• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAS EKONOMI YANG BERLAYAR DI LAUT LEBIH DARI 8 JAM

Dalam dokumen BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 63-83)

Standardisasi ini menetapkan ketentuan dan Standar Fasilitas Penumpang Kapal Kelas Ekonomi Yang Berlayar di Laut lebih dari 8 jam.

Rancangan Standardisasi ini mencakup persyaratan Fasilitas Penumpang Kelas Ekonomi.

1. Ruang lingkup

Standardisasi ini bertujuan menetapkan ketentuan dan persyaratan dari fasilitas yang harus dimiliki untuk penumpang kapal kelas ekonomi yang berlayar di laut lebih dari 8 (delapan) jam. Standar ini diaplikasikan khusus dalam lingkungan kapal penumpang terhadap aspek-aspek kegiatan operasional kapal penumpang. Standardisasi ini mencakup fasilitas yang terdapat pada kapal penumpang yang berlayar lebih dari 8 (delapan) jam dalam

ukuran kamar, fasilitas tempat tidur dan bangku, fasilitas sanitari pada kapal, sistem peranginan dan fasilitas lainnya yang terkait dengan kebutuhan penumpang kelas ekonomi yang berlayar lebih dari 8 (delapan) jam.

2. Acuan normatif

International Convention for Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Consolidated Edition 2004

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, Tentang Pelayaran. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002, Tentang Perkapalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2009, Tentang Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: Um.008/20/9/Djpl–2012 Tentang Pemberlakuan Standar Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK 73/AP005/DRJD/2003 Tentang Persyaratan Pelayanan Minimal Angkutan Penyebrangan.

3. Istilah dan definisi a. Standar

Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tatacara dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan iptek serta

pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. b. Pelabuhan

tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dankeamanan pelayaran dankegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

c. Kapal

kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah..

d. Penumpang

Adalah seseorang yang hanya menumpang kapal laut, tetapi tidak termasuk awak yang mengoperasikan dan melayani moda transportasi.

e. Pelayanan

suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan f. Ruang penumpang

ruang-ruang yang diperuntukkan bagiakomodasi dan digunakan oleh para penumpang, tidak termasuk ruangan-ruangan untuk bagasi, perbekalan, makanan dan pos. Ruangan-ruangan yang terletak di bawah garis batas benaman yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan oleh para awak kapal akan dianggap sebagai ruangan penumpang g. Lama Pelayaran

Lama Pelayaran adalah selang waktu antara saat kapal meninggalkan pelabuhan untuk memulai pelayaran sampai kapal tiba di pelabuhan tempat pelayaran itu berakhir.

h. Garis Muat

Garis muat subdivisiyang terdalam adalah garis air pada keadaan sarat terbesar yang diizinkan oleh persyaratan subdivisi.

i. Panjang Kapal

Panjang kapal adalah panjang yang diukur antara garis tegak lurus diujung garis muat subdivisi yang terdalam.

j. Geladak Antara Atas

Geladak antara atas adalah geladak di bawah geladak cuaca atau di kapal dengan bukaan lambung, geladak di bawah gelada katas.

k. Geladak Antara Bawah

Geladak antara bawah adalah geladak di bawah geladak antara atas

l. Isi Kotor Ruangan

Isi kotor ruangan adalah isi yang diukur antara geladak dan antara permukaan gading-gading atau lapisan-lapisan pada lambung kapal

4. Ketentuan dan persyaratan

Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam standar dan spesifikasi Standar Fasilitas Penumpang Kapal Kelas Ekonomi yang Berlayar di Laut Lebih dari 8 (delapan) Jam, memuat :

a. Ruang Akomondasi

Ruang umum, koridor, toilet, kabin, rumah sakit, bioskop, ruang permainan dan hobi, tempat pangkas rambut, dapur yang tidak terdapat peralatan masak, dan tempat-tempat sejenis lainnya.

1) Ruang Akomodasi Tertutup

a) Jumlah penumpang yang diijinkan di kabin dan kompartemen yang dilengkapi dengan tempat tidur tetap atau sofa yang dapat digunakan sebagai tempat tidur harus ditentukan oleh jumlah tempat tidue, dengan catatan harus tersedia setidak-tidaknya 1 meter persegi untuk bergerak bebas, untuk setiap penumpang.

b) Tempat tidur harus :

(1) Tidak boleh lebih dari dua tingkat dan terpisah secara vertikal tidak kurang dari 650 mm

(2) Memiliki panjang minimum 1,9 meter dan lebar minimum 600 mm dan

(3) Dibuat dan diatur sedemikian rupa untuk mudah keluar dan masuk

c) Tinggi ruangan kabin dan lounge harus tidak boleh kurang dari 1,9 meter, dengan catatan hal ini boleh berkurang disisi ruangan untuk persiapan camber, saluran peranginan atau perpipaan.

d) Jalan laluan yang menuju pintu keluar harus memiliki tinggi bersih, tidak kurang dari 1,9 meter dan lebar bersih 750 mm.

2) Ruang Akomodasi Terbuka

a) Akomodasi untuk jumlah penumpang yang sesuai dengan sub devisi dari kapal sebagaimana ditentukan. Dalam keadaan apapun luasan yang disediakan tidak boleh kurang dari 0,85 meter persegi per penumpang

b) Untuk kapal kelas 1A, kelas 1B dan kelas 1C adalah jumlah penumpang yang dapat dimuat pada area bebas digeladak dengan luasan tidak kurang dari 0,85 meter persegi per penumpang c) Untuk kelas 1D dan kelas1E, jumlah penumpang

yang dapat dimuat pada ruang bebas di geladak dengan luasan tidak kurang dari 0,55 meter persegi per penumpang di geladak utama dan 0,85 meter persegi per penumpang untuk ruangan selain yang terletak di geladak utama

d) Pada kelas 1E, otoritas yang berwenang boleh mengijinkan pengurangan menjadi 0,4 meter persegi untuk tiap penumpang pada ruang bebas di geladak utama

b. Ruang Penumpang

1) Ruangan dibawah garis margin yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan untuk penumpang selain dari ruangan layanan.

2) Termasuk ruangan yang disediakan dibawah garis margin untuk akomodasi dan yang digunakan awak kapal

3) Ruang penumpang harus dipisahkan dengan sekat dari kamar awak kapal, ruang muatan dan ruang lainnya. 4) Ruang penumpang harus memenuhi persyaratan tingkat

kebisingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Ruang penumpang harus dilengkapi ventilasi dan

penerangan yang cukup.

6) Ruang penumpang tidak boleh berhubungan langsung dengan ruang mesin dan ruang ketel.

7) Ruang penumpang harus aman terhadap hujan, angin dan panas matahari.

8) Geladak terendah yang boleh digunakan sebagai geladak penumpang adalah geladak teratas yang terletak dibawah garis air,dengan ketentuan geladak dimaksud

harus mendapatkan ventilasi,penerangan dan tingkap sisi yang cukup.

9) Dikapal harus tersedia perlengkapan akomodasi penumpang yang cukup.

10) Untuk setiap penumpang geladak harus tersedia ruangan degan luas geladak sekurang-kurangnya 1,12 m2 ditambah dengan 0,37 m2 luas geladak untuk ruang peranginan.

11) Untuk setiap penumpang kamar harus tersedia ruangan sekurang-kurangnya 3,10 m3, ditambah dengan 0,37 m2 luas geladak untuk ruang peranginan.

12) Di kapal,berdasarkan daerah pelayarannya, harus tersedia perbekalan yang cukup bagi penumpang. 13) Di kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi

serta dapur untuk penumpang sesuai dengan persyaratan.

c. Ruang Publik

Ruang publik mencakup semua ruangan termasuk ruang makan, bar, ruang merokok, ruang bersantai, ruang rekreasi, ruang perawatan anak dan perpustakaan.

d. Area Bebas

Area bebas di geladak adalah area bebas di geladak yang dikurangi dengan area yang digunakan untuk palka, jendela cahaya, companionway, selubung kamar mesin, penompang, tiang kapal, ventilator, ruang navigasi, alat keselamatan jiwa dan ruang yang diperuntukan untuk muatan dan lain-lain. Ketika tempat duduk tetap di pasang di sekeliling ruangan, pengukuran harus diambil dari belakang dari tempat duduk 1) Dalam menghitung area bebas yang disediakan untuk

penumpang, tempat yang digunakan sebagai berikut juga harus dikurangkan :

a) Jalan dibagian dalam yang lebar bersihnya kurang dari 750 mm

b) Jalan di geladak terbuka yang lebar bersihnya kurang dari 450mm

c) Jalan diantara rumah geladak dan kubu-kubu atau pagar yang lebar bersihnya kurang dari 750 mm d) Toilet dan tempat cuci tangan

e) Ruangan lain yang dianggap oleh Otoritas yang berwenang tidak sesuai untuk penumpang

2) Dalam menentukan lebar bersih dari jalan, pengukurannya harus diambil dari tepi tempat duduk yang terpasang.

a) Akomodasi duduk

Akomodasi duduk harus tersedia untuk setiap penumpang yang diijinkan naik diatas kapal untuk waktu pelayaran 30 menit atau lebih. Apabila dipasang tempat duduk tetap yang menerus, disyaratkan besaran tempat duduk minimum 475 mm per penumpang

b) Pada pelayaran yang waktunya 15 sampai kurang dari 30 menit harus dilengkapi dengan tempat duduk untuk paling kurang 75 persen dar jumlah penumpang yang tercantum dalam sertifikat. Untuk pelayaran yang lamanya kurang dari 15 menit, harus tersedia 40 persen tempat duduk dari jumlah penumpang yang tercantum dalam sertifikat

c) Tempat duduk yang terpasang tetap harus ditempatkan sedemikian rupa agar selalu siap menuju jalan penyelamatan. Tempat duduk harus diatur sebagai berikut :

(1) Jalan yang panjangnya 4,5 meter atau kurang, lebarnya harus tidak kurang dari 600 mm. (2) Jalan yang panjangnya lebih dari 4,5 meter,

lebarnya harus tidak kurang dari 750 mm (3) Apabila tempat duduk berupa barisan yang

menghadap ke satu arah, jarak antara bagian depan tempat duduk dan bagian depan tempat duduk lainnya tidak boleh kurang dari 750 mm (4) Secara umum, tempat duduk yang dapat dipindah atau tempat duduk sementara harus diatur sebagaimana tempat duduk yang dipasang tetap

(5) Otoritas yang berwenang dapat memberikan pertimbangan khusus tentang tempat duduk dalam hal apabila dapat ditunjukan bahwa penyelamatan dari ruangan di mana tempat duduk berada dapat dilakukan secara cepat

melalui jendela atau bukaan lainnya dekat tempat duduk.

(6) Tempat duduk tidak boleh dipasang di ruang antara rumah geladak atau bangunan atas dan kubu-kubu atau pagar atau bagian dalam dari jalan laluan tertutup apabila lebar dari ruangan tersebut kurang dari 1 meter

d) Fasilitas toilet

(1) Kapal, kecuali yang beroperasi pada pelayaran pendek dengan waktu kurang lebih 15 menit atau kurang, harus dilengkapi dengan fasilitas toilet sesuai dengan ketentuan berikut :

(a) Penumpang tanpa tempat tidur

(b) Sd 50 penumpang – 1 wc dan 1 wastafel (c) 51 sd 100 penumpang – 2 wc dan 2

wastafel

(d) Untuk setiap penambahan 100 penumpang atau kelebihannya – 1 wc atau 1 urinoir, 1 wastafel

e) Penumpang dengan tempat tidur

(1) Jumlah wc dan wastafel dan pancuran

diperoleh dengan membagi jumlah

penumpang dibagi 5. Jika kelebihannya lebih dari 2, maka jumlah wc dan wastafel ditambah 1.

(2) Apabila disediakan lebih dari 1 wc, maka jumlah wc harus dipisahkan secara proporsional untuk penggunaan oleh perempuan dan diberi tanda yang jelas pada bagian luarnya. Pintu masuk ke wc laki-laki dan perempuan harus diatur sedemikian rupa untuk memberikan akses yang tidak terhalang dan privasi kepada pengguna. Ruang yang ada wc nya harus cukup luas sesuai kegunaannya, mempunyai lapisan bagian dalam yang mudah dibersihkan, diterangi dengan baik, berventilasi dan dikeringkan ke atmosfir atau melalui saluran buang dan secara efektif terlindung dari cuaca dan air laut

3) Air tawar dingin dan untuk kapal dengan penumpang bertempat tidur, harus tersedia air tawar panas atau alat untuk memanaskan air di tempat cuci tangan.

4) Tempat pancuran dan wastafel harus mempunyai ukuran yang cukup dan terbuat dari bahan permukaannya halus, tidak mudah retak, mengelupas atau berkarat.

5) Semua ruang wc harus mempunyai ventilasi ke udara terbuka

6) Perlengkapan sanitasi yang ditempatkan di ruang wc harus dilengkapi air pembilas yang cukup, tersedia setiap saat dan dapat dikontrol secara independen.

f) Akomodasi sanitar harus memenuhi persyaratan berikut :

(1) Lantai harus dari bahan yang mudah dibersihkan, kedap kelembaban dan harus dikeringkan dengan baik

(2) Sekat harus kedap air sampai dengan

sekurang-kurangnya 200 mm diatas

ketinggian lapisan geladak

(3) Ruang wc harus tidak berhubungan langsung dengan ruangan tempat menyimpan dan menyiapkan makanan atau ruang makan (4) Ruang wc harus ditempatkan secara baik

namun terpisah dari ruang tidur dan sejauh memungkinkan terpisah dari kamar mandi. Apabila ada lebih dari 1 wc didalam suatu kompartemen, harus diberi tabir yang memadai untuk menjamin privasi

G. RANCANGAN STANDAR PENERANGAN KAPAL

PENUMPANG

Rancangan Standar ini mencakup ketentuan tentang persyaratan, perencanaan penerangan kapal. Disertai dengan instalasi, jenis perangkat yang digunakan, pemeriksaan dan perawatan.

1. Ruang lingkup

Standardisasi ini bertujuan menetapkan ketentuan dan persyaratan dari Penerangan Kapal Penumpang. Standar ini diaplikasikan

khusus dalam lingkungan kapal penumpang terhadap aspek-aspek kegiatan operasional kapal penumpang.

Standardisasi ini kelengkapan penerangan kapal penumpang sesuai dengan tata letak dan kondisi ruangan.

2. Acuan normatif

International Convention for Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Consolidated Edition 2004

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, Tentang Pelayaran. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002, Tentang Perkapalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2009, Tentang Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: Um.008/20/9/Djpl–2012 Tentang Pemberlakuan Standar Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK 73/AP005/DRJD/2003 Tentang Persyaratan Pelayanan Minimal Angkutan Penyebrangan

3. Istilah dan definisi a. Standar

Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metoda yang disusun berdasarkan consensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan iptek serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

b. Pelabuhan

tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antar moda transportasi.

c. Kapal

kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energy lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

d. Penumpang

Adalah seseorang yang hanya menumpang kapal laut, tetapi tidak termasuk awak yang mengoperasikan dan melayani moda transportasi.

e. Pelayanan

Suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan f. Ruang Penumpang

ruang-ruang yang diperuntukkan bagin akomodasi dan digunakan oleh parapenumpang, tidak termasuk ruangan-ruangan untuk bagasi, perbekalan, makanan dan pos. Ruangan-ruangan yang terletak di bawah garis batas benaman yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan oleh para awak kapal akan dianggap sebagair uangan penumpang g. Lama Pelayaran

Lama Pelayaran adalah selang waktu antara saat kapal meninggalkan pelabuhan untuk memulai pelayaran sampai kapal tiba di pelabuhan tempat pelayaran itu berakhir.

h. Garis Muat

Garis muat subdivisi yang terdalam adalah garis air pada keadaan sarat terbesar yang diizinkan oleh persyaratan subdivisi.

i. Panjang Kapal

Panjang kapal adalah panjang yang diukur antara garis tegak lurus diujung garis muat subdivisi yang terdalam.

j. Geladak Antara Atas

Geladak antara atas adalah geladak di bawah geladak cuaca atau di kapal dengan bukaan lambung, geladak di bawah gelada katas.

k. Geladak Antara Bawah

Geladak antara bawah adalah geladak di bawah geladak antara atas

l. Isi Kotor Ruangan

Isi kotor ruangan adalah isi yang diukur antara geladak dan antara permukaan gading-gading atau lapisan-lapisan pada lambung kapal

4. Ketentuan dan persyaratan

Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam standar dan spesifikasi Standar Penerangan Kapal Penumpang, memuat :

a. Penerangan Kapal Penumpang 1) Penginstalasian

a) Jenis lampu yang dipasang disesuaikan tempatnya (biasa, kedap air, kedap ledak, dsb)

b) Penempatannya harus sedemikian hingga

terlindung/terbebas dari bahaya mekanis, tetes/cipratan air dll.

c) Untuk tempat tertentu yang dikategorikan penting (dari segi keselamatan/safety) diusahakan untuk disuplai lewat 2 (dua) rangkaian terpisah, seperti ; (1) Kamar mesin & kamar kendali (control) (2) Dapur besar

(3) Gang

(4) Tangga ke geladak sekoci

(5) Ruang duduk & makan untuk penumpang dan awak kapal Setidak-tidaknya (misal karena kapal kecil) saluran/rangkaian kedua disuplai lewat sumber darurat.

d) Socket hanya boleh ditempatkan pada lokasi yang benar-benar aman/terlindung dari bahaya mekanis (tidak boleh di ruang palka), juga tidak boleh ditempatkan pada lokasi dengan tingkat bahaya tinggi, seperti ruang boiler, underfloor machinery, dekat fuel oil (FO), lub. oil (LO), separator dsb. b. Komponen

1) Seluruh bagian perangkat penerangan dari jenis pemakaian di kapal

2) Pemilihan berdasar kebutuhan (tergantung tempat & kondisi sekitar)

c. Lampu Darurat

Untuk waktu selama 36 jam, lampu darurat harus dapat memenuhi:

1) lampu penerangan darurat harus tersedia dan berfungsi pada setiap lokasi berkumpul dan lokasi evakuasi pada saat terjadi bahaya pada kapal;

2) Pada seluruh tempat pelayanan, seperti: ruang akomodasi, gang, tangga dan pintu darurat untuk mencapai tempat berkumpul atau embarkasi;

3) Ruang mesin utama dan mesin bantu termasuk ruang untuk generator dan ruang kendali pada ruang mesin; 4) Pada seluruh tempat kendali permesinan dan setiap

swicthboard panel darurat;

5) Disetiap posisi penyimpanan pakaian pemadam kebakaran;

6) Penempatannya pada bagian kontrol kemudi di ruangmesin kapal

7) Ditempatkan dekat dengan pompa kebakaran, pompa sprinkle dan pompa bilga darurat serta pada motor starter.

d. Pemeriksaan dan Perawatan

1) Pemeriksaan dan Perawatan dilakukan pada setiap kapal guna memenuhi fungsinya sebagai penerangan didasarkan pada kuat cahaya dan kondisi perangkat penerangan, serta umur dari perangkat tersebut dan kabel serta konektornya.

2) Pemeriksaan dan Perawatan dilakukan setiap 6 bulan dengan bukti kartu record.

H. RANCANGAN STANDAR TANGGA KAPAL PENUMPANG

Rancangan Standar ini mengarah kepada ketentuan tangga seperti fasilitas, penempatan dan kegunaan.Rancangan standardisasi ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan studi dilakukan dan/atau didasarkan pada berbagai sumber yang terkait dengan pembahasan Standardisasi

1. Ruang lingkup

Standardisasi ini bertujuan menetapkan ketentuan dan persyaratan dari fasilitas yang harus dimiliki untuk Tangga Kapal Penumpang. Standar ini diaplikasikan khusus dalam lingkungan kapal penumpang terhadap aspek-aspek kegiatan operasional kapal penumpang.

Standardisasi ini mencakup jenis tangga pada kapal penumpang yang digunakan di bagian –bagian kapal yang membutuhkan fasilitas tangga untuk pelayanan operasi kapal dan lalu lintas penumpang seperti : tangga tapak dan panjat, tangga akomodasi, tangga portable, tangga pandu, tangga untuk pelayanan orang cacat phisik.

2. Acuan normatif

International Convention for Safety of Life at Sea (SOLAS) 1974, Consolidated Edition 2004

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, Tentang Pelayaran. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002, Tentang Perkapalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2009, Tentang Standar Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: Um.008/20/9/Djpl–2012 Tentang Pemberlakuan Standar Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Non Konvensi Berbendera Indonesia.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK 73/AP005/DRJD/2003 Tentang Persyaratan Pelayanan Minimal Angkutan Penyebrangan

3. Istilah dan definisi a. Standar

Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tatacara dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan iptek serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

b. Pelabuhan

tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dankeamanan pelayaran dankegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

c. Kapal

kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

d. Penumpang

Adalah seseorang yang hanya menumpang kapal laut, tetapi tidak termasuk awak yang mengoperasikan dan melayani moda transportasi.

e. Pelayanan

suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan f. Ruang penumpang

ruang-ruang yang diperuntukkan bagiakomodasi dan digunakan oleh para penumpang, tidak termasuk ruangan-ruangan untuk bagasi, perbekalan, makanan dan pos. Ruangan-ruangan yang terletak di bawah garis batas benaman yang digunakan untuk akomodasi dan digunakan oleh para awak kapal akan dianggap sebagai ruangan penumpang g. Lama Pelayaran

Lama Pelayaran adalah selang waktu antara saat kapal meninggalkan pelabuhan untuk memulai pelayaran sampai kapal tiba di pelabuhan tempat pelayaran itu berakhir.

h. Garis Muat

Dalam dokumen BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Halaman 63-83)

Dokumen terkait