• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Perikanan Budidaya Laut

4.4.7 Kelembagaan

Sub model kelembagaan dirancang dengan metode ISM dan digunakan untuk melakukan identifikasi struktur elemen atau unsur dalam sistem. Analisis dilakukan terhadap elemen pengguna yang terpengaruh dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen kebutuhan untuk pelaksanaan program integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen kendala dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen perubahan yang mungkin terjadi dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen tujuan dari program integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen keberhasilan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, elemen aktivitas integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, dan elemen pelaku integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

1. Elemen Pengguna yang terpengaruh dari Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis dengan metode ISM, maka elemen pengguna terdiri dari 5 sub elemen, dapat digambarkan dalam bentuk hirarki yang terbagi dalam 3 level (Gambar 27) dan dibagi dalam empat sektor dalam grafik driver power-dependence (Gambar 28).

Gambar 29. Hirarki elemen sektor pengguna yang terpengaruh dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Hirarki pada Gambar 29 menempatkan elemen pengguna pembudidaya (E2), pengusaha (E3), dan eksportir (E4) pada level 1. Pedagang alat-alat perikanan pada level 2 dan nelayan pada level 3. Elemen kunci dari elemen pengguna adalah nelayan dan pembudidaya, hal ini berarti elemen pengguna tersebut akan mendorong pengguna yang lain.

Gambar 30. Grafik driver power dependence untuk elemen pengguna yang terpengaruh dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Keterangan: (1) Nelayan (2) Pembudidaya (3) Pengusaha (4) Eksportir

(5) Pedagang alat-alat perikanan

Hasil klasifikasi yang digambarkan pada grafik griver power-dependence untuk elemen pengguna (Gambar 30) menunjukkan bahwa nelayan (E1) menempati sektor IV (independent) dan memiliki nilai driver power (DP) yang tertinggi (5). Hal ini berarti nelayan (E1) merupakan peubah bebas dan dalam hal ini berarti memiliki kekuatan penggerak (driver power) yang besar untuk mempengaruhi pengguna lain, juga sekaligus memiliki daya dorong tertinggi bagi pengelolaan perikanan tangkap berbasis budidaya, namun punya sedikit ketergantungan terhadap program.

(5) (4) (3) (2) (1) 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 DEPENDENCE DRIVER POWER

Sub elemen pembudidaya (E2) dan pengusaha (E3) memiliki daya dorong yang juga kuat, serta bersifat linkage (sektor III) yang berarti saling berpengaruh dengan sub elemen yang lain. Eksportir (E4) dan pedagang alat- alat perikanan (E5) merupakan sub elemen yang berada di sektor II (peubah terikat atau dependent) yang berarti pengguna tersebut berdaya dorong rendah dan dipengaruhi oleh sub elemen yang lain. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pengguna tersebut bersifat dependent atau bergantung pada pengguna yang lain.

2. Elemen Kebutuhan untuk Pelaksanaan Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Sub elemen yang menyusun hirarki kebutuhan untuk pelaksanaan program integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya terdiri dari tujuh sub elemen, dengan hasil analisis ISM terbagi dalam empat level (Gambar 31).

Sub elemen stabilitas politik merupakan elemen yang menempati level 1. Hasil tersebut memberi pengertian bahwa stabilitas politik merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi untuk mendorong integrasi perkembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Elemen tersebut juga dapat diartikan sebagai pilar utama yang menjamin keberlangsungan perikanan tangkap berbasis budidaya.

Level 2 terdiri dari sub elemen kemudahan birokrasi (E2), permodalan (E5), dan pemasrana yang terjamin (E7) merupakan jenis kebutuhan lanjutan yang dibutuhkan bagi perkembangan perikanan tangkap berbasis budidaya. Kebutuhan berikutnya adalah ketersediaan lahan budidaya (E3) dan teknologi tepat guna (E6) yang berada pada level 3. Pemenuhan kebutuhan penting yang juga harus diperhitungkan adalah suasana kondusif dan aman (E1).

Gambar 31. Hirarki elemen kebutuhan yang terpengaruh dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Hasil pengelompokkan elemen kebutuhan dalam grafik dependence driver power (Gambar 32) menunjukkan bahwa suasana kondusif dan aman (E1) berada dalam peubah bebas (sektor independent), hasil ini menunjukkan bahwa peubah tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang besar, tetapi memiliki sedikit ketergantungan terhadap pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya.

Gambar 32. Grafik driver power dependence untuk elemen kebutuhan untuk integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. (5) (2, 7) (4) (3, 6) (1) 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 DEPENDENCE DRIVER POWER

Sub elemen kemudahan birokrasi (E2), ketersediaan lahan budidaya (E3), stabilitas politik dan moneter (E4), permodalan (E5), teknologi tepat guna (E6), dan pemasaran yang terjamin (E7) yang berada dalam sektor III (linkage) menunjukkan bahwa sub elemen tersebut memiliki daya dorong yang besar dan akan saling mempengaruhi dalam pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya.

3. Elemen Kendala dalam Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Hirarki elemen kendala dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya disusun dari lima sub elemen yang terbagi dalam empat level (Gambar 33) dan pengelompokkan dalam grafik driver power dependence disajikan pada Gambar 34.

Gambar 33. Hirarki elemen kendala dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Keterbatasan modal (E1) merupakan sub elemen dari elemen kendala yang menempati level 1 yang sekaligus merupakan elemen kunci, artinya sub elemen ini harus mendapat prioritas penyelesaian dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Dalam posisinya sebagai elemen kunci, penyelesaian kendala ini akan mendorong penyelesaian kendala lain yang dapat menghambat upaya integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Gambar 34. Grafik driver power dependence kendala dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Apabila kendala keterbatasan modal ini dapat diatasi, maka kendala yang berada pada level 2 diharapkan juga dapat diselesaikan, karena penyelesaiaan masalah tersebut banyak diantaranya terkait dengan kebutuhan modal.

Sub elemen kendala yang memiliki daya dorong kuat dan saling mempengaruhi terhadap elemen yang lain adalah keterbatasan modal (E1) yang berada dalam sektor III (linkage), sehingga diperlukan kehati-hatian menangani masalah tersebut. Dalam sektor II (peubah terikat atau dependent) terdapat kendala keterbatasan sarana dan prasarana (E2), yang berarti kendala tersebut memiliki daya dorong yang cukup lemah dan dipengaruhi oleh sub elemen yang lain.

4. Elemen Perubahan yang mungkin terjadi dari Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis ISM, elemen perubahan yang mungkin terjadi terdiri dari 7 sub elemen yang terbagi dalam 3 level (Gambar 35) dan digambarkan dalam bentuk grafik driver power dependence pada Gambar 36.

(4) (3, 4) (2) (1) 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 DEPENDENCE DRIVER POWER

Gambar 35. Hirarki elemen perubahan yang mungkin terjadi dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Sub elemen yang menjadi elemen kunci pada elemen perubahan adalah peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya (E2) yang berada pada level 2 dan memiliki nilai DP tertinggi (5). Dalam posisinya sebagai variabel penentu, penyelesaian perubahan ini akan mendorong penyelesaian perubahan lain yang dapat menghambat upaya integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Apabila perubahan peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya bisa diatasi, maka perubahan sub elemen lainnya yang berada pada level 1, 2, dan 3 diharapkan juga bisa berjalan dengan baik.

(6) (4, 7) (3) (1, 5) (2) 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 DEPENDENCE DRIVER POWER

Gambar 36. Grafik driver power dependence elemen perubahan yang mungkin terjadi dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Berdasarkan plot pada grafik driver power dependence (Gambar 34) terlihat bahwa keterjaminan pasar produk budidaya (E4) dan penataan ruang laut (E7) berada dalam sektor IV (peubah bebas atau independent), yang berarti bahwa peubah ini mempunyai daya dorong kuat dengan nilai DP tinggi, tetapi memiliki sedikit ketergantungan pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya di kawasan ini.

Sub elemen perubahan yang memiliki daya dorong kuat dan saling mempengaruhi terhadap sub elemen lain adalah peningkatan jumlah nelayan pembudidaya (E1), peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya (E2), peningkatan PAD (E3), dan peningkatan investasi yang berada dalam sektor III (linkage), sehingga diperlukan prinsip kehati-hatian dalam menangani perubahan-perubahan tersebut. Dalam sektor II (peubah terikat atau dependent) terdapat perubahan pengembangan wilayah (E6) yang berarti perubahan tersebut memiliki daya dorong yang cukup lemah dan dipengaruhi oleh elemen yang lain.

5. Elemen Tujuan dari Program Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis ISM, elemen tujuan terdiri dari 6 sub elemen yang terbagi dalam 4 level (Gambar 37). Sub elemen tujuan yang menjadi elemen kunci adalah peningkatan investasi (E5), karena memiliki nilai DP tertinggi (6) dan berada pada level 1. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan mendorong peningkatan jumlah dan pendapatan nelayan pembudidaya (E1) yang juga berada pada level 1, peningkatan PAD (E2) dan pengembangan daerah (E3) pada level 2, optimalisasi potensi SDI (E6), serta sub elemen pada level 4 yaitu keterjaminan pasar produk budidaya.

Gambar 37. Hirarki elemen tujuan dari program integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Jika dilihat dari hubungan driver power dependence elemen tujuan yang diplotkan (Gambar 38), maka peningkatan jumlah dan pendapatan nelayan pembudidaya (E1), peningkatan PAD (E2), dan peningkatan investasi (E5) bersifat linkage atau berada pada sektor III, yang berarti saling berpengaruh dengan sub elemen lain.

Pengembangan daerah (E3) merupakan sub elemen yang berada di sektor II (peubah terikat atau dependent) yang berarti tujuan tersebut berdaya dorong rendah dan dipengaruhi oleh sub elemen lain. Hal ini juga dapat diartikan apabila tujuan di sektor lain tercapai, maka akan mendorong tercapainya tujuan di sub elemen di sektor II ini.

Gambar 38. Grafik driver power dependence elemen tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

(5) (1) (2) (6) (3) (4) 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 DEPENDENCE DRIVER POWER

6. Elemen Keberhasilan Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis dengan metode ISM, maka elemen keberhasilan terdiri dari 8 sub elemen dan digambarkan dalam diagram model struktural dari elemen keberhasilan (Gambar 39) dimana elemen keberhasilan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya terbagi dalam 4 level.

Gambar 39 Hirarki elemen keberhasilan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Adapun sub elemen yang menjadi variabel penentu yang mempengaruhi secara signifikan adalah peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya (E2) pada level 3 dengan nilai tertinggi DP (8). Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya merupakan keberhasilan yang memiliki peran lebih besar daripada keberhasilan lain dalam integrasi engembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Sub elemen tersebut juga dapat diartikan sebagai pilar utama yang dapat menjamin keberhasilan pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya. Keberhasilan peningkatan pendapatan nelayan akan mendorong keberhasilan lain yang berada pada level 1, 2, dan 4 sebagai keberhasilan langsung dalam kegiatan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Gambar 40. Grafik driver power dependence keberhasilan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Hasil klasifikasi yang digambarkan dalam grafik driver power dependence elemen keberhasilan (Gambar 40) menunjukkan bahwa sub elemen penurunan angka kemiskinan dan pengangguran (E1), peningkatan pendapatan nelayan pembudidaya (E2), peningkatan harga ikan (E4), peningkatan volume dan nilai produksi (E5), dan peningkatan pangsa pasar (E6), peningkatan investasi (E7) yang berada pada sektor III (linkage) menunjukkan bahwa sub-sub elemen tersebut memiliki daya dukung yang besar dan akan saling mempengaruhi dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Peningkatan PAD dan PNBP (E3) berada dalam sektor peubah tidak bebas atau dependent (sektor II). Dengan posisi tersebut berarti sub elemen tersebut mempunyai daya dorong relatif kecil dan tergantung pada peubah-peubah lainnya.

7. Elemen Aktivitas Yang Dibutuhkan Guna Perencanaan Tindakan Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Elemen aktivitas yang dibutuhkan dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya disusun dari 6 sub elemen dengan hirarki yang terbagi dalam 4 level (Gambar 41).

(2) (5) (6) (7) (1) (4) (3) (8) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 DEPENDENCE DRIVER POWER

Gambar 41. Hirarki elemen aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya.

Hirarki pada Gambar 39 menempatkan aktivitas koordinasi antar sektor (E1) pada level 1, yang sekaligus menempatkan elemen tersebut sebagai elemen kunci pada struktur elemen aktivitas yang akan mendorong aktivitas yang lain. Perumusan Perda (E2) dan kemudahan akses terhadap teknologi dan informasi (E4) merupakan sub elemen pada level 2 yang perlu mendapat perhatian karena aktivitas tersebut akan mendorong sub elemen aktivitas pada level berikutnya.

Gambar 42. Grafik driver power dependence aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan dalam pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya. (1) (2) (4) (3) (6) (5) 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 DEPENDENCE DRIVER POWER

Berdasarkan plot grafik dependence driver power (Gambar 42) menunjukkan sub elemen sosialisasi kelayakan perikanan budidaya (E6) berada pada sektor IV yang berarti merupakan peubah bebas (independent) dan memiliki kekuatan penggerak lebih besar dari sub elemen lain.

Perumusan Perda (E2), menciptakan iklim kondusif (E3), kemudahan akses terhadap teknologi dan informasi (E4), serta monitoring dan pengelolaan perikanan budidaya (E5) berada di sektor III, yang berarti sub-sub elemen tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang cukup besar dan merupakan sub- sub elemen yang saling terikat dengan sub elemen yang lain (linkage) dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

8. Elemen Pelaku Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis dengan metode ISM, maka elemen pelaku integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang terdiri dari 10 sub elemen pelaku dapat digambarkan dalam bentuk hirarki (Gambar 43) dan dibagi dalam empat sektor dalam grafik dependence driver power (Gambar 44).

Gambar 43. Hirarki elemen pelaku pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya.

Gambar 44. Grafik driver dependence power pelaku integraasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Dari Gambar 43 diketahui bahwa elemen pelaku pengembangan terbagi dalam 3 level. Sub elemen yang menjadi pelaku yang berada dalam level 1 adalah nelayan (E1), pembudidaya (E2), Pemkab (E4), Pemprov (E5), Pempus (E6), camat (E8), dan lurah (E9).

Adapun sub elemen yang menjadi elemen kunci dari elemen pelaku integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya adalah nelayan (E1), pembudidaya (E2), dan masyarakat (E10), yaitu pada level 1 (E1 dan E2) dan level 2 (E10). Hasil tersebut menunjukkan bahwa nelayan (E1) dan pembudidaya (E2) merupakan pelaku yang memiliki peran lebih besar dari pelaku lain . Peran nelayan dan pembudidaya tersebut menunjukkan tindakan yang dilakukan dapat mempengaruhi dan memberikan dorongan yang besar bagi pelaksanaan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Peran kedua pelaku tersebut harus diarahkan kepada pencapaian tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Hasil klasifikasi yang digambarkan pada grafik dependence driver power (Gambar 44) menunjukkan bahwa elemen nelayan, pembudidaya, Pemkab, Pemprov, Pempus, camat, dan lurah menempati sektor III (linkage), yang berarti pelaku-pelaku ini memiliki keterkaitan yang kuat dan daya dorong yang besar dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Hal ini karena nelayan dan pembudidaya memiliki nilai driver power tertinggi,

(5, 6, 8, 9) (4) (1, 2) (7) (3) (10) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DEPENDENCE DRIVER POWER

sehingga dapat menjadi pendorong yang sangat kuat bagi elemen-elemen yang lain.

Elemen bank (E3), perguruan tinggi (E7) dan masyarakat (E10) menempati sektor IV (independent) dan nilai DP yang cukup tinggi (E3 dan E7) dan tinggi (E10). Hal ini berarti bank, perguruan tinggi dan masyarakat memiliki peran yang besar untuk mempengaruhi pelaku yang lain dalam rangka integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

9. Elemen Tolok Ukur Integrasi Pengembangan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya

Berdasarkan hasil analisis dengan ISM, elemen tolok ukur untuk penilaian tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya terdiri dari 6 sub elemen yang terbagi dalam 5 level (Gambar 45).

Gambar 45. Hirarki elemen tolok ukur untuk pencapaian tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 DRIV E R P O W E R DEPENDENCE

Gambar 46. Grafik driver dependence power untuk pencapaian tujuan integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Pada level 1 terdapat sub elemen peningkatan PAD (E2) (Gambar 45). Pada level 2 terdapat peningkatan harga ikan (E5). Level 3 diduduki oleh sub elemen peningkatan investasi (E3), sedangkan pada level 4 terdapat sub elemen peningkatan jumlah dan pendapatan nelayan pembudidaya (E1) dan pengembangan daerah (E4). Peningkatan jumlah dan pendapatan nelayan pembudidaya menempati level 4 dan merupakan elemen kunci sebagai tolok ukur dalam pencapaian tujuan dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Hal ini sejalan dengan prioritas tujuan dari integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang diidentifikasikan sebelumnya, yaitu meningkatkan pendapatan nelayan.

Jika dilihat dari hubungan dependence driver power yang diplot pada Gambar 46, maka sub elemen keterjaminan pasar (E4) dan peningkatan jumlah dan pendapatan nelayan pembudidaya (E1) berada dalam sektor IV (peubah bebas atau independent). hasil tersebut mengindikasikan bahwa sub-sub elemen tersebut mempunyai kekuatan pendorong yang besar dalam integrasi pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Sub elemen peningkatan PAD (E2), peningkatan investasi (E3), dan peningkatan harga ikan (E6) memiliki daya dorong yang kuat, serta bersifat linkage (sektor III) yang berarti saling berpengaruh dengan sub elemen lain.

Pengembangan daerah merupakan sub elemen yang berada di sektor II (peubah terikat atau dependent) yang berarti tolok ukur tersebut berdaya dorong

rendah dan dipengaruhi oleh sub elemen lain. Hal ini juga dapat diartikan apabila tolok ukur di sektor lain tercapai, maka akan mendorong tercapainya sub elemen di sektor II ini.

Integrasi pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap di Kabupaten Teluk Lampung terdiri atas 3 (tiga) alternatif program kegiatan yaitu program optimalisasi panangkapan ikan, program optimalisasi pembudidayaan ikan dan pengembangan perikanan tangkap berbasis perikanan budidaya. Berikut akan dijelaskan hasil analisis seperti telah diuraikan pada Bab 4.