• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja, motivasi kerja, disiplin kerja terhadap prestasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja, motivasi kerja, disiplin kerja terhadap prestasi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

65

A.Deskripsi Data

Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja, disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai. Responden dari penelitian ini adalah sebanyak 71 pegawai pada KPP Pratama Batang. Adapun pertanyaan mengenai identitas responden dan pertanyaan mengenai ketiga variabel independen yaitu lingkungan kerja, motivasi kerja, disiplin kerja dan variabel dependen penelitian yaitu prestasi pegawai. Para responden yang telah mengerjakan pengisian kuosioner kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian.

Gambaran umum objek penelitian tersebut satu persatu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

(2)

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki –laki 53 74,6 74,6 74,6

Perempuan 18 25,4 25,4 100,0

Total 71 100,0 100,0

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 71 responden menunjukkan bahwa penggolongan berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki yaitu 53 dengan persentase sebesar 74,6%dari total responden sebanyak 71 , sedangkan perempuan hanya 18 dengan persentase sebesar 25,4% dari total responden sebanyak 71.

2. Profil Responden Berdasarkan Usia

Dari penelitian 71 responden dengan klasifikasi berdasarkan usia dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20 tahun- 30 tahun 23 32,4 32,4 32,4

31 tahun- 40 tahun 25 35,2 35,2 67,6

41 tahun-50 tahun 22 31,0 31,0 98,6

51 tahun - 60 tahun 1 1,4 1,4 100,0

Total 71 100,0 100,0

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 71 orang responden sebagian besar berusia 31-40 tahun berjumlah 25 orang dengan persentase sebesar 35,2% dari total responden sebanyak 71, diikuti dengan golongan usia 20-30 tahun berjumlah 23 orang dengan persentase sebesar

(3)

32,4% dan selanjutnya diikuti dengan golongan 41-50 tahun berjumlah 22 orang dengan persentase sebesar 31,0% dan sisanya adalah untuk golongan usia lebih dari 51-60 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 1,4%.

B.Analisis Data Penelitian

1. Uji Instrumen

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidak nya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.100

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.

1) Bilamana nilai rhitung> rtabel, maka item pertanyaan valid. 2) Bila mana nilai rhitung< rtabel, maka item pertanyaan tidak valid.

Pengujian validitas dengan menggunakan software SPSS. Adapun hasil pengujian validitas dan selengkapnya dapat diketahui pada Tabel 4.3 berikut ini:

100

Danang Sunyoto, Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis (Jakarta: PT Buku Seru, 2011). Halm.72

(4)

Tabel 4.3 Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel Kesimpulan

Lingkungan kerja (X1)

Pernyataan 1 0,324 0,23 Valid

Pernyataan 2 0,377 0,23 Valid

Pernyataan 3 0,200 0,23 Tidak valid

Pernyataan4 0,390 0,23 Valid Pernyataan 5 0,252 0,23 Valid Pernyataan 6 0,329 0,23 Valid Pernyataan 7 0,260 0,23 Valid Pernyataan 8 0,333 0,23 Valid Motivasi kerja (X2) Pernyataan 9 0,513 0,23 Valid Pernyataan 10 0,282 0,23 Valid Pernyataan 11 0,351 0,23 Valid Pernyataan 12 0,331 0,23 Valid Pernyataan 13 0,410 0,23 Valid Pernyataan 14 0,309 0,23 Valid Pernyataan 15 0,385 0,23 Valid Pernyataan 16 0,284 0,23 Valid Pernyataan 17 0,305 0,23 Valid Pernyataan 18 0,279 0,23 Valid Pernyataan 19 0,316 0,23 Valid Disiplin kerja (X3) Pernyataan 20 0,324 0,23 Valid Pernyataan 21 0,382 0,23 Valid Pernyataan 22 0,478 0,23 Valid Pernyataan 23 0,350 0,23 Valid Pernyataan 24 0,299 0,23 Valid Prestasi kerja (X4) Pernyataan 25 0,488 0,23 Valid Pernyataan 26 0,286 0,23 Valid Pernyataan 27 0,441 0,23 Valid Pernyataan 28 0,338 0,23 Valid Pernyataan 29 0,293 0,23 Valid Pernyataan 30 0,487 0,23 Valid

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa setiap butir pertanyaan dalam instrumen penelitian ini valid kecuali pada pertanyaan 3 yang menunjukkan bahwa r hitung lebih kecil dari r tabel. Oleh karena itu untuk uji yang selanjutnya, pertanyaan 3 tidak diikutkan atau dibuang.

(5)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner dari suatu variabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.101

Pengujian reliabilitas dengan menggunakan software SPSS. Adapun hasil pengujian validitas dan selengkapnya dapat diketahui pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Standar Alpha Kesimpulan

Lingkungan kerja 0,703 0,6 Reliabel

Motivasi kerja 0,717 0,6 Reliabel

Disiplin kerja 0,745 0,6 Reliabel

Prestasi kerja 0,742 0,6 Reliabel

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari koesioner adalah reliabel sehingga untuk melanjutkan item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

101

(6)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan yang kuat antara variabel independen daripada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Multikolinieritas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti. Multikolinieritas menyebabkan regresi tidak efisien/penyimpangan besar.

Multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Pengujian Multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dan selengkapnya dapat diketahui pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients(a) Mod el Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 28,958 4,923 5,882 ,000

Lingkungan kerja -,004 ,099 -,004 -,039 ,969 ,974 1,027

Motivasi kerja ,125 ,055 ,259 2,270 ,026 ,974 1,027

Disiplin kerja -,367 ,134 -,312 -2,745 ,008 ,984 1,017

a Dependent Variable: Prestasi kerja

(7)

Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian diperoleh nilai tolerance dan nilai VIF untuk variabel lingkungan kerja sebesar 0,974 dan 1,027 ,variabel motivasi kerja sebesar 0,974 dan 1,027 dan variabel disiplin kerja sebesar 0,984dan 1,017. Ketiga nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 yang berarti bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan homoskasdetisitas. Jika ada pola tertentu seperti titi-titik yang ada membentuk pola yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskasdestisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskasdestisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskasdestisitas itu dengan melihat grafik Scatter plot seperti pada gambar 4.1 berikut ini:

(8)

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan tabel 4.1grafik scatter plot tersebut titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol atau tidak membentuk pola yang jelas. Oleh karena itu hasil ini menunjukkan bahwa data telah terjadi homoskasdestisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan menggunakan software SPSS. Selengkapnya dapat diketahui pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 -3 R eg res sio n Studentized R es idu al 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

(9)

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 71

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 1,65523148 Most Extreme Differences Absolute ,114 Positive ,114 Negative -,065 Kolmogorov-Smirnov Z ,960

Asymp. Sig. (2-tailed) ,316

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh adalah 0,960dan tingkat signifikansi pada 0,316 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pola distribusi residual terdistribusi normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen prestasi kerja memenuhi uji normalitas.

d. Uji Linearitas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier atau tidak.

Kaidah yang digunakan adalah jika nilai p lebih besar 0,05 maka sebenarnya dinyatakan linier, dan sebaliknya jika p lebih kecil atau sama dengan 0,05.

Hasil pengujian Linearitas dengan analisis SPSS. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:

(10)

Tabel 4.7 Uji Linearitas

a. Prestasi kerja terhadap lingkungan kerja

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Prestasi kerja * Lingkungan kerja Between Groups (Combined) 26,232 8 3,279 1,018 ,432 Linearity ,947 1 ,947 ,294 ,590

Deviation from Linearity 25,285 7 3,612 1,121 ,361

Within Groups 199,712 62 3,221

Total 225,944 70

b. Prestasi kerja terhadap motivasi kerja

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Prestasi kerja * Motivasi kerja Between Groups (Combined) 72,384 16 4,524 1,591 ,103 Linearity 12,320 1 12,320 4,333 ,042

Deviation from Linearity 60,063 15 4,004 1,408 ,177

Within Groups 153,560 54 2,844

Total 225,944 70

c. Prestasi kerja terhadap disiplin kerja

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Prestasi kerja * Disiplin kerja Between Groups (Combined) 35,706 5 7,141 2,440 ,043 Linearity 19,033 1 19,033 6,503 ,013

Deviation from Linearity 16,673 4 4,168 1,424 ,236

Within Groups 190,238 65 2,927

Total 225,944 70

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai p hubungan lingkungan kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,361lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05, hubungan motivasi kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,177lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05 dan hubungan disiplin kerja dengan prestasi kerja sebesar 0,236lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05. Artinya ketiga hubungan tersebut telah memenuhi kriteria dan dinyatakan linear

(11)

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi terdapat kondisi serial atau tidak antara variabel penganggu. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi ada atau tidak autokorelasi akan digunakan pendekatan Durbin-Watson (DW) test.

Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin Watson dengan kriteria jika:

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Hasil pengujian autokorelasi dengan analisis SPSS. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.8dibawah ini:

Tabel 4.8 Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,389(a) ,151 ,113 1,692 ,528

a Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Motivasi kerja, Lingkungan kerja b Dependent Variable: Prestasi kerja

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan Tabel 4.8dapat diketahui bahwa hasil uji Durbin – Watson sebesar 0,528 berarti Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak terjadi autokorelasi.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal, model harus bebas dari gejala multikolinieritas dan terbebas dari

(12)

heterokedastisitas. Dari analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian analisis regresi linier berganda berdasarkan program SPSS. selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linier Berganda (X1, X2, X3 terhadap Y) Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 28,958 4,923 5,882 ,000 Lingkungan kerja -,004 ,099 -,004 -,039 ,969 Motivasi kerja ,125 ,055 ,259 2,270 ,026 Disiplin kerja -,367 ,134 -,312 -2,745 ,008

a Dependent Variable: Prestasi kerja

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y= a+ b1X1+b2X2+ b3X3+e Y= 28,958-0,004 X1+ 0,125 X2- 0,367 X3 + e Keterangan : Y = Prestasi kerja a= Koefisien konstanta

(13)

X1 = Lingkungan kerja X2 = Motivasi kerja X3 = Disiplin kerja e = Koefisien error Tafsiran maknanya: Y= 28,958-0,004 X1+ 0,125 X2- 0,367 X3 + e

a. Nilai 28,958adalah nilai konstanta yang artinya ketika variabel lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja dianggap konstan atau tidak ada perubahan maka besarnya variabel Y (prestasi kerja) adalah 28,958

b. b1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar-0,004pada variabel lingkungan kerja artinya bila X1 diturunkan 1 point, maka Y akan turun sebesar 0,004

c. b2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar0,125 pada variabel motivasi kerja artinya bila X2 dinaikkan 1 point, maka Y akan naik sebesar 0,125

d. b3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar - 0,367 pada variabel disiplin kerja artinya bila X3 diturunkan 1 point, maka Y akan turun sebesar - 0,367

4. Uji Signifikan Statistik

a. Uji t (t-test) Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

(14)

variabel dependen. Pengambilan keputusan uji t adalah pada hasil perhitungan t-hitung dan pada tingkat signifikansi 0,05. Jika t-hitung > t-tabel dan jika signifikansi t < 0,05, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima yang menyatakan bahwa suatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya.

Hasil pengujian Uji t (t-test) parsial berdasarkan program SPSS. selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4.10 Uji t (t-test) Parsial

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 28,958 4,923 5,882 ,000 Lingkungan kerja -,004 ,099 -,004 -,039 ,969 Motivasi kerja ,125 ,055 ,259 2,270 ,026 Disiplin kerja -,367 ,134 -,312 -2,745 ,008

a Dependent Variable: Prestasi kerja

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan hasil pengujian diatas, dapat disimpulkan hasil pengujian t sebagai berikut:

1) Uji t Terhadap Variabel Lingkungan Kerja a) Hipotesis 1

Ho1: lingkungan kerja tidak berpengaruhsignifikan terhadap prestasi kerja

Ha1: lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

b) Hasil perhitungan analisis di atas diketahui bahwa nilai t-hitung pada variabel lingkungan kerja sebesar = -0,039< t-tabel yaitu

(15)

1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,969> nilai probabilitas yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan Ho1 di terima dan Ha1 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial menyatakan lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

2) Uji t Terhadap Variabel Motivasi Kerja a. Hipotesis 2

Ho2 : motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

Ha2 : motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

b. Hasil perhitungan analisis di atas diketahui bahwa nilai t-hitung pada variabel motivasi kerja sebesar = 2,270> t-tabel yaitu 1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,026< nilai probabilitas yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho2 di tolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial menyatakan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

3) Uji t Terhadap Variabel Disiplin Kerja a. Hipotesis 3

Ho3 : disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

Ha3 : disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

(16)

b. Hasil perhitungan analisis di atas diketahui bahwa nilai t-hitung pada variabel disiplin kerja sebesar = -2,745< t-tabel yaitu 1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,008< nilai probabilitas yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwaHo3 di tolak dan Ha3 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial disiplin kerja berpengaruhsignifikanterhadap prestasi kerja.

b. Uji F test (Simultan)

Analisis uji F ini digunakan untuk membuktikan hipotesis ketiga dari penelitian yaitu pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja.

Adapun rumusan hipotesis yang dibangun adalah:

Ho : Lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Ha : Lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Berdasarkan pengujian dengan SPSS versi 15 diperoleh output ANOVA pada tabel 4.11 berikut ini:

(17)

Tabel 4.11 Uji F test (Simultan)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 34,158 3 11,386 3,978 ,011(a)

Residual 191,785 67 2,862

Total 225,944 70

a Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Motivasi kerja, Lingkungan kerja b Dependent Variable: Prestasi kerja

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan tabel hasil pengujian diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 3,978dengan tingkat signifikasi sebesar 0.011 dengan df 1 = 3 dan df 2 = 67sehingga diperoleh nilai F tabel sebesar 2,74. Dengan demikian, F hitung (3,978) > F tabel (2,74) dengan signifikansi 0,011 < 0,05, Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara simultan lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan variabel independen.

Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh output uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.12 berikut ini:

(18)

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,389(a) ,151 ,113 1,692

a Predictors: (Constant), Disiplin kerja, Motivasi kerja, Lingkungan kerja b Dependent Variable: Prestasi kerja

Sumber : Data Primer Diolah Oleh Peneliti 2016

Berdasarkan tabel 4.12koefisien determinasi memiliki adjusted R square sebesar 0,113. Hal ini berarti 11,3% prestasi kerja (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu variabel lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja. Sedangkan sisanya 88,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model yang tidak dijelakan dalam penelitian ini.

C.Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis maka pembahasan tentang hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Menurut Sedarmayanti102 kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Jenis lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung

102

Arum Eka Murti, “Analisis Pengaruh Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus CV. Metalindo Manunggal Karsa)”...Hlm.25http://eprints.undip.ac.id/45322 (diakses pada tanggal 4 juli 2016).

(19)

maupun tidak langsung. Sedangkan lingkungan kerja non fisik yaitu semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Dengan adanya lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai maka dapat meningkatkan kinerja.

Tetapi hasil penelitian ini menolak teori dari sedarmayanti karena variabel lingkungan kerja menghasilkan nilai t-hitung sebesar = -0,039< t-tabel yaitu 1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,969> nilai probabilitas yaitu 0,05maka dapat disimpulkan Ho1 di terima dan Ha1 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial menyatakan lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Dalam penelitian ini, hubungan antar sesama pegawai masih ada yang kurang baik maksudnya setiap ada mutasi (pergantian pegawai), masih ada pegawai yang kurang aktif artinya pegawai baru tersebut belum bisa beradaptasi langsung terhadap lingkungan kerja sekitar dan butuh waktu untuk mengenal karakter antar sesama pegawai. Karena KPP Pratama Batang sebagian besar adalah kerja team, kalau pegawai baru tidak bisa beradaptasi langsung terhadap seniornya, pegawai tersebut tidak aktif, serta tidak ada tegur sapa antar divisi maka hal tersebut yang menyebabkan kerja team yang tidak kompak sehingga prestasi yang didapatkan kurang maksimal

Hasil ini mendukung penelitian Aan Soelekhan dan Iswandi Sukartaatmadja, 2009 yang menyatakan bahwa variabel lingkungan kerja

(20)

tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kinerja dosen. Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Citra Indah Zuana Bambang Swasto Heru Susilo, 2014 yang menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang karena adanya rangsangan dari pihak lain, sehingga menimbulkan usaha dan kemauan keras dalam mencapai tujuan tertentu. Tujuan motivasi adalah mendorong gairah dan semangat seseorang, sehingga meningkatkan prestasi kerja untuk mempertahankan kelangsungan organisasi. Dalam penelitian ini, indikator yang mempengaruhi motivasi adalah teori Maslow103 yang terdiri dari 5 kebutuhan, yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai t-hitung pada variabel motivasi kerja sebesar = 2,270> t-tabel yaitu 1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,026< nilai probabilitas yaitu 0,05maka dapat disimpulkan bahwa Ho2 di tolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial menyatakan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Pada KPP Pratama Batang, mendukung teori Maslow yang terdiri dari 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis diantaranya meliputi kebutuhan akan makanan dan minuman serta kebutuhan ibadah. Sejauh

103

Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusiareformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.....halm235

(21)

pengamatan peneliti pegawai pada KPP Pratama Batang merasa kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, hal ini dibuktikan dengan disediakannya air minum dan tempat ibadah yang layak. Kebutuhan akan rasa aman, meliputi kenyamanan dan perasaan aman pegawai dalam bekerja. Sebagian besar pegawai pada KPP Pratama Batang merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan bersosial dan berinteraksi. Sebagian besar pegawai pada KPP Pratama Batang merasa menjadi bagian penting dalam organisasinya, sehingga mereka bekerja dengan sebaik mungkin. Interaksi antar pegawai pun terjalin dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya kerjasama yang baik antar pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Kebutuhan penghargaan, meliputi kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan atas prestasi. Pimpinan memberikan pujian atas hasil kerja karyawan yang memuaskan atau berprestasi, hal ini ditunjukkan dengan adanya tambahan hadiah dan penghargaan bagi karyawan berprestasi.

Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki pegawai. Pegawai pada KPP Pratama Batang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan masalah dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Pemberian motivasi pada pegawai KPP Pratama Batang sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Sehingga pimpinan harus meningkatkan motivasi karyawannya.

(22)

Hasil penelitian ini didukung oleh armaneti 2012, yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai. Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Iwa Garniwa, 2007 yang menyatakan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kinerja dosen.

3. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Menurut Soedjadi disiplin104 adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya secara bertanggung-jawab. Adapun indikatornya adalah:

1) Sikap adalah mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas dan peraturan perusahaan.

2) Norma adalah kemampuan karyawan untuk memahami sepenuhnya peraturan yang berlaku sebagai suatu acuan dalam bersikap dan mengetahui tujuan dan manfaat dari peraturan tersebut.

3) Tanggung-jawab adalah kemampuan karyawan dalam menjalankan tugas dan peraturan perusahaan.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai t-hitung pada variabel disiplin kerja sebesar = -2,745< t-tabel yaitu 1,996 dan nilai signifikansi sebesar 0,008< nilai probabilitas yaitu 0,05maka dapat disimpulkan bahwa Ho3 di terima dan Ha3 ditolak. Hal ini

104

(23)

menunjukan bahwa secara parsial disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Dalam teori Soedjadi dengan indikator disiplin kerja yang berupa sikap, norma dan tanggung jawab, pegawai pada KPP Pratama Batang sudah baik artinya pegawai tersebut sudah menaati peraturan yang sudah ada dan serius dalam menjalankan pekerjaannya. Namun pimpinan harus lebih tegas dalam mengambil tindakan apabila seseorang pegawai yang melanggar peraturan maka perlu ketegasan pimpinan untuk mengambil tindakan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya tindakan dalam melanggar peraturan sesuai dengan sanksi yang ada maka semua pegawai akan merasa terlindungi dan akan menjalankan pekerjaannya dengan serius dan lebih baik lagi serta dapat meningkatkan prestasi kerja.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Intan Ratna Maharani, Siti Rahmawati, 2010 yang menyatakan disiplin kerja yang berupa disiplin preventif dan disiplin korektif memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.Tetapi hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Dwi Agung Nugroho Arianto, 2013 yang menyatakan disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kinerja.

(24)

4. Pengaruh Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Dari uji ANOVA atau F test di dapat nilai F hitung 3,978dengan tingkat signifikasi sebesar 0.011 dengan df 1 = 3 dan df 2 = 67sehingga diperoleh nilai F tabel sebesar 2,74. Dengan demikian, F hitung (3,978) > F tabel (2,74) dengan signifikansi 0,011< 0,05, Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka Ho di tolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa secara simultan lingkungan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Gambar

Tabel 4.3  Uji Validitas
Gambar 4.1  Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.7  Uji Linearitas
Tabel 4.8  Model Summary(b)  Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std. Error of
+3

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran kesiapan guru Biologi dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 untuk mencapai pembelajaran yang efektif pada tingkat SMA di Kota Pekanbaru dijabarkan berdasarkan

Perawatan crossbite dengan kombinasi quad helix dan tanggul gigitan posterior efektif dalam mengoreksi crossbite anterior pada usia remaja, akan tetapi perlu

Rehabilitas berjalan selama masa periode tertentu saja atau hanya sebatas masa proyek. Selama lebih dari 30 tahun, kegiatan rehabilitasi dilaksanakan pada lebih dari 400 lokasi

Minat dan prestasi belajar anak tingkat sekolah dasar di pemukiman rehabilitasi penyakit kusta Jl Dangko Kecamatan Tamalate Kota Makassar, dari penelitian yang

Orang tua juga harus mengingatkan tidaklah penting untuk memiliki teman yang banyak di dunia maya karena jika ada orang asing diterima sebagai teman media sosial

Metode ini sangat bagus untuk merangsang daya pikir anak-anak binaan Yayasan Yatim Mandiri dan mendorong agar anak-anak giat dalam melaksanakan ibadah. Dalam

Variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu profil penggunaan obat antihipertensi yang digunakan pada pasien rawat inap BPJS melalui rekam medik berdasarkan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) Saluran pemasaran padi sawah di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, 2) Besarnya biaya, keuntungan,