000 ton atau memasok 1,33%

komsumsi gula nasional yang mencapai 2, 7 juta ton.

(50)

Pabrik Gula (PG) Takalar PTPN XIV beroperasi di Polongbangkeng mulai tahun 1982. Sebelumnya beropersi dengan nama PTP XXIV-XXV. PG Takalar PTPN XIV adalah peralihan dari PT Madu baru, yaitu sebuah perusahaan Hamengkubuwono yang sebelumnya telah berdiri dan membebaskan sebagian tanah petani sejak tahun 1978. Namun pada tahun 1980 PT Madu Baru mundur dari rencana pengolahan perkebunan tebu setelah terjerat kasus penyelewengan dana pembebasan tanah , sehingga digantikan oleh PTPN XIV berdasarkan SK Bupati Takalar tahun 1980.

3. Struktur Organisai

Organisasi merupakan suatu kerangka yang berstruktur berisi tentang wewenang, tanggung jawab, serta pembagian tugas untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Pabrik Gula Takalar dipimpin oleh seorang administratur dibantu oleh empat kepala bagian, susunan organisasi Pabrik Gula Takalar adalah sebagai berikut:

(51)

Bagan II. Struktur Organisasi

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar

Struktur organisasi tersebut dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab masing-masing dari perangkat PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Berikut uraian tugas dan fungsi tersebut:

Administratur

Kepala Dusun Pa’bulaengang

Suwarso Ka. Tanaman Ka. Instalasi Ka. Pengolahan Ka. TUK/Umum

SKK

SKW

Mandor

Masinis

Mandor

Chemiker Keuangan

SDM

Akutansi/

Pembukuan

Gudang

Ka. Sub. Risbag

Ka. Sub. Peltek

(52)

a. Kepala bagian tata usaha keuangan 1) Tugas dan tanggung jawab:

a) Memimpin, mengorganisasikan dan merencanakan tugas-tugas bagian tata usaha keuangan dan umum sesuai dengan sistem dan peraturan yang berlaku dengan berpedoman kepada rencana kerja dan anggaran perusahaan.

b) Bertanggung jawab atas tercapainya kegiatan bagian tata usaha keuangan/umum dengan lancar dan tertib.

2) Uraian tugas:

a) Mengkordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dan permintaan modal kerja (PMK) dari seluruh bagian.

b) Membuat laporan pertanggung jawaban keuangan (neraca), serta mengcopylasi pembuatan laporan dan memanajemenkan laporan tahunan dari semua bagian.

c) Mengadakan pengendalian biaya, serta membuat evaluasi terhadap pengeluaran modal kerja, biaya neraca dan laporan manajemen.

d) Mengadakan pengawasan terhadap penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan dana secara fisik, administrasi maupun finansial.

e) Mengawasi pelaksanaan pengadaan barang, penyimpanan pencatatan dan penggunaan barang sesuai ketentuan yang berlaku dalam ruang lingkup BUMN perkebunan pada umumnya, PT.PN XIV (Persero) pada khususnya,

(53)

f) Menyelenggarakan administrasi dan tata tertib penyimpanan dan pengeluaran hasil produksi gula, tetes dan hasil samping lainnya.

g) Mengawasi pengupahan dan santunan sosial karyawan dan menampung usulan-usulan tentang ketenaga kerjaan dari bagian- bagian lainnya.

h) Menyelenggarakan administrasi tata usaha keuangan sistem akuntansi lainnya yang berhubungan dengan tugas-tugas dibagian tata usaha keuangan umum.

i) Merencanakan, mengorganisasikan serta mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dibagian tata usaha keuangan/umum serta mengusulkan promosi/mutasi dan sanksi bagi karyawan bawahannya.

j) Memberikan masukan kepada administrasi dan melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya sesuai urgensi perusahaan.

3) Hubungan tugas:

a) Hubungan ke atas, bertanggung jawab kepada administrasi.

b) Hubungan horisontal, dengan para kepala bagian pabrik.

c) Hubungan ke bawah, kepada TUK/umum membawahi : i. Pemegang buku

ii. Staf keuangan iii. Staf PTK/HAK

iv. Dokter administrasi gudang finansial (KVA)

(54)

v. Staf administrasi material (MVA), vi. Staf administrasi hasil/silinder timbang vii. Kepala gudang

viii. Staf keamanan, serta

ix. Seluruh karyawan pelaksana bagian TUK.

b. Kepala bagian tanaman

1) Tugas dan tanggung jawab:

a) Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi tugas-tugas bidang tanaman dan angkutan tebu sesuai kebijaksanaan dan penggarisan administrasi dan direksi.

b) Bertanggung jawab atas tercapainya produksi dan produktifitas yang optimal berdasarkan saran yang telah ditentukan.

2) Uraian tugas:

a) Memimpin, merencanakan, mengkordinir segala aktivitas kegiatan dalam bidang kultur teknik, kebijaksanaan tanaman, administrasi tanaman dan pembinaan karyawan dibidangnya.

b) Menyusun konsep RKAP, permintaan modal kerja, daftar kebutuhan bahan/barang perlengkapan dalam bidangnya dan mengadakan evaluasi dan pengendalian atas penggunaannya.

c) Mengawasi dan mengatur pelaksanaan teknis tanaman/tebangan dan transportasi kebun/tebangan untuk menjaga kwalitas dan kelancaran supply tebu.

(55)

d) Merencanakan, mengorganisasikan dan mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dalam bidang tanaman tebang angkut tebu, serta mengusulkan promosi/mutasi dan sanksi bagi karyawan bawahannya.

e) Mengevaluasi, realisasi segala kegiatan bagian tanaman/tebang angkut dan memberikan petunjuk pelaksanaan selanjutnya.

f) Mencari peluang peningkatan produksi dan produktifitas tanaman.

g) Membina, mengembangkan dan mendorong karyawan, staf dan seluruh jajaran (SDM), agar dapat mencapai prestasi kerja yang optimal.

h) Mengantisipasi kemungkinan kegagalan rencana panen dibidang tanaman dan mencarikan jalan keluar/alternatif lain yang lebih menguntungkan perusahaan.

i) Memberikan laporan dan masukan kepada administrasi mengenai bidang tanaman dan menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya.

3) Hubungan tugas:

a) Hubungan ke atas, kepala tanaman betanggung jawab kepada administratur.

b) Hubungan horisontal, para kepala bagian pabrik.

c) Hubungan ke bawah, mengawasi staf : i. Sinder kebun kepala

(56)

ii. Sub bagian tebang dan angkut iii. Sinder kebuh wilayah (SKW) c. Kepala bagian instalasi

1) Tugas dan tanggung jawab:

a) Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan serta mengawasi pelaksanaan tugas bidang instalasi sesuai kebijaksanaan dan rencana kerja yang digariskan oleh administratur dan direksi secara berdaya guna dan berhasil guna.

b) Bertanggung jawab atas kelancaran dan tercapainya produktivitas yang tinggi di bidang instalasi.

2) Uraian tugas:

a) Memimpin, merencanakan, mengkordinir serta mengendalikan semua aktifitas bidang instalasi, serta melakukan pembinaan dan pengorganisasian terhadap karyawan bawahannya.

b) Membantu secara aktif administratur dalam membuat study kelayakan untuk rencana investasi, rehabilitasi serta melaksanakan pengawasan pada waktu pelaksanaannya.

c) Menyiapkan, merawat/memelihara dan mengamankan semua peralatan/mesin pabrik, bangunan serta semua peralatan/peltek/

mekanisasi dalam keadaan siap pakai guna menunjang penyediaan bahan baku tebu dan kelancaran giling.

d) Membuat administratur dalam menyusun RKAP bidang instalasi dan paltek.

(57)

e) Menyusun permintaan modal kerja, daftar kebutuhan bahan/barang instalasi dan peltek, serta mengadakan penilaian dan pengawasan penggunaannya.

f) Membuat daftar koulte karyawan bawahannya dan mengusulkan promosi/mutasi serta sanksi.

g) Menyelenggarakan bidang administrasi gundang instalasi dan peltek.

h) Mengendalikan dan mengarahkan karyawan agar senantiasa memperhatikan K-3.

i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan administratur sesuai urgensi perusahaan.

3) Hubungan tugas:

a) Hubungan ke atas, bertanggung jawab kepada administratur.

b) Hubungan horisontal, bekerja sama dengan kepala bagian lainnya.

c) Hubungan ke bawah, kepala bagian teknik membawahi : i. Masinis I peltek beserta stafnya

ii. Mandor

d. Kepala bagian pabrikasi/pengolahan 1) Tugas dan tanggung jawab:

a) Memimpin, merencanakan, mengkoordinir, seta mengawasi pelaksanaan semua kegiatan bidang pengolahan sesuai kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan administratur sesuai penggarisan direksi.

Gambar

Tabel 1: Perkembangan Produksi Gula pada PT.P.Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar, tahun 2009-2013
Tabel  2: Perkembangan  Pemakaian  Tenaga  Kerja  pada  Industri  Gula  di Kabupaten Takalar dari tahun 2009-2013
Tabel 3: Nilai  penjualan  Gula  pada  PT.  Perkebunan  Nusantara  XIV  (Persero) Pabrik Gula Takalar pada tahun 2009 – 2013
Tabel 4: Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja tiap tahun dari tahun 2009-2013

Referensi

Dokumen terkait

3 Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan menurut Sumantri (1999:158), yaitu: (1) Membuat siswa percaya kepada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dari

pengumpulan data utama ( primary data collection) yang mana ia merupakan satu kaedah yang asli digunakan oleh para pengkaji dengan menggunakan soal selidik. Kelebihan

Museum Kereta Api dan Hotel ini merupakan sebuah fasilitas yang menggunakan pendekatan simbolik sehingga menghasilkan sebuah desain yang sesuai dengan tujuan dengan

Setelah mengetahui tanggapan masyarakat pengguna tempat parkir mengenai pernah atau tidaknya diharuskan membayar biaya parkir yang tidak sesuai dengan tarif yang resmi,

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan isolat bakteri dan isolat aktinomisetes terbaik untuk di aplikasikan sebagai agen biokompos dengan menganalisa kemampuan

Sistem ini berfungsi sebagai jemuran pakaian yang bekerja secara otomatis sesuai dengan output dari sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan dimana output dari sensor

Dalam Tugas Akhir ini akan dikaji masalah pengendalian sistem tracking robot pendulum terbalik beroda dua model segway dengan menggunakan kontrol fuzzy-LQR yang