• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIOGRAFI SOETAN SJAHRIR

2.1. Kehidupan Keluarga Sutan Sjahrir

Soetan Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 5 Maret 1909, Soetan Sjahrir berasal dari keluarga Minangkabau yang cukup terpandang dan disegani di Koto Gedang, Sumatera Barat. Sutan Sjahrir lahir dari pasangan Mohammad Rasad Gelar Maha Raja Soetan bin Soetan Leman Gelar Soetan Palindih dan Poetri Siti Rabiyah. Ayahnya menjabat sebagai penasehat sutan Deli

dan Jaksa atau Hoofd di pengadilan negeri Medan. Di dalam tubuh Soetan Sjahrir

sendiri juga mengalir darah bangsawan Mandailing Natal yaitu dari ibunya Poetri Siti Rabiyah yang berasal dari Natal, di daerah Tapanuli Selatan, yang juga berasal dari keluarga raja-raja lokal, jadi sejak kecil Soetan Sjahrir telah menikmati kemapanan ekonomi dan kehidupan keluarga yang modern. Sjahrir bersaudara seayah dengan Rohana Kudus aktivis serta wartawan wanita yang terkemuka.

Selama hidupnya Sutan Sjahrir telah menikah dua kali, yang dimana pernikahan pertamanya dengan seorang wanita asal Belanda-Perancis yang bernama Maria Johanna Duchateu, Maria adalah istri dari teman Sutan Sjahrir yang bernama Salomon Tas, Tas adalah seorang wartawan yang berhaluan Kiri

yang saat itu menjabat ketua Sociaal Democratische Studenten Club (Perkumplan

Mahasiswa Sosialis Demokrat).58

Kedekatan Sjahrir dengan Maria dimulai semenjak Sjahrir tinggal di apartemen Salomon Tas, yang sebelumnya sjahrir tinggal bersama kakaknya Siti Sjahrizad

58

alias Nuning sejak datang pada Juni 1929, dan Nuning harus kembali ke Hindia Belanda pada 1931. Tas kemudian menawarkan apartemennya sebagai tempat tinggal Sjahrir. Sampai akhirnya Sutan Sjahrir dan Maria menjalin hubugan asmara yang lebih serius. Sampai akhirnya Sutan Sjahrir harus kembali ke Indonesia karena permasalahan PNI di Indonesia, ketika hendak pulang ke Hindia Belanda pada 1932, ia meminta Maria ikut. Sjahrir juga ingin menikahi Maria di Hindia Belanda kelak. Sesuai dengan rencana, dia pulang lebih dahulu mengambil ahli pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Maria, rencananya akan menyusul berasama anak-anaknya empat bulan kemudian jika percerainnya

dengan Tas sudah beres.59

Akhirnya pada bulan April 1932, Maria menyusul Sjahrir ke Medan. Pernikahan mereka berlangsung pada tanggal 10 April 1932 di sebuah mesjid di Medan. Namun pernikahan ini hanya bertahan sebentar saja karena Maria harus dipulangkan ke Belanda. Pernikahan Sjahrir yang seorang pribumi dengan wanita Belanda bisa dianggap sebagai provokasi. Lima pecan setelah akad, pada 5 Mei

1932, pernikahan Sjahrir dibatalkan oleh pemuka agama setempat.60

Dua tahun setelah penahanan Sjahrir, mereka kemudian menikah kembali, 2 Semptember 1936. Pernikahan jarak jauh itu diwakili oleh pelukis Salim. Sjahrir, yang berada dalam pembuangan Banda Neira, berangkat ke kantor gubernur.

Niat Sjahrir untuk menyusul Maria ke Belanda tidak pernah tercapai karena rentetan permasalahan di Indonesia sampai akhirnya dia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Boven Digul sampai akhirnya di pindahkan ke Banda Neira.

61 59 Ibid, hal. 150 60 Ibid, hal. 151 61 Ibid, hal 152

Namun pernikahan jarak jauh ini hanya bertahan 12 tahun, dikarenakan kondisi perang dunia ke 2 yang tidak memungkinkan Maria untuk menyusul Sjahrir, serta permasalahan menjelang dan sesudah kemerdekaan di Indonesia. Sebuah pertemuan di New Delhi, India pada tahun 1947 menjadi

penetu akhir hubungan Sjahrir dengan Maria. Keduannya memutuskan bercerai

pada 12 Agustus 1948.62

Istri Sutan Sjahrir yang kedua adalah Siti Wahjunah Saleh atau biasa dipanggil Poppy, Poppy lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 11 Mei 1920 dari pasangan Dr KRT Mohammad Saleh Mangundiningrat dan RA Isnadikin Tjitrokusumo. Tiga saudara Poppy yang lain adalah orang-orang yang di kemudian hari dikenal luas. Soedjatmoko pernah menjabat Duta Besar Indonesia di AS dan mantan Rektor Universitas PBB di Tokyo. Miriam Budiardjo merupakan salah satu pendiri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universtias Indonesia serta salah satu pendiri Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Nugroho

Wisnumurti adalah mantan duta besar tetap Indonesia di PBB.63

Dua anak lahir dari perkawinan ini: Kriyah Arsjah pada 1957 dan Siti Rabyah Parvati pada tahun 1960. Baru sebentar hidup bersama keluarga kecilnya, pada 1962 sang ayah diseret ke penjara madiun, Jawa Timur. Sjahrir dituduh berniat menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno.

Sebelum untuk memutuskan menikah dengan Sjahrir Poppy sempat menjaga jarak dengan Sjahrir dengan mengambil pendidikan ke Belanda dan kemudian ke Inggris. Setelah masa menjaga jarak itu berakhir. Keduanya memutuskan menikah pada tanggal 26 Mei 1951, di Kairo, Mesir. Penghulunya adalah rector Universitas Al-Azhar, Syekh Abdul Magud Selim, dan wali Poppy adalah Soedjatmoko adiknya sendiri.

64

Tidak lama setelah menjalani hukuman penjara, pada tanggal 21 Juli 1965, Sjahrir dibawa ke Zurich, Swiss karena ia menderita sakit tekanan darah tinggi dan masih berstatus sebagi interniran, penyakit yang diderita Sjahrir menyebabkan ia tidak dapat berbicara juga menulis. Tanggal 9 April 1966, Sjahrir meninggal dunia dengan tenang.

Sjahrir waktu itu berusia 57 tahun.65

62 Ibid, hal 153 63 Ibid, hal 158 64 Ibid, hal 160 65

H. Rosihan Anwar, Sutan Sjahrir-Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan, True Demokrat,Fighter For Humanity1909-1966, Jakarta: Kompas,2010, hal 154

Zurich setelah mengalami koma seama tujuh hari dan masih bersetatus sebagai tahanan politik.

Tanggal 15 April 1966, radio, pers dan televise Indonesia menyiarkan dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Dekrit itubertanggal hari saat Sjahrir meninggal. Berhubung dengan jasa-jasa yang diberikannya kepada Negara dan Bangsa sepanjang hidupnya, antara lain sebagai Perdana Menteri Kabinet Republik di masa revolusi fisik, Dekrit Presiden menyatakan Sjahrir sebagai Pahlawan Nasional dan mendapat persetujuan untuk pemakaman negara dengan

penghormatan penuh.66

Dokumen terkait