• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. PENYELENGARAAN PERIZINAN MENURUT BIDANG

12. Kehutanan

NO. SEKTOR PERMOHONAN JUMLAH PERSENTASE

14. Perkebunan 14 0.038 %

15. Pendidikan 7 0.019 %

16. Lingkungan Hidup 7 0.019 %

17. Sosial 1 0.003 %

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Perkembangan pelayanan perizinan selama tahun 2012 di BPPT Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 4.3. pada Gambar tersebut dapat diketahui jumlah permohonan perizinan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 3.578 permohonan dan terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 2.766 permohonan.

Gambar 4.3. Perkembangan Pelayanan Perizinan Selama Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Secara umum, Kabupaten Bandung (16.90 %), Kabupaten Bogor (13.40 %), Kota Depok (9.97 %), Kabupaten Bekasi (7.32 %) dan Kota Bandung (7.10 %) merupakan lokasi usaha terbesar para pemohon perizinan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kegiatan usaha di Provinsi Jawa Barat terpusat di ke lima wilayah tersebut. - 1,000 2,000 3,000 4,000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES

Perkembangan Layanan Perizinan Tahun 2012

Tabel. 4.4. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Pemohon Perizinan

NO. KABUPATEN/KOTA PERSENTASE

1. Kab. Bandung 16.90% 2. Kab. Bogor 13.40% 3. Kota Depok 9.97% 4. Kab. Bekasi 7.32% 5. Kota Bandung 7.10% 6. Kota Bekasi 7.10% 7. Kota Bogor 6.05% 8. Kab. Cirebon 4.92% 9. Kota Cimahi 3.84%

10. Kab. Bandung Barat 3.13%

11. Kab. Sumedang 2.27% 12. Kab. Majalengka 2.13% 13. Kota Cirebon 2.00% 14. Kab. Indramayu 1.87% 15. Kab. Ciamis 1.85% 16. Kab. Karawang 1.82% 17. Kab. Subang 1.59% 18. Kab. Purwakarta 1.52% 19. Kab. Sukabumi 1.27% 20. Kab. Garut 1.17% 21. Kota Sukabumi 0.76% 22. Kab. Kuningan 0.67% 23. Kab. Cianjur 0.55% 24. Kab. Tasikmalaya 0.41% 25. Kota Tasikmalaya 0.37% 26. Kota Banjar 0.05%

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

B. PENYELENGGARAAN PERIZINAN MENURUT BIDANG

1. Perhubungan

Selama tahun 2012 terdapat 30.944 permohonan perizinan bidang Perhubungan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat dan 29.707 diantaranya dapat diterbitkan Izin maupun Rekomendasinya. Perizinan

Pengawasan (KP) sebanyak 19.409 kemudian diikuti pengurusan Izin Surat (Keputusan) Izin Trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 9.941. Durasi rata-rata tertimbang bidang Perhubungan adalah 9 hari kerja.

Kartu Pengawasan ini digunakan sebagai alat kontrol untuk setiap kendaraan Angkutan Kota Dalam Provinsi yang beroperasi di Jawa Barat, apakah kendaraan tersebut beroperasi sesuai dengan izin lintasan trayek yang telah ditetapkan oleh Dinas yang berwenang, dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan.

Jumlah retribusi yang diperoleh dari pengurusan perizinan bidang Perhubungan selama tahun 2012 sebesar Rp. 935.332.680,00. Retribusi ini dibayarkan oleh pemohon untuk pengurusan izin Trayek AKDP dan Kartu Pengawasan.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Perizinan Bidang Perhubungan Tahun 2012

No Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi 1 Surat (Keputusan) Izin Trayek

Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP)

9,941 9,250 - a. Perpanjangan AKDP 8,132 7,588 16 14 b. Perubahan AKDP 1,804 1,662 18 14 c. Baru AKDP 5 - - 14 2 Surat (Keputusan) Izin Operasi

Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) 1,100 1,099 - a. Perpanjangan Taxi 431 431 13 14 b. Perubahan Taxi 669 668 12 14 c. Baru Taxi - - - 14 3 Izin Insidentil 321 320 1 1 4 Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan

Transportasi (SIUJPT)

50 44 10 14 5 Surat Izin Usaha Jasa Pengurusan

Ekspedisi Muatan Kapal Laut (SIUPEMKL) dan Heregristasi

5 4 5 14 6 Surat Izin Usaha Perusahaan

Bongkar Muat (SIUPBM)

16 13 8 14 7 Surat Izin Usaha Perusahaan

Pelayaran Rakyat (SIUPPER)

No Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi 8 Izin Usaha Tally di Pelabuhan dan

Herregistrasi

1 - - 14 9 Izin Usaha Penyewaan Alat

Engkutan Laut/Penunjang Angkutan Laut (PPAL)

22 22 3 14 10 Surat Izin Usaha Ekspedisi Muatan

Pesawat Udara (SIUEMPU) dan Herregistrasi

2 2 - 14 11 Surat Izin Usaha Kegiatan

Penunjang Bandar Udara dan Herregistrasi

2 2 5 14 12 Surat Izin Pembukaan Kantor

Cabang Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi dan Herregistrasi

1 1 20 14

13 Kartu Pengawasan ( KP ) 19,409 18,899 6 14 14 Rekomendasi Ketinggian Bangunan

di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan ( RKB )

66 46 31 14 15 Rekomendasi Pendirian Kantor

Cabang Usaha Penunjang Angkutan Udara (Usaha Kegiatan Penunjang Bandar Udara dan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara) (RPKC - UPAU)

1 1 3 14

16 Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus

4 1 - 14 Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan jumlah permohonan perizinan untuk bidang Perhubungan yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat dapat diketahui bahwa aktivitas usaha di bidang Perhubungan tertinggi berada di 4 wilayah, yaitu Kabupaten Bandung (18.6 %), Kabupaten Bogor (14.9 %), Kota Depok (11.9 %), Kota Bekasi (7.8 %), dan sisanya tersebar di 22 Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat (Tabel 4.5). Sejak Tahun 2011 bulan November sampai Desember Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah kendaraan umum yang aktif beroperasi di Jawa Barat adalah 37.181 unit (sumber : Data Base Bidang Perhubungan).

Tabel 4.6. Persentase Sebaran Wilayah Aktivitas Usaha Bidang Perhubungan Tahun 2012

No. Wilayah Persentase

1. Kab. Bandung 18.6 %

2. Kab. Bogor 14.9 %

3. Kota Depok 11.9 %

4. Kota Bekasi 7.8 %

5. Wilayah Lainnya 46.8 5

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

2. Ketenagakerjaan

Sampai saat ini BPPT Provinsi Jawa Barat masih menangani perizinan bidang Ketenagakerjaan yang merupakan kewenangan Kabupaten/Kota, hal ini dilakukan karena masih terdapat Kabupaten yang belum menangani proses perizinan untuk bidang Ketenagakerjaan.

Selama tahun 2012 terdapat 6 jenis perizinan yang aktif dilayani oleh BPPT untuk Bidang Ketenagakerjaan (Tabel 4.7). permohonan terbesar adalah Izin Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Perpanjangan yaitu sebanyak 1.958 permohonan dan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing sebanyak 1.557 permohonan. Secara keseluruhan permohonan tersebut dapat diselesaikan di tahun yang sama. Durasi rata-rata tertimbang penyelesaian perizinan bidang Ketenagakerjaan adalah 4 hari kerja. Total pendapatan daerah yang diperoleh dari Dana Pengembangan Keterampilan dan Keahlian (DPKK) Tenaga Kerja Asing selama tahun 2012 adalah sebesar $ 1.103.200,00 atau setara dengan Rp. 10.609.474.400,00.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Perizinan Bidang Nakertrans Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi 1. Pengesahan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing ( RPTKA ) Perpanjangan

1,958 1,953 4 7

2. Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing ( IMTA ), meliputi :

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi

a. Perpanjangan IMTA 1,445 1,432 4 3

b. Pencabutan IMTA 106 97 4 3

c. Mutasi/Alih Jabatan 6 2 3 3

3. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta Antar Kerja Lokal (LPTKS - AKL)

14 13 5 12

4. Izin Pembentukan Kantor Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta ( PPTKIS )

38 28 11 7

5. Izin Tempat Penampungan TKI ke Luar Negeri Skala Provinsi ( TPTKI - LN )

1 - - 14

6. Rekomendasi Pendirian Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Swasta Antar Kerja Antar Daerah (LPTKS-AKAD),

1 1 38 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Dari hasil rekapitulasi data bidang Ketenagakerjaan dapat diketahui jumlah Tenaga Kerja terbanyak berasal dari Negara Korea Selatan yaitu sebesar 33.30 %, kemudian Jepang (13.70 %) dan Taiwan (10.92 %). Tenaga Kerja Asing ini sebagian besar berprofesi sebagai Manajer yaitu sebesar 28.1 % (Tabel 4.9).

Tabel 4.8. Persentase Negara Asal Tenaga Kerja Asing Kewenangan Provinsi Jawa Barat

No Negara Persentase (%)

1 Korea Selatan 33.30

2 Jepang 13.70

3 Taiwan 10.92

4 Republik Rakyat China 9.31

5 India 6.32 6 Philipina 4.60 7 Amerika Serikat 3.53 8 Malaysia 2.36 9 Inggris 2.25 10 Lainnya 13.70

Tenaga Kerja Asing (TKA) yang beraktivitas di wilayah kewenangan Provinsi Jawa Barat dapat dikelompokkan dalam 15 kelompok Jabatan seperti yang terlihat pada Tabel 4.9 di bawah.

Tabel. 4.9. Persentase Jabatan Tenaga Kerja Asing Kewenangan Provinsi Jawa Barat

No Jabatan Persentase (%) 1 Manager 28.1 2 Direktur 16.1 3 Pengajar 14.4 4 Direktur Utama 8.8 5 Tenaga Ahli 6.7 6 Supervisor 6.4 7 Quality Control 6.1 8 Marketing 4.6 9 Chief 2.3 10 Komisaris 2.3 11 Desainer 1.5 12 Wakil Presdir .9 13 Pekerja Sosial .8 14 Pembina Rohani .6 15 Teknisi .4

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Penyerapan jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang kewenangan perijinannya berada di dalam kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah 4.843 orang, sedangkan penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 847.491 orang selama tahun 2012.

Sebaran wilayah usaha untuk bidang Ketenagakerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.10. Lokasi usaha yang menyerap Tenaga Asing terbesar adalah Kabupaten Bandung kemudian Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bekasi. Besarnya persentase ini berkorelasi positif dengan aktivitas usaha di wilayah tersebut. Umumnya perindustrian tersebut bergerak di bidang Tekstil dan pabrik pembuatan onderdil kendaraan bermotor.

Tabel 4.10. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Ketenagakerjaan

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kab. Bandung 28.5

2. Kab. Bandung Barat 16.2

3. Kab. Bekasi 14.7 4. Kab. Bogor 8.1 5. Kab. Ciamis 7.6 6. Kab. Cianjur 5.2 7. Kab. Cirebon 3.9 8. Kab. Garut 3.0 9. Kab. Indramayu 2.6 10. Wilayah Lainnya 10.2

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

3. ESDM

Bidang ESDM terdiri dari 6 jenis izin dan 3 jenis rekomendasi. Selama tahun 2012 hanya ada 2 jenis perizinan yang aktif yaitu Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU) yang sarana maupun engergi listriknya Lintas Kabupaten/Kota dan Rekomendasi Teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT). Terdapat 691 permohonan bidang Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang masuk ke BPPT Provinsi Jawa Barat selama tahun 2012, dengan durasi rata-rata tertimbang 67 hari kerja.

Tabel 4.11. Rekapitulasi Perizinan Bidang ESDM Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi

1 Izin Usaha Pertambangan Umum Lintas Kabupaten/Kota

- - - 30

2 Izin Badan Usaha Jasa Pertambangan Mineral, Batubara dan Panas Bumi Lintas Kabupaten/Kota

- - - 30

3 Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum (IUKU) yang

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi

Kabupaten/Kota

4 Pemberian Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri ( IUK ) yang Sarana Instalasinya Mencakup Lintas Kabupaten/Kota

- - - 30

5 Izin Usaha Pertambangan Mineral, Batubara dan Panas Bumi pada Wilayah Lintas Kabupaten/Kota dan Paling Jauh 12 (duabelas) Mil Laut Diukur dari Garis Pantai ke Arah Laut Lepas dan/atau ke Arah Perairan Kepulauan

- - - 30

6 Izin Usaha Pertambangan Moneral dan Batubara untuk Operasi Produksi yang Berdampak Lingkungan Langsung Lintas Kabupaten/Kota dan Paling Jauh 12 (duabelas) Mil Laut Diukur dari Garis Pantai ke Arah Laut Lepas dan/atau ke Arah Perairan Kepulauan

- - - 30

7 Rekomendasi Teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan

pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT)

803 400 67 30

8 Rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak kerja sama untuk kegiatan lain di luar kegiatan migas pada lintas kabupaten/kota

- - - 30

9 Rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah operasi paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan

- - - 30

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Sesuai dengan Perda Jabar no. 8 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Air Tanah, pemberian Rekomendasi Teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT) ini diberikan dalam rangka kegiatan :

a) pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia;

c) kegiatan lain sesuai kesepakatan, dengan prinsip saling menguntungkan.

Dalam prakteknya, pengambilan air tanah dalam pengusahaan bidang ESDM kurang lebih 88 % telah menggunakan alat bor, meskipun pada beberapa perusahaan masih ada yang menggunakan tenaga manusia. Adapun jenis sumur yang dibuat sekitar 75 % berupa sumur bor dan selebihnya berupa sumur gali, dimana sumur gali ini terdiri dari sumur gali, pantek, dan turap mata air. Sumur bor ini memiliki kedalaman lebih dari 40-42 meter sedangkan untuk sumur gali memiliki kedalaman kurang dari 40-40-42 meter.

Tabel 4.12. Persentase Jenis Sumur Untuk Usaha Pada Bidang

ESDM

No. Jenis Sumur Persentase (%)

1. Bor 75.0

2. Pantek 21.7

3. Gali 2.2

4. Turap 1.1

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Kurang lebih 77 % dari pengambilan air tanah ini digunakan untuk penunjang produksi di Perusahaan yang bersangkutan, selain itu umumnya digunakan untuk bahan baku produksi, mandi cuci kakus (MCK) dan untuk pemeliharaan fasilitas tempat usaha sebagaimana terlihat pada Tabel 4.13 di bawah.

Tabel 4.13. Persentase Jenis Pemanfaatan Sumur Untuk Usaha Pada Bidang ESDM

No Jenis Pemanfaatan Persentase (%)

1. Penunjang Produksi 77.2

2. Bahan Baku Produksi 18.3

3. MCK 3.9

4. Pemeliharaan Fasilitas .6

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah Lintas Kabupaten/Kota (ABT) terbagi dalam 5 zona seperti yang tampak pada Tabel 4.14 di bawah.

Sesuai dengan Perda Jabar no. 8 tahun 2012, zona pemanfaatan air tanah meliputi zona aman, rawan, kritis dan rusak berdasarkan kriteria penurunan muka air tanah dan/atau penurunan kualitas air tanah dan/atau terjadinya amblesan tanah. Berdasarkan pertimbangan penurunan muka air tanahnya, tingkat kerusakan kondisi air tanah dapat dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu :

1) Aman : penurunan muka air tanah < 40%, 2) Rawan : penurunan muka air tanah 40% - 60%, 3) Kritis : penurunan muka air tanah 60% - 80% dan 4) Rusak : penurunan muka air tanah > 80%.

Tabel 4.14. Persentase Zona Konservasi Untuk Usaha Pada Bidang ESDM

No. Zona Konservasi Persentase (%)

1. Rawan 41.7

2. Aman 36.7

3. Kritis 10.6

4. Resapan 5.6

5. Rusak 5.6

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

4. Kesehatan

Dari 18 jenis perizinan bidang Kesehatan yang telah dilimpahkan ke BPPT Provinsi Jawa Barat, hanya ada 11 perizinan yang aktif di tahun 2012 (Tabel 4.15). jumlah total permohonan yang masuk sebanyak 480 dan 370 diantaranya telah diterbitkan di tahun 2012 sedangkan sisanya masih dalam proses penyelesaian. Durasi rata-rata tertimbang penyelesaian perizinan bidang Kesehatan adalah 50 hari kerja. Durasi ini melebihi durasi waktu yang telah ditetapkan dalam Pergub No. 49 Tahun 2011 yaitu 14 hari kerja.

Dibutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan OPD terkait untuk mengatasi masalah durasi pada bidang Kesehatan ini.

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perizinan Bidang Kesehatan Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi 1 Persetujuan Prinsip Industri Kecil Obat

Tradisional (PP - IKOT)

5 4 24 14

2 Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional (IU-IKOT)

11 10 63 14

3 Pemberian Izin Rumah Sakit Umum

Kelas B Non Pendidikan 23 23 - 14

b. Penetapan Izin Penyelenggaraan (IPRSU-B)

23 23 38 14

4 Izin Pendirian Rumah Sakit Khusus Kelas B

1 - - 14

5 Izin Pelayanan Medis Sub Spesialis Khusus Unit Hemodialisa

1 1 84 14

6 Cabang Penyalur Alat Kesehatan 22 17 47 14

7 Cabang Pedagang Besar Farmasi 58 43 41 14

8 Rekomendasi Pedagang Besar Farmasi (R-PBF)

60 45 47 14

9 Rekomendasi Izin Mendirikan dan Penyelenggaraan Sarana Kesehatan tertentu, meliputi :

9 7 - 14

b. Rumah Sakit Kelas B Pendidikan (IMRS-B)

1 - - 14

c. Rumah Sakit Khusus Kelas A (IMRSK-A)

2 2 65 14

d. Laboratorium Kesehatan Kelas Utama/Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Kelas A dan Rumah Sakit Kelas B Pendidikan (LRS)

6 5 47 14

10 Rekomendasi Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Perbekalan Kesehatan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Kelas II

17 1 55 14

11 Rekomendasi Rekomendasi Izin Industri Komoditi Kesehatan Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Pedagang Besar Alat Kesehatan (PBAK), meliputi :

273 219 -

a. Rekomendasi Izin Prinsip Industri

Farmasi (RIPIF) 1 - - 14

b. Rekomendasi Izin Usaha Industri Farmasi (RIUIF)

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Durasi Target Durasi Obat Tradisional (RIP-IOT)

d. Rekomendasi Izin Industri Obat Tradisional (RI - IOT)

9 7 81 14

e. Rekomendasi Izin Produksi Kosmetik (RIPK)

44 37 43 14

f. Rekomendasi Sertifikasi Produksi Alat Kesehatan dan PKRT Kelas B dan C (RSPAK)

36 43 62 14

h. Rekomendasi Izin Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi (PB3F)

16 9 78 14

i. Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (R - PAK)

121 92 50 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Permohonan terbesar selama tahun 2012 adalah Rekomendasi Izin Penyalur Alat Keseharan (R-PAK) yaitu sebanyak 121 permohonan dan 92 permohonan dapat diterbitkan di tahun 2012 dan sisanya masih dalam proses penyelesaian. Umumnya alat kesehatan yang banyak didistribusikan adalah Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi seperti yang tampak pada Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16. Persentase Jenis Alat kesehatan yang Didistribusikan di Jawa Barat Tahun 2012

NO JENIS ALAT KESEHATAN PERSENTASE (%)

1. Elektromedik Non Radiasi 28.6

2. Non Elektromedik Non Steril 23.8

3. Non Elektromedik Steril 19.0

4. Diagnostik In Vitro 14.3

5. Diagnostik Reagensia 4.8

6. Elektromedik Non Steril 4.8

7. Elektromedik Steril 4.8

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Persentase wilayah terbesar untuk permohonan perizinan bidang Kesehatan terletak pada Kota Bandung yaitu sebesar 30.24 %, untuk lebih lengkap mengenai sebaran wilayah bidang Kesehatan dapat dilihat pada

Tabel 4.17. Tabel tersebut menunjukkan sebaran wilayah permohonan bidang Kesehatan dalam 9 wilayah terbesar.

Tabel 4.17. Persentase Sebaran Wilayah Usaha Bidang Kesehatan Tahun 2012

NO. WILAYAH PERSENTASE

1. Kota Bandung 30.24% 2. Kab. Bekasi 15.66% 3. Kota Bekasi 11.48% 4. Kab. Bogor 8.38% 5. Kota Bogor 5.65% 6. Kota Depok 5.28% 7. Kota Cirebon 4.19%

8. Kab. Bandung Barat 3.46%

9. Kab. Bandung 3.10%

10. Willayah Lainnya 12.57%

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

5. Penataan Ruang (Kimrum)

Perizinan bidang Penataan Ruang ini termasuk dalam kelompok Perizinan Strategis yang pengesahannya sebagian dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat. Perizinan Strategis ini merupakan perizinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau ketentuan peraturan perundang-undangan, yang memiliki karakteristik tertentu, dengan kriteria meliputi perizinan yang membutuhkan kajian komprehensif dari pihak terkait, jangka waktu tertentu, berdampak luas terhadap lingkungan hidup, konservasi, pemanfaatan penataan ruang Provinsi dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Tidak semua permohonan perizinan bidang Penataan Ruang yang ditandatangani oleh Gubernur, hanya permohonan yang memiliki luas di atas 5.000 m2 yang ditandatangai oleh Gubernur, sedangkan luas di bawah 5.000 m2 disahkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.

Terdapat 3 jenis perizinan bidang Penataan Ruang yang telah diintegrasikan ke Badan Pelayanan Prijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. Namun pada tahun 2012 hanya terdapat 1 jenis perizinan yang aktif diselenggarakan. Selama tahun 2012 terdapat 332 permohonan perizinan bidang Penataan Ruang (Tabel 4.18) dengan durasi penyelesaian rata-rata 64 hari kerja, sedangkan durasi penyelesaian bidang Penataan Ruang berdasarkan Peraturan Gubernur No. 49 tahun 2011 adalah 30 hari kerja.

Tabel 4.18. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penataan Ruang Tahun 2012

No. Jenis Layanan Izin Dan Non Izin Masuk Selesai Tolak Durasi Target Durasi 1 Rekomendasi Pemanfaatan

Ruang Kawasan Bandung Utara

332 198 103 64 30

2 Izin Penyelenggara Pengelolaan Persampahan Lintas

Kabupaten/Kota

- - - - 30

3 Izin Lokasi Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan

Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) Lintas Kabupaten/Kota

- - - - 30

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Untuk permohonan perizinan bidang Penataan Ruang terdapat

sejumlah permohonan yang dikembalikan, beberapa hal yang menjadi dasar pengembalian permohonan tersebut adalah :

1. Telah terdapat bangunan di lokasi yang dimohon,

2. Berada pada zona IA yaitu lokasi dimohon tidak memenuhi daya dukung dan daya tampung lingkungan,

3. Terdapat perubahan site plan untuk Koefisien Daerah Hijau (KDH).

Tabel 4.19. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Penataan Ruang Tahun 2012

NO. WILAYAH PERSENTASE (%)

1. Kota Bandung 81.5

2. Kab. Bandung 9.0

3. Kab. Bandung Barat 6.6

4. Kota Cimahi 3.0

Permohonan terbanyak untuk bidang Penataan Ruang berasal dari Kota Bandung, yaitu sebesar 81.5 %. Hal tersebut didukung oleh tingginya jumlah penduduk di Kota Bandung sedangkan lahan kosong yang tersedia semakin sempit, sehingga dibutuhkan area pemukiman baru dimana area tersebut berada di Kawasan Bandung Utara yang merupakan Zona Resapan Air untuk wilayah Bandung Raya. Karena itulah permohonan Rekomendasi pemanfaatan Bandung Utara masuk dalam kelompok Perizinan Strategis.

6. Binamarga

Selama tahun 2012 terdapat 318 permohonan yang masuk dan 199 berkas yang diterbitkan selama tahun 2012. Sejumlah perizinan yang diterbitkan tersebut ada sebagian permohonan yang masuk di tahun 2011, yaitu sejumlah 48 berkas permohonan. Dibutuhkan 33 hari kerja untuk menyelesaikan proses Izin Serah Pakai Tanah, durasi waktu ini melebihi durasi waktu yang telah ditetapkan dalam Pergub no. 49 tahun 2011 yaitu 14 hari kerja.

Tabel 4.20. Rekapitulasi Perizinan Bidang Binamarga Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target Durasi

1 Izin Serah Pakai Tanah 318 199 - 33 14

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Berdasarkan data hasil rekapitulasi diketahui bahwa pemohon terbanyak untuk pengurusan Izin Serah Pakai Tanah berasal dari Kota Bandung. Untuk lebih detai mengenai sebaran potensi wilayah pengurusan Izin Serah Pakai Tanah dapat dilihat pada Tabel 4.21. Sebaran wilayah untuk pengurusan izin bidang Binamarga pada Tabel 4.21 dikelompokkan dalam 5 wilayah terbesar.

Tabel 4.21. Persentase Sebaran Wilayah Bidang Binamarga Tahun 2012

No. Wilayah Persentase (%)

1. Kota Bandung 25.1 2. Kab. Garut 12.6 3. Kab. Bandung 9.5 4. Kab. Tasikmalaya 6.0 5. Kab. Bogor 5.5 6. Wilayah Lainnya 41.2

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Penggunaan tanah pada pengurusan Izin Serah Pakai Tanah secara umum dapat dikelompokkan dalam 6 jenis penggunaan (Tabel 4.22). Hampir dari setengah permohonan Izin Serah Pakai Tanah digunakan sebagai fasilitas jalan keluar masuk yaitu sebanyak 45.2 %, sedangkan tanah yang digunakan sebagai tempat tinggal hanya sebanyak 2.0 % dari sejumlah izin yang diterbitkan untuk bidang Binamarga.

Tabel 4.22. Persentase Jenis Penggunaan Tanah Bidang Binamarga Tahun 2012

No. Jenis Penggunaan Persentase (%)

1. Fasilitas Jalan Keluar Masuk 45.2

2. Penempatan Utilitas Kabel 19.1

3. Bangunan Darurat 18.1

4. Penempatan Utilitas Pipa 12.6

5. Tanaman 3.0

6. Rumah Tinggal 2.0

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

7. Penanaman Modal

Selama tahun 2012 hanya ada 7 jenis izin yang aktif dilayani dari 12 jenis izin yang telah diintegrasikan untuk bidang Penanaman Modal. Terdapat 315 permohonan yang masuk ke Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat selama tahun 2012 dan 270 perizinan yang diterbitkan untuk bidang Penanaman Modal selama 2012. Durasi rata-rata penyelesaian perizinan bidang Penanaman Modal secara keseluruhan adalah

10 hari kerja. Durasi penyelesain ini masih di atas durasi waktu yang telah ditetapkan di dalam Pergub no. 49 tahun 2011; yaitu 3 hari kerja untuk Izin Prinsip, 5 hari kerja untuk Izin Prinsip Perubahan dan 7 hari kerja untuk Izin Usaha. Jumlah izin yang paling banyak dimohon adalah permohonan Izin Prinsip yaitu sebanyak 134 permohonan.

Tabel 4.23. Rekapitulasi Perizinan Bidang Penanaman Modal Tahun 2012

No. Jenis Perizinan Masuk Selesai Tolak Durasi Target Durasi

1 Pendaftaran Penanaman Modal dan Pendaftaran Perluasan Penanaman Modal

14 8 6 7 1

2 Izin Prinsip Penanaman Modal (IP2M)

134 123 9 8 3

3 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal (IPRPM), meliputi : 70 59 9 - 1. Perubahan Investasi; - - - - 5 2. Perubahan Kapasitas Produksi; 70 59 9 5 5 3. Perubahan Perpanjangan Waktu. - - - - 5 4 Perubahan Lokasi - - - - 5

5 Izin Usaha (IU) 55 43 10 17 7

6 Izin Usaha Perluasan (IUL) 38 33 2 18 7

7 Izin Usaha Perubahan (IUR) 2 2 - - 5

8 Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal (IUP3M)

- - - - 5

9 Pencatatan Perubahan Penanaman Modal (P3M)

2 2 - 5 1

10 Pengantar Perubahan Status dan PMDN ke PMA (P2S)

- - - - 1

11 Usulan Persetujuan Fasilitas Fiskal Nasional bagi

Penanaman Modal yang menjadi Kewenangan Provinsi (UPF2N)

- - - - 5

12 Surat Pengaktifan Kembali Angka Pengenal Importir Produsen yang sudah dibekukan (SP-APIP)

Nilai investasi dari permohonan Izin Prinsip yang masuk ke Badan Pelayanan Terpadu Provinsi Jawa Barat sejak Januari sampai Desember tahun 2012 adalah Rp 38,753,868,056,145, sedangkan nilai investasi dari Izin Usaha adalah Rp 8,700,166,653,897. Pada gambar berikut dapat dilihat perkembangan nilai investasi untuk setiap bulannya selama tahun 2012.

Gambar 4.4. Perkembangan Nilai Investasi Selama Tahun 2012

Sumber : Diolah Bidang Monev & Pengaduan, BPPT Jawa Barat, 2012

Nilai investasi Izin Prinsip tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu sebesar Rp

Dokumen terkait