• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA

A. Hasil Wawancara dengan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Pematang Siantar (BPPT) Pematang Siantar

2. Kejelasan dan Kepastian

Untuk mengetahui kejelasan dan kepastian pelayanan IMB yang menyangkut persyaratan pengurusan izin, rincian biaya/tarif pelayanan serta tata cara pelayanan, maka peneliti bertanya kepada Bapak Resman H.Saragih dengan pertanyaan:

5. Apa saja persyaratan dalam pengurusan IMB?

Jawab: ”pertama-tama mengisi formulir permohonan advis planning dengan persyaratan antara lain fotocopy KTP sesuai dengan pemilikan tanah, fotocopy perolehan tanah/sertifikat/akta notaris/akta camat, fotocopy tanda lunas PBB tahun terakhir, surat keterangan tidak ada silang sengketa dari lurah dan camat, dan gambar rencana bangunan skala 1 : 50/ 1 : 100/ 1 : 200 rangkap dua. Kemudian mengisi formulir permohonan IMB dengan melampirkan advis planning, gambar rencana bangunan skala 1 : 50/ 1 : 100/ 1 : 200 rangkap lima, dan perhitungan konstruksi bangunan untuk bangunan khusus/tertentu jika bangunan yang ingin dibangun melebihi empat lantai.

Selain itu dalam mendirikan bangunan tersebut juga harus memperhatikan Garis Sempadan Bangunan.”

6. Mengapa diperlukan perhitungan konstruksi bangunan untuk bangunan yang melebihi empat lantai?

Jawab: ”perhitungan konstruksi bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan pengguna/pemilik bangunan nantinya. Misalnya untuk bangunan hotel atau industri biasanya lebih dari empat lantai oleh sebab itu harus disertai dengan perhitungan konstruksi baik dalam rancangan bangunan nya maupun pada pelaksanaan pembangunannya terutama untuk ketahanan terhadap bahaya gempa.”

7. ”Apa yang dimaksud dengan Garis Sempadan Bangunan?

Jawab: ”Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis sempadan yang di atasnya atau sejajar di belakangnya dapat didirikan bangunan. Jarak garis sempadan bangunan untuk setiap jalan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Advis Planning ditentukan sebagai berikut:

a. Jalan Arteri, sepanjang 12, 5 m s/d 20 m, dihitung dari As jalan; b. Jalan Kolektor, sepanjang 5,5 m s/d 15 m, dihitung dari As jalan; c. Jalan Lokal, sepanjang 2,5 m s/d 10 m, dihitung dari As jalan.

Tujuannya adalah untuk menjaga keserasian dan keharmonisan terhadap bangunan yang telah ada di sekitar lokasi jalan atau gang dimaksud.”

8. Berapa biaya yang dikenakan dalam pengurusan IMB?

Jawab: ”Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.5 tahun 2003 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), retribusi IMB terdiri dari biaya formulir pendaftaran sebesar Rp.5.000,00, biaya pemeriksaan gambar/koreksi gambar yang meliputi arsitektur dan konstruksi sebesar 0,5 % dari nilai bangunan, biaya pengawasan sebesar 0,2 % dari nilai bangunan, biaya sempadan sebesar 0,05 % dari nilai bangunan, biaya nomor plank IMB sebesar Rp.50.000,00, biaya indeks retribusi mendirikan bangunan sebesar luas bangunan x indeks x tarif bangunan.”

9. Berapa biaya yang dikenakan untuk mengurus izin perumahan dan pertokoan?

Jawab: ”untuk biaya perumahan dan pertokoan/jasa komersil pada dasarnya sama dengan jenis bangunan lain, tergantung dari klasifikasi bangunan dan kelas jalan.”

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 5 Tahun 2003, klasifikasi bangunan gedung terdiri dari:

b. Semi Permanen; c. Permanen; d. Permanen Lux.

1. Yang dimaksud dengan bangunan semi permanen adalah bangunan dengan atap seng/nipah/rumbia; dengan dinding separuh bata/papan/tepas bambu; lantai cor semen/tanah diperkeras; atau ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang antara lima sampai lima belas tahun.

2. Yang dimaksud dengan bangunan permanen biasa adalah bangunan dengan kriteria: a. Untuk bangunan rumah tempat tinggal: bangunan dengan atap cor beton

bertulang, dinding batu bata, lantai satu/dasar semen cor beton lapis tegel atau keramik, lantai dua, tiga, dan seterusnya cor beton bertulang lapis tegel atau keramik.

b. Untuk bangunan umum/usaha: bangunan dengan atap cor beton bertulang, dinding batu bata, lantai satu/dasar semen cor beton lapis tegel atau keramik, lantai dua, tiga, dan seterusnya cor beton bertulang lapis tegel atau keramik. 3. Yang dimaksud dengan bangunan permanen lux adalah bangunan dengan kriteria:

a. Untuk bangunan rumah tempat tinggal/jasa/umum /sosial: bangunan dengan atap genteng, sirap atau fiber glass, dinding batu bata, lantai satu/dasar lapis

granit/marmer, lantai dua dan seterusnya lapis granit/marmer.

b. Untuk bangunan gudang/industri dan sejenisnya: bangunan dengan tiang konstruksi besi/baja, dinding batu bata, atap seng/asbes gelombang/seng aluminium genteng, konstruksi baja, lantai satu/dasar beton cor, lantai dua dan seterusnya beton berulang.

2. Menurut Lokasinya, bangunan di wilayah Daerah diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bangunan di tepi jalan arteri;

b. Bangunan di tepi jalan kolektor; c. Bangunan di tepi jalan lokal.

a. Jalan Arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Adapun jalan arteri yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah sebagai berikut: 1. Jalan Medan;

2. Jalan Jend. Ahmad Yani; 3. Jalan Sutomo;

4. Jalan Merdeka; 5. Jalan Jend. Sudirman; 6. Jalan Gereja;

7. Jalan Mayjend. DI. Panjaitan; 8. Jalan ke Parapat;

9. Jalan ke Seribudolok; 10. Jalan Sisingamangaraja; 11. Jalan Sangnawaluh; 12. Jalan Melanthon Siregar.

b. Jalan Kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul dengan ciri-ciri

perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Adapun jalan kolektor yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah sebagai berikut:

1. Jalan Diponegoro; 2. Jalan Surabaya; 3. Jalan Bandung; 4. Jalan DR. Wahidin; 5. Jalan Mayjend. Sutoyo; 6. Jalan Haryono MT; 7. Jalan WR. Supratman;

8. Jalan Cipto;

9. Jalan Sabang Merauke; 10. Jalan Imam Bonjol; 11. Jalan Thamrin; 12. Jalan Yogyakarta;

13. Jalan HOS. Cokroaminoto; 14. Jalan Soa Sio;

15. Jalan Pattimura;

16. Jalan Rambung Merah; 17. Jalan Pdt. Justin Sihombing; 18. Jalan S. Parman;

19. Jalan Linggar Jati; 20. Jalan Narumonda; 21. Jalan Sibolga; 22. Jalan Farel Pasaribu; 23. Jalan S. K. I;

24. Jalan Rajawali;

25. Jalan Kapt. MH. Sitorus; 26. Jalan H. Adam Malik; 27. Jalan Silimakuta; 28. Jalan Raya; 29.Jalan Kartini;

30. Jalan Brigjen Rajamin Purba, SH; 31. Jalan Jawa;

33. Jalan Ade Irma Suryani Nst; 34. Jalan Persatuan;

35. Jalan Patuan Anggi; 36. Jalan Dr. TB. Simatupang; 37. Jalan Patuan Nagari; 38. Jalan Rakutta Sembiring; 39. Jalan AMD;

40. Jalan Karangsari; 41. Jalan Tambun Timur; 42. Jalan Tambun Barat; 43. Jalan Tanjung Pinggir; 44. Jalan Sibatu-batu.

c. Jalan Lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Adapun jalan lokal yang terdapat di Kota Pematang Siantar adalah setiap

jalan atau gang yang belum tercantum pada butir a dan b pasal ini maka digolongkan ke dalam jalan lokal.

10. Apakah tarif pembayaran telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

Jawab: ”ya tentu saja karena dasar atau petunjuk dalam menentukan tarif/biaya pengurusan IMB tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No.5 Tahun 2003 tentang Retribusi IMB.”

11. Apakah kepastian dan rincian biaya telah diinformasikan dengan jelas?

Jawab: ”ya, biaya yang kita kenakan dalam pengurusan IMB tersebut telah kita informasikan kepada pemohon, dan rincian biaya yang dikenakan dalam pengurusan IMB juga kita perlihatkan kepada si pemohon sesuai dengan peraturan daerah tersebut.” 12. Kapan biaya/tarif pengurusan IMB dibayarkan oleh si pemohon?

jawab: pembayaran retribusi dilakukan selambat-lambatnya 15 hari kerja setelah surat pemberitahuan diterima oleh si pemohon, atau sebelum memulai kegiatan membangun.”

13. Siapakah unit kerja yang bertanggung jawab menerima biaya/tarif dalam pengurusan IMB bagi perumahan dan pertokoan?

Jawab: ”yang bertanggung jawab menerima biaya/tarif pengurusan IMB tersebut yaitu unit pengelola keuangan BPPT.”

14. Apakah setiap pungutan yang ditarik ditandai dengan tanda bukti resmi sesuai dengan jumlah yang dibayarkan?

Jawab: ”ya, tentu saja setiap pungutan yang ditarik ditandai dengan tanda bukti resmi sebagai bukti dalam pengurusan IMB tersebut dan dapat digunakan oleh si pemohon untuk ditunjukkan kepada petugas sewaktu-waktu jika diperlukan.”

15. Apakah ada biaya yang ditarik dari advis planning?

Jawab: ”ya, tentu saja sebagai pembayaran atas pemberian saran pendapat atas perencanaan peruntukan tanah yang hendak dibangun.”

16. Berapa biaya/tarif yang dikenakan dalam pengurusan advis planning?

Jawab: ”tingkat pengenaan tarif berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pematang Siantar No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Advis Planning terdiri dari formulir permohonan Rp. 500,00, peta situasi Rp. 4.500,00, dan tarif advis planning dihitung berdasarkan rumusan Tarif Advis Planning = Luas Bangunan x Tarif Peruntukan Penggunaan Tanah.”

Dokumen terkait