• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Data jumlah kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih berbanding terbalik

2.3 Analisis Efektifitas

2.3.1 Bidang Kemiskinan Daerah .1 Tingkat Kemiskinan

2.3.2.12 Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Data jumlah kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih berbanding terbalik

Grafik 2.3.2.12

2.3.2.13 Angka Morbiditas

Grafik 2.3.2.13

Perkembangan angka Morbiditas jika dilihat dari analisis efektifitas memiliki kecenderungan menurun untuk tahun-tahun ke depan.

2.3.3 Bidang Pendidikan

2.3.3.1 Angka Partisipasi Kasar SD/MI

Perkembangan Angka partisipasi kasar untuk SD memiliki trenline naik walaupun kecil.

Grafik 2.3.3.1

2.3.3.2 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs

Untuk angka partisipasi kasar SMP pada analisis efektifitas menunjukan trenline menurun, walaupun data pada grafik terlihat fluktutif naik dan turunnya data tersebut.

Grafik 2.3.3.2

2.3.3.3 Angka Partisipasi Kasar SMA/MA

Grafik 2.3.3.3

Perkembangan angka partisipasi kasar Sekolah Menengah Atas menunjukan trenline naik yang cukup signifikan.

2.3.3.4 Angka Partisipasi Murni SD/MI

Perkembangan angka partisipasi murni pada analisis efektifitas terus mengalami kenaikan sehingga menghasilkan trenline meningkat.

2.3.3.5 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs

Grafik 2.3.3.5

Perkembangan angka partisipasi murni Sekolah menengah Pertama menungjukan trenline menurun sama seperti angka partisipasi kasar SMP.

2.3.3.6 Angka Partisipasi Murni SMA/MA

Grafik 2.3.3.6

Untuk perkembangan angka partisipasi murni sekolah menengah atas menunjukan trenline naik.

2.3.3.7 Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun

Perkembangan Angka putus sekolah untuk usia 7-12 tahun untuk analisis efektifitas menunjukan trenline menurun. Hal ini sejalan dengan data yang terlihat pada grafik angka putus sekolah yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

2.3.3.8 Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun

Grafik 2.3.3.8

Perkembangan angka putus sekolah usia 13-15 tahun memberikan gambaran pada trenline menurun sebagaimana tergambara pada grafik di atas.

2.3.3.9 Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun

Perkembangan angka putus sekolah usia 16 – 18 tahun pada analisis efektifitas menunjukan trenline menurun.

Grafik 2.3.3.9

2.3.3.10 Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15+ Tahun

Grafik 2.3.3.10

Perkembangan angka buta huruf untuk penduduk usia 15+ tahun menunjukan trenline naik. Hal ini mengindikasikan akan terus mengalami kenaikan di tahun-tahun selanjutnya.

2.3.3.11 Angka Buta Huruf Penduduk Usia 15-45 Tahun

Perkembangan angka buta huruf usia 15-45 tahun pada analisis efektifitas menunjukan trenline naik. Hal ini tentunya memberikan gambaran akan kenaikan ditahun mendatang. Untuk itu perlu perhatian khususnya bagi SKPD terkait untuk bisa menurunkan angka ini.

Grafik 2.3.3.11

2.3.3.12 Angka Buta Huruf Penduduk Usia 45+ Tahun

Perkembangan angka buta huruf untuk usia 45+ tahun menunjukan trenline naik, hal ini mengindikasikan bahwa akan terus mengalami kenaikan di tahun selanjutnya.

Grafik 2.3.3.12

2.3.3.13 Jarak Sekolah Dasar (SD/MI)

Perkembangan jarak sekolah dasar pada analisis efektifitas menunjukan trenline menurun.

Grafik 2.3.3.13

2.3.3.14 Jarak Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs)

Perkembangan angka jarak sekolah menengah pertama juga menunjukan trenline menurun sama seperti SD. Hal ini juga mengindikasikan akan terus menurun di tahun yang akan dating dan jarak sekolah pertama semakin dekat.

Grafik 2.3.3.14

2.3.3.15 Jarak Sekolah Menengah Atas (SMA/MA)

Perkembangan jarak sekolah menengah atas menunjukan trenline naik, hal ini menunjukan bahwa untuk tahun-tahun selanjutnya berindikasi naik.

Grafik 2.3.3.15

2.3.3.16 Jarak Sekolah Menengah Kejuruan

Perkembangan jarak sekolah menengah kejuruan untuk analisis efektifitas menunjukan trenline menurun, atau memberikan indikasi yang terus membaik.

Grafik 2.3.3.16

2.3.3.17 Rasio Siswa/Kelas (SD/MI)

Perkembangan rasio siswa/kelas untuk Sekolah Dasar menunjukan trenline menurun. Hal ini menunjukan semakin berimbangannya jumlah siswa SD yang ada dengan bangunan sekolah yang tersedia.

Grafik 2.3.3.17

2.3.3.18 Rasio Siswa/Kelas (SMP/MTs)

Perkembangan rasio siswa/kelas SMP tidak bisa menunjukan trenlinenya, karena hanya terdapat data untuk satu tahun saja yaitu tahun 2009.

Grafik 2.3.3.18

2.3.3.19 Rasio Siswa/Kelas (SMA/MA)

Perkembangan angka rasio siswa/kelas SMA menunjukan trenline naik. Hal ini memberikan arti bahwa tidak berimbangnya jumlah siswa dengan sekolah yang tersedia, karena siswa yang bersekolah cukup banyak sementara ruang kelas yang tersedia sedikit.

Grafik 2.3.3.19

2.3.3.20 Rasio Siswa/Kelas (SMK)

Perkembangan rasio siswa/kelas SMK tidak bisa menunjukan trenlinenya karena tidak ada data pembanding. Data yang ada hanya tahun 2009.

Grafik 2.3.3.20

2.3.3.21 Rasio Guru/Kelas SD/MI

Perkembangan rasio guru/kelas SD menunjukan trenline naik, yang berarti bahwa jumlah guru yang ada sudah mencukupi kebutuhan kelas yang tersedia.

Grafik 2.3.3.21

2.3.3.22 Rasio Guru/Kelas SMP/MTs

Perkembangan rasio guru/kelas SMP tidak bisa memberikan trenline karena tidak adanya data pembanding karena hanya ada data untuk tahun 2009.

Grafik 2.3.3.22

2.3.3.23 Rasio Guru/Kelas SMA/MA

Grafik 2.3.3.23

2.3.3.24 Rasio Guru/Kelas SMK

Untuk perkembangan rasio guru/kelas SMK belum ada data.

2.3.3.25 Rasio Siswa/Guru SD/MI

Grafik 2.3.3.25

Perkembangan angka rasio siswa/guru SD menunjukan trenline menurun. Hal ini berarti semakin adanya perimbangan antara jumla siswa dan guru yang ada di Sekolah Dasar

2.3.3.26 Rasio Siswa/Guru SMP/MTs

Perkembangan rasio siswa/guru SMP menunjukan trenline menurun. Sama seperti SD, sudah menunjukan perimbangan antara Siswa dan guru SMP.

2.3.3.27 Rasio Siswa/Guru SMA/MA

Perkembangan rasio siswa/guru SMA menunjukan trenline meningkat. Hal ini berarti masih kurangnya jumlah guru di SMA dan mengindikasikan akan terus terjadi di tahun-tahun selanjutnya.

Grafik 2.3.3.27

2.3.3.28 Rasio Siswa/Guru SMK

Pada perkembangan rasio siswa/guru SMK tidak bisa ditunjukan dengan trenline karena tidak ada data pembanding. Data yang ada hanya tahun 2009.

Grafik 2.3.3.28

2.3.4 Bidang Infrastruktur Dasar

2.3.4.1 Proporsi Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak

Perkembangan proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak menunjukan trenline menurun.

Grafik 2.3.4.1

2.3.4.2 Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Minum Layak

Perkembangan proporsi rumah tangga dengan air minum layak menunjukan trenline menurun.

Grafik 2.3.4.2

2.3.4.3 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Listrik

Perkembangan proporsi rumah tangga dengan akses listrik menunjukan trenline menurun.

Grafik 2.3.4.3

2.3.4.4 Proporsi Desa Dengan Akses Jalan

Perkembangan proporsi desa dengan akses jalan menunjukan trenline naik.

Grafik 2.3.4.4

2.3.4.5 Proporsi Desa Dengan Jaringan Listrik

Perkembangan proporsi desa dengan jaringan listrik menunjukan trenline datar. Hal ini menunjukan sama seperti ini untuk tahun mendatang.

Grafik 2.3.4.5

2.3.4.6 Aksesibilitas Pasar Tradisional

Perkembangan Aksesibilitas pasar tradisional menunjukan trenline meningkat. Hal ini juga memberikan gambaran akan terus berkembang pada tahun-tahun selanjutnya.

Grafik 2.3.4.6

2.3.5 Bidang Katahanan Pangan

Bidang ketahanan pangan masih akan membahas tentang perkembangan harga beras dan perkembangan harga bahan kebutuhan pokok utama.

2.3.5.1 Perkembangan Harga Beras

Data untuk perkembangan harga beras belum tersedia.

2.3.5.2 Perkembangan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama