• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemikiran Dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik Indonesia"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM

DINAMIKA POLITIK INDONESIA

M IMAM HASIBUAN

080906058

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IMAM HASIBUAN (080906058)

PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM DINAMIKA

POLITIK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran dan peran Sutan Sjahrir di dalam dinamika politik di Indonesia, serta penelitian ini juga menganalisis mengenai ideology politik yang dianut oleh sutan Sjahrir yaitu Sosialisme kerakyatan. Sebagai seorang tokoh perjuangan kemerdekaan sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Sutan Sjahrir sebagai tokoh yang paling kontrovesional pada masa itu karena pemikiran Sutan Sjahrir sangat bertolak belakang dengan tokoh-tokoh kemerdekaan yang ada pada saat itu, pemikiran Sutan Sjahrir mempunyai cirri khas yang kompleks karena dalam pemikirannya lebih menekankan kepada faktor masyarkat dan kesejahteraan sosial, yang lebih akrab disebut sebagai Sosialsme Kerakyatan. Sutan Sjahrir adalah seorang Perdana Menteri Indonesia yang pertama yang lebih dikenal sebutannya sebagai kabinet Sjahrir, kabinet Sjahrir ini hanya bertahan sampai tiga periode saja. Dan Sutan Sjahrir juga adalah seorang tokoh pendiri Partai Sosialis Indonesia.

(3)

pas untuk diterapkan di Indonesia, melihat kondisi Indonesia yang jauh berbeda dengan Eropa Barat yang masyarakatnya sudah pada masa inustrialisasi.

Hasil dari penelitian ini adalah pernan Sutan Sjahrir selama menjabat perdana menteri Sutan Sjahrir berhasil membuat suatu persetujuan dengan Belanda yang dinamakan dengan perjanjian Linggarjati, tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Belanda, karena pada saat itu Belanda ingin kembali menguasai wilayah jajahannya, meskipun beberapa tokoh tidak setuju dengan perjanjian Linggarjati ini, pemikiran Sutan Sjahrir tentang sosialisme kerakyatan tidak berjalan seperti yang diharapkan olehnya, karena masyarakat belum bisa menerimanya, bisa dilihat dari kegagalan Partai Sosialis Indonesia yang gagal dalam Pemilu 1955, sebab Partai Sosialis Indonesia menjadi tempat menjalankannya misi Sosialisme Kerakyatan Sutan Sjahrir setelah ia tidak menjadi perdana Menteri.

(4)

UNIVERSITY OF NORTHSUMATERA

SCIENCEFACULTY OFSOCIALANDPOLITICALSCIENCE DEPARTMENT OFPOLITICALSCIENCE

MUHAMMAD IMAM HASIBUAN(080906058)

POLITICAL THOUGHT AND ROLE OF SUTAN SJAHRIR IN INDONESIAN POLITIC

ABSTRACT

This research is trying to describe and analyze the thought and roles of Sutan Sjahrir in the Indonesian political dynamics. This research also analyze about the political ideology which is used by sutan sjahrir, populist socialism. As a figure who is struggle for freedom before and after the declaration of independence of Republik Indonesia,Sutan Sjahrir is the most controversial figure in that time because the thought of Sutan Sjahrir is really opposite with the othe figures in that time.The thoughts of Sutan Sjahrir having a complex characteristic because in his thought he is more focusing to community and social prosperity, which is usually called Populist Socialism. Sutan Sjahrir is the first Prime Minister of Indonesia which is called Sjahrir Cabinet. This Sjahrir Cabinet only last for only three period. And sutan is also one of the founder of Indonesian Socialist Party.

This research is prepared using the research literature method with descriptive approaching method. The data collecting technique is using literature data with using secondary data. In this research the theoty which is used is Marxisme theory,Socialism theory, Democratic Socialism theory, and Populist Socialism theory.Marxisme theory is used because socialism is started from the feud of the classes in the western Europe to made a communism country, Socialism theory is used because we need socialism phases to be a communism population so there will not be any classes difference, Democratic Socialism theory is a Socialism theory which is based on Democracy which was appeared in german from the parlementarian in german. And Populist Socialism theory is a Socialism theory which is introducted from Sutan Sjahrir to uphold humanism, Because according to Sutan Sjahrir Populist Socialism is the best to be applied in Indonesia, looking at the condition of Indonesia which is really different with the Western Europe which is the population already in the Industrialization stage.

(5)

with this Linggarjati agreement, the thoughts of Sutan Sjahrir about the Populist Socialism did not go according to his expectation because the community still can not accepted it, it is proved from the Indonesian Socialist Party failure in the 1955 election, because the Indonesian Socialist Party became the place to run Sutan Sjahris’s Populist Socialism mission after he retired from neing the Prime Minister

(6)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat

nikmat dan anugerah-Nya penulis bisa meyelesaikan skripsi saya ini yang

berjudul: Pemikiran Dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik Indonesia.

Serta tidak lupa juga penulis sampaikan salawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para sahabat, semoga para pengikutnya sampai akhir

zaman mendapatkan ridho Allah SWT.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Di dalam skripsi ini penulis menguraikan bagaimana pemikiran tokoh

Sutan Sjahrir dan Peran Sutan Sjahrir dalam dinamika perpolitikan Indonesia,

Sutan Sjahrir memiliki sebuah ideologi yang paling ideal menurutnya jika

diterapkan di bangsa Indonesia yaitu ideologi Sosialisme Kerakyatan, meskipun

Sosialisme yang diterapkan oleh Sutan Sjahrir ini menyimpang dari ajaran

Sosialisme yang ada di Eropa Barat tempat kelahirannya Ideologi Sosialisme

tersebut, karena Sutan Sjahrir adalah seorang yang humanis dan menjunjung

tinggi keadilan sosial, dan Sutan Sjahrir menolak ideologi-ideologi yang bertolak

belakang terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dan juga Sutan Sjahrir memegang

peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia ini, salah satunya ketika

Sutan Sjahrir menjabat sebagi Perdana Menter yang Pertama kalinya di Bangsa

(7)

upaya mempertahankan bangsa Indonesia dari Belanda, serta Sutan Sjahrir adalah

tokoh pendiri Partai Sosialis Indonesia.

Penulis menyadari bahawa masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi

ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

memperkaya materi yang berkaitan dengan skripsi ini.

Di dalam masa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materi. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

• Bapak Dr. Warjio, Ph.D. Selaku dosen pembimbing, yang telah

membimbing, dan memberikan banyak saran dan masukan yang

bermanfaat baik untuk skripsi ini maupun bagi penulis sendiri ke

depannya.

• Bapak Indra Fauzan, S.HI, M.Soc,Sc, selaku dosen pembaca, yang telah

banyak memberikan masukan dan dukungan demi kelancaran pengerjaan

skripsi saya.

• Bapak, Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

• Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si, selaku Ketua Jurusan Departemen Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Suamtera Utara.

• Seluruh Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara khusunnya Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

• Teristimewa rasa hormat dan terima kasih saya ucapkan kepada kedua

orang ua saya tercinta, Bapak Drs. Imran Sanusi Hasibuan, dan Dra

Merawati Harahap, yang selama ini telah memberikan dukungan dan

semangat agar bisa segera menyelesaikan skripsi saya.

• Terima kasih banyak buat teman-teman yang telah banyak memberikan

(8)

Hartomo, Anwar ‘Samoth’ Saragih, Dede Ryan Sudhana, Eka Prasetya,

Cut Junianty Syahra, serta teman-teman di Ilmu Politik 2008 lainnya yang

tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkam semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, 26 November 2013

(9)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstrac ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 10

1.3.Pembatasan Masalah ... 10

1.4.Tujuan Penelitian ... 10

1.5.Manfaat Penelitian ... 11

1.6.Kerangka Teori ... 11

1.6.1. Marxisme ... 11

1.6.1.1. Pemikiran Marx tentang Perjuangan Kelas ... 13

1.6.1.2. Teori Marxisme tentang Ekonomi ... 15

1.6.2. Sosialisme ... 15

1.6.2.1.Sosialisme Utopia ... 17

1.6.2.2.Saint-Simon ... 17

1.6.2.3.Charles Fourier ... 18

1.6.2.4.Robert Owen ... 19

1.6.3. Sosialisme Demokrat ... 21

1.6.4. Sosialisme Kerakyatan ... 25

1.7.Metode Penelitian ... 28

1.7.1. Metode Penelitian ... 28

(10)

1.7.3. Teknik Analisa Data ... 28

1.8.Sistematika Penulisan ... 29

BAB II BIOGRAFI SOETAN SJAHRIR ... 30

2.1. Kehidupan Keluarga Sutan Sjahrir ... 30

2.2. Masa Pelajar Sutan Sjahrir ... 33

2.3. Kegiatan Sutan SJahrir Setelah Kembali ke Indonesia ... 37

2.4. Masa Pendudukan Jepang ... 41

2.5. Masa Revolusi Nasional Indonesia ... 43

2.6. Sjahrir Perdana Menteri Indnesia Pertama ... 46

2.6.1. Jatuhnya Kabinet Sjahrir I ... 48

2.7. Sjahrir Sebagai Perdana Menteri Indonesia Kedua Kalinya ... 49

2.7.1. Tantangan Yang DIhadapi Kabinet Sjahrir II ... 50

2.8. Sutan Sjahrir menjadi Perdana Menteri ke Tiga Kalinya ... 52

2.8.1.Tantangan Yang Dihadapi Kabinet Sjahrir III ... 53

BAB III ANALISIS DATA ... 56

3.1. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dan Partai Sosialis Indonesia ... 56

3.2. Pandangan Sutan Sjahrir Tentang Sosialisme Keraykatan ... 59

3.3. Peran Sutan Sjahrir dalam Dinamika Politik Indonesia ... 65

3.4. Peran Sajhrir dan PSI dalam Hubungan Internasional ... 72

3.5. Kontradiksi Pemikiran Sutan Sjahrir dan Soekarno ... 79

(11)

4.1.Kesimpulan ... 84

4.2. Saran ... 88

(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IMAM HASIBUAN (080906058)

PEMIKIRAN DAN PERAN SUTAN SJAHRIR DALAM DINAMIKA

POLITIK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan dan menganalisis pemikiran dan peran Sutan Sjahrir di dalam dinamika politik di Indonesia, serta penelitian ini juga menganalisis mengenai ideology politik yang dianut oleh sutan Sjahrir yaitu Sosialisme kerakyatan. Sebagai seorang tokoh perjuangan kemerdekaan sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Sutan Sjahrir sebagai tokoh yang paling kontrovesional pada masa itu karena pemikiran Sutan Sjahrir sangat bertolak belakang dengan tokoh-tokoh kemerdekaan yang ada pada saat itu, pemikiran Sutan Sjahrir mempunyai cirri khas yang kompleks karena dalam pemikirannya lebih menekankan kepada faktor masyarkat dan kesejahteraan sosial, yang lebih akrab disebut sebagai Sosialsme Kerakyatan. Sutan Sjahrir adalah seorang Perdana Menteri Indonesia yang pertama yang lebih dikenal sebutannya sebagai kabinet Sjahrir, kabinet Sjahrir ini hanya bertahan sampai tiga periode saja. Dan Sutan Sjahrir juga adalah seorang tokoh pendiri Partai Sosialis Indonesia.

(13)

pas untuk diterapkan di Indonesia, melihat kondisi Indonesia yang jauh berbeda dengan Eropa Barat yang masyarakatnya sudah pada masa inustrialisasi.

Hasil dari penelitian ini adalah pernan Sutan Sjahrir selama menjabat perdana menteri Sutan Sjahrir berhasil membuat suatu persetujuan dengan Belanda yang dinamakan dengan perjanjian Linggarjati, tujuannya adalah untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Belanda, karena pada saat itu Belanda ingin kembali menguasai wilayah jajahannya, meskipun beberapa tokoh tidak setuju dengan perjanjian Linggarjati ini, pemikiran Sutan Sjahrir tentang sosialisme kerakyatan tidak berjalan seperti yang diharapkan olehnya, karena masyarakat belum bisa menerimanya, bisa dilihat dari kegagalan Partai Sosialis Indonesia yang gagal dalam Pemilu 1955, sebab Partai Sosialis Indonesia menjadi tempat menjalankannya misi Sosialisme Kerakyatan Sutan Sjahrir setelah ia tidak menjadi perdana Menteri.

(14)

UNIVERSITY OF NORTHSUMATERA

SCIENCEFACULTY OFSOCIALANDPOLITICALSCIENCE DEPARTMENT OFPOLITICALSCIENCE

MUHAMMAD IMAM HASIBUAN(080906058)

POLITICAL THOUGHT AND ROLE OF SUTAN SJAHRIR IN INDONESIAN POLITIC

ABSTRACT

This research is trying to describe and analyze the thought and roles of Sutan Sjahrir in the Indonesian political dynamics. This research also analyze about the political ideology which is used by sutan sjahrir, populist socialism. As a figure who is struggle for freedom before and after the declaration of independence of Republik Indonesia,Sutan Sjahrir is the most controversial figure in that time because the thought of Sutan Sjahrir is really opposite with the othe figures in that time.The thoughts of Sutan Sjahrir having a complex characteristic because in his thought he is more focusing to community and social prosperity, which is usually called Populist Socialism. Sutan Sjahrir is the first Prime Minister of Indonesia which is called Sjahrir Cabinet. This Sjahrir Cabinet only last for only three period. And sutan is also one of the founder of Indonesian Socialist Party.

This research is prepared using the research literature method with descriptive approaching method. The data collecting technique is using literature data with using secondary data. In this research the theoty which is used is Marxisme theory,Socialism theory, Democratic Socialism theory, and Populist Socialism theory.Marxisme theory is used because socialism is started from the feud of the classes in the western Europe to made a communism country, Socialism theory is used because we need socialism phases to be a communism population so there will not be any classes difference, Democratic Socialism theory is a Socialism theory which is based on Democracy which was appeared in german from the parlementarian in german. And Populist Socialism theory is a Socialism theory which is introducted from Sutan Sjahrir to uphold humanism, Because according to Sutan Sjahrir Populist Socialism is the best to be applied in Indonesia, looking at the condition of Indonesia which is really different with the Western Europe which is the population already in the Industrialization stage.

(15)

with this Linggarjati agreement, the thoughts of Sutan Sjahrir about the Populist Socialism did not go according to his expectation because the community still can not accepted it, it is proved from the Indonesian Socialist Party failure in the 1955 election, because the Indonesian Socialist Party became the place to run Sutan Sjahris’s Populist Socialism mission after he retired from neing the Prime Minister

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Sosialisme adalah ajaran dan gerakan mencari keadilan di dalam

kehidupan kemanusiaan, sosialisme pada waktu itu memandang sebagai sebab

yang pokok dari ketidak adilan yang terdapat diantara kemanusiaan ialah

ketidakadilan didalam pembagian rezeki di dunia. Kebanyakan umat manusia

hidup didalam kekurangan dan kemelaratan sedang sebagian terkecil hidup dalam

keadaaan yang berlebihan (dalam kemewahan). Sosialisme menetang keadaan

yang pincang dan tidak adil itu dan ia mengkehendaki serta menuntut suatu

pembagian rezeki yang lebih merata dan oleh karena itu adil.1

Sosialisme menyusun berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial dan

sistem politik. Dalam pandangan Marx, Sosialime Negara adalah produk

kontradiksi kelas dan perjuangan kelas, dan secara ekonomis semua itu dikontrol

oleh kelas yang dominan. Negara borjuis itu kemudian dijadikan alat kontrol dan

pemaksaan bagi pembagian kelas yang memiliki sarana-sarana produksi untuk

menjalankan kekuasaan atas kelas-kelas yang tereksploitasi dalam masyarakat.

Nampak luar, negara borjuis ini seakan-akan berbentuk demokrasi, namun sistem

politiknya sangat terstruktur sehingga malah menjamin dominasi para

borjuis-borjuis selanjutnya.2

1

LEPPENAS, Kumpulan Tulisan, Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia Pembangunan : Danau Singkarak Offset, 1982., 1982. Hal.60.

2

(17)

Kita lihat bahwa pemerintah bertindak sebagai eksekutif kelas para

penguasa, yang mana dapat mengkoordinir tindakan dan kerja para

anggota-anggotanya guna kepentingan kelas di masa selanjutnya. Mau kita lihat

bagaimanapun, negara borjuis tak dapat disangkal lagi mempunyai otonomi dan

penampakan kejujuran yang relatif. Marx beranggapan bahwa tingkat produksi

tinggi yang dijamin sistem kapitalis, dikarenakan mungkin karena adanya

kemiskinan orang banyak atau karena hanya sedikit orang yang mempunyai

kekayaan. Namun jika semua ini di satukan kemudian diberi jalan bagi

masyarakat komunis yang kita ketahui mengusung sistem pemerataan ekonomi

dan memuaskan kebutuhan setiap orang. Maka lanjut Marx, dalam situasi tanpa

kelas itu maka tidak akan ada oposisi, terus masyarakat tidak ada kebutuhan

terhadap aparat negara yang suka menindas.3

Kaum Sosialis berpendapat bahwa sementara keadilan membantu

menengahi konflik, keadilan juga cenderung menciptakannya, atau

bagaimanapun, mengurangi ungkapan natural dari sosiabilitas. Maka, selain

sebuah rintangan pada bentuk masyarakat yang lebih tinggi di bawah kondisi

kelimpah-ruahan, keadilan merupakan kebutuhan yang disesalkan pada saat ini.

Justru lebih baik jika orangbertindak secara spontan satu sama lain tanpa cinta,

ketimbang memandang dirinya sendiri dan orang lain sebagai pengemban hak

pemilikan legal yang adil.4

Secara umum sosialisme sebagai suatu pemikiran dapat diartikan dalam

bentuk dua bentuk. Di satu pihak Sosialisme merupakan pemikiran yang menolak

susunan masyarakat yang didasarkan pada faham kebebasan mutlak. Berdasarkan

sifat bebas tersebut di dalam masyarakat akan terbentuk hirarki yang terdiri paling

tidak dua tingkatan. Di sisi pertama adalah orang-orang yang kemampuan tinggi

3

Joseph Losco dan leonard Williams. Political Theory. 2003. Raja Grafindo perssada. Jakarta Hal. 547

4

(18)

dan di lain sisi orang-orang yang kemampuannya lemah. Dalam perkemangan

selanjutnya, golongan yang kuat (relatif sedikit) akan menguasai yang lemah.5

Dalam konteks ekonomi, golongan yang memiliki kemampuan tinggi akan

menguasai alat-alat produksi, sedangkan golongan yang lemah menjadi pekerja di

perusahan-peruahan golongan yang lain. Golongan yang memiliki alat-alat

produksi mendapatkan keuntunggan dari penindasan terhadap golongan yang

lemah. Pada pihak ini Sosialisme merupakan ajaran yang memihak kepada

golongan miskin dan tidak punya, yang sering disebut proletar. Sosialisme

menentang golongan yang mampu karena menindas dan memanfaatkan yang

kurang atau tidak mampu. Pada fihak lain Sosialisme merupakan suatu ajaran

untuk menyusun pergaulan hidup yang menentukan sifat kemanusiawiannya,

yaitu kepercayaan kepada persamaan, keadilan serta kesanggpan kerjasama antara

sesama manusia sebagai dasar kehidupan di dalam pergaulan masyarakat.6

Peranan Partai Politik di kalangan masyarakat sangat penting karena partai

politik adalah sebagai sarana komunikasi di dalam bidang politik terhadap

masyarakat. Partai politk juga bisa menjadi wadah untuk para masyarakat untuk

menyalurkan pendapat-pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya

sedemikian rupa agar isu-isu atau kesimpangsiuran yang terjadi di masyarakat Perbedaan kedua bentuk Sosialisme ini terutama terletak pada kondisi yang

terdapat pada masyarakat. Bentuk Sosialisme yang pertama tumbuh di masyarakat

yang masih mengalami penghisapan dan penindasan antara yang satu dan yang

lainnya. Sedankan bentuk Sosialisme yang kedua terdapat di dalam masyarakat

yang tingkat kesewenang-wenangngannya relatif lebih kecil. Sosialisme bentuk

kedua ini berkembang setelah proletar di dunia memperoleh kedudukan

ekonomi,sosial dan politis yang jauh lebih baik dibutuhkan Partai Politik untuk

mewujudkannya.

5

Ibid., Hlm 17.

6

(19)

berkurang. Partai Politik juga berperan untuk merekrut atau mengajak

orang-orang yang berbakat di dalam bidang politik untuk turut aktif di dalam bidang

politik sebagai anggota politik.

Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman kolonial sebagai manifestasi

bangkitnya kesadaran nasional. Dalam susunan itu semua organisasi, apakah dia

bertujuan sosial (seperti Budi Utomo dan Muhammadiah) ataukah terang-terangan

menganut azas politik/agama (seperti Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau azas

politik/sekuler (seperti PNI dan PKI), memainkan peran penting dalam

berkembangnya pergerakan nasional. Pola kepartaian masa ini menunjukkan

keanekaragaman, pola mana diteruskan dalam masa merdeka dalam bentuk sistem

multi-partai7

Dalam sejarah politik orde lama Kementerian Penerangan pernah

mengumumkan penerbitan suatu pamflet politik yang ditulis oleh Sjahrir berjudul

Perdjoeangan Kita. Muncul bersamaan dengan mulai bocornya suatu berita

bahwa pengarang pamflet itu telah diundang untuk membentuk suatu

pemerintahan yang bertanggung jawab kepada KNIP, hal itu nampaknya memberi

pertanda akan adanya perubahan-perubahan mendasar dalam komposisi dan

kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah Indonesia. .

Mengerucut kepada tokoh-tokoh yang menjadi motor perjuangan politik pada

saat itu seperti Soekarno, Moh. Hatta, Sjahrir, dan lain-lain adalah orang – orang

yang memberi sumbangsih ide dalam dinamika politik pada masa itu, khususnya

pemikirian Sjahrir yang sangat berkaitan dan relevan dalam pembahasan

penelitian yang saya akan lakukan.

8

Seruan Sjahrir dalam Perdjoeangan kita untuk pembentukan suatu partai

revolusioner mendapat perhatian juga. Sepert telah kita lihat, di Yogyakarta

7 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 171. 8

(20)

padatanggal 1 November 1945 telah diumumkan bahwa Partai Sosialis Indonesia

(Parsi) sedang dibentuk. Pada tanggal 12 November 1945 suatu kongres

pendahuluan dilangsungkan di kota yang sama, kabarnya di hadiri oleh

wakil-wakil dari 51 daerah dan 34 badan, dan juga oleh 750 peninjau. Sidang itu

memutuskan untuk mendesak pembentukan Volksfront guna mempertahankan

dan memperkuat republik itu; bekerja menuju sosialis perusahaan-perusahaan

besar, hutan-hutan, dan tanah; dan meningkatkan industrialisasi, transmigrasi,

ekonomi koperasi, mendorong perbaikan-perbaikan pertanian, dan membentuk

serikat-serikat buruh. Volksfront itu harus menjadi sarana untuk mempersatukan

kaum buruh, kaum tani, tentara, dan pemuda. Setelah mengumumkan

tujuan-tujuan ini, kongres itu memilih Amir Sjarifuddin sebagai ketua dan Soekindar

sebagai wakil ketua.

Tokoh-tokoh terkemuka lainnya pada kongres itu, termasuk Hindromartono

dan Usman Sastroamidjojo, menunjukan bahwa inti dari partai baru itu akan

terdiri dari kawan-kawan dekat Amir Sjarifuddin dan Gerindo sebelum perang dan

kelompok-kelompok buruh yang berhubungan dengannya. Tak lama sesudah itu,

pada tanggal 19 November 1945, Partai Rakyat Sosialis atau Paras, dibentuk di

Cirebon, atas prakarsa Sjahrir pribadi. Ditinjau dari komposisi kepemimpinan

partai ini dan dari programnya, sudah jelas bahwa arwah Pendidikan Nasional

Indonesia sebelum perang, partai yang didirikan dan dipimpin oleh Hatta dan

Sjahrir, sedang dihidupkan kembali. Tujuan-tujuan Paras yang diumumkan adalah

untuk menentang mentalitas kapitalis, ningrat, dan feodal; melenyapkan birokrasi

dan otokrasi; memperjuangkan suatu masyarakat sama rata sama rasa;

memperkaya jiwa orang Indonesia dengan jiwa demokrasi; dan mendesak

pemerintah supaya berkerja sama detengan semua organisasi di dalam dan di luar

negeri untuk menumbangkan kapitalisme.9

Sutan Sjahrir sebagai tokoh yang paling kontroversial pada masa itu,

mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikiran Sjahrir sangat berbeda dengan

9

(21)

tokoh-tokoh perjuangan yang lainnya pada saat itu, Sutan Sjahrir dalam

pemikirannya lebih menekankan kepada faktor masyarakat dan kesejahteraan

sosial, yang lebih akrab di bilang sebagai Sosialisme Kerakyatan. Pemikiran

Sjahrir ini sangat bertolak belakang dengan para tokoh-tokoh yang ada pada saat

zaman kemerdekaan saat itu seperti Soekarno, Tan Malaka dan Moh. Hatta.

Dengan pemikiran Tan Malaka Sjahrir menolak aksi massa dan mobilisasi dengan

cara agitasi politik yang dilakukan Tan Malaka. Tan Malaka merupakan seorang

tokoh yang menganut ajaran komunisme lebih mengutamakan jalan revolusi

untuk memperoleh kemerdekaan dan mengutamakan kebutuhan materil rakyat

dalam tujuan nya.

Sebagai seorang pemikir pada zaman revolusi Indonesia Sutan Sjahrir

mempunyai pandangan mengenai strategi perjuangannya sendiri dan yang

menjadi tujuan perjuangan Sutan Sjahrir tersebut adalah mencapai kemerdekaan

karena, pada saat penjajahan yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia adalah

kemerdekaan, kehidupan yang berderajat kemanusiaan, yaitu kehidupan yang

lepas dari kehinaan dan perbudakan.10

Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia sebanyak tiga

kali, yaitu dalam kabinet Sjahrir 1,2, dan 3. Sebelumnya Indonesia yang baru

merayakan kemerdekaan membuat sistem pemerintah yang berbentuk presidentil

dan digantikan oleh sistem parlemen yang disebabkan oleh, berdirinya banyak Karena dengan dicapainya kemerdekaan

akan terbuka jalan untuk menuju suatu tujuan dalam pandangan Sutan Sjahrir

yaitu Sosialisme Kerakyatan, suatu faham yang memperjuangkan kesderajatan

manusia. Tujuan tersebut dapat diwujudkan oleh Sutan Sjahrir pada saat ia

menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia yang pertama. Yaitu satu negara

Indonesia yang merdeka, demokratis, berkerakyatan dan memberikan pendidikan

politik kepada rakyat tentang hak dan tanggung jawab dalam membela

kemerdekaan dan menegakan demokrasi.

10

(22)

partai-partai baru di Indonseia pada saat itu yang menuntuk agar hak asasinya di

dalam negara yang berdemokrasi untuk duduk didalam kabinet atas nama

partainya.

Maka keluarlah pengumuman BPKNIP tanggal 11 November 1945

tentang pertanggung jawaban Menteri kepada Presiden diganti kepada Parlemen,

yaitu KNIP yang sehari-harinya dipegang oleh BPKNIP. Presiden pun menyetujui

seakan-akan telah terjadi konsensus antara Presiden dengan BPKNIP yang

ketuanya Sutan Sjahrir.11

Dalam pelaksanaan pembangunan pemerintahan bukan sebagai pemaksa

tetapi pemberi pedoman dan penjamin untuk terpenuhinya kepentingan bersama.

Soetan Sjahrir menyatakan lebih lanjut bahwa kepentingan bersama harus

dipertahankan dan dijamin pemenuhannya terlepas dari kepentingan-kepentingan

golongan atau perorangan.

Maka dengan demikian sistem Presidentil di bawah

pimpinan Presiden Soekarno telah digantikan dengan sistem Parlementer yang

diketuai oleh Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri. Dengan tercapainya ambisi

Sjahrir menduduki kursi Perdana Menteri maka Sjahrir bisa menjalankan sistem

politik sosialisme kerakyatan yang selama ini menjadi pandangannya terhadap

pembangunan bangsa Indonesia.

12

Selama Sutan Sjahrir menjabat sebagai Perdana Menteri, Sjahrir pernah

melakukan suatu perjanjian dengan Belanda yang dikenal sampai sekarang

sebagai Perjanjian Linggarjati, dalam perjanian ini Sutan Sjahrir mempunyai misi

yaitu untuk membuat pengakuan dari Belanda bahwa Indonesia sudah meraih

kemerdekan 100% dari Belanda, tetapi Belanda yang sudah banyak kalah di Bagi Sutan Sjahrir yang terpenting dalam

pembanguna bangsa Indonesia adalah pembangunan itu harus didasarkan kepada

kehendak rakyat, dan juga sistem yang dianut oleh Indonesia adalah Demokrasi

dan tujuan dari pembangunan itu adalah untuk kepentingan rakyat Indonesia.

11

Bibit Suprapto, Perkembangan Kabinet dan Pemerintahan Di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal. 26

12

(23)

Perang Dunia ke-3 tidak ingin melepaskan negara jajahannya begitu saja dan

berusaha untuk menjatuhkan Pemerintahan Indonesia. Maka dengan ini Belanda

dan Indonesia melakukan perundingan untuk menetukan kemerdekaan Indonesia

dari Belanda. Dan banyak tokoh-tokoh revolusioner yang memandang Perjanjian

Linggarjati adalah sebuah kegagalan pemerintah Indonesia dalam upaya

memperthankan kemerdekaanya.

Hingga akhirnya Sutan Sjahrir jatuh pada jabatanya sebagai Perdana

Menteri Indonesia pada kabinet Sjahrir yang ke 3 karena timbul perselishan

pendapat didalam kabinet Sjahrir III. Partai-partai yang semulanya mendukung

kabinet Sjahrir tidak mendukung lagi, setra Partai Sosialis yang menjadi tulang

punggung di kabinet ini tidak lagi mendukungnya, dengan kata lain Sjahrir

dijatukan oleh pendukungnya sendiri yang ada di dalam kabinetnya.

Setelah jatuhnya kabinet Sjahrir ke 3 pada tanggal 26 Juni 1947, Sjahrir

pun tidak memiliki jabatan dan dukungan dari partainya. Setelah Sjahrir

dilengserkan oleh teman dekatnya yaitu Amir Syarifuddin yang merupakan wakil

dari Partai Sosialis, maka Parsi dan Paras yang tergabung dalam Partai Sosialis

pun terbagi menjadi dua. Pada tanggal 12 Feburari 1948 terjadi perpecahan dalam

Partai Sosialis. Kelompok Soetan Sjahrir memisahkan diri dari partai Sosialis

yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan mendirikan Partai Sosialis Indonesia di

Kliteran-Yogyakarta dengan pimpinan partai Soetan Sjahrir.13

13

Ibid., Hal. 115

Partai Sosialis

Indonesia (PSI) yang didirkan oleh Sutan Sjahrir yang menjadi misi utamanya

adalah mensejahterakan rakyat dan menumpas rasa feodalisme yang masih ada

pada masyarakat Indonesia pada masa itu, karena feodalisme menurut Sutan

Sjahrir adalah musuh utama dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Secara

umum yang menjadi pedoman politik Partai Sosialis Indonesia adalah tidak terikat

oleh partai atau golongan apapun baik baik yang ada didalam negeri maupun luar

(24)

penindasan dan ketidaksederajatan.14 Bisa dilihat bahwa Partai Sosialis Indonesia lebih mementingkan masyarakat dikarenakan pemikiran Sutan Sjahrir sebgai

pemimpin partai tersebut adalah Sosialisme Kerakyatan. Karena Sosialisme

mereka disesuakian dengan kondisi-kondisi Indonesia, dan punya suatu karakter

Indonesia yang khas.15

Ia sadar bahwa memperjuangkan Sosialisme Kerakyatan yang menjunjung

tinggi derajat kemanusiaan, manghormati hak-hak kemanusiaan dan berjiwa

kemanusiaan adalah jauh lebih berat dinegeri-negeri Underdeveloped ini dari pada

negeri-negeri yang sudah developed. Meskipun demikian ia tahu bahwa

memperjuangkan Sosialisme Kerakyatan di Indonesia harus dilakukan terhadap

segala tekanan dan kecenderungan yang lain itu, oleh karena jika tidak negara kita

akan hanyut lebih jauh lagi dari sosialisme yang sesungguhnya. Yaitu dari

kedewasaan kamanusiaan.16

Soetan Sjahrir sebagai salah satu tokoh utama dalam Partai Sosilais

Indonesia (PSI) yang memberikan banyak sumbangan dalam berbagai bentuk

pemikiran politik berkaitan dengan perumusan dan pencapaian tujuan bangsa

Indonesia pada tahun 1945-1965. Pemikirannya dianggap memberikan banyak

menentukan arah dan situasi pada masa-masa di era awal Revolusi Kemerdekaan

Indonesia, seorang perdana mentri pertama, dan juga seorang diplomat yang ulung Sutan Sjahrir sendiri merupakan seorang tokoh utama dalam kemerdekaan

Indonesia. Sjahrir mendesak Soekarno-Hatta untuk memprokalmasikan

kemerdekaan Indonesia, meskipun saat kemerdekaan Indonesia di Proklamasikan

oleh Soekarno-Hatta. Sutan Sjahrir sendiri tidak hadir dalam peristiwa besar

tersebut karena Sutan Sjahrir justru memilih jalan elegan untuk menghalau

penjajah dengan jalur diplomasi.

14

Ibid., Hal. 117

15

George Mc Trunan Kahin, RefleksiPergumulan Lahirnya Republik Nasional dan Revolusi di Indonesia, : UNS Press, 1995, Hal., 406

16

(25)

dan seorang yang menganut aliran pemikiran Sosialisme Demokrasi sebagai

landasan pemikirannya.17

1. Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan untuk membahas

pemikiran Sutan Sjahrir mengenai Sosialisme dalam konteks ke

Indonesiaan.

Berdasarkan latarbelakang diatas saya kemudian tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana Pemikiran dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik

Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis maka

peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: ” Bagaimana Pemikiran serta

Peran Sutan Sjahrir dalam Dinamika Politik di Indonesia”?

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam

batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk

mengidentifikasi faktor mana saja yang akan masuk kedalam masalah penelitian

dan faktor mana saja yang tidak masuk ke dalam penelitian. Maka untuk

memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan

menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan masalah, adapun

batasan masalah dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah :

2. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Peran Sutan Sjahrir dalam

dinamika Politik Indonesia.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis membuat penelitian ini adalah sebagai berikut:

17

(26)

1. Untuk mengetahui bagimana peranan Sutan Sjahrir dalam perpolitikan

Indonesia.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Sutan Sjahrir mengenai

Sosialisme kerakyatan yang diterapkan di Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dapat diharapkan memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan yang dimana manfaat penelitian ini bisa bersifat

teoritis dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian mampu mengasah kemampuan penulis dalam melakukan

sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan

pengetahuan yang baru bagi penulis sendiri.

2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau

sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah

khazanah ilmu pengetahuan dalam Ilmu Politik, dan menjadi

referensi/kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.

1.6. Kerangka Teori

1.6.1. Marxisme

Dalam pandangan Sidney Hook tidaklah mudah memahami

pikiran-pikiran Karl Marx, karena Marx bukanlah seorang penulis sistematika melainkan

seorang aktivis revolusioner sehingga tulisan-tulisannya kadang kala banyak

mengandung banyak keraguan, kurang memahami persyaratan ilmiah modem

seperti ketepatan, konsepsi statistik, dan probabilitas dewasa ini.18

18

Sustarjo Adisusilo,JR, Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern, Jakarta: Rajawali Perss 2013, Hal. 247

Pemikiran Karl

Marx yang dipakainya adalah Materialisme yang lebih dikenal dengan sebutan

Materialisme Dialektis dan Histori atau MDH, pemikiran-pemikiran Marx

(27)

Hegel, karena metode dialektika dikenal oleh masyarakat berkat Hegel. Meski

Marx yang membuat metode materialism dialektis dan histori tetapi marx sendiri

tidak pernah menggunakannya kedalam pemikirannya, nama materialisme historis

sendiri diperkenalkan oleh Engels.

Marx tertarik pada gagasan dialektikanya Hegel karena di dalamnya

terdapat unsure kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Meskipun Marx

menolak proses dialektika, idenya Hegel dan membalikannya menjadi proses

dialektikanya materi. Marx amat tertarik adanya usnur kemajuan dan konflik,

serta menggunakannya untuk menerangkan proses perkembangan masyarakat

melalui revolusi. Kendati Marx tidak member penjelasan tuntas namun telah

meletakan dasar mengenai hokum sosial, yang dikemudian hari akan

disempurnakan oleh Lenin yang menyimpulkan bahwa materialism dialektis

merupakan hokum dalam revolusi sosial yang secara pasti berkembang kea rah

masyarakat komunis.19

Di dalam materialisme dialektika Marx berbicara tentang hukum

perkembangan yang terjadi di masyarakat yaitu dalam sebuah perkembangan di

masyarakat akan terjadi konflik berdarah antar kaum yang berkuasa dan yang

tertindas melalui sebuah revolusi yang dibuat oleh kaum yang tertindas. Maka di

dalam materialism historis, Marx lebih berbicara tentang siapa penentu arah

perkembangan sejarah itu. Dalam pemikiran Marx, arah perkembangan sejarah

sepenuhnya bukan ditentukan oleh manusia tetapi oleh perkembangan

sarana-sarana produksi yang material. Meskipun sarana-sarana-sarana-sarana produksi yang material itu

merupakan buah hasil manusia namum arah perkembangan sejarah tidak Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai

suatu masyarakat komunis harus melalui dialektika, karena menurut pandangan

Marx perkembangan masyarakat itu harus melalui konflik pertentangan antar

kelas dan melahirkan revolusi yang besar agar tidak ada lagi pertentangan antar

kelas.

19

(28)

tergantung pada kehendak manusia.20

Dalam pandangan Marx, seluruh arah perkembangan sejarah menuju pada

hubungan-hubungan produksi yang tidak lagi cocok dengan keadaan-keadaan

sarana produksi yang bersifat material itu. Dengan kata lain dalam basis ekonomis

akan timbul suatu pertentangan kontradiksi, karena ketidakcocokan

hubungan-hubungan produksi dengan sarana-sarana produksi.

Manusia tidak bisa berkembang dengan

adanya sarana-sarana produksi tersebut, dengan adanya sarana-sarana produksi

yang dibuat oleh manusia maka manusia bisa berkembang lebih maju kedepan

nya. Dengan adanya hubungan produksi ini akan menentukan arah bagi hubungan

sosial manusia.

21

Menurut Marx, seluruh sejarah terarah kepada saat di mana

hubungan-hubungan produksi tidak cocok lagi dengan keadaan sarana-sarana produksi.

Dengan perkataan lain, dalam basis ekonomi akan timbul suatu pertentangan

karena ketidakcocokan hubungan-hubungan produksi yang satu dengan yang

lainnya. Pada Abad Kesembilanbelas bahwa negara borjuis tidaklah “netral”

dalam perjuangan kelas, negara borjuis bukan “wasit” antara kapital dan kerja.

Negara borjuis juga bukan ditunjukan untuk membela apa yang disebut

“kepentingan umum”, tetapi bahwa negara borjuis secara jelas mewakili sebuah

alat untuk mempertahankan kepentingan kapital melawan kelas pekerja.

Bagi Marx hal tersebut bisa

dilihat dalam masyarakat industrialis kapitalistis di Eropa pada abad ke-19.

Dimana pada masa itu terdapat dua kelas yang bertentangan, yaitu kaum kapitalis

dan kaum buruh. Dalam masa itu kaum kapitalis adalah yang mempunyai modal

atau sarana produksi dan kaum buruh adalah orang-orang bekerja dalam sarana

produksi itu atau yang menjual tenaga kerjanya dalam sarana produksi tersebut.

1.6.1.1. Pemikiran Marx tentang Perjuangan Kelas

22

Ernest Mandel, Tesis Tesis Pokok Marxisme, Yogyakarta: Resist Book, Agustus 2006, Hal. 72

Maka

(29)

pekerja melalakuka aksi mogok kerja, kaum borjuis akan mengirimkan polisi atau

tentara untuk menembaki para pekerja yang melakukan mogok kerja tersebut.

Marx melihat eksistensi negara adalah sebagai alat penindasan bagi kelas borjuis

terhadap kelas proletar. Bagi kelas borjuis, negara hanya sebagai alat untuk

mempertahankan status qou dan hegemoni ekonomi dan politik kaum mereka,

sehingga mereka dapat dengan leluasa menghegemonikan kau proletar yang tidak

mempunyai akses kekuasaan dan akses terhadap sumber ekonomi yang

merupakan sumber untuk memperoleh kekuasaan sehingga kaum proletar

terpinggirkan dari negara.

Pembagian hasil produksi yang tidak adil tersebut menimbulkan

ketegangan antara dua kelas yang ada dalam masyarakat industri. Ketegangan it

uterus meninggkat sehingga menjadi permusuhan dan inilah yang disebut

perjuangan kelas.23

Kaum Marxis berjuang untuk mendirikan sebuah negara

pekerja-kediktatoran proletariat dan demokrasi proletar sebagai ganti dari negara borjuis,

yang selalu tetap berwujud sebagai, bahkan dalam bentuk yang paling

demokratisnya, kediktatoran borjuasi. Dan negara pekerja tersebut dicirikan

dengan perluasan dan bukan pembatasan kebebasan demokratik yang efektif bagi

massa rakyat pekerja.

Perjuangan kelas yang terjadi antara kaum proletar dan kaum

borjuis ini pun tidak bisa di hindari lagi. Marx meramalkan bahwa perjuangan

kelas akan menghasilkan suatu masyarakat tanpa kelas dan dimana semua

sarana-sarana alat produksi akan menjadi milik bersama, fase dimana suatu masyarakat

tanpa kelas ini disebut dengan masyarakat komunis dimana akhirnya tidak ada

lagi penjualan tenaga kerja dengan ketidakadilan pembagian hasil produksi

ditiadakan.

24

23

Sustarjo Adisusilo, Jr, Op.cit, Hal. 256

24

Ernest Mandel, Op.cit., Hal. 82

(30)

negara yang berdasarkan demokrasi parlementer, karena dia akan menciptakan

basis material bagi pelaksanaan kebebasaan demokrasi oleh semua.25

Teori ekonomi Marx terutama ingin menunjukan bahwa perkembangan

sistem kapitalistis member prasyarat menuju ke sosialisme – komunisme. 1.6.1.2. Teori tentang ekonomi Marxisme

26

Untuk

menuju jalan ke masyarakat komunisme Marx mangatakan harus ada perubahan

sistem ekonomi kapitalisme ke sistem ekonomi sosialisme. Marx memberikan

batasan tentang sistem kapitalis sebagai sistem masyarakat di mana alat produksi

dimiliki dan dipergunakan demi keuntungan pribadi dan dia yang memilikinya,

sementara itu dipekerjakan kaum buruh yang tidak berstatus budak melainkan

berstatus orang merdeka. Sasaran utamanya adalah laba.27

sosialisme merupakan sistem ekonomi yang menekankan lebih kepada

kebersamaan masyarakat dalam menjalankan perekonomian, setiap orang

memberi sesuai dengan kemampuannya, dan menerima sesuai dengan

kebutuhanya. Dalam sistem ekonomi sosialisme campur tangan pemerintah sangat

tinggi, karena pada sistem ini negaralah yang memegang atas dasar produksi

tersebut, segala hal-hal milik pribadi telah dihapuskan dalam sistem ini. Dengan

kata lain berlaku perinsip sama rata, sama rasa.

Sistem ekonomi sosialis dimulai terhadap kritik Marx terhadap sistem

ekonomi kapitalis yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan, karena kaum

borjuis dengan bebas mengeksploitasi kaum buruh, kaum buruh bukanlah budak

pekerja melainkan masyarakat yang hidup bebas dan merdeka.

(31)

Sosialisme modern berkembang pada awal abad ke-19 sebagai respon

tehadap pengaruh sosialis industrialisasi. Pabrik-pabrik menghancurkan mata

pencharian banyak orang, memaksa mereka bekerja dalam waktu yang sangat

lama demi memperoleh gaji kecil dan hidup dalam kondisi yang buruk sekali di

kota-kota industri baru. Pada saat yang sama, usaha kaum buruh untuk

mengorganisasikan diri guna memperbaiki kondisi dianggap illegal dan ditekan

secara brutal.28

Ketika eropa mengalami masa-masa tenang setelah perang-perang

Revolusi dan Napoleon, tekanan untuk perubahan politik secara prinsip mucul

dari kaum liberal dan nasionalis. Sosialisme mulai berkembang di mana

industrialisasi sedang menciptakan sebuah kelas pekerja yang baru. Ini lebih

terjadi di Inggris dibandingkan di tempat lain, tetapi juga terjadi di Perancis, yang

memiliki tradisinya sediri menyangkut partisipasi revolusioner kelas pekerja di

tengah-tengah kaum republican (sans-cullote) untuk mendukung kelompok

Jacobin.

Nada sosialis sejati dibuat oleh para kaum buruh yang menyatakan

bahwa yang membuat menderita bukanlah para majikan dan konspirasi kelas

penguasa melainkan adalah sistem kapitalis itu sendiri. Karena di dalam sistem

kapitalis mangandung usur-unsur untuk mengeksploitasikan sebuah masyarakat

pekerja untuk bekerja keras tetapi tidak mendapatkan upah selayaknya mereka

bekerja. Para buruh menuntut sebuah sistem yang baru untuk menggantikan

sistem kapitalis, dimana sistem yang baru ini adalah sistem kerjasama, harmoni

dan keadilan.

29

Sekelompok penulis mulai disebut dengan kelompok sosialis Ricardian,

yang mengambil nama mereka dari saduran mereka atas `teori nilai kerja` (labour

theory of value) dalam pandangan ekonomi klasik, David Ricardo. Teori ini

mengatakan bahwa nilai riil dari sebuah benda terletak dalam jumlah tenaga yang

28

Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depanny, Yogyakarta: Qalam, 2004. Hal, 160

29

(32)

terpakai untuk menghasilkannya.30

Keadaan buruk yang menimpa kaum buruh di Eropa pada awal abad ke-19

ini telah menggugah hati orang banyak. Cendekiawan-cendekiawan seperti Robert

Owen, Saint Simon dan Fourier mencoba memperbaiki masalah-masalah yang

terjadi pada sistem kapitalis tersebut. Orang-orang ini terdorong oleh perasaan

peri-kemanusiaan, tanpa disertai tindakan-tindakan manapun konsepsi yang nyata

mengenai tujuan dan strategi dari perbaikan itu, sehingga oleh orang lain

teori-teori mereka dianggap angan-angan belaka. Karena itu mereka lalu disebut kaum

Sosialis Utopi.

Para kelompok penulis Ricardian ini

menyimpulkan bahwa karena para kaum pekerja member nilai yaitu kekayaan

terhadap pemilik modal maka sangat tidak adil jika kaum pekerja mendaptkan

bagian yang kecil sedangkan pemilik modal mendapatkan bagian yang besar.

1.6.2.1. Sosialisme Utopia.

31

Teori sosialis modern benar-benar dimulai dengan sekelompok

individu dan pemikir yang sangat individualistic, yang secara umum menjadi

terkenal karena imajinasi mereka dibandingkan kepraktisan mereka. Karl Marx

terus-menerus menolak mereka sebagai `sosialis Utopian’ dan label ini telah

melekat pada mereka.32

Saint-Simon adalah pemikir sosialis utopia yang pertama (1760-1825),

Saint-Simon lahir di Perancis dari sebuah keluarga aristokrat, Simon mendukung

revolusi Perancis tetapi ia tidak cenderung ke sayap kanan atau kiri, tetapi Simon

menyusin ide-ide konsepsinya yang unik tentang masa depan yang ideal.

Imajinasi Saint-Simon ditopang oleh potensi industri-aliasasi, dan kemungkinanya

berasal dari sebuah peradaban baru yang berdasarkan harmoni gemah-ripah. Ia

memahami sejarah manusia dari segi periode intergarasi dan perubahan-1.6.2.2. Saint-Simon

30

Ibid., Hal. 167

31

Miriam Budiardjo, Op.cit, Hal. 78

32

(33)

perubahan yang berganti.33

Jadi Sosialisme Saint-Simon adalah terbatas. Ia menganggap orang harus

mendapatkan kekayaan dan hak istimewa jika ini merupakan imbalan yang pantas

bagi mereka yang bekerja keras dan melayanin masyarakat. Ia tidak keberatan

dengan individu-individu yang mencari kekayaan melimpah bagi diri mereka

selama kekayaan ini dikelola dengan baik dan kesempatan diberikan kepada

semua pihak.

Hal pertama yang dikatakan Saint-Simon menganai

pandangannya sebagai kaum sosialis utopian adalah dimana sebuah masyarakat

dipertemukan dengan teknologi maka lahirlah perdamaian sosial, diantara

masayarakat dan teknologi ada periode-periode perubahan teknis yang

revolusioner ketika perubahan ditentang oleh tatanan lama dan masayrakat

menjadi tidak seimbang dan rentan terjadi konflik. Saint-Simon beranggapan

bagaimana bahwa kaum-kaum intelektual harus bekerja sama didalam bidang,

Akademi Sains, Ilmu Sosial dan seni untuk menasihati pemerintah untuk

bagaimana merestrukturisasi sebuah masyarakat baru atas dasar-dasar garis ilmiah

yang rasional, maka dari itu pendidikan harus diwajibkan bagi para kelas yang

paling miskin dan banyak pada masa itu.

34

Ia menegaskan bahwa hidup dan kerja harus dijalani dengan bahagia dan

menyenangkan. Untuk mencapai ini, orang harus membangun komunitas yang 1.6.2.3. Charles Fourier

Charles Fourier (1772-1837) adalah pemikir sosialis utopis yang ke-dua

setelah Saint-Simon, pandangan Charles Fourier tentang sebuah masyarakat

sangat berbanding terbalik dengan Saint-Simon. Charles Fourier memiliki

pandangan terhadap sebuah organisasi masyarakat itu lebih kepada kehidupan

yang lebih harmonis, gemah-ripah, dan harmonis, terkadang rancangan Charles

Fourier terhadap suatu komunitas masyarakat ini tergolong aneh.

33Ibid., Hal. 169 34

(34)

berdasarkan kerja sama. Kompetisi hanya mengakibatkan pemborosan dan

parasitisme. Di dalam komunitas yang bekerjasama, yang ia sebut dengan konsep

ruas jari (phalanxes), setiap orang harus memiliki alat untuk bekerja secara

produktif, menguntungkan dan memenuhi kebutuhan. Ini tidak berarti bahwa

komunitas-komunitas semacam itu adalah sama; begitupula dengan individu

penyusunannya.35

Owen terkenal karena ia berhasil mendirikan sebuah komunitas di New

Lanark, yang ia bangun stelah mengambil-ahli pabrik kapas di tahun 1800;

komunitas ini member para pekerja kualitas perumahan, pendidikan, dan fasilitas

lain yang baik. Para pengunjung datang dari berbagai tempat untuk melihat bukti

dari komunitas ini, sebuah fakta yang berhadapan dengan kebijaksanaan bahwa

upah minimal adalah penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Dalam pandangan Charles Fourier ini lebih kepada sisi

kebebasan dari konvensi yang represif sebagai sebuah aspek dari kebebasan

manusia secara umum. Fourier menolak pandangan yang telah dikemukakan oleh

Saint-Simon tentang industrialism baru, dengan pabrik-pabriknya dan pembagian

kerjanya, karena menurut Fourier Industrialisme baru merusak kenikmatan dalam

bekerja.

1.6.2.4. Robert Owen

Robert Owen (1771-1858) adalah sosialis utopian ketiga setelah

Simon-Saint dan Charles Fourier, Robert Owen berasal dari Inggris dan tumbuh dari

keluarga yang sederhana, Owen adalah bagian dari revolusi industri yang lebih

maju yang berkembang lebih pesat di Inggris. Owen adalah orang sukses dengan

industri kapasnya.

New Lanark yang didirikan oleh Owen kurang memiliki hubungan terhadap

sosialisme jika dibandingkan dengan paternalism yang diasosiasikan oleh

(35)

Keberhasilannya di New Lanark memungkinkan Owen dihormati

dilembaga-lembaga yang tak dapat dijangkau oleh kaum sosialis lain, seperti

lembaga parlemen. Ia mendukung usulan ‘Desa Koperasi’ yang dikemukan oleh

pemerintahan sebagai solusi untuk menghilangkan kemiskinan.37

Tahun 1848 adalah salah satu tahun revolusi di seluruh Eropa. Pada tahun

inilah terbit sebuah karya/dokumen sosialisme abad ke-18, Communist Manifesto,

oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Ini bukanlah karya mereka yang pertama,

tetapi merupakan yang pertama di mana Marxisme benar-benar mengkristal

sebagai sebuah doktrin yang lengkap. Ini juga merupakan karya di mana Marx

dengan begitu enteng menolak Saint-Simon, Fourier dan Owen sebagai ‘kaum

sosialis utopian’. Apa yang dimaksudkan oleh Marx dengan ini adalah bahwa Dalam konsep

‘Desa Koperasi’ yang diusulkan oleh pemerinatah ini rakyat harus tetap memiliki

hak untuk bekerja dan koperasi bertugas mendidik dan memperbaiki masyrakat

secara moral. Owen mangalami kegagalan di Amerika tujuan Owen di Amerika

adalah untuk membangun sebuah komunitas yang berbasis koperasi, tetapi di

Amerika ide Owen ini di tolak dan Owen pun kembali ke Inggris. Owen berpikir

di dalam suatu kerangka komunitas yang memilih sistem industri baru, dimana

desa-desa dan pertanian dibangun atas dasar koperasi. Owen mencita-citakan para

pekerja bersatu untuk mengorganisasikan diri mereka.

Setelah Owen gagal di Amerika untuk membangun sebuah ‘Desa

Koperasi’ Owen berusah membangun ‘ Grand Nasional Moral Union of the

Productive Clases’, untuk mengalihkan rakyat yang berbasis sistem kapitalis

dengan cara tidak bekerja sama dengan kapitalis tersenut dan menuju kesubuah

masyarakat baru yang berdasarkan koperasi, usaha Owen ini pun menemui jalan

buntu dan gagal dan banyak pengikut Owen bergabung dengan gerakan Chartist

setelah kegagalan Owen membangun masyarakat berbasis koperasi. Tetapi

gerakan Chartist ini pun runtuh pada tahun 1848.

37

(36)

teori-teori mereka tidaklah ‘ilmiah’ seperti miliknya.38

Kaum sosialis yang menamakan dirinya parlementer tidak menerima

ajaran, bahwa masa peralihan antara sistem kapitalis dengan sosialisme itu adalah

suatu krisis umum yang merupakan pertarungan penghabisan antara kaum proletar

dan kaum kapitalis, yang harus berakhir pula dengan perebutan kekuasaan oleh

kaum buruh serta pembentukan diktatur proletariat.

Karena para kaum sosialis

utopian tidak memiliki pemahaman mengenai sejarah kehidupan manusia dan

dinamika masyarakat, dan tidak bisa membuktikan kepada masyarakt pekerja

bahwa sosialisme itu sangat diperlukan bahkan tidak bisa terhindarkan pasti

terjadi, maka dari itu Karl Marx menganggap ide-ide mereka hanya lebih sedikit

lebih baik dari fantasi. Marxisme yang dibuat oleh Karl Marx adalah sebuah

bentuk Sosialisme yang nantinya akan diterapkan oleh Leninin dan Stalin untuk

membangun sebuah negara komunis.

39

Sosialisme demokrasi adalah istilah yang secara otomatis menerangkan

maknyanya sendiri, sebuah istilah yang menyodorkan janji untuk selalu berada

dalam lingkup demokrasi serta membawa manfaat berupa kesetaraan secara sosial

bagi semua warga dalam sebuah sistem 1848 hingga sampai akhir abad ke 19:

munculnya (sebuah) aliran politik 1848 tidak hanya berlangsung revolusi borjuis

di Jerman, tetapi juga merupakan tahun lahirnya Manifesto Partai Komunis, Kaum sosialis parlementer

menolak bahwa ajaran yang mengatakan bahwa diktatur proletariat itu adalah

suatu keharusan untuk di capai agar tercapainya sosialisme. Kaum sosialis

parlementer justru sebaliknya bahwa sosialisme itu dapat dicapai dengan

menyelenggarakan demokrasi politik, sehingga dapat diluaskan menjadi

demokrasi ekonomu dan sosial, maka dari itu kaum sosialisme parlemeter yang

menolah diktatur proletariat menamakan dirinya sebgai kaum sosialis demokrat.

(37)

sebuah misi yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engel. Menurut Marx

kapitalisme (pasar) telah mengakibatkan terjadinya ketimpangan dan ketidak

bebasan banyak manusia terhadap beberapa orang yang bebas. Di satu sisi

terdapat pemilik modal dan di sisi lain mereka yang tidak memiliki modal dan

oleh karenanya harus menjual tenaganya dalam kerja upahan.40

Sejak awal kemunculannya, orientasi utama Sosialisme adalah pada aspek

ekonomi dari kehidupan sosial manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut,

muncul pemikiran bahwa untuk mengatasi eksploitasi manusia atas manusia

harus juga member perhatian lebih besar kepada aspek politik. Sosialisme sebagai

kekuatan politik yang berkembang dalam masyarakat-masyarakat yang sudah

mengalami industrialisasi yang luas disebut Sosialisme Demokratis.41

Konsep sosialisme demokarasi yang didasarkan pada penyelesaian

industrialisasi menimbulkan paham Eropa-sentris yang menonjol di dalam

gerakan sosialis yang mendominasi pikiran sosialis hingga sekarang. Asas-asas

sosialis demokrasi tentang pemilihan umum dan produksi untuk dan oleh

masyarakat tidak dirumuskan sebagai sebuah rencana yang dapat dipraktikan oleh

masyarakat. Di dalam gerakan sosialis asas-asas ini cenderung lebih banyak

dipandang sebagai lambing yang menunjukan arah reorganisasi ekonomi dan

sebagai landasan bagi suatu perekonomian sosialis. Satusatunya kesempatan bagi

para anggota masyarakat ekonomi lemah untuk mencapai kebebasan yang sama

adalah mengembangkan semangat solidaritas dan menghimpun diri ke dalam

perserikatan.42

Asumsi Fundamental yang menggarisbawahi sosialisme demokratis adalah

bahwa peran serta dalam pengambilan keputusan politik harusla diperluas untuk

meliputi pula pengambilan keputusan ekonomi. Para sosialis demokratis

40

Zulkifri Suleman, Demokrasi Untuk Indonesia, Kompas: Jakarta 2010, Hal., 112

41

P.Y Nur Indro, Op.cit, Hal. 110

42

(38)

mengatakan, bahwa karena ekonomi dan politik berjalan sedemikian eratnya maka

para pemberi suara haruslah berbeda dalam posisi untuk mengendalikan hari

depan ekonomi mereka melalui pemerintah yang mereka pilih. 43

Miriam Budiardjo menyatakan bahwa di antara banyak terhadap tafsiran

terhadap Sosialisme, terdapat dua kelompok besar yang sangat berbeda, bahkan

sering bertolak belakang yaitu:44

1. Aliran/Konsensus sosial-demokrat, demokrasi sosial (social democracy)

atau Sosialisme sayap kanan.

2. Sosialisme sebagai tahap awal dari Komunisme, suatu tahap transisi yang

dalam berikutnya diramalkan akan menjadi Komunisme penuh.

Soialisme Demokratis secara garis besarnya dapat dicirikan sebagai berikut: 45

1. Sebagaian besar kekayaan dimiliki oleh public melalui pemerintah yang

dipilih secara demokratis, termasuk semua industri, jasa umum dan sistem

transportasi penting.

2. Pembatasan terhadap pemilikan harta kekayaan pribadi.

3. Peraturan pemerintah terhadap ekonomi.

4. Program pension dan bantuan yang dibiayai oleh pemerintah.

Sosialisme yang mengandung dalam dirinya nilai-nilai demokrasi ini tidak

akan memperjuangkan terbentuknya kondisi demokrasi dalam masyarakat dengan

melakukan hal-hal yang bersifat anti demokrasi. Bagi sosialisme demokrasi,

tindakan-tindakan yang anti demokrasi mempunyai arti bahwa tindakan tersebut

merupakan bukti adanya nilai-nilai lain yang dihargai lebih dari demokrasi atau

mungkin hanya untuk tujuan pribadi atau kelompok-kelompok tertentu.46

43

Lyman Tower Sargent, Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer: Sebuah Analisis Komparatif, Jakarta: Erlangga 1984, Hal., 55

44

P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 110-111

45

Lyman Tower Sargent, Op.cit, Hal. 56

46

P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 112

Bagi

(39)

demokratisasi harus mewujudkan pemerataan kesempatan. Sasaran utama

pemerataan kesempatan adalah bidang pendidikan.

Dengan demikian kadangkala usaha Sosialisme Demokratis kelihatan

berjalan lambat dan sepotong demi sepotong, selain hal ini memang untuk

menjaga konstitusi demokratik, Sosialisme Demokratis selalu lebih dulu

memperhatikan hak dari rakyat untuk melaksanakan power.47

Kaum sosialis parlementer sangat mementingkan semua syarat untuk

pembentukan demokrasi parlementer. Prinsip utamanya adalah bahwa sosialisme

akan dicapai dengan menyelengarakan demkrasi politik, yang kemudian akan

diperluas menjadi demokrasi ekonomi sosial. Oleh karena itu pemikirannya

disebut sebagai Sosialisme Demokrat. Kondisi kehidupan di Eropa Barat, tempat

kelahiran dan perkembangan Sosialisme Demokrat, sangat berbeda dengan Asia.

Tingkat pendidikan, tingkat kesadaran terhadap hak dan kewajiban di Asia masih

rendah. Sedangkan di Eropa Barat karena tingkat pendidikan dan tingkat

kesadaran terhadap hak dan kewajiban tinggi, maka rakyat sudah siap untuk

mengemban kekuasaan dalam parlemen.48

47

Jhon E. Roemer, A Future for Socialism, London: Verso, 1994, hal. 110-111. Dalam P.Y Nur Indro, Ibid., Hal. 112

48

Ibid., Hal 89-90

Maka bisa dilihat perbandingan

sosialisme yang berada di Eropa Barat dan di Asia, Sosialisme yang terjadi di

Eropa Barat menekankan kedalam bidang politik untuk mewujudkan demokrasi

parlementer maka disebut dengan sosialisme demokrat jika di Asia Sosialisme

masih memerangi kemiskinan dan keterbelakangan rakyatnya, maka dari itu

sosialisme di Asia pada umumnya disebut dengan Sosialisme Kerakyatan,

sosialisme yang memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menjunjung tinggi

(40)

1.6.4. Sosialisme Kerakyatan.

Sosialisme adalah suatu cara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan

kebebasaan manusia yaitu bebas dari rasa penindasaan dan penghisapan serta

penghinaan dari satu manusia dengan manusia lainnya, perjuangan melawan

penghisapan dan penindasaan tidak berhenti meskipun yang menghisap atau yang

menindas menamakan dirinya negara kapitalis, komunis ataupun sosialis.49

Mereka sadar akan kenyataan bahwa untuk mengadakan modernisasi dan

industrialisasi alat-alat yang diperlukan harus diketemukan. Oleh karena itu

kapital harus dicari dan dikumpulkan, kerja harus organisir, dan tenaga kerja yang

bermutu harus dilatih. Tetapi diatas segala-galanya kaum sosialis kerakyatan

harus menyadari bahwa untuk berbuat begitu maka harus diciptakan dan

dipelihara suatu suasana kerakyatan yang sunguh-sunguh di bidang kejiwaan dan

politik. Kaum sosialis kerayatan tidak pernah lupa untuk menunjukkan kesalahan

yang sangat merugikan yang dilakukan oleh kaum komunis dengan berpikir Perjuangan sosialis yang diperjuangkan oleh Sutan Sjahrir adalah sosialis untuk

kerakyatan sesuai yang di idamkan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto

Komunisme mereka. Maka sosialisme yang dianut oleh sutan Sjahrir adalah

Sosialisme kerakyatan, karena sosialisme ini sesuai dengan apa yang sedang

terjadi di Indonesia. Sosialisme kerakyatan ini juga banyak dianut oleh banyak

negara di Asia karena pada dasarnya negara-negara di Asia mempunyai latar

belakang kehidupan yang sama.

Kaum sosialis kerakyatan di Asia juga menginginkan agar masyarakat

yang bersifat feodal dan agraris itu menjadi suatu masyarakat yang modern.

Mereka juga ingin melaksanakan industrialisasi. Mereka menyadari bahwa untuk

memperoleh kemajuan yang pesat hal itu tidak bisa dielakkan.

49

(41)

bahwa mereka untuk sementara dapat menekan dan menghilangkan penghargaan

terhadap teman sesama manusia dalam menempuh jalan ke sosialisme.50

Sosialisme kerakyatan menekankan perjuangan untuk mewujudkan

kondisi kehidupan yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, menghormati

hak-hak kemanusiaan dan membentuk kesadaraan sosial. Dengan kehidupan

demokrasi yang bersemangat kerakyatan, maka penindasan dan penguasaan

terhadap kemanusiaan akan hilang atau tidak akan terwujud. 51 kerakyatan dalam

hal ini memberikan arti bahwa hak-hak rakyat yang diperjuangkan serta

merupakan usaha untuk memperjuangkan hakrakyat serta usaha untuk

memberntas kemiskinan. Sosialisme kerakyatan didasarkan kepada kerakyatan.

Dalam arti kepercayaan bahwa rakyat dan bangsa kita umumnya memang akan

menerima dengan keyakinannya sendiri segala kebijakan yang jelas tampak jika

dibandingkan dengan sistem kapitalisme, apalagi sebagai buruh mereka pernah

mengalamai perlakuan dari majikan asing itu.52

Sosialisme Kerakyayatan lebih tersebar di Asia. Di seluruh Asia sekarang

ini cita-cita serta pengertain sosialisme itu menyebar luas, antara lain di

negeri-negeri di mana golongan yang berkuasa menyatakan bahwa akan menganut aliran

dan ajaran sosialisme dan memperaktekkannya di dalam menjalankan

pemerintahanya, seperti India dan Srilangka. Memang dengan lebih tegas

golongan itu menamakan dirinya sosialis dan bukan komunis, dan yang

mendasarkan diri pada ajaran diktatur Stanlins yang arti dan waktunya yang

sebenarnya makin dipahami. Sedangkan di Uni Soviet dan di negara-negara

modern dinamakan kaum penganut Stalinisme dan telah mendapat kesempatan

untuk memperaktekan apa yang mereka namakan sosialisme menurut ajaran

(42)

Kaum sosialisme kerakyatan di Asia menyetujui pendapat kaum sosialis

Barat bahwa rencana sosialis tidak harus menuju ke totaliterisme atau ke

pembatasan hak-hak kemerdekaan manusia yang pokok. Di samping itu mereka

juga menyadari bahwa di negeri-negeri yang terbelakang sering mereka dapat

berlaku kurang sadar terutama jika bujukan totaliterisme dalam berbagai bentuk

dan pernyataannya bertambah besar. Kekurangan atau kelemahan di dalam

menimbang secara kritis hasil-hasil usaham kaum komunis menjadi sebab

timbulnya bahaya bahwa banyak orang tertarik kepada cara komunis di Asia yang

terbelakang. Dan hal ini bukan merupakan suatu khayalan. Kaum sosialis

kerakyatan di Asia sangat sadar akan hal ini.54

Dalam upaya menjelaskan sosialisme kerakyatan, menurut Soetan Sjahrir

sangat perlu berlandaskan kepada pengertain bahwa sosialisme adalah suatu cara

memperjuangkan kemerdekaa dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari

penindasaan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia.

Perjuangan sosialis haruslah pejuangan untuk kerakyatan di segala bidang.

Sosialisme harus berpegang kepada azas kerakyatan, jika tidak sama saja dengan

tidak berjiwa manusia.55

Kaum sosialis kerakyatan di Asia percaya atas martabat manusia dan ia

tidak percaya bahwa keakinan sosialis dapat berjalan bersama-sama dengan

kekerasaan, paksaan dan tanpa perasaan terhadap teman-teman sesama manusia.

Ia percaya bahwa kemurnianan pikiran dan jiwa merupakan syarat-syarat yang

perlu untuk untuk usaha sosialis, dan ia berpendapat bahwa tidak terdapatnya

kemurnian jiwa di pihak kaum komunis adalah sebab utama kegagalan

percobaan-percobaan sosialis yang menyedihkan di nergara-negara yang dikuasai oleh kaum

komunis.56

54

Ibid., Hal., 29

55

P.Y. Nur Indro, Op.cit, Hal., 91

56

(43)

Di Eropa faham sosialisme Indonesia dari Soetan Sjahrir lebih dikenal

dengan sebutan sebagai Sosialisme Demokratis. Dalam pengertian Soetan Sjahrir,

sosiaisme demokratis Eropa Barat mempunyai penekanan orientasi yang sedikit

berbeda dengan yang ada di Indonesia. Hal ini terutama karena adanya perbedaan

sejarah dan kondisi sosial ekonomi. Walau demikian Sosialisme Demokrasi Eropa

Barat, terutama pada penekannan usaha-usaha melindungi dan mengutamakan

rakyat yang merupakan manifestasi labih lanjut dari penghargaan terhadap

kemanusiaan. 57

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Yaitu penelitian yang bersifat memberikan gambaran mengenai kondisi

yang terjadi dalam usaha-usaha untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi.

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ini adalah

teknik pengumpulan data kepustakaan (library research). Dengan mengumpulkan

informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul penelitian dan juga

permasalahan penelitian dari berbagai literatur, seperti buku, jurnal, situs internet

dan bentuk literatur lainnya yang terkait.

1.7.3. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis kualitatif, dimana teknik ini melakukan analisa atas masalah yang

ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan

kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

57

(44)

1.8. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yag terperinci dan untuk mempermudah

melihat isi dari pada skripsi ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan

ke dalam 4 bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini akan membahas tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian,

Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Biografi Sutan Sjahrir

Bab ini menguraikan tentang biografi singkat dan objek yang diteliti yaitu

Sutan Sjahrir mulai dari lahir, pendidikan yang ditempuh, keluarganya,

pengalaman hidup dan perjuangannya sampai pada akhir hidupnya.

BAB III : Analisis Data

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dan penelitian yang

dilakukan penulis mengenai Pemikiran dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika

Politik Indonesia.

BAB IV : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari penjelasan yang

Referensi

Dokumen terkait

Adapun poin kelima , praksis dakwah sufistik Gülen berkontribusi terhadap pembangunan moral masyarakat dunia, dengan penekanan pada cinta, toleransi, pluralisme

Pemanfaatan SPYWARE Berbasis Client-Server untuk Monitoring Aktifitas Keyboard Dengan apa yang peneliti ketahui maka dari masalah yang ada peneliti ingin membuat

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang karena adanya rangsangan dari pihak lain, sehingga menimbulkan usaha dan kemauan keras dalam mencapai tujuan

Kabupaten Bandung adalah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara

Pada bulan Juli 2013 kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

Kabupaten Kutai Kartanegara juga memiliki kekayaan alam berupa pasir kuarsa yang berada di Muara Samboja, Badak, Kecamatan Marangkayu, dan Muara Jawa.. Serta pasir sungai yang

Penafsiran ibnu katsir ayat ini di tunjukkan kepada orang yang mengaku cinta kepada Allah SWT namun tidak sepenuhnya mengikuti ajaran Nabi muhammad SAW, orang seperti

Dengan melewati prosedur perceraian sesuai dengan hukum acara yang berlaku, dengan sendirinya asas mempersulit terjadinya perceraian telah terlewati. Dimana sidang pertama,