• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Biografi Ibnu Qayyim Al Jauziyah

C. Keilmuan Ibnu Qayyim Al Jauziyah

Disebutkan dalam kitab-kitab biografi, bahwa beliau mendengar hadis, belajar ilmu hingga menguasai beberapa disiplin ilmu terutama ilmu tafsir, hadis, akidah dan fiqh. Ketika gurunya, Tauqiuddin Ibnu Taimiyah, pulang dari Mesir pada tahun 712 H, Ibnu Qayyim senantiasa menyertainya (mulazamah) hingga beliau (Ibnu Taimiyah) wafat. Ibnu Qayyim banyak mengambil ilmu dari Ibnu Taimiyah. Maka jadilah beliau ulama yang piawai

14

dalam ilmunya. Kendatipun demikian, beliau tetap mencari ilmu siang dan malam. Beliau adalah ulama yang mahir dan ahli dalam ilmu qira‟ah.

Salah seorang muridnya menuturkan, “Beliau adalah ahli fiqh, ahli ushul, ahli tafsir dan ahli nahwu.” Dalam Fiqh, beliau bermadzhab Hanbali.

Di antara bukti ketinggian ilmunya adalah ( Al Hijazy, 2001: 1-3) :

1. Bantahannya terhadap para penganut paham dan pemikiran yang

menyimpang yang hanya dibangun di atas sangkaan dan khayalan, sebagaimana bantahannya terhadap paranormal. Beliau menyebutkan bantahan-bantahannya ini dalam beberapa kitab karangannya hingga mencapai seratus karangan bahkan mungkin lebih.

2. Beliau memiliki pendapat bahwa penanggalan dengan bulan itu lebih baik dari pada penanggalan dengan matahari, karena penanggalan dengan bulan selamat dari kesalahan dan kesimpangsiuran. Yang demikian itu berdasarkan firman Allah tentang bulan,

( َباَطِحْىآََ َهٍِْىِّطىآ َدَذَع اُُْمَيْعَتِى َهِزاَىَم ،ُيَرَّذَقََ

: صوٌُ ٥ )

Dan ditetapkannya manzilah- manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengerti bilangan tahun dan

perhitungan waktu.”(yunus: 5)

Beliau berkata, “Ayat ini adalah bukti bahwa penanggalan berdasarkan

rembulan itu lebih baik dari pada berdasarkan matahari karena Allah telah berfirman mengenai penanggalan dengan bulan dan tidak dengan matahari.

15

3. Penjelasan beliau mengenai madu dan manfaatnya. Beliau menjelaskan manfaat madu. Madu menurut beliau adalah obat yang paling bermanfaat, melebihi manfaat gula, ia sangat bergua bagi pencernaan dan kesehatan dan kesehatan tubuh.

4. Penjelasannya mengenai alam, bahwa alam ini berjalan sesuai dengan

kehendak, kekuasaan dan pengaturan Allah Ta‟ala. Dalam hal ini beliau

membantah ahli biologiyang mengatakan bahwa alam ini tercipta dan berjalan dengan sendirinya (secara kebetulan).

5. Penjelasannya mengenai magnet, bahwa kelebihannya adalah menarik

setiap sesuatu yang dekat dengannya. Beliau berkata, “Mahasuci Dzat

yang telah mengkhususkan rahmat dan kemuliaan kepada siapa saja yang dikehendaki- Nya dari gunung-gunung dan lainnya. Dengan rahmat-Nya Dia menjadikan gunung-gunung sebagai magnet hati, hingga seakan-akan hati itu memiliki magnet, yang seakan-akan meluncur kepadannya jika ia

menyebutnya.”

6. Penjelasannya mengenai udara dan kebutuhan makhluk hidup kepadanya.

Beliau mejelaskan bahwa manfaat udara adalah mengantarkan suara. Udara adalah kehidupan bagi badan, ia yang mengikat sesuatu yang dihirup darinya kedalam tubuh, dan mengambil dari luar apa-apa yang dirasakan oleh rohnya. Dari udara badan ini mengambil gizinya, baik yang zhahir maupun yang batin, dan dari udara semua suara bersumber,

16

ia yang membawanya kemudian menyampaikannya kepada yang dekat maupun yang jauh, sebagai tukang pos dan utusan, yang tugasnya menyampaikan berita dan surat pemberitaan. Maha Mulia Dzat yang dengan kebijaksanaan-Nya telah menjadikan udara ini sebagai kertas yang lembut, memuat berita dan pemberitaan sesuai dengan kebutuhan yang di inginkan penerimanya, kemudian dengan izin Rabbnya ia menghapus berita dan pemberitaan itu, kemudian kembali lagi menjadi bersih dan putih tiada tertulis di dalamnya sesuatupun tentang yang siapa menghantarkannya dan menuliskan segala sesuatu yang setiap waktu. 7. Penjelasan tentang teori mengapung, dia berkata, “suatu bisa mengapung

karena di dalamnya ada udara, dan udara itu menghalangi sesuatu untuk

tenggelam kedalam air.”

8. Beliau juga menjelaskan tetang perputaran bintang- bintang sebagai permisalan dan bukti bagi hakikat perputaran sesuatu. Bahwa semua planet ini berputar dengan dua utaran yang berbeda, yaitu perputaran umum, di mana setiap planet berputar pada orbitnya dan perputaran khusus, yaitu setiap berputar pada porosnya. Hal ini sebagaimana halnya semut yang berputar dari arah kiri dalam gilingan, sedang gilingan itu berputar dari arah kanan, maka semut itu memiliki dua gerakan yang berbeda menuju dua arah yang berbeda. Pertama gerakan dan arah yang di tuju oleh dirinya sendiri, dan satu arah lagi mengikuti gerakan gilingan yang hal itu tidak sesuai dengan tujuannya yang asli.

17

9. Penjelasannya mengenai grafitasi bumi, yang oleh beliau disebut sebagai

“kekuatan memegang”. Beliau bekata, “Perhatikanlah apa yang diberikan oleh api berupa gerakan meninggi, yang memang tabiat api itu bergerak meninggi. Kalau bukan adanya kekuatan unsur yang mampu

“memegang” sesuatu (grafitasi bumi), maka api itu akan terbang

meninggi. Hal ini bagaikan badan yang memiliki bobot, kalau tidak ada unsur yang menahannya, maka ia akan roboh dan turun. Siapakah yang memberi kekuatan ini yang bisa menarik sesuatu yang meninggi hingga tetap berada di tempatnya dan bisa menarik sesuatu ke bawah kemudian menempatkannya di tempatnya, semua itu tidak lain adalah berkat

kekuasaan Dzat yang Mahamulia dan Maha Mengetahui.”

10.Begitu juga penjelasan beliau mengenai batasan waktu siang dan malam yang berjumlah dua puluh empat jam, tentang nama angin rahmat dan angin adzab. Angin rahmat disebut Mubassyirat (kabar gembira), Nasyr (penebar rahmat), Dzariyat (penumbuh), Ar-Raha‟, Al-Mursalat (utusan) dan Al-La-Waqih (pembiakan) sedang angin adzab, kalau di laut disebut: Al-Ashif dan Al-Qashif (badai), sedang kalau di darat disebut Al-Aqiem dan Shar-shar (angin kencang). Beliau juga berbicara mengenai hujan dan manfaatnya dalam menumbuhkan tumbuh- tumbuhan (denga pembicaraan itu seakan-akan beliau adalah ulama di idang tumbuh-tumbuhan). Beliau jega berbicaa mengenai lautan yang keberadaannya lebih luas dari daratan. Beliau juga berbicara mengenai gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Semua itu beliau sebutkan

18

dengan terperinci dalam kitabnya yang berjudul Miftahu Dar Sa‟adah wa

Mansuru wilayati Ahli ilmi wa Iradah. Dan semuanya itu cukup sebagai

bukti atas luasnya ilmu dan banyaknya belajar.

Dokumen terkait