• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BIOGRAFI PENULIS

F. Kelebihan Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir

Novel ini memiliki kelebihan yaitu ceritanya sangat menarik dan juga menginspirasi serta mengharukan. Sesuai dengan pesan Kirana Kejora “Pada saatnya kita memang harus sendiri”, novel ini menceritakan tentang Arjuna Dewangga (Juna) yang mengalami kehilangan dua kali. Yang membuat akhirnya benar-benar merasakan sendiri.

G.Kekurangan Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir

Novel ini memiliki kekurangan seperti dalam pengetikan ada beberapa kata yang penulisannya salah dan juga pada daftar isi hanya terdapat judul tanpa adanya nomer halaman.

46

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A.Nilai Pendidikan Kasih Sayang

Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan atau tujuan tertentu. Nilai sesungguhnya tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai kedalamnya, jadi, barang mengandung nilai, karena subyek yang tahu dan menghargai nilai itu. Karena itu, nilai adalah cita, idea, bukan fakta. Sebab itulah, tidak ada ukuran-ukuran yang objektif tentang nilai dan karenanya ia tidak dapat dipastikan secara kaku (Rosyadi, 2004: 114).

Nilai-nilai adalah sesuatu yang dianggap berharga dan yang dijadikan kriteria dalam menentukan benar tidaknya dan atau baik tidaknya tingkah-laku manusia menjunjung nilai tersebut (Saifullah, 1982: 34).

Pendidikan adalah proses perkembangan, yakni perkembangan potensi yang dimiliki secara maksimal dan diwujudkan dalam bentuk konkret, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berguna untuk kehidupan manusia mendatang, mampu berdialog dengan dirinyya sendiri, dengan alam sekitar sebagai makrokosmos, dan sebagai ultimate goalnya mampu berdialog dengan realitas absolut, yaitu Tuhannya (Rosyadi, 2004: 137).

Kasih sayang adalah pijakan dasar kehidupan bermasyarakat. Kasih sayang adalah penuntun hidup dalam mewujudkan kebersamaan (Sumartono, 2004: X). Jika kasih sayang selalu ada dalam hati dan pikiran, maka akan mewarnai tampilan diri, seperti kedamaian dan kesejukan.

47

Kasih sayang merupakan kelembutan hati dan kepekaan perasaan sayang terhadap orang lain, merasa sependeritaan, mengasihi mereka, dan ikut serta menghapus air mata kesedihan kesedihan dan penderitaan mereka (Ulwan, 1996: 11).

Setiap anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, sebab kasih sayang adalah kebutuhan dasar anak. Banyak orang tua yang salah persepsi memaknai kasih sayang ini, sehingga anak dapat bertindak semaunya. Kasih sayang terhadap anak bukan berarti membiarkan anak bertindak semaunya (Ahmad, 2015: 144).

Jika orang tua gagal mengungkapkan kasih sayang pada anaknya, anakpun tidak akan mampu mencintai orang tua. dalam pergaulan mereka pun tak akan mampu mencintai atau menyayangi orang lain (Baswedan, 2015: 44).

Nilai-nilai pendidikan kasih sayang dalam novel Ayah Menyayangi tanpa Akhir karya Kirana Kejora, dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai kasih sayang kepada Allah a. Takwa

Takwa adalah melaksanakan perintah yang diwajibkan Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya.

Kutipan:

1. Tak berapa lama Juna masuk, menatap Mada dengan lembut, melihat Mada menirukan takbir dari

TV. Ada rasa haru, bahagia, sekaligus sepi. Mada menyadari Juna sudah datang, lali ia bangun mengahadap ayahnya yang berdiri di belakangnya sambil tersenyum.

“Yah. Besok kita sholat dimana?”

48 2015: 131)

2. “Kita sholat dulu.”

“Sholat apa? Dhuhur? Sekarang sudah Ashar!” (Kejora, 2015: 263)

b. Syukur

Syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah Swt.

Kutipan:

3. Setelah enam bulan menikah, Keisha hamil. Mereka sama-sama menyambut kehamilan itu dengan rasa syukur. Dean dan Rosa akhirnya larut dan ikut selalu mendukung kebutuhan Keisha selama hamil (Kejora, 2015: 88).

4. Mbok Jum melihat pemandangan yang mengharukan itu daribalik pintu. Rencananya berhasil menyadarkan Juna lewat sentuhan Mada.

“Alhamdulillah.... matur nuwun gusti...”

(Kejora, 2015: 106)

5. “Mada anak yang berpikiran cemerlang, hatinya cerdas, jiwanya luas! Berbagi untuk sesama. Hal yang sangat mahal dan langkah di negeri ini, apalagi untuk anak seusianya. banggalah bisa memilikinya.”

“Kini dia bukan milikku”

“Ya kita ini punya apa di dunia? Semua hanya titipanNya!” (Kejora, 2015: 361-362)

c. Tawakal

Tawakal adalah berserah diri kepada Allah SWT. Kutipan:

6. Ayah, ketahuilah... Satu tahun terakhir ini... Mada selalu berdoa, begini

“Ayah sangat baik, aku mohon berilah ia surgaMu...” (Kejora, 2015: 9)

49

7. Sementara itu Rosa terus berdoa di luar kamar bedah bersama sahabat-sahabat Juna maupun Keisha. Dean terus menguatkan Juna dengan menenangkan diri di taman depan kamar bedah. Semua diam, suasana begitu hening (Kejora, 2015: 98).

8. “Sssst! Eh jangan Nangis Mada. Ayah tidur

disini deh. Bobok yuk! Berdoa ya. Bismikallahumma ahya wabismika wa amutu.” (Kejora, 2015: 122) 9. “Mas mau kemana? Nantikalau ada apa-apa di

jalan bagaimana?”

“Aduh Mbok Jum berdoa yang baik kenapa? Buruan Pak Ri!” (Kejora, 2015: 187)

10. Pak Ri datang dan segera membantu Juna mengangkat Mada. Mbok Jum mengambil Kaos Mada yang tersampir di kursi kamar.

“Ya Allah, Mas Mada...duh Gusti...” (Kejora, 2015: 327)

11. “Bismillah!”

Juna mengucapkan doa. Mada dengan tenang melajukan mobil yang semakin cepat mengitari sirkuit dengan lihai dan nampak sempurna. Juna sangat takjub, karena selama ini Mada hanya terlibat beberapa kali latihan saja (Kejora, 2015: 354).

12. Terdengar suara gelas pecah. Tak berapa lama pintu terbuka. Juna sangat shock melihat Mada terkulai lemas dibalik pintu dengan hidung mengucurkan darah segar. Sebagian dadanya basah oleh darah,

“Mada! Ya Allah! Mbok! Tolong!” (Kejora, 2015: 362)

2. Nilai kasih sayang kepada diri sendiri a. Optimis

Optimis adalah yakin atas segala sesuatu dan mempunyai harapan baik di segala hal.

Kutipan:

13. “Allahu Akbar....Allahu Akbar....Alahu

Akbar...!”

Terdengar suara Pak Ri terus mengucap takbir, mohon kebesaran Sang pemilik untuk melindungi Mada. sementara Juna terus berusaha menghubungi

50

Dean, dan akhirnya berhasil (Kejora, 2015: 328). 14. “Keyakinan untuk sembuh, itu bekal utama

Mada untuk sehat kembali. Bagaimanapun, ia harus tahu. Semua demi kebaikannya.” (Kejora, 2015: 335) 15. “Mada tidak sakit! Selama ini ia baik-baik saja.

Kalaupun saat itu hidungnya mengeluarkan darah berlebihan, itu karena ia capek main bola basket setelah kami pergi dari liburan! Titik! For other reason!” (Kejora, 2015:336)

16. “Jika pengobatan secara medis bertujuan merusak dan membunuh sel kanker, pengobatan alternatif ditekankan pada kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Dan aku yakin Mada akan sembuh!”

“Amin!” (Kejora, 2015: 340) b. Khusnudzan

Khusnudzan adalah berprasangka baik. Kutipan:

17. Mada tetap diam. Kemudian Juna melanjutkan ceritanya. Ia yakin Mada pasti tertarik dan berharap memaafkannya (Kejora, 2015: 52).

c. Saling memaafkan

Saling memaafkan adalah sikap melupakan kesalahan yang pernah perbuat orang lain terhadap kita.

Kutipan:

18. Mas Juna, kami sangat berduka atas semuanya. Penyesalan memang selalu datang terakhir. Kini ibusudah sepuh, selalu menangis setiap melihat foto Mada yang pernah mas kiri setahun yang lalu ke email mas dewa. Tidak tega rasanya matur ibu tentang Mada yang ingin ditemuinya. Sampai sekarang ibu belum tahu cerita sebenarnya.

Pulanglah mas, ibu kangen. tolong maafkan ibu dan kami.

51

Dewinta Ambarwati Sejak ibu mengusir kami, saat itu juga kami sudah memaafkan beliau, Juna membatin (Kejora, 2015: 368).

19.

3. Nilai kasih sayang kepada keluarga a. Patuh kepada orang tua

20. “Yah, jadi nyekarkapan?”

Mada menghampiri ayahnya yang sedang sibuk di ruang kerja. Juna menyimpan data pekerjaan, lalu merebahkan badannya ke kursi, mengangkat kedua tangannya ke atas, melepas kepenatannya (Kejora, 2015: 227).

21. Juna berusaha meminimalis pembicaraan jika menyinggung tentang Solo, namun Mada mulai berani mencari jalan sendiri. Liburan akhir tahun itu ia minta ijin akan jalan bersama teman-temannya, Back packer- an ke beberapa candi di Jawa Tengah. Alasannya akan berburu candi untuk kepentingan kegiatan fotografi sekolah. Mada sudah kelas 1 SMA, tentu pemikirannya sudah tidak sedangkal saat ia duduk di SMP. Juna mulai menyadari hal itu.

“Yah...” “Ya.”

Mada memecah keheningan malam di ruangan yang berdesain klasik dan serba coklat itu.

“Kalau tidak jadi nyekar dengan ayah. Mada bisa ke sana sendiri.”

Mada mendesak Juna untuk nyekar ibunya, ziarah ke makam ibu yang ada di Yogya, dengan begitu tidaklah sulit ia pergi ke Solo untuk sekedar melihat bagaimana Keraton Solo. Mada terpaksa sedikit memaksa untuk nyekar ibunya, karena Juna tak juga memberi ijin dia jalan dengan teman-temannya. Juna terus beralasan, akan mencari waktu yang tepat dalam waktu dekat untuk sama-sama jalan ke Jawa Tengah (Kejora, 2015: 228).

22. Juna dan Mada jongkok, lalu berdoa, membaca surat Al Fatikhah dan beberapa surat pendek, demikian

52

juga dengan Pak Jiman. Mada hafal beberapa surat di Al

Qur’an dan tahu benar apa artinya nyekar, tata cara mendoakan ibunya dari Ustadz Gurun, guru ngajinya yang setiap kamis malam mengajarinya mengaji. Kadang Juna juga ikut jadi murid Ustadz Gurun, karena ia merasa masih dangkal ketaatannya dalam menjalankan perintahNya (Kejora, 2015: 251).

b. Kasih sayang orang tua kepada anak

23. “Mada tolong buka, Kamu sakit apa?”

Pintu tak juga terbuka. Keringat dingin mulai membasahi baju putih Juna. Kembali ia mengetuk pintu dengan keras.

“Mada! Tolong buka! Mada!”

Prang!

Terdengar sebuah gelas pecah. Tak berapa lama pintu terbuka. Juna shock melihat Mada terkulai lemas di balik pintu dengan hidung mengucurkan darah segar. Sebagian dadanya basah oleh darah.

“Mada! Ya Allah! Mbok! Tolong!”

Juna langsung menggendong Mada, merebahkannya ke tempat tidur, menengadahkan kepala Mada dengan tangan kirinya sebagai bantal.

“Mbok! Tolong!”

Mbok Jum masuk ke dalam kamar dan menjerit histeris (Kejora, 2015: 326).

4. Nilai Kasih Sayang Kepada Saudara atau Masyarakat a. Simpati

Simpati adalah merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.

53

24. “Besok Mas Mada ulang tahun. Jadi dirayakan mas?”

Juna terhenyak dengan kalimat Mbok Jum. Ia bingung.

Oh, ulang tahun?”

Mbok Jum kesal. Juna mulai jauh dari Mada karena sekian banyak kesibukannya (Kejora, 2015: 103).

Inggih, cukup anak-anak tetangga. Mungkin 20-an anak cukup mas.”

“Ya wis mbok. Atur wae.

“Tumpengan nasi kuning mas. Ndak usah tiup lilin.”

“Ya wis.” (Kejora, 2015: 103)

25. “Tapi Mada lebih sakit! Kita harus menyembuhkannya! menguatkannya!”

“Bagaimana caranya?”

“Aku dokter! Kamu apoteker! Kita harus bisa! Suara Juna melemah, ia tidak kuat membayangkan wajah anaknya saat mereka harus bicara tentang sakitnya (Kejora, 2015: 338).

b. Silaturrahmi

Silaturrahmi adalah hubungan kekerabatan yang berupa kasih sayang, tolong menolong, berbuat baik, menyampaikan hak dan kebaikan.

Kutipan:

26. Keisha hanya menggelengkan kepalnya, pasrah, Juna memeluknya erat.

“Tanpa kamu tahu, aku sudah mengurus visa ke Jepang. Karena aku ingin segera melamarmu.” (Kejora, 2015: 69)

54

27. Tanpa terasa, mereka sudah sampai di depan makam. Pak Jiman kaget dengan kedatangan mendadak Juna. Ia pun tergopoh-gopoh menyalami Juna dan Mada.

“Assalamu’alaikumPak Jim.”

“Wa’alaikum salam warrahmatullahi

wabarakatuh! Mboten maringi kabar menwi bade

rawuh.”

“Injih, mendadak. sekalian liburan kalian Mada.” (Kejora, 2015: 250)

28. “Pareng. Pamit dulu.”

Monggo dalem tenggo rawuhipun malih Pak Juna. Dik Mada, artinya begini, saya menunggu kedatangannya lagi.”

Mada tersenyum kecil, menyambut kalimat harapan Wuri (Kejora, 2015: 283)

c. Peduli

Peduli adalah tindakan berdasarkan keprihatinan terhadap masalah orang lain.

Kutipan:

29. “Mada harus bawa mobilkarena Aru, ayah ingat Aru? teman SD Mada!”

“Kenapa dia?”

“Ibu Aru sakit parah. TBC akut! Iabingung, sudah satu jam lebih menganggil taxi tidak juga datang. Rumahnya yang sekarang jauh, masuk kampung di daerah Munjul. Ibunya pingsan. Aru SMS Mada, pada siapalagi ia minta tolong? Semenjak ayah Aru bangkrut, Kerjanya hanya keluyuran tidak jelas. Jarang pulang. Mada bingung yah.”

Juna tersentak dengan Mada. Dadanya sesak penuh sesal. Bagaimanapun anaknya ingin membantu sesama, dengan caranya (Kejora, 2015: 194).

55

30. Tolonglah teman-teman Mada yang mempunyai sakit seperti Mada...bantu mereka sembuh...

Mada yakin ayah bisa dan sanggup ada untuk mereka yang membutuhkan...

Bukankah dulu ayah penah bilang bahwa kita harus ada untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan kita?

Kali ini Mada memohon, bantu mereka untuk sehat kembali...

Salam Mada untuk mereka Katakan... mereka bisa sembuh!

Juga salam Mada untuk anak-anak panti asuhan, dimanapun berada...

Katakan...Mereka bisa jadi anak yang berguna (Kejora, 2015: 360)

d. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kutipan:

32. Juna dan Keisha saling mendukung perkuliahan mereka. Juna mulai menjadi asisten dosen, demikian juga dengan Keisha. Dasarnya memang mereka cerdas dan cerdik hingga bisa saja mengambil peluang bagus untuk masa depan mereka. Dari asisten dosen, memberi les pelajaran, praktek kerja, hingga tergabung dalam beberapa proyek penelitian besar di kampus membuat mereka semakin semangat menjalani kehidupan berdua. Merasa pilihan mereka tepat meskipun masih sering terluka karena usaha mereka untuk sama-sama menghubungi kedua belah pihak keluarga selalu nihil hasilnya (Kejora, 2015: 87-88).

33. “Kamu harus sehat!”

“Siap Belum tidur yah? Nggak billyard dengan teman-teman ayah?” (Kejora, 2015: 345)

34. Juna menundukkan menatap langit-langit kamar, berusaha menahan air mataanya keluar.

“Ayah tidak usah cemas. Mada akan baik-baik saja.”

56

bekerja keras untuk kesembuhanmu. Mada bisa sembuh!”

“Terima kasih yah. Mada juga berusaha sembuh.” (Kejora, 2015: 346)

e. Menasehati

Menasehati adalah menegur kepada seseorang yang sifatnya tidak memaksa, dan mengarahkannya ke hal yang baik.

Kutipan:

35. Juna melangkah keluar dari kamar, menuju ke kamar Mada, dan mengetuk pintu kamar Mada yag tidak terkunci, lalu membukanya. Ia berdiri di depan pintu dan melihatmada buru-buru meminimalis artikel yang ia baca, namun Juna terlanjur tahu, melihatnya sekilas. Mada segera menggantinya dengan game online. Juna masuhdan duduk ditepi tempat tidur.

“Istirahatlah.”

“iya yah.” (Kejora, 2015: 345)

36. “Anak kita, tidak harus darah daging kita,

Namun, anak kita adalaha anak yang bisa kita sentuh,

jaga, rawat, dan didik dengan baik, siapapun dia.” Juna mengirin pesan singkat ke Rosa untuk menyakinkan keputusannya. Ia mengharap Rosa bisa jadi ibu yang baik yang baik bagi anak-anak yang tertampung di yayasannya (Kejora, 2015: 365).

f. Pengorbanan

Pengorbanan adalah tindakan untuk merelakan suatu hal yang biasanya ditunjukkan pada seseorang yang mempunyai tujuan atau makna dari tindakan tersebut, berupa pertolongan dan tidak mengharapkan imbalannya.

Kutipan:

37. Juna tak tahan melihat mada yang sering sembunyi-sembunyi menahan sakit. Ia sering memegang kepalanya kuat-kuat, bahkan kadang memukulkannya ke dinding kamar, atau berusaha

57

menekan perutnya sekuat tenaga, memejamkan mata, agar tidak muntah saat mual menyerangnya. Mada tidak sadar bohongnya sering terlihat. Juna secara diam-diam mengamatinya setiap malam, mengintip semua kegiatan Mada yang mulai banyak terfokus di dalam kamar. Juna sering marah karena Mada menyembunyikan sakitnya (Kejora, 2015: 349).

B. Karakter Tokoh Utama Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir

1. Arjuna Dewangga

Arjuna Dewangga atau sering dipanggil Juna adalah tokoh utama dalam novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir, ia merupakan seorang laki-laki jawa yang penuh kharisma, penuh cinta, ikhlas, dermawan, setia dan keras kepala. Juna merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

2. Karakter Arjuna Dewangga a. Penuh Kharisma

Lelaki penuh kharisma itu melajukan mobil varian jeep tercepat dan berteknologi maju. New Grand Cherokee, SRT8 berwarna merah (Kejora, 2015: 12).

b. Penuh Cinta

Ibuku adalah seorang yang merawatku Menyayangiku

Mencintaiku Mengasihiku selalu

Ia selalu ada di sampingku setiap waktu Ibu, kaulah malaikatku

Terimakasih ibu

58 c. Ikhlas

Satu bulan penuh Juna dalam duka. Dengan rengkuhan semua sahabat, rangkulan semua saudara yang ia temukan di jalan, Juna berangsur-angsur bisa menerima kenyataan Keisha telah tiada. Dean terus meyakinkan, bahwa Juna kini telah menjadi seorang ayah bukan lagi seorang suami (Kejora, 2015: 99).

d. Dermawan

Juna lelaki yang bersorot mata teduh itu juga membawa 300 kotak kue dan paket makanan dri sebuah produk ayam goreng dalam negeri. Selain itu, juga ada 5 keranjang besar buah-buahan, dan 20 dus minuman soft drink yang ia serahkan kepada Bu Nurja, pengasuh panti. Ia hanya minta semua makanan dibagi untuk anak-anak panti, tak lupa ia selipkan amplop putih berisi cek 50 juta rupiah (Kejora, 2015: 13).

e. Setia

“Kuputuskan, bahwa Keisha tak akan tergantikan!” (Kejora, 2015: 178)

f. Keras Kepala

Besok Mas Mada ulang tahun. Jadi dirayakan mas?”

Juna terhenyak dengan kalimat tanya Mbok Jum. Ia bingung.

Oh,ulang tahun?”

Mbok Jum kesal. Juna mulai jauh dari Mada karena sekian banyak kesibukannya.

Inggih, cukup anak-anak tetangga. Mungkin 20-an anak cukup mas.”

“Ya wis mbok. Atur wae.”

“Tumpengan nasi kuning mas. Ndak usah tiup lilin.”

“Ya wis.”

Juna lalu perjgi begitu saja. Mbok Jum semakin kesal buka karena Juna lupa tidak memberinya uang untukulang tahun Mada, namun sikap Juna yang cuek dan adem ayem dengan ulang tahun Mada yang membuatnya marah (Kejora, 2015: 103-104).

Dean hanya menggelengkan kepala melihat kekakuan hati, keras kepala, idealis Juna dalam menyikapi hidup dan cinta (Kejora, 2015: 179).

59

Dean melepas pegangan tangan Juna, lalu berjalan turun ke lembah, berdiri di antara pohon pinus, menatap beberapa burung yang beterbangan di atasnya. Juna menatapnya dengan kesal, namun hatinya mulai bergejolak, penasaran, dan menjadi ingin memastikan kalimat Dean. Segera ia menyusul sahabat yang sangat tahu sifat kepala batunya itu (Kejora, 2015: 337-338).

60

BAB IV PEMBAHASAN

A.Pengertian Pendidikan Kasih Sayang

Pendidikan adalah proses perkembangan, yakni perkembangan potensi yang dimiliki secara maksimal dan diwujudkan dalam bentuk konkret, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berguna untuk kehidupan manusia mendatang, mampu berdialog dengan dirinyya sendiri, dengan alam sekitar sebagai makrokosmos, dan sebagai ultimate goalnya mampu berdialog dengan realitas absolut, yaitu Tuhannya (Rosyadi, 2004: 137).

Kasih sayang adalah pijakan dasar kehidupan bermasyarakat. Kasih sayang adalah penuntun hidup dalam mewujudkan kebersamaan (Sumartono, 2004: X). Jika kasih sayang selalu ada dalam hati dan pikiran, maka akan mewarnai tampilan diri, seperti kedamaian dan kesejukan.

Kasih sayang merupakan kelembutan hati dan kepekaan perasaan sayang terhadap orang lain, merasa sependeritaan, mengasihi mereka, dan ikut serta menghapus air mata kesedihan kesedihan dan penderitaan mereka (Ulwan, 1996: 11).

Pendidikan kasih sayang merupakan cara mendidik untuk menanamkan perasaan yang tertanam sejak lahir, berupa rasa cinta dan kasih yang dapat mewujudkan keharmonisan dalam hubungan dengan siapapun. Kasih sayang juga menjadi titik awal menggapai kebahagiaan.

61

Kasih sayang akan memunculkan kekuatan-kekuatan yang luar biasa dalam memaknai kehidupan. Ia tidak memandang darah, kasta, agama, ras, harkat dan martabat. Alangkah indahnya jika kasih sayang selalu ada dalam hati maupun pikiran kita.

Adapun nilai-nilai pendidikan kasih sayang dalam novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora:

1. Nilai kasih sayang kepada Allah

Kasih sayang Allah Swt kepada hambanya seperti halnya Allah memberikan rizki kepada makhluknya, baik manusia, hewan ataupun tumbuhan. Walaupun makhluknya beriman ataupun tidak kepadaNya, Allah menyayangi hambanya tanpa kecuali Seperti firman Allah Swt dalam QS. Al-Mu’min (40): 7:

َر ِدْمَحِب َنوُحِّبَسُي ُهَلْوَح ْنَمَو َشْرَعْلا َنوُلِمْحَي َنيِذَّلا

ِهِب َنوُنِمْؤُيَو ْمِهِّب

َنيِذَّلِل ْرِفْغاَف ًامْلََِو ًةَمْحَّر ٍءْيَش َّلُك َتْعِسَو اَنَّبَر اوُنَمآ َنيِذَّلِل َنوُرِفْغَتْسَيَو

ِميِحَجْلا َباَذََ ْمِهِقَو َكَليِبَس اوُعَبَّتاَو اوُباَت

Artinya: “(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk

orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Wahai

Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka.” (Hatta, 2009: 467)

Adapun kasih sayang hambanya kepada Allah SWT yaitu dengan bertaqwa, bersyukur dan bertawakkal:

62 a. Takwa

Takwa adalah terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangannya (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1421). Takwa adalah melaksanakan perintah yang diwajibkan Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 21:

َنوُقَّتَت ْمُكَّلَعَل ْمُكِلْبَق نِم َنيِذَّلاَو ْمُكَقَلَخ يِذَّلا ُمُكَّبَر ْاوُدُبَْا ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي

Artinya: “Wahai manusia! sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Hatta, 2009: 4)

Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa membebaskan diri dan menambatkan batin kepada Allah yang telah menciptakan. Allah yang telah menentukan kewajiban-kewajiban umatnya, seperti halnya beribadah merupakan ketakwaan.

Tak berapa lama Juna masuk, menatap Mada dengan lembut, melihat Mada menirukan takbir dari TV. Ada rasa haru, bahagia, sekaligus sepi. Mada menyadari Juna sudah datang, lali ia bangun mengahadap ayahnya yang berdiri di belakangnya sambil tersenyum.

“Yah. Besok kita sholat dimana?”

“Yah seperti biasa. Mesjid Istiqlal.” (Kejora, 2015: 131) “Kita sholat dulu.”

“Sholat apa? Dhuhur? Sekarang sudah Ashar!” (Kejora, 2015: 263)

Kutipan novel di atas menjagak kita untuk untuk melaksanakan kewajiban sholat lima waktu untuk beriman kepada Allah Swt. Agar dalam kehidupan kita merasa tentram. Kutipan dari percakapan Mada mengajak Juna untuk melaksanakan sholatied dan sholat lima waktu.

63 b. Syukur

Syukur adalah rasa terima kasih kepada Allah (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1403). Syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. Wujud bersyukur kepada Allah bisa berupa melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, dan menikmati semua yang diberikan. Adapun firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2): 152:

ِنوُرُفْكَت َلََو يِل ْاوُرُكْشاَو ْمُكْرُكْذَأ يِنوُرُكْذاَف

Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-

Dokumen terkait