Dalam penelitian ini, analisis kelayakan usaha dilakukan pada setiap kegiatan budidaya tambak udang yang terdapat di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang baik teknologi budidaya tambak udang intensif maupun teknologi tradisional. Analisis kelayakan usaha dilakukan terdiri dari: analisis pendapatan usaha, kelayakan usaha per musim tanam atau per siklus produksi (RC), waktu pengembalian modal (Payback Period), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C), dan Internal Rate of Return (IRR).
5.9.1 Tambak udang intensif (126 ekor/m2
Investasi awal yang dibutuhkan untuk budidaya tambak udang intensif ini adalah Rp 990 085 000. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 374 779 583/ha/MT atau Rp 749 559 166,-/ha/th yang terdiri dari biaya tetap (fixed cost) sebesar Rp 42 254 250 /ha/MT atau Rp 84 508 500,-/ha/th dan biaya tidak tetap (variable cost) sebesar Rp 311 358 667/ha/MT atau Rp 622 717 333/ha/th.
)
Hasil panen udang mencapai 6848.13 kg/MT atau 18 261.68 kg/ha/MT, dimana harga udang rata-rata ditingkat pembudidaya sebesar Rp 33 000, maka penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp 602 635 440/ha/MT atau 1 205 270 880/ha/tahun. Pajak penghasilan (PPH 10 %) sebesar Rp 60 263 544/MT atau 120 527 088 /tahun, sehingga penerimaan bersih dari hasil penjualan sebesar Rp 542 371 896/ha/MT atau 1 084 743 792/ha/tahun. Jika dibandingkan dengan biaya operasional dikeluarkan maka usaha budidaya tambak udang intensif (126 ekor/m2
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai R/C 1.45 dan Payback period sebesar 2.95 tahun, yang berarti bahwa dari nilai investasi dan keuntungan yang diperoleh maka waktu pengembalian modalnya 2.95 tahun. Kemudian untuk mengetahui prospek usaha budidaya tambak udang intensif (padat tebar 126 ) menghasilkan keuntungan Rp 167 592 313/ha/MT atau Rp 335 184 626/ha/th.
ekor/m2) dilakukan kajian dengan menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang intensif (126 ekor/m2) dapat dilihat pada Tabel 50.
Tabel 50.Hasil analisis usaha budidaya tambak udang intensif (126 ekor/m2 No.
) di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang
Uraian Nilai
1. Investasi awal Rp 990 085 000,-
2. Total biaya tetap (fixed cost) Rp 42 254 250/ha/MT Rp 84 508 500/ha/th 3. Total biaya tidak tetap (variable cost) Rp 311 358 667/ha/MT
Rp 749 559 166/ha/th
4. Total biaya Rp 374 779 583/ha/MT
Rp 749 559 166/ha/th 5. Total penerimaan hasil penjualan udang Rp 602 635 440/ha/MT
Rp 1 205 270 880/ha/tahun 6. Total penerimaan bersih hasil penjualan
setelah dipotong pajak (PPH 10 %)
Rp 542 371 896/ha/MT Rp 1 084 743 792/ha/th 7. Kuntungan bersih Rp 167 592 313/ha/MT
Rp 335 184 626/ha/th
8. R/C 1.45
9. Payback period (PP) 2.95 tahun
10. NPV Rp 521 897 122
11. Net B/C 1.53
12 IRR 34.04 %
13. Discount factor (DF) 20 %
Sumber : Hasil analisis (2008)
Perhitungan ini menggunakan cashflow selama 10 tahun (pertimbangan umur ekonomis usaha budidaya) dan discount factor sebesar 20 % (asumsi tingkat suku bunga bank/discount rate 18 – 20 % per tahun). Net Present Value (NPV) diperoleh sebesar Rp 521 897 122 yang berarti bahwa hasil bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan yang dihitung dengan nilai uang saat ini adalah sebesar Rp 521 897 122 (produksi udang, total biaya yang dikeluarkan, serta keuntungan usaha yang diperoleh sama setiap tahunnya).
Berdasarkan nilai Net Present Value (NPV) ini, maka dapat dikatakan bahwa secara finansial untuk kegiatan usaha budidaya tambak udang intensif (126 ekor/m2) secara finansial memberikan manfaat bersih yang positif (menguntungkan). Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 1.53 yang berarti bahwa usaha budidaya tambak udang dengan semi intensif ini memberikan
manfaat bersih sebesar 1.56 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 34.04 % yang berarti bahwa tingkat keuntungan atas investasi bersih yang ditanam sebesar 34.04 % (seluruh keuntungan yang diperoleh ditanam kembali pada tahun berikutnya).
Dari semua kriteria investasi di atas yaitu NPV, IRR, dan Net B/C, dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tambak udang intensif (126 ekor/m2
) di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang layak untuk dijalankan.
5.9.2. Tambak udang intensif ( 50 ekor/m2
Investasi awal yang dibutuhkan untuk budidaya tambak udang intensif ini adalah Rp 208 825 000. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 122 947 567/ha/MT atau Rp 245 895 133/ha/th yang terdiri dari biaya tetap (fixed cost) sebesar Rp6 191 250/ha/MT atau 12 382 500/ha/th dan biaya tidak tetap (variable cost) sebesar Rp 116 756 317/ha/MT atau Rp 233 512 633/ha/th. Hasil panen udang mencapai 2354.69 kg/MT atau 5886.73 kg/ha/MT, dimana harga udang rata-rata ditingkat pembudidaya sebesar Rp 33 000, maka penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp 194 261 925/ha/MT atau Rp 388 523 850/ha/tahun. Pajak penghasilan (PPH 10 %) sebesar Rp 7 770 477/MT atau 15 540 954/tahun, sehingga penerimaan bersih dari hasil penjualan sebesar Rp 174 835 733/ha/MT atau Rp 349 671 465/ha/th. Jika dibandingkan dengan biaya operasional dikeluarkan maka usaha budidaya tambak udang intensif ini menghasilkan keuntungan Rp 51 888 133/ha/MT atau Rp 103 776 332/ha/th.
)
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai R/C yaitu 1.42 dan Payback period (PbP) sebesar 2.01 tahun, yang berarti bahwa dari nilai investasi dan keuntungan yang diperoleh maka waktu pengembalian modalnya (paybac period) adalah 2.01 tahun. Kemudian untuk mengetahui prospek usaha budidaya tambak udang intensif (50 ekor/m2) dilakukan kajian dengan menggunakan kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang intensif (50 ekor/m2) dapat dilihat pada Tabel 51.
Tabel 51. Hasil analisis usaha budidaya tambak udang intensif (50 ekor/m2 No.
) di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang
Uraian Nilai
1. Investasi awal Rp 208 825 000,-
2. Total biaya tetap (fixed cost) Rp 6 191 250/ha/MT Rp 12 382 500/ha/th 3. Total biaya tidak tetap (variable cost) Rp 116 756 317/ha/MT
Rp 233 512 633/ha/th.
4. Total biaya Rp 122 947 567,-/ha/MT
Rp 245 895 133/ha/th 5. Total penerimaan hasil penjualan udang Rp 194 261 925/ha/MT
Rp 388 523 850/ha/tahun 6. Total penerimaan bersih hasil penjualan
setelah dipotong pajak (PPH 10 %)
Rp 174 835 733/ha/MT Rp 349 671 465/ha/th 7. Kuntungan bersih Rp 51 888 166/ha/MT
Rp 103 776 332/ha/th
8. R/C 1.42
9. Payback period (PP) 2.01 tahun
10. NPV Rp 208 985 243
11. Net B/C 2.00
12 IRR 48.05 %
13. Discount factor (DF) 20 %
Sumber : Hasil analisis (2008)
Perhitungan ini dengan menggunakan cashflow selama 10 tahun (pertimbangan umur ekonomis usaha budidaya) serta tingkat suku bunga sebesar 20 % (asumsi tingkat suku bunga bank/discount rate 18 – 20 % per tahun), maka diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 208 985 243, yang berarti bahwa hasil bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan, yang dihitung dengan nilai udang saat ini adalah sebesar Rp 208 985 243 (asumsi tingkat produksi, biaya, serta keuntungan yang diperoleh sama untuk setiap tahunnya).
Berdasarkan nilai Net Present Value (NPV) ini, maka dapat dikatakan bahwa secara finansial untuk kegiatan usaha budidaya tambak udang intensif (50 ekor/m2) memberikan manfaat bersih yang positif (menguntungkan). Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) diperoleh sebesar 2.0 yang berarti bahwa usaha budidaya tambak udang intensif ini memberikan manfaat bersih sebesar 2.0 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 48.05 % yang berarti bahwa tingkat keuntungan atas investasi bersih yang ditanam sebesar 48.05 % apabila seluruh keuntungan yang diperoleh ditanam kembali pada tahun berikutnya. Dari semua kriteria investasi di atas yaitu NPV, IRR, dan Net B/C, maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya
tambak udang intensif (50 ekor/m2) di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang layak untuk dijalankan.
5.9.3. Tambak udang tradisional
Investasi awal yang dibutuhkan untuk budidaya tambak udang tradisional ini adalah Rp 30 160 000. Biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp 4 646 333/ha/MT atau Rp 9 292 667/ha/th yang terdiri dari biaya tetap (fixed cost) sebesar Rp 1 258 000/ha/MT dan biaya tidak tetap (variable cost) sebesar Rp 3 388 333/ha/MT. Hasil panen udang mencapai 300 kg/ha/MT, dimana harga udang rata-rata ditingkat pembudidaya sebesar Rp 33 000, maka penerimaan dari hasil penjualan sebesar Rp 9 900 000/ha/MT atau Rp 19 800 000/ha/tahun. Pajak penghasilan (PPH 10 %) sebesar Rp 990 000/ha/MT atau 1 980 000/ha/tahun, sehingga penerimaan bersih dari hasil penjualan sebesar Rp 8 910 000/ha/MT atau Rp 17 820 000/ha/th. Jika dibandingkan dengan biaya operasional dikeluarkan maka usaha budidaya tambak udang tradisional ini menghasilkan keuntungan Rp 4 263 667/ha/MT atau Rp 8 527 333/ha/th. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai R/C budidaya tambak udang teknologi tradisional yaitu 1.92 dan payback period dan diperoleh nilai sebesar 3.54 tahun. Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tambak udang tradisional di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang cukup menguntungkan apabila dilihat dari sisi ekonomi.
Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) diperoleh sebesar 1.20 yang berarti bahwa usaha budidaya tambak udang tradisional ini memberikan manfaat bersih sebesar 1.20 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Net Present Value (NPV) sebesar Rp 6 091 804, yang berarti bahwa hasil bersih yang diperoleh selama 10 tahun ke depan, yang dihitung dengan nilai udang saat ini adalah sebesar Rp 6 091 804 (produksi udang, total biaya yang dikeluarkan, serta keuntungan yang diperoleh sama setiap tahunnya). Sedangkan nilai Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh sebesar 25.66 % yang berarti bahwa tingkat keuntungan atas investasi bersih yang ditanam sebesar 25.66 % apabila seluruh keuntungan yang diperoleh ditanam kembali pada tahun berikutnya.
Hasil analisis kelayakan usaha budidaya tambak udang tradisional dapat dilihat pada Tabel 52.
Tabel 52. Hasil analisis usaha budidaya tambak udang tradisional di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang
No. Uraian Nilai
1. Investasi awal Rp 30 160 000
2. Total biaya tetap (fixed cost) Rp 1 258 000/ha/MT Rp 2 516 000/ha/th 3. Total biaya tidak tetap (variable cost) Rp 3 388 333/ha/MT
Rp 6 776 666/ha/th
4. Total biaya Rp 4 646 333/ha/MT
Rp 9 292 667/ha/th 5. Total penerimaan hasil penjualan udang Rp 9 900 000/ha/MT
Rp 19 800 000/ha/tahun 6. Total penerimaan bersih hasil penjualan
setelah dipotong pajak (PPH 10 %)
Rp 8 910 000/ha/MT Rp 17 820 000/ha/th
7. Kuntungan bersih Rp 4 263 667/ha/MT
Rp 8 527 333/ha/th
8. R/C 1.92
9. Payback period (PP) 3.54 tahun
10. NPV Rp 6 091 804
11. Net B/C 1.20
12 IRR 25.66 %
13. Discount factor (DF) 20 %
Sumber : Hasil analisis (2008)
Dari semua kriteria investasi di atas yaitu NPV, IRR, dan Net B/C, maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya tambak udang tradisional di wilayah pesisir Kecamatan Mangara Bombang layak untuk dijalankan.
5.10. Pengelolaan Kincir Optimal untuk Efisiensi Biaya Operasional