• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Tinjauan Kepustakaan

3. Kejahatan Anak

a. Pengertian Kejahatan Anak

Dalam konsep baku psikologi kejahatan anak disebut juga dengan istilah

Juvenile Deliquency yang secara etimologis dijabarkan bahwa Juvenile berarti

anak sedangkan Deliquency berarti kejahatan. Dengan demikian pengertian secara etimologis adalah kejahatan anak. Jika menyangkut subyek/pelakunya, maka menjadi Juvenile Deliquency yang berarti penjahat anak atau anak jahat.20

Perluasan kualifikasi anak nakal (juvenile delinquency) termasuk tindakan kenakalan semu atau status offences , merupakan konsekuensi dari asas Parent Patrie. Asas yang berarti Negara berhak mengambil alih peran orangtua apabila

20

ternyata orangtua/ wali/ pengasuhnya dianggap tidak menjalankan perannya sebagai orangtua.21

Anak remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap social dan kepribadian. Masa remaja adalah masa goncang karena banyaknya perubahan yang teerjadi dan tidak stabilnya emosi yang kadang-kadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dewasa dinilai perbuatan nakal.22

Menurut beberapa ahli pengertian Juvenile Deliquency sebagai kejahatan anak dapat diinterprestasikan berdampak negatif secara psikologis terhadap anak yang menjadi pelakunya, apalagi jika sebutan tersebut secara langsung semacam menjadi trade-mark. Seperti Drs. B. Simanjuntak, S.H dalam bukunya Latar Belakang Kenakalan Anak menegaskan lebih suka menggunakan istilah kenakalan anak. Sehingga secara etimologis telah mengalami pergeseran, akan tetapi hanya menyangkut aktivitasnya, yakni istilah kejahatan menjadi kenakalan. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian subyek/pelakunya pun mengalami pergeseran.

Istilah kejahatan anak dirasakan terlalu tajam karna memiliki konotasi negatif secara kejiwaan terhadap anak, sehingga di perhalus dengan istilah Kenakalan Anak. Sementara istilah Kenakalan anak sering disalah tafsirkan dengan kenakalan yang tertuang dalam pasal 489 KUHP.penjelasan pasal tersebut

21

Ibid. Hal 210

22

selanjutnya menerangkan serta memperinci beberapa perbuatan yang dapat dimasukkan kedalam perngertian umum dan dapat pula terjadi pada anak-anak.23

Salah satu upaya untuk mendefinisikan penyimpangan perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja dilakukan oleh M. Gold dan J. Petronio yang mendefinisikan bahwa kejahatan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman24

Anak- anak ini pada umumnya memiliki kelompok-kelompok tertentu (gang) dan memiliki kebiasaan memakai seragam atau pakaian yang khas, aneh dan mencolok, dengan gaya rambut yang khusus, punya lagak

Tingkah laku yang khas, suka mendengar jenis lagu-lagu tertentu, senang mengunjungi tempat-tempat hiburan atau kesenangan, suka minum-minuman sampai mabuk, suka berjudi dan sebagainya. Pada umumnya mereka senang mencari gara-gara, membuat jengkel hati orang lain, dan mengganggu orang dewasa serta objek lainnya yang menjadi sasaran buruannya.

Remaja yang melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang memiliki kontrol diri atau justru menyalahgunakan kontrol diri tersebut, dan suka menegakkan standar tingkah laku sendiri, disamping meremehkan keberadaan orang lain. Kejahatan yang mereka lakukan tersebut pada umumnya disertai

23

R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, (Polites: Bogor 1965), hal.249

24

unsur-unsur mental dengan motif-motif subjektif, yaitu untuk mencapai suatu objek tertentu dengan disertai kekerasan dan agresi. Pada umumnya anak-anak remaja tadi sangat egoistis dan suka sekali menyalahkan atau melebih-lebihkan harga dirinya.

b. Klasifikasi Kejahatan Anak

Kejahatan dalam diri seorang anak atau remaja merupakan perkara yang lazim terjadi. Tidak seorang pun yang tidak melewati tahap/fase negatif ini atau sama sekali tidak melakukan perbuatan kejahatan. Masalah ini tidak hanya menimpa beberapa golongan anak atau remaja di suatu daerah tertentu saja. Dengan kata lain, keadaan ini terjadi di setiap tempat, lapisan dan kawasan masyarakat.

Bentuk kejahatan anak terbagi mengikuti tiga kriteria, yaitu : “kebetulan, kadang-kadang, dan habitual sebagai kebiasaan, yang menampilkan tingkat penyesuaian dengan titik patahan yang tinggi, medium dan rendah.klasifikasi yang lain menggunakan penggolongan tripartite, yaitu: historis, instinctual, dan mental. Semua itu dapat saling berkombinasi. Misalnya berkenaan dengan sebab musabab terjadinya kejahatan instinktual, bisa dilihat dari aspek keserakahan, agresivitas, seksualitas, kepecahan keluarga dan anomali-anomali dalam dorongan

berkelompok.”25

Klasifikasi ini dilengkapi dengan kondisi mental dan hasilnya menampilkan suatu bentuk anak atau remaja yang agresif, serakah, pendek piker, sangat

25

emosional dan tidak mampu mengenal nilai-nilai etis serta kecenderungan untuk menjatuhkan dirinya ke dalam perbuatan yang merugikan dan berbahaya.

Adapun macam dan bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh anak dibedakan menjadi beberapa macam:

1. Kenakalan Biasa

2. Kenakalan yang menjurus pada tingkat kriminal 3. Kenakalan khusus26

Ad. 1 Kenakalan Biasa

Kenakalan biasa adalah bentuk kejahatan yang berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit kepada kedua orangtuanya, keluyuran, berkelahi dengan teman, suka bolos, suka menipu, suka terlambat ke sekolah, membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya.

Ad. 2 Kenakalan yang menjurus pada tingkat criminal

Adalah suatu bentuk kenakalan anak jalanan yang merupakan perbuatan pidana, berupa kenakalan yang meliputi: mencuri, menganiaya, menodong, mencopet, menggugurkan kandungan, membunuh, memperkosa, berjudi, menonton dan mengedarkan film porno atau menggandakannya serta mengedarkan obat-obat terlarang dan sebagainya.

26

Akirom Syamsudin Meliala dan E. Sumarsono, cetakan pertama, kenakalan Anak Suatu Tinjauan dari Psikologi dan umum, (Liberti: Yogyakarta, 1985)

Ad. 3 Kenakalan khusus

Kenakalan khusus adalah kenakalan yang datur dalam undang-undang pidana khusus seperti kenakalan narkotika, psikotropika, kenakalan di internet (cyber crime), kejahatan terhadap HAM dan sebagainya. Bentuk lain dari kenakalan anak adalah berdasarkan ciri kepribadian yang defek, yang mendorong mereka menjadi tidak terkontrol. Anak-anak muda ini pada umumnya bersifat labil, sangat emosional, agresif, tidak mampu mengenal nilai-nilai etis dan cenderung suka menceburkan diri dalam perbuatan yang berbahaya. Hati nurani mereka hampir tidak dapat di gugah, beku.

Dokumen terkait