• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelengkapan Sarana dan Prasarana Wilayah

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 33-38)

5.2. Penelaahan Secara Mikro

5.2.2. Kondisi dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Wilayah dan Sistem Agribisnis

5.2.2.1 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Wilayah

Analisis mengenai kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana wilayah dilakukan dengan menganalisis kelengkapan sarana dan prasarana sistem permukiman. Dalam kajian ini pembagian hirarki wilayah dibagi dalam 3 kelompok kategori yakni hirarki untuk ketersediaan pasar, permodalan, dan infrastruktur umum (pelayanan pendidikan dan kesehatan)

Wilayah dengan sarana dan prasarana terlengkap merupakan wilayah dengan hirarki tertinggi dan dianggap sebagai pusat wilayah. Selain itu sarana dan prasarana yang ada dapat diketahui mana yang lebih lengkap dan mana yang kurang lengkap. Ketersediaan sarana dan prasarana dasar, seperti kesehatan dan pendidikan juga dianalisis dalam kajian ini. Unit analisis dalam kelengkapan sarana dan prasarana permukiman adalah desa.

Berdasarkan skalogram sistem permukiman yang diolah dengan menggunakan data Potensi Perdesaan (PODES) Kabupaten Karo Tahun 2008, adapun parameter yang digunakan adalah mengacu kepada Keputusan Menteri Permukiman dan PrasaranaWilayah No. 534/Kpts/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum. Infrastruktur yang dianalisis adalah sarana pendidikan dan sarana kesehatan, seperti tertera pada Tabel 28.

Tabel 28. Pedoman Standar Pelayanan Minimal

No Fasilitas Standar Pelayanan Minimal

1 Pasar Minimal tersedia 1 (satu) pasar untuk setiap 30.000 penduduk

2 TK Minimal tersedia 1 (satu) TK untuk setiap 1.000 penduduk

3 SD Minimal tersedia 1 (satu) SD untuk setiap 6.000 penduduk

4 SMP Minimal tersedia 1 (satu) SMP untuk setiap 25.000 penduduk

5 SMA Minimal tersedia 1 (satu) SMA untuk setiap 30.000 penduduk

6 Puskesmas Minimal tersedia 1 (satu) Puskesmas untuk setiap 120.000 penduduk

Sumber : Kepmen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001

Di tiga wilayah kajian terdapat 2 (dua) desa sebagai hiraki 1 (satu) di Kecamatan Simpang Empat yakni Desa Ndokum Siroga dan desa Surbakti, di Kecamatan Tiga Panah terdapat juga terdapat 2 (dua) desa sebagai desa dengan hirarki 1 (satu) yakni desa Tiga Panah dan Ajijulu, untuk Kecamatan Barus Jahe desa yang menduduki hiraki 1(satu) adalah desa Sukajulu.

Jumlah desa yang menjadi hirarki 1(satu), 2(dua), dan 3(tiga) serta persentase jumlah hirarki 1(satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) terhadap jumlah keseluruhan desa di wilayah kajian masing-masing ditampilkan pada Tabel 29 dan Tabel 30.

Tabel 29. Jumlah dan Persentase Desa Berdasarkan Hirarki Dengan 3 Kategori di Tiap Kecamatan Kajian.

Kecamatan Hirarki Wilayah Jumlah Desa Persentase (%)

Simpang Empat Hirarki 1 (satu) 2 3,45

Hirarki 2(dua) 6 10,34

Hirarki 3 (tiga) 9 15,52

Tiga Panah Hirarki 1 (satu) 2 3,45

Hirarki 2(dua) 2 3,45

Hirarki 3 (tiga) 18 31,03

Barus Jahe Hirarki 1 (satu) 1 1,72

Hirarki 2(dua) 2 3,45

Tabel 30 Jumlah dan Persentase Desa Berdasarkan Jumlah dan Persentase Hirarki Dengan Tiga Kategori.

Hirarki Wilayah Jumlah Desa Persentase (%)

Hirarki 1 (satu) 5 8,62

Hirarki 2(dua) 10 17,24

Hirarki 3 (tiga)  43 74,14

Berdasarkan Tabel 27 dan Tabel 28, besaran hirarki wilayah dengan hirarki terendah didominasi oleh hirarki 3 (tiga) sebesar 74,14 % dari angka tersebut 31,03% berada di kecamatan Tiga Panah. Di setiap kecamatan desa-desa dengan hirarki 3 (tiga) juga memiliki persentase tertinggi dibandingkan dengan desa-desa dengan hirarki 1 (satu) dan 2 (dua). Peta untuk masing-masing hirarki disajikan pada Gambar 17.

Persentase jumlah desa hiraki 1 (satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) terhadap jumlah desa di masing –masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Jumlah dan Persentase Desa Terhadap Jumlah Desa di Tiap Kecamatan Dengan Tiga Kategori.

Kecamatan Hirarki 1 (satu) Hirarki 2(dua) Hirarki 3 (tiga)

Simpang Empat 11,77 35,29 52,94

Tiga Panah 9,09 9,09 81,83

Barus Jahe 5,26 10,54 84,21

Desa di Kecamatan Simpang Empat merupakan wilayah dengan persentase hirarki 1 (satu ) terbesar, tetapi desa yang memiliki jumlah fasilitas / infrastruktur terbanyak terdapat di desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe.

Gambar 17. Pemetaan Hirarki Kecamatan Ndokum Siroga 

         Surbakti 

         Tiga Panah        Aji Julu

Adapun kebutuhan dan ketersediaan infrastruktur untuk pasar di tiap desa ditampilkan pada Tabel 32 ,data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 32. Kebutuhan dan Ketersediaan Pasar

No Kecamatan Status Pasar (Rata-rata Desa)

1 Simpang Empat -

2 Tiga Panah -

3 Barus Jahe +

Keterangan : - : Membutuhkan infrastruktur Pasar +: Tersedia

Jika dilihat dari Tabel 32, tiap-tiap desa di Kecamatan Tiga Panah dan Simpang Empat masih membutuhkan infrastruktur pasar. Namun berdasarkan kebutuhannya dapat dianggap sangat kecil sehingga dianggap pasar yang ada di ibukota kecamatannya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar desa, tetapi untuk kecamatan Simpang Empat tidak diperoleh pasar permanen maupun yang non permanen. Jika dilihat dari kebutuhan per desa kebutuhan akan pasar juga relatif kecil. Hal-hal tersebut juga dapat di atasi karena jarak ke pasar terdekat dari masing-masing desa masih relatif dekat dan dapat diakses dengan mudah. Untuk Kecamatan Barus Jahe ketersediaan pasar secara rata-rata per desa sudah terpenuhi, gambaran pemenuhannya dapat dilihat Gambar 18.

Gambar 18. Status Ketersediaan Pasar Di Tiap-tiap Desa Di Ketiga Kecamatan

Kecamatan Simpang Empat 

         Kecamatan Tiga Panah 

Sarana pendidikan terdiri dari TK, SD,SLTP dan SMU. Ketesediaan sarana pendidikan dan kebutuhannya ditampilkan pada Lampiran 7 dan 8. Ketersediaan sarana pendidikan bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan yang disyaratkan masih belum terpenuhi atau jumlahnya masih di bawah jumlah yang ditetapkan walaupun jumlah kebutuhan tersebut juga masih bernilai dibawah 1 (satu) yang berarti bahwa kebutuhan sarana tersebut masih dapat dipenuhi di wilayah yang berdekatan dengan masing-masing desa, apalagi jarak ke Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten juga tidak terlalu jauh dari masing-masing kecamatan tersebut. Kebutuhan dan ketersediaan sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Kebutuhan dan Ketersediaan Sarana Pendidikan

No Kecamatan Status Kebutuhan dan Ketersediaan Sarana Pendiikan rata-rata Per Desa

TK SD SLTP SMU

1 Simpang Empat - + + -

2 Tiga Panah - + + -

3 Barus Jahe - - - -

Keterangan : - : dibutuhkan sarana pendidikan

Kebutuhan dan ketersediaan Pelayanan kesehatan di tiap desa ditampilkan pada Lampiran 9. Jumlah Pelayanan Kesehatan yang tersedia bila dibandingkan dengan kebutuhannya sudah dapat terpenuhi dengan baik, bahkan jauh melampaui ketentuan standar yang ditetapkan. Bahkan di beberapa desa sudah terdapat Puskemas Pembantu, klinik dokter dan bidan sebagai pelayan kesehatan masyarakat. Puskesmas rata-rata hanya ditemui di masing-masing ibukota kecamatan. Kebutuhan dan ketersediaan sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Kebutuhan dan Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan

No Kecamatan Status Kebutuhan dan Ketersediaan Rata-rata Sarana Pelayanan Kesehatan Per desa

Fasilitas Kesehatan Para Medis

1 Simpang Empat + +

2 Tiga Panah + +

3 Barus Jahe + +

Keterangan : + : tersedia

Berdasarkan kelengkapan fasilitas yang ada di ketiga wilayah kecamatan, maka prasarana dasar pendidikan dan kesehatan sudah cukup berkembang. Untuk

fasilitas pendidikan dapat ditunjang dengan keberadaan sarana pendidikan di ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten. Prasarana penunjang pasar juga sudah berkembang baik untuk toko grosir, eceran, dan warung.

Berdasarkan kelengkapan jumlah fasiltas yang ada di ketiga wilayah tersebut yaitu dari fasilitas yang dianalisa, maka fasiltas yang terlengkap adalah fasilitas fasilitas umum bidang pelayanan kesehatan, pasar, KUD/Koperasi, sementara untuk fasilitas umum bidang pendidikan masih dibutuhkan.

Dalam dokumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 33-38)

Dokumen terkait