PREEMPUAN RENTAN DISKRIMINASI (HIv/AIDS) DAN
WHRD (PEREMPUAN PEMBELA HAM)
S
ejak 9 tahun yang lalu, formulir pendataan CATAHU dilengkapi dengan satu lembar isian untuk mencatat korban kekerasan yang dialami komunitas minoritas seksual dan pada tahun 2016 Komnas Perempuan melengkapi formulir pendataan dengan data kekerasan yang dialami perempuan dengan disabilitas dan perempuan rentan diskriminasi (HIV/AIDS).Kekerasan terhadap Komunitas Minoritas Seksual
Pada Tahun 2019 tercatat 11 kasus kekerasan yang didokumentasikan pengada layanan yang mengirimkan formulir pendataan ke Komnas Perempuan. Jenis-jenis kekerasan yang dialami komunitas minoritas seksual dapat dilihat dalam tabel berikut:
NAMA
LEMBAGA BENTUK KASUS JUMLAH PELAKU
TINDAKAN YANG DILAKUKAN LEMBAGA Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI)
Perkosaan 2 Tidak Teridentifikasi Pendampingan Psikologis Bersama Korban dan Orang Tua LBH APIK
Jakarta Pemaksaan orientasi seksual 2 Tidak Teridentifikasi Pendampingan Hukum WCC SAVY
AMIRA Kekerasan Psikis 2 Tidak Teridentifikasi Pendampingan Psikologis UPT PPA
Provinsi Riau Pemaksaan Perkawinan 2 Orang Tua
Pendampingan
Psikologis pada Korban dan pelaku
P2TP2A Kabupaten
Kerawang Pelecehan Seksual 1 Teman
Pendampingan
Psikologis pada Korban dan Orang Tua
DP3A Kota
Makassar Pelecehan Seksual 2 Teman
Pendampingan
Psikologis pada Korban dan Orang Tua
29
KOMNAS PEREMPUAN
Catatan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan tahun 2019 KOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUAN
29 29 29
Sama seperti tahun sebelumnya, sepanjang tahun 2019 lembaga pendamping melayani 11 kasus. Jenis kekerasan yang mendominasi masih seperti tahun sebelumnya yaitu kekerasan seksual. Bedanya, pada tahun ini ada yang meneruskan kasus nya ke ranah hukum. Terdapat 2 kasus pendampingan hukum dilaporkan di Jakarta. Kasus-kasus kekerasan seksual diantaranya adalah perkosaan, pemaksaan orientasi seksual, pelecehan seksual dan pemaksaan perkawinan.Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas
Pada CATAHU 2019 angka kekerasan terhadap perempuan penyandang disabilitas cenderung tetap dibandingkan pada CATAHU 2018. Dalam CATAHU 2020 tercatat 87 kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas, angka tersebut turun meski tidak signifikan dibandingkan data 2018 dalam CATAHU 2019 (data 2018) yang mencatat 89 kasus. Namun di tahun 2019 jumlah kekerasan seksual naik menjadi 79% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 69% dari keseluruhan kasus. Bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan dengan disabilitas dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 19: Jenis Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Data CATAHU 2020 merekam bahwa kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan disabilitas didominasi perkosaan dan sebagian besar pelakunya tidak teridentifikasi oleh korban. Dari keseluruhan kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas, tergambar bahwa perempuan dengan disabilitas intelektual merupakan kelompok yang paling rentan dengan persentase 47%.
Diagram 20: Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
28 sebelumnya yaitu kekerasan seksual. Bedanya, pada tahun ini ada yang
meneruskan kasus nya ke ranah hukum. Terdapat 2 kasus pendampingan hukum dilaporkan di Jakarta. Kasus-kasus kekerasan seksual diantaranya adalah perkosaan, pemaksaan orientasi seksual, pelecehan seksual dan pemaksaan perkawinan.
Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas
Pada CATAHU 2019 angka kekerasan terhadap perempuan penyandang
disabilitas cenderung tetap dibandingkan pada CATAHU 2018. Dalam CATAHU 2020 tercatat 87 kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas, angka
tersebut turun meski tidak signifikan dibandingkan data 2018 dalam CATAHU 2019 (data 2018) yang mencatat 89 kasus. Namun di tahun 2019 jumlah
kekerasan seksual naik menjadi 79% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 69% dari keseluruhan kasus. Bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan dengan disabilitas dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 18: Jenis Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Data CATAHU 2020 merekam bahwa kasus kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan disabilitas didominasi perkosaan dan sebagian besar
pelakunya tidak teridentifikasi oleh korban. Dari keseluruhan kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas, tergambar bahwa perempuan dengan
disabilitas intelektual merupakan kelompok yang paling rentan dengan persentase 47%.
69
5 10 3
Seksual Psikis Fisik Ekonomi/Penelantaran
Jenis Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87)
CATAHU 2020
29
Diagram 19: Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Diagram 20: Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Sedangkan wilayah kontributor terbesar untuk data CATAHU 2020 adalah DKI Jakarta sebesar 30% disusul D.I Yogyakarta dengan persentase 24% dari total data kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas.
Perempuan dengan HIV AIDS
Tahun 2016 Komnas Perempuan melengkapi formulir pendataan dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV/AIDS. Tidak setiap tahun lembaga yang menangani kasus perempuan dengan HIV/AIDS mengirimkan datanya. Pada tahun ini sejumlah lembaga mendokumentasikan dan mengirimkan
kembali formulir pendataan ke Komnas Perempuan. Tercatat 4 kasus kekerasan sebagai berikut: Ͷͳ ͳͺ ͳͻ ʹ Ȁ
Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020 ͵ ͳ ͷ ʹ ʹ ͳ Ͷ ʹͳ ͺ ͳ ʹ Ͷ ʹ ʹ ͷ
Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87)
CATAHU 2020
Jenis Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Seksual Psikis Fisik Ekonomi/Penelantaran
Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
30
Diagram 21: Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Sedangkan wilayah kontributor terbesar untuk data CATAHU 2020 adalah DKI Jakarta sebesar 30% disusul D.I Yogyakarta dengan persentase 24% dari total data kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas.
Perempuan dengan HIv AIDS
Tahun 2016 Komnas Perempuan melengkapi formulir pendataan dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV/AIDS. Tidak setiap tahun lembaga yang menangani kasus perempuan dengan HIV/AIDS mengirimkan datanya. Pada tahun ini sejumlah lembaga mendokumentasikan dan mengirimkan kembali formulir pendataan ke Komnas Perempuan. Tercatat 4 kasus kekerasan sebagai berikut:
Nama Lembaga Bentuk Kasus Jumlah Pelaku Tindakan yang dilakukan lembaga
UPTD PPA DP3AKB KOTA BALIKPAPAN
KDRT Fisik 1 Suami Penadampingan Hukum,
Konseling Psikologis, Perlindungan di Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak. DP3AP2KB KABUPATEN GIANYAR Pengusiran dan Stigma terhadap ODHA 1 Keluarga dan
Masyarakat Konsultasi Hukum dan Konseling Psikologis, Bantuan Medis Bersama penyintas dari LBH APIK Bali
DP3A KOTA
MAKASSAR KDRT Ekonomi 2 Keluarga Memberi fasilitas kesehatan dan membantu pengurusan BPJS
Tabel 3: Jenis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dengan HIv/AIDS dan asal lembaga
29 Diagram 19: Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Diagram 20: Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020
Sedangkan wilayah kontributor terbesar untuk data CATAHU 2020 adalah DKI Jakarta sebesar 30% disusul D.I Yogyakarta dengan persentase 24% dari total data kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas.
Perempuan dengan HIV AIDS
Tahun 2016 Komnas Perempuan melengkapi formulir pendataan dengan kasus kekerasan terhadap perempuan dengan HIV/AIDS. Tidak setiap tahun lembaga yang menangani kasus perempuan dengan HIV/AIDS mengirimkan datanya. Pada tahun ini sejumlah lembaga mendokumentasikan dan mengirimkan
kembali formulir pendataan ke Komnas Perempuan. Tercatat 4 kasus kekerasan sebagai berikut: Ͷͳ ͳͺ ͳͻ ʹ Ȁ
Jenis Disabilitas Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2019 (n=87) CATAHU 2020 ͵ ͳ ͷ ʹ ʹ ͳ Ͷ ʹͳ ͺ ͳ ʹ Ͷ ʹ ʹ ͷ
Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87)
CATAHU 2020
Wilayah Kontributor Data Kekerasan terhadap Perempuan dengan Disabilitas Tahun 2019 (n=87)
31
KOMNAS PEREMPUAN
Catatan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan tahun 2019 KOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUANKOMNAS PEREMPUAN
31 31 31
Tahun ini yang menarik adalah 4 kasus yang didokumentasikan bersumber dari Lembaga pemerintah sementara tahun lalu 2 kasus berasal dari LBH APIK Jakarta (LSM). Ini menunjukkan bahwa Lembaga layanan berbasis pemerintah mulai mampu mengklasifikasi dan mendokumentasikan kasus-kasus perempuan dengan HIV/AIDS. Sama seperti tahun sebelumnya kasus di dominasi kasus di ranah KDRT/relasi personal dengan pelaku suami dan keluarga.WHRD/ Perempuan Pembela HAM
Dalam formulir pendataan Komnas Perempuan terdapat data dari lembaga mitra terkait kekerasan yang dialami perempuan pembela HAM (women human’s rights defender - WHRD), yaitu sejumlah 5
kasus. Profesi para perempuan pembela HAM tersebut adalah para pendamping korban baik pada isu perempuan maupun isu lingkungan, kemiskinan.. Dalam CATAHU kali ini kekerasan terhadap perempuan pembela HAM bersumber dari 3 lembaga yaitu HWDI DKI Jakarta, UPT PPA Provinsi Riau dan P2TP2A Kabupaten Kerawang
Nama
lembaga Jenis kasus WHRD yang dilaporkan Jumlah kasus Jenis Kekerasan Pelaku
Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia
Kekerasan Terhadap
Pendamping 1 Pengancaman dan Pemukulan Tidak teridentifikasi
UPT PPA
Provinsi Riau Kekerasan Terhadap Pendamping 1 Ancaman dan Pemukulan Keluarga dari pelaku P2TP2A Kabupaten Kerawang Kekerasan Terhadap Pendamping 3 Ancaman Pelaku dari kasus yang di dampingi
Tabel 4: Jenis kasus kekerasan terhadap Perempuan Pembela HAM (WHRD) dan asal Lembaga, CATAHU 2020
Kasus yang dialami pendamping seringkali terjadi karena proses pendampingan kepada korban, kekerasan yang dialami bisa kekerasan di ranah personal dan komunitas dimana tak jarang perempuan Pembela HAM juga mendapatkan kriminalisasi karena aktivismenya. Di tahun ini, sumber data juga berasal dari Lembaga layanan berbasis pemerintah. Ini diartikan bahwa Lembaga layanan berbasis pemerintah bisa mengidentifikasi bahwa kerja-kerja yang dilakukan adalah bagian dari pembelaan HAM perempuan. Dari kasus-kasus yang terus menimpa WHRD ini dapat disimpulkan, WHRD adalah salah satu kelompok rentan kekerasan yang perlu mendapatkan perlindungan.