• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejak saat itulah, di Indonesia mulai dikenal bentuk penulisan cerita pendek (cerpen). Pada tahun-tahun I930-an, kegairahan penulisan cerpen semakin marak dengan didukung oleh terbitnya dua majalah penting pada waktu itu, yakni Pedoman Masjarakat

dan Poedjangga Baroe. Tema-tema cerita yang ditampilkan mulai beragam, tidak hanya seputar cerita-cerita yang "ringan dan lucu". Pada zaman ini, digarap juga tema-tema tentang kemanusiaan, pergerakan ke arah kebangsaan, dan tema-tema revolusi.

Penulisan cerpen kian marak ketika pemerintahan Jepang menggaungkan slogan Kemakmuran Asia Raya. Pada zaman ini, karangan-karangan berbentuk cerpen dianggap lebih efektif dalam mendukung tujuan bersama, karena sifatnya yang lebih pendek (dibandingkan dengan novel) dan lebih komunikatif (dibandingkan dengan puisi). Atas dasar tujuan itulah pemerintah Jepang memfasilitasi berbagai macam kegiatan lomba cerpen dan membuka seluas-luasnya ruang publikasi cerpen pada koran-koran yang merupakan corong pemerintahan Jepang, yakni Djawa Baroe dan Asia Raja.

Sumber : www.id.wikipedia.org

Dalam Pelajaran 9A, Anda telah belajar membaca dan menganalisis cerpen. Tentunya sekarang Anda sudah jauh lebih mahir dalam menganalisis, bukan? Sebuah karya sastra (cerpen atau novel) jalan ceritanya dibangun dengan hadirnya konflik akibat dari pertentangan antartokoh. Tokoh-tokoh dalam cerpen dan novel mempunyai persamaan peranan. Bedanya, dalam cerpen tindakan tokoh dan jumlah tokoh lebih terbatas dibandingkan dengan novel. Saat Anda membaca cerpen atau novel, Anda dapat menganalisis perwatakan dengan menunjukkan kata-kata atau

Menceritakan Cerpen atau Novel

B

"Saya menurut saja." jawab si Togu.

"Baik. Tetapi mula-mula patutlah saya diberi bergelar dahulu. Sebut sajalah gelar saya Sutan Menjinjing Alam. Tetapi hari-hari, jangan sesat, kalau-kalau terbuka rahasia kita. Jika terbuka, bukan saja kita tidak dapat makan, tetapi badan kita akan merasai pula orang buat sudah itu bungkusan dan payung saya ini, bawalah oleh kamu berdua, karena tak pantas lagi seorang raja membawa bungkusan kalau saya ada pengiringnya."

Sudah itu berjalanlah Sutan Menjinjing Alam di muka, diiringkan si Togop dan si Togu.

Sesampai di kampung yang disebut tadi, setelah bertanya kepada seorang orang kampung itu, mereka itu pun teruslah menuju ke rumah kepala kampung. Mula-mula naiklah si Togu mengabarkan kedatangan mereka itu kepada yang empunya rumah.

Tiada berapa lama, dengan bergegas turunlah seorang laki-laki yang setengah umur dari rumah, dan dengan ramah-tamah dan senyum simpul memberi salam serta mengajak Sutan Menjinjing Alam naik.

Sesampai di rumah Sutan Menjinjing Alam dipersilakan duduk di atas permadani dan kedua kawannya di atas sehelai tikar pandan, yang purih bersih.

Baru sebentar mereka itu duduk, kedengaranlah di sebelah belakang "reok" ayam. Kepala kampung yang tiada terpikir pun memandang kepada kedua kawannya, dengan pandang yang beri, seolah-olah mengatakan: "Lihatlah, komidi kita berhasil baik!"

Bertengkar Berbisik

M. Kasim Biasanya orang yang bertengkar tak dapat tidak akan melepaskan sekuat-kuat suaranya dan berkata berebut-rebut dengan tiada mempedulikan koma dan titik. Dalam cerita ini, suatu pertengkaran, yang disudahi dengan perkelahian yang hebat, telah berlaku dengan berbisik saja.

Pada waktu itu matahari sudah jauh condong di barat. Tiga orang musair, yang berjalan kaki sedang dalam perjalanannya. Mereka itu mempercepat langkah, agar dapat berbuka puasa di kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung kecil, yang masuk bahagian Batangtoru, mereka itu berhenti sebentar akan bermusyawarah.

"Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalan kita pun tak ada. Di manakah kita akan menumpang? Bertanak sendiri dalam puasa begini, saya tak sanggup rasanya," kata yang seorang, yang bernama si Burkat.

"Itulah sebabnya maka saya katakan tadi, lebih baik kita bermalam di Sitinjak saja, di sana ada warung nasi," jawab temannya, yang bernama si Togop.

"Saya sangka tadi, jika diburu-buru berjalan, dapat juga kita bermalam di Batangtoru, tetapi rupanya tidak. Akan tetapi, menyesal dan mengeluh tak ada gunanya. Lebih baik kita cari akal, supaya kita dapat makan petang ini."

Sejurus lamanya, ketiganya tiada berkata-kata. "Aku dapat suatu akal...," kata si Burkat sambil memandang kepada kedua temannya berganti-ganti, "Salah seorang di antara kita bertiga, kita panggilkan kepala kampung..."

"Kalau dipanggilkan kepala kampung saja saya rasa belum akan kenyang perut," jawab si Togop.

"Itu saya tahu. Tetapi bagaimana akal yang terpikir oleh saya itu, belum saya keluarkan semuanya. Dengarlah baik-baik. Kita sama tahu, orang yang ternama atau orang yang berpangkat lebih dimalui orang daripada orang sembarang saja. Jadi salah seorang di antara kita, kita sebut kepala kampung, dua orang jadi pengiringnya. Dengan hal yang demikian, di kampung ini kita menetap saja ke rumah kepala kampungnya. Saya rasa dia suka menjamu kita buat semalam ini."

"Menurut pikiran saya akal itu dapat dipakai. Tetapi karena engkau yang mendapat akal itu engkaulah pula kita angkat jadi kepala kampung itu, kami berdua jadi pengiring," kata si Togop.

"Engkau Togu, bagaimana pikiranmu?" bertanya si Burkat kepada temannya yang seorang lagi.

dalam menggerakkan tokoh dalam bertindak. Anda pun dapat mengemukakan tema dan amanat, deskripsi gaya penceritaan, dan menyimpulkan isi cerita kepada teman-teman Anda.

Untuk menunjang pemahaman Anda, bacalah teks cerpen berikut dengan baik.

Setelah bercakap-cakap sejurus, waktu berbuka pun tibalah. Sebuah talam yang berisi penganan diangkat oranglah ke hadapan Sutan Menjinjing Alam, sedang si Togop dan si Togu dilayani seperti biasa saja.

"Marilah kita berbuka dahulu, Engku" kata yang empunya rumah, "tetapi buat makan, saya harap Engku akan sabar kiranya sampai lepas sembahyang isya."

"Tidak mengapa, Engku. Kami telah mengganggu kesenangan Engku dan membuat orang kaya di rumah ini bersusah-susah," jawab Sutan Menjinjing Alam sambil mengangkat sebuah gelas, yang berisi seterup ke bibirnya.

Waktu hendak makan, sebuah talam diangkat orang pula ke hadapan Sutan Menjinjing Alam. Pada piring gulainya tampaklah terbelintang sebuah paha ayam dan pada piring yang lain sebelah dada ayam yang digoreng. Si Togop dan si Togu hanya mendapat tulang-tulang rusuk dan tulang-tulang belakang saja.

Memandang perbedaan itu, terbitlah cemburu dalam hati kedua pengiring itu, lebih-lebih lagi si Togop.

Waktu akan tidur, yang empunya rumah mengembangkan sehelai kasur untuk kepala kampung palsu itu, lengkap dengan bantal dan selimutnya dan pengiringnya hanya mendapat sehelai tikar dan dua buah bantal.

"Marilah kita tidur, Engku. Engku telah payah benar berjalan sehari ini," kata yang empunya rumah.

Tetapi baru saja ia masuk dan menguncikan pintu dan dalam, datanglah si Togop merangkak mendapatkan Sutan Menjinjing Alam. "Engkau telah mendapat beberapa kelebihan dari kami," katanya dengan berbisik. "Waktu berbuka engkau mendapat pebukaan yang lebih baik, dan waktu makan engkau kenyang makan dagingnya, kami hanya mendapat tulang-tulangnya. Sekarang kita berganti, engkau tidur di tikar itu, kami berdua tidur di atas kasur ini."

"Tidak, siapa mau begitu?" jawab Sutan Menjinjing Alam dengan berbisik pula, menampik permintaan si Togop itu. "Makanan itu rezekiku dan kasur itu pun rezekiku."

"Benar, tetapi sebabnya engkau peroleh itu, karena bantuan kami."

"Kami korbankan diri kami jadi pengiringmu dan kami sebutkan engkau kepala kampung. Jika tidak, tentu engkau tidak akan mendapat segala kesenangan ini."

"Bukan untuk saya saja. Kamu berdua pun tidak makan malam ini, jika tidak karena akalku."

"Anak keparat rupanya engkau ini, curang, tamak tidak setia berkawan, hanya memikirkan kesenangan sendiri saja," kata si Togop berbisik.

"Engkau ini pun tidak setia, tambahan khianat, dengki, iri hati melihat orang mendapat kesenangan," jawab Sutan Menjinjing Alam dengan berbisik pula, karena takut kedengaran kepada yang empunya rumah.

"Ayo sudah, kasur ini biarlah kepadamu, tetapi selimut ini untukku," kata si Togop sambil menarik selimut itu.

"Tidak, tidak, biar bagaimana tidak aku berikan," jawab Sutan Menjinjing Alam.

"Alangkah sombongnya engkau ini, Burkat, baru jadi kepala kampung icak-icak saja, sudah sepongah itu. Dicekik hendaknya engkau ini biar mampus."

"Coba kalau berani," jawab Sutan Menjinjing Alam sambil menghampirkan mukanya menentang muka si Togop. Tetapi untung akan celaka, kebetulan pada waktu itu ia batuk, air ludahnya tepercik ke muka si Togop dan oleh karena itu si Togop seakan-akan kelupaan diri maka dibalasnya perhinaan itu. Maka terjadilah peperangan ludah yang amat hebat, diiringi tinju, sepak dan terajang.

Bunyi dar, dur, kelantang-kelantung pun kedengaranlah dan rumah itu bergerak-gerak seperti diguncang gempa.

Dengan sangat terperanjat dan terburu-buru yang empunya rumah pun keluar. Didapatinya si Togop sedang menghantam Sutan Menjinjing Alam, lalu ditolakkannya sambil berkata dengan gusar: "Tidak tahu adat engkau ini, berani menjatuhkan tangan kepada rajamu!"

"Ia bukan raja, bukan kepala kampung, tetapi penipu ... ia yang mengajak kami menipu Engku, menyuruh kami menyebut dia kepala kampung...."

"Engkau pun penipu." kata kepala kampung palsu itu terengah-engah sebab ketakutan.

"O, sekarang aku sudah mengerti, kamu bertiga ini bangsat ... penipu ... menyungkahkan nasiku dengan akal busuk .... Ayo kamu orang kampung ini, tangkap ketiga bangsat ini, boleh kita bawa kepada engku jaksa di Batangtoru," kata yang empunya rumah kepada orang banyak, yang sementara itu datang berkerumun ke tempat itu.

Akan tetapi sebelum orang banyak dapat melakukan perintah itu, Sutan Menjinjing Alam dengan kedua pengiringnya telah dapat meloloskan diri, melompat dari jendela dan hilang di tempat yang kelam ....

Sumber: Teman Duduk (Kumpulan Cerita Lucu),1996.

Perwatakan (karakterisasi) tokoh dalam cerpen tersebut dapat Anda analisis dengan menggambarkan sikap para tokoh. Tokoh pertama adalah si Burkat. Dari setiap perkataan atau tindakannya, ia memiliki watak panjang akal. Hal ini dapat dibuktikan dengan petikan berikut.

"Aku dapat suatu akal...," kata si Burkat sambil memandang kepada kedua temannya berganti-ganti, "Salah seorang di antara kita bertiga, kita panggilkan kepala kampung..."

"Kalau dipanggilkan kepala kampung saja saya rasa belum akan kenyang perut," jawab si Togop.

"Itu saya tahu. Tetapi bagaimana akal yang terpikir oleh saya itu, belum saya keluarkan semuanya. Dengarlah baik-baik. Kita sama tahu, orang yang ternama atau orang yang berpangkat lebih dimalui orang daripada orang sembarang saja. Jadi salah seorang di antara kita, kita sebut kepala kampung, dua orang jadi pengiringnya.

Si Burkat menjadi penggerak cerita sehingga si Togop dan si Togu pun akhirnya mengikuti usulannya. Dalam hal ini, Anda dapat memahami bahwa kedua teman si Burkat itu mempunyai sikap yang menurut kepada orang lain. Akan tetapi, tidak urung juga apa yang mereka lakukan menimbulkan sikap iri. Hal ini terjadi pada si Togop. Ia merasa ditidakacuhkan oleh si Burkat. Perhatikanlah apa yang diucapkan si Togop.

Dapatkah Anda mengemukakan perwatakan lain yang dimiliki oleh si Togu dan kepala kampung? Selain perwatakan, kita juga dapat menganalisis latar. Latar tempat pada cerpen memungkinkan kaum bangsawan mendapatkan tempat terhormat. Rupanya, keadaan situasi sosial budaya masyarakat waktu itu dimanfaatkan oleh ketiga karib tersebut.

Bahkan, latar waktu juga ikut mendukung para tokoh melakukan aksi bulusnya. Dalam hal ini, ketika hari menjelang malam saat perut lapar memungkinkan tokoh berpikir seribu cara demi mengganjal perut dan menumpang tidur gratis.

Lalu bagaimanakah gaya penceritaan dalam cerpen tersebut? Dalam cerpen tersebut, pengarang menggunakan gaya penceritaan yang datar kemudian menuju konflik dan penyelesaian yang tragis. Adapun dari segi bahasa, cerpen ini identik dengan gaya bahasa Melayu yang dominan di daerah Sumatra Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan petikan berikut.

Tetapi baru saja ia masuk dan menguncikan pintu dan dalam, datanglah si Togop merangkak mendapatkan Sutan Menjinjing Alam. "Engkau telah mendapat beberapa kelebihan dari kami," katanya dengan berbisik. "Waktu berbuka engkau mendapat pembukaan yang lebih baik, dan waktu makan engkau kenyang makan dagingnya, kami hanya mendapat tulang-tulangnya. Sekarang kita berganti, engkau tidur di tikar itu, kami berdua tidur di atas kasur ini."

1. Bacalah teks penggalan novel berikut dengan baik.

2. Selama Anda membaca, perhatikanlah unsur perwatakan (karakterisasi) tokoh, latar yang mendukung emosi tokoh, tema dan amanat dikaitkan dengan masalah sosial budaya, dan gaya penceritaannya.

Area X

Karya Eliza Fitri Handayani Kejadian-kejadian penting di Dunia Tahun

2003-2048 Sesuai Latar Belakang Kisah.

2003. Asean Free Trade Area dimulai, Indonesia masih berusaha membenahi diri dari krisis ekonomi yang melanda sejak 1998.

2005. Menteri Ekonomi dan Perdagangan Kabinet Indonesia Raya mencanangkan program untuk

Baru sebentar mereka itu duduk, kedengaranlah di sebelah belakang "reok" ayam. Kepala kampung yang tiada berbeslit itu pun memandang kepada kedua kawannya, dengan pandang yang beri, seolah-olah mengatakan: "Lihatlah, komidi kita berhasil baik!"

Setelah bercakap-cakap sejurus, waktu berbuka pun tibalah. Sebuah talam yang berisi penganan diangkat oranglah ke hadapan Sutan Menjinjing Alam, sedang si Togop dan si Togu dilayani seperti biasa saja.

Dari cerpen tersebut, kita dapat menentukan tema isi cerpen yaitu tentang petualangan tiga orang musair yang mencari cara agar dapat mengisi perut sekaligus tidur gratis di rumah orang. Kita pun dapat mengambil pesan atau amanat dari cerpen tersebut, yaitu sebagai berikut.

1. Berhati-hatilah terhadap kehadiran orang baru. Kita harus mengetahui latar belakangnya.

2. Dalam menjalankan sebuah rencana, hendaknya diperhatikan sikap konsisten atas rencana yang dibuat.

3. Setiap orang mempunyai watak berbeda dalam menyikapi kepentingan dirinya.

Adakah amanat lain yang Anda dapatkan dari cerpen tersebut? Gaya bahasa dalam cerpen tersebut dapat pula diamati dengan adanya nama gelar yang ada pada masyarakat setempat, misalnya Sutan Menjinjing Alam. Tahap terakhir, Anda dapat menyimpulkan isi cerpen tersebut dengan bahasa Anda sendiri, misalnya:

"Ciptakan Pasar Sendiri." Intinya adalah menggali dan mengusahakan secara profesional sumber daya-sumber daya ekonomi potensial yang dimiliki bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain lalu memasarkannya ke dunia. Program ini dititikberatkan pada kerajinan tradisional, seperti kebaya dan batik yang dimodernisir, dan juga pada sektor pariwisata dengan

Uji Materi

Suatu waktu, tiga orang musair bernama Burkat, Togu, dan Togop kemalaman di jalan. Selain itu, perut mereka pun terasa lapar. Akhirnya, salah seorang dari mereka (si Burkat) mendapat akal dengan mengaku-ngaku sebagai bangsawan. Mereka diterima di sebuah rumah tokoh masyarakat. Hanya sayangnya, si Burkat sendiri yang mendapat segala kenikmatan dari tuan rumah berupa makanan yang enak sampai tempat tidur yang nyaman. Hal ini menimbulkan rasa iri si Togop. Dalam hal ini, si Togop dan si Togu dianggap sebagai pengawal saja. Akhirnya, mereka pun bertengkar dan diketahui belangnya. Sang tuan rumah pun akhirnya marah dan mengusir mereka.

wisata terumbu karang (coral reefs). Yang tak kalah penting adalah pentas kesenian tradisional. Aktor dan aktris Indonesia menjadi rajin wara-wiri untuk pentas di mancanegara.

timbul protes-protes terhadap kerusakan lingkungan hidup. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia global Hal ini sampai ke PBB dan masuk agenda Sidang Majelis Umum.

2020. Resolusi PBB menganjurkan agar tiap negara memiliki badan pengawas lingkungan hidup yang bebas dari kekuasaan eksekutif dan berada di bawah Mahkamah Agung sehingga memiliki kewenangan untuk menyelidiki, menangkap, dan menghukum para penjahat lingkungan. Selain itu, tiap negara dianjurkan untuk menciptakan sebuah "kota konservasi" di sekitar setiap kota megapolis. Di kota tersebut dilarang mendirikan industri atau kegiatan lain yang dapat merusak fungsi lingkungan hidup yang asri, hijau, dan damai.

2021. Indonesia menaati resolusi PBB dengan mengeluarkan UU no.I2 tahun 2021 tentang pendirian kota-kota konservasi, UU no. 13 tahun 2021 tentang pendirian Badan Pengawas Lingkungan Indonesia (BPLI) di bawah Mahkamah Agung.

2022. Didirikan organisasi internasional tentang lingkungan hidup, yaitu World's Global Care, diketuai Jepang dan berkedudukan di Kyoto.

Eropa kian merasa gusar terhadap Amerika yang semakin lama semakin mempengaruhi dunia. Mereka merasa berkewajiban untuk melahirkan suatu kekuatan yang dapat membendung Amerika. Diadakan Konferensi Eropa untuk membahas masalah itu di Lon-don, dipimpin oleh Inggris dan Perancis.

2023. Salah satu anggota tim riset rahasia Jepang, Yamashi Matsunara, menemukan dasar-dasar teknologi nano-genetika yang tidak pernah diumumkan kepada publik. Republik Eropa Bersatu berdiri. Dunia mengira Perang Dingin II dimulai antara Eropa dan Amerika Padahal, perang sudah bermulai sejak awal abad 21 antara Jepang dan Amerika secara diam-diam.

2025. Radar Jepang menangkap adanya pesawat ekstraterrestrial yang jatuh di Laut Arafura, lantas mendapat ide untuk menjalankan percobaan "Perakitan Superman".

2026. Jepang menghubungi Indonesia melalui Menteri Luar Negeri saat itu, Andre Mikail Herbowo dan langsung menyetujui proyek kerjasama rahasia itu.

2027. Badan sentral Intelijensi Indonesia (Basindo) didirikan. Tujuan utamanya, melindungi keberadaan proyek kerjasama rahasia itu dengan menciptakan suatu "Black-web" di pemerintahan. Badan ini kemudian diketuai oleh Herbowo sendiri.

2027. Amerika menemukan mesin nano-isik yang kemudian melahirkan Revolusi Besar Dunia Industri.

2031. EkspedisiYamagura, diberitakan untuk mengangkat KRI Macan Tutul demi penelitian historis. Tujuan sebenarnya adalah untuk mengangkat bangkai kapal ekstraterrestrial tersebut. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian pusat-pusat penelitian sumber daya uranium, dengan 2007. Kebaya dan batik berhasil menembus

trend di Milan dan Paris. Legenda Keong Emas mencetak sejarah menjadi salah satu pementasan tersukses di Broadway, disusul oleh beberapa pementasan legenda tradisional yang lain. Rumah produksi Universal bahkan ingin membuat versi layar peraknya. Krisis ekonomi dengan mudah teratasi Rupiah mencapai nilai yang stabil, bahkan semakin menguat.

2010–2018. Perdagangan bebas Pasiik. Hal ini sangat menguntungkan Indonesia yang kini mulai tumbuh menjadi salah satu macan Asia baru. Ditandatangani kontrak antara Twentieth Century Fox, Warner Brothers, dan Universal untuk mendirikan cabang di Indonesia. Di dalam negeri pun lahir rumah produksi rumah produksi raksasa seperti Fire Hawk Productions, Starlight Productions, dan sebagainya. Industri pun semakin berkembang dengan adanya dukungan devisa yang melimpah. Mutu barang semakin meningkat dan ekspor pun berjalan lancar dan senantiasa mengalami surplus. Namun, di samping itu, Amerika Serikat semakin meluaskan pengaruhnya di wilayah Asia-Pasiik. Hal ini bahkan menakutkan negara-negara yang dulu dengan setia menjadi sekutu Amerika, seperti Inggris dan Perancis. Eropa mulai membentuk suatu kutub tersendiri, terpisah dari Amerika.

2019. Muncul kota-kota megapolis baru dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan IPTEK kian bertambah. Untuk itu didirikan beberapa universitas baru, terutama di kota-kota satelit yang paling padat penduduknya. Di antaranya Universitas Millennia di Bekasi.

Masyarakat semakin berpikir kritis dan memasuki tahap "Stage of Maturity" di mana kepedulian terhadap lingkungan bertambah dan

alasan pemerintah ingin mengembangkan teknologi PlTN untuk mengatasi masalah keterbatasan energi. Sejak saat ini, percobaan rahasia itupun dimulai.

Bab I Musibah Pertama Bekasi, Indonesia

Area X

Hari Jumat, September, 2048 00:15

Rocki Budiman menatap nanar pada bangunan yang tinggi menjulang di hadapannya. Bermandikan cahaya bulan dan lampu-lampu sorot hijau dan kuning, bangunan itu nampak lebih seram daripada sebelumnya. Tanpa terasa ia bergidik.

Di sampingnya, dalam posisi berjongkok, adalah Yudho Adhiputra

Di Universitas Millennia, ia adalah bintang rugby sekolah sekaligus penabuh drum sebuah band. Demikian pun halnya dengan Rocki, sahabatnya. la adalah bintang basket pujaan setiap anggota tim pemandu sorak dan jagoan yang disegani teman-teman putra.

Itu adalah salah satu alasan mengapa mereka tidak boleh mundur. "Kita jadi masuk?" tanya Rocki dengan ketegaran yang dipaksakan.

"lyalah," sahut Yudho. Seluruh sekolah sudah bertaruh apakah kita berani masuk atau tidak."

"Tapi...," Rocki mulai ragu-ragu. "Firasatku buruk, Dho! Amat sangat buruk."

Yudho menebar pandangannya pada areal gedung di hadapannya. Sekilas, gedung Area X memang nampak seperti Gedung Pusat Penelitian Uranium pada umumnya, namun bagi para penduduk Bekasi, mereka tahu ada sesuatu yang lain pada gedung itu.

Sinar-sinar dengan intensitas tinggi yang sering muncul di malam hari, ditambah dengan suara rintih dan lolong yang aneh, serta sosok-sosok gelap yang mondar-mandir bangunan itu membuat mereka yakin Area X adalah tempat yang menyeramkan.

Hal itu seharusnya dibaca Area Sepuluh, namun saking angkernya, banyak orang yang menyebutnya Area X

Gedung yang terletak di batas luar kota itu