• Tidak ada hasil yang ditemukan

6KEK MBTK

Dalam dokumen Ustek Pupr Paket 14 (Halaman 49-58)

Kabupaten Kutai

Timur, Kaltim Sorong

Papua BaratTeluk Bituni, Papua Barat Merauke Garombin g, Kab. Baru. Sulsel Tarakan Batu Licin Lhokseum awe Jawa Barat Raja Ampat Keterangan

Lokasi KEK yang telah ditetapkan s.d. 2014

Indikasi Lokasi KEK 2014-2019

1

3

7

4

Padang - Pariaman Taka Bonerate, Selayar Sulawesi Selatan

8 Pengembangan Transportasi Penyeberangan Komplemen

9 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Ekonomi

Khusus (Sumber: Bappenas, 2014)

10 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (Sumber: Bappenas, 2014)

Sumber: Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

E.2.5 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PULAU

JAWA - BALI

Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Pulau Kalimantan, maka tema besar Pembangunan Wilayah Kalimantan:

1. Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia, dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem pencegahan dan penanggulangan bencana alam banjir dan kebakaran hutan.

2. Lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA masing-masing provinsi,

3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.

4. Menjadikan Kalimantan sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Arah kebijakan dan strategi wilayah Kalimantan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengembangan Kawasan Strategis

Kebijakan pengembangan kawasan strategis bidang ekonomi di Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk pusat produksi dan pengolahan hasil perkebunan, tambang, dan lumbung energi nasional yang berdaya saing. Percepatan pembangunan kawasan strategis dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

a. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Pulau Kalimantan b. Peningkatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitarnya yang meliputi:

 Menyiapkan sarana prasarana pengembangan kawasan pertumbuhan Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), dan kawasan pertumbuhan lainnya di Kalimantan dengan kawasan pendukung di sekitarnya (hinterland);

 Peningkatan akses jalan industri Ketapang menuju pelabuhan;  Jalan tembus dari kawasan industri menuju ke pelabuhan

Pontianak;

 Pelabuhan dermaga Batulicin dengan kedalaman 22 m;

 Mempercepat pembangunan dan pengembangan jaringan jalan yang meliputi pembangunan ruas jalan akses kawasan industri Batulicin ke pelabuhan Batulicin, pelebaran jalan Samarinda–Tenggarong, dan tol Samarinda–Balikpapan;

 Pembangunan Jalan Akses Maloy;

 Mempercepat pembangunan Jembatan Kembar Mahakam dan Jembatan Loa Kulu;

 Pembangunan Jalan Askes dan Jembatan di kawasan Pulau Balang;

 Mempercepat pembangunan dan pengembangan pelabuhan Kuala Samboja, pelabuhan Seibuku, terminal peti kemas Palaran, pelabuhan Samarinda, Pelabuhan Internasional Maloy, fasilitas pelabuhan Kariangau serta bandara Samarinda Baru untuk meningkatkan distribusi logistik;

 Pembangunan waduk/bendung, jaringan irigasi dan sumber air baku penunjang kawasan strategis.

c.

Pe ng ua ta n

Kemampuan SDM dan IPTEK

d.

Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha

12 Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan RPJMN 2015-2019

(Sumber: Bappenas, 2014)

2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan a. Pengembangan Kawasan Perkotaan

Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Pulau Kalimantan diprioritaskan pada percepatan keterkaitan dan manfaat antarkota dan desa dengan kota, Penguatan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) Berbasis Kewilayahan melalui pembentukan 1 Kawasan perkotaan metropolitan baru;

optimalisasi 3 kota sedang sebagai buffer urbanisasi; dan membangun 3 kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan

kawasan perkotaan. Percepatan pembangunan kawasan perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:

 Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)

 Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada Kawasan Metropolitan Baru, Kota Sedang, dan Kota Baru Publik di Wilayah Kalimantan

 Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana  Perwujudan Kota Cerdas dan Berdaya Saing

 Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan

b. Pengembangan Kawasan Pedesaan

Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, arah kebijakan pengembangan desa dan kawasan perdesaan di Wilayah Kalimantan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi kawasan perdesaan mandiri pada 7 kawasan pertumbuhan. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:

 Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografisnya

 Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi

 Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi

 Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan

 Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi

c. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Pulau Kalimantan

Peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Kalimantan diarahkan dengan memperkuat pusat-pusat pertumbuhan, yaitu kawasan Sambas dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Rasau Jaya dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Gerbang Kayong dan sekitarnya (Prov. Kalbar), Pangkalan Bun dan sekitarnya (Provinsi Kalteng), Marabahan dan sekitarnya (Prov. Kalsel), Sangata dan sekitarnya (Provinsi. Kaltim), serta Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya (Provinsi Kaltim). Kawasan-kawasan ini mencakup kawasan transmigrasi, kawasan agropolitan dan minapolitan, serta kawasan pariwisata. Percepatan pembangunan keterkaitan kawasan perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:

 Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan desa, serta antar pulau

 Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya

 Pe nin gk ata n

tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada keterkaitan desa-kota.

13 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan-Pedesaan di Pulau Kalimantan 2015-2019

(Sumber: Bappenas, 2014)

3.

Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan a. Pengembangan Daerah Tertinggal

Pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik - Bidang Pendidikan

- Bidang Kesehatan - Bidang Energi

- Bidang Informasi dan Telekomunikasi - Bidang Permukiman dan Perumahan

Pengembangan Ekonomi Lokal

Penguatan Konektivitas dan Sislognas

Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK

Pem

Dalam dokumen Ustek Pupr Paket 14 (Halaman 49-58)

Dokumen terkait