• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan dengan sosial berorientasi kepada kekuasaan dan ketakutan. Siapa yang lebih berkuasa dapat berbuat sekehendak hatinya, sedangkan yang tidak berkuasa menjadi tunduk. Kekerasan psikis yang nyata terjadi di sekolah seperti siswa tidak percaya diri dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru karena takut salah, mereka menjadi seorang penakut dalam proses pembelajaran, kreativitas mereka menjadi terhambat, tidak hormat terhadap guru, dan tidak semangat pergi ke sekolah.

Untuk mendisiplinkan anak haruslah dilakukan secara berkelanjutan. Artinya, disiplin harus ditanamkan sejak usia dini dan harus dilakukan secara konsisten. Dalam hal ini, guru harus memberikan teladan yang baik, memotivasi dan memberikan batas-batas yang jelas mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan komunikasi yang dapat dipahami dan disepakati bersama.

Apabila pelanggaran terjadi, sikap guru adalah menasihati dan memberikan pengertian kepada anak tentang perilaku yang dilanggarnya. Di satu sisi, guru dapat memberikan sikap tegas, namun bukan berarti harus dengan cara kekerasan berupa penyaluran emosi atau luapan kemarahan yang akan menyebabkan rasa sakit bagi yang dihukum. Hukuman harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak tentang hukuman tersebut. Hukuman juga ditujukan pada bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilanggarnya.

Hukuman yang terlalu berat akan mengakibatkan anak memiliki rasa dendam. Apabila tidak dapat mem-balaskan dendamnya, maka akan terjadi pengalihan dalam bentuk kekerasan terhadap orang lain misalnya tawuran, sikap kasar, dan vandalisme.

Guru tidak boleh hanya memberikan hukuman kepada anak karena kesalahannya, tetapi harus mem-Kekerasan tak terkecuali juga kadang

ter-jadi di kelas, kekerasan pun sering terter-jadi baik dalam bentuk isik maupun psikis. Salah satu aktornya adalah guru. Banyak guru yang tidak tahu bahwa menjewer, mencubit, memukul, menampar, menendang, menggunduli rambut merupakan bentuk praktik kekerasan. Belum lagi bentuk ke-kerasan secara psikis yang kerap dilakukan, seperti mengintimidasi, mengancam, menghina, merendahkan, menyindir, mendiskriminasikan, mengusir, memaki, mengabaikan, mengejek, menyamakan dengan binatang, dan sebagainya.

Hukuman dalam bentuk kekerasan masih dianggap cara efektif untuk mendisiplinkan anak. Bentuk kekerasan seperti menjewer atau mencubit sudah hal yang lumrah, bahkan siswa juga merasa, bahwa hal seperti itu merupakan hal lazim untuk pendisiplinan.

Mendisiplinkan anak memang merupakan suatu bentuk sikap agar anak memiliki tanggung jawab, mandiri dan yang terpenting adalah mengakui hak dan keinginan orang lain serta memiliki tanggung jawab sosial secara manusiawi. Tapi, apakah harus dilakukan dalam bentuk kekerasan?

Kekerasan bukanlah solusi untuk mendisiplinkan atau membuat anak patuh dan taat kepada perintah guru. Justru, kekerasan akan mengakibatkan hal-hal yang akan berdampak bagi masa depan anak baik dari perkembangan, pertumbuhan, dan kepribadiannya. Menurut Sukadji (1988), pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama hukuman isik akan menjadikan seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi hukuman, dan kehilangan spontanitas serta inisiatif. Pada akhirnya, anak melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.

Kerjakanlah Soal berikut.

Untuk soal no 1.s.d.3, bacalah teks berikut.

berdiskusi. Dalam diskusi Anda dapat menerima informasi yang tak mungkin hanya didapat melalui kegiatan membaca atau mendengarkan ceramah. Anda akan banyak belajar dari peserta lain mengenai sikap dan cara mengambil kesimpulan. Setelah berdiskusi dan menyimaknya, tentunya Anda akan dapat menyampaikan hasilnya kepada orang lain dengan menyusun rangkumannya.

1. Diskusikanlah masalah-masalah yang ada dalam teks tersebut bersama teman kelompok Anda.

2. Buatlah rangkumannya.

3. Serahkan hasil pekerjaanmu itu kepada kelompok lain untuk ditanggapi.

berikan hadiah atau pujian terhadap perilaku baik sekecil apa pun. Pujian bagi anak memiliki pengaruh besar terhadap jiwanya, pujian dapat menyentuh jiwa dan membuatnya segera mengoreksi perbuatannya dengan perasaan lega dan senang. Rasulullah SAW. sering memuji para sahabatnya ketika mereka berbuat kebaikan. Marilah kita menciptakan pendidikan yang mengantarkan manusia ke arah yang lebih humanis.

Hal yang tidak kalah penting, teladan para pendidik akan menjadi "pedoman" bagi para siswanya. Guru yang judes, suka menghardik, apalagi melakukan

kekerasan isik, tanpa disadari akan ditiru oleh para siswa. Sebaliknya, perilaku guru yang cerdas, sabar, memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang, dengan sendirinya akan mendorong siswa berprestasi, dan menjauhkan mereka dari berbagai konflik.

Lagi pula, guru yang memiliki kasih sayang memancarkan wibawa dan keteduhan sehingga setiap masalah yang dihadapi siswa akan mudah diredam dan dicarikan solusi secara bersama-sama. Bahkan, berhadapan dengan guru yang berwibawa, menjauhkan siswa dari kekerasan. Insya Allah.

Bagaimana cara untuk menjadi peneliti? Rajin membaca adalah cara menuju ke sana. Sebagai pelajar, Anda tentunya pernah melakukan sebuah penelitian ilmiah. Setelah melakukan penelitian ilmiah Anda akan membuat laporannya dan melaporkan hasilnya. Pada pelajaran ini, Anda akan mempelajari bagaimana cara menyusun karya ilmiah yang baik dan cara melaporkannya. Selain itu, kemampuan membaca cepat Anda akan diasah dan ditingkatkan sesuai jenjang kelas. Pada pelajaran ini Anda pun akan mengenal dan menganalisis kata berkoniks dalam sebuah karya ilmiah.

Penelitian

7

Pe l a j a r a n

Bagaimana cara untuk menjadi peneliti? Rajin membaca adalah cara menuju ke sana. Sebagai pelajar, Anda tentunya pernah melakukan sebuah penelitian ilmiah. Setelah melakukan penelitian ilmiah Anda akan membuat laporannya dan melaporkan hasilnya. Pada pelajaran ini, Anda akan mempelajari bagaimana cara menyusun karya ilmiah yang baik dan cara melaporkannya. Selain itu, kemampuan membaca cepat Anda akan diasah dan ditingkatkan sesuai jenjang kelas. Pada pelajaran ini Anda pun akan mengenal dan menganalisis kata berkoniks dalam sebuah karya ilmiah.

Membaca cepat

Alokasi waktu untuk Pelajaran 7 ini adalah 11 jam pelajaran.