• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN EKOSISTEM LAUT DAN PESISIR SEJAK USIA DINI SEBAGAI

Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia jika dilihat dari sisi jenis, genetik maupun ekosistemsangat tinggi, termasuk keanekaragaman di wilayah lautan dan pesisir (Keong, 2015; von Rintelen dkk., 2017). Keanekaragaman hayati Indonesia tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga terjadi di wilayah laut dan pesisir dengan beraneka ragamnya jenis biota laut yang terkandung didalamnya, termasuk ekosistemmangrove, terumbu karang dan lamun. Keanekaragaman hayati yang dimiliki laut apabila dikembangkan dan dikeloladengan baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena sumberdaya alamyang terkandungdidalamnya memiliki nilai manfaat yang sangat besar, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi (Sofian dkk., 2021).

Penurunan kualitas laut dan pesisir terjadi disebabkan oleh aktifitas alam yaitu abrasi di perairan pesisir yang disebabkan kawasan hutan mangrove yang makin berkurang (konversi lahan mangrove) dan eksploitasi serta pencemaran sumber daya alam yang disebabkan oleh aktifitas manusia, terdapat kegiatan manusia yangmempengaruhi kualitas pantai dan laut antara lain: penangkapan ikan dalam skala besar, kerusakan kandangikan(karang) akibat penggunaan bom dan racun (kalium), pencemaran limbah industri dan pekerjaan rumah tanggaatau membuang sampah sembarangan (Soraya dkk., 2012; Arini, 2013; Raharjo, dkk.). Penurunanluaskawasanan mangrove disebabkan oleh kawasan mangrove yang mengalami perubahan status, banyaknya tambakyang dibuat dan tingginya aktifitas nelayan dalam menangkap ikan (Yuliasamaya dkk., 2014). Lingkunganyangrusak dan tercemar akibat penurunan kualitas laut dan pesisir pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatanorang-orang yang tinggal, melakukan kegiatan dan memperoleh manfaat dari lingkungan pesisir. Dari beberapafaktor yang telah disebutkan di atas, terlihat bahwa faktor utama kerusakan ekosistem laut disebabkanolehmanusia. Oleh sebab itu, diperlukan kesadaran tiap masing-masing individu, termasuk pada usia dini, untukmenjaga keseimbangan alam, sehingga ekosistem pesisir di laut dan pesisir selalu lestari, karena kerusakansalahsatu ekosistem akan mempengaruhi ekosistem yang lain.

Sebagai wahana belajar, sekolah dapat memberikan dampak positif yang lebih luas, bukan hanya gurudansiswa yang ada di sekolah, tetapi juga masyarakat di lingkungan sekitar siswa dan guru.

Meningkatkan kesadaranupaya kelestarian lingkungan sejak usia dini diharapkan dapat membawa dampak positif pada paradigmaperlindungan lingkungan masa depan. Pendidikan lingkungan sejak usia dini bagi generasi muda di SD, SMPdan SMA sangat diperlukan untuk mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan (Majid dkk., 2016; Ahada&Zuhri, 2020).

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan pengetahuan siswa SD tentang ekosistemlaut dan pesisir, meningkatkan kepedulian dalam melestarikan ekosistem pesisir dan laut, serta meningkatkankepedulian terhadap lingkungan laut dan pesisir dengan memberikan motivasi pada anak sejak usia dini.

M

Kegiatan ini dilakukan secara offline yang melibatkan siswa di SD N 020 Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur tepatnya di Desa Petiku. Kegiatan diawali dengan koordinasi ke sekolah SD N020 LongKali untuk meminta persetujuan Kemudian, setelah disetujui oleh pihak sekolah, selanjutnya melaksanakan kegiatansosialisasi mengenai cinta laut sejak dini. Kegiatan dimulai dengan perkenalan, kemudian dilakukanpenyampaian materi. Materi atau topik yang disampaikan adalah pengertian ekosistem secara umum, berbagai ekosistem yang dapat ditemui di daerah laut dan pesisir, penyebab terjadinya perubahan garis pantai, diakhiri dengan bagaimana cara menanggulangi dan mencegah terjadinya perubahan garis pantai. Agar menarik minat siswa SD, di sela-sela pemberian materi diadakan kuis berhadiah yang berkaitan dengan materi yangdisampaikan. Kemudian, diakhir kegiatan pemberi materi menyampaikan beberapa video yang berhubungandengan laut.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah motivasi siswa SD semakin meningkat untuk menjagalingkungan laut, siswa mengetahui apa saja ekosistem yang ada didaerah pesisir dan laut serta siswa mengetahui bagaimana cara menanggulangi kerusakan yang terjadi pada ekosistem pesisir dan laut. Keaktifan siswa sangat baik dalam kegiatan ini, hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan. Meskipun pada awal kegiatan ada beberapa siswa yang belum mengenal vegetasi danbiota yang ada di laut, tetapi di akhir kegiatan sedikit demi sedikit pada siswa tadi mulai mengerti danmemahami bahwa ada berbagai vegetasi dan biota yang terdapat di laut.

Mengetahui kurangnya pengetahuan siswa mengenai ekosistem, vegetasi serta biota didaerah pesisir dan laut yakni karena masih belum banyak masyarakat yang merasa bahwa laut dijadikan sebagai pokokdari kegiatan mereka, misalnya dalam hal pola makan, proses belajar-mengajar di sekolah, serta masih belumadanyamotivasi masyarakat dalam mencari tahu mengenai potensi laut Indonesia. Untuk menambah motivasi siswauntuk lebih peduli dengan lingkungan laut dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan umummengenai keindahan dunia pesisir dan laut, membiasakan anak untuk gemar makan ikan, serta pemerintah perlumenyisipkan pendekatan pendidikan yang berhubungan dengan dunia pesisir dan laut kepada generasi muda. Sehingga, menciptakan budaya cinta terhadap laut dapat tertanam sejak dini dan mampu menciptakan perilakuyang senantiasa berorientasi ke laut. Metode pembelajaran melalui media gambar, video dan audio visual padasaat kegiatan ini sangat diminati siswa, sehingga materi pada kegiatan ini dapat diterima dengan baik oleh siswa (Gambar 1 dan 2).

Gambar 1. Penyampaian materi kepada siswa

Gambar 2. Dokumentasi bersama siswa SDN 020 Long Kali

KESIMPULAN

Kegiatan ini mampu meningkatnya motivasi siswa dalam menjaga lingkungan laut, siswa mengetahui apasaja ekosistem yang ada didaerah pesisir dan laut serta siswa mengetahui bagaimana cara menanggulangi kerusakan yang terjadi pada ekosistem pesisir dan laut. Selain itu, mengetahui bahwa kurangnya pengetahuansiswa mengenai ekosistem, vegetasi serta biota didaerah pesisir dan laut, yakni karena masih belumbanyakmasyarakat yang merasa bahwa laut dijadikan sebagai pokok dari kegiatan mereka. Beberapa langkahyangdilakukan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan laut adalah dengan memberikanpengetahuan umum mengenai keindahan dunia pesisir dan laut, membiasakan anak untuk gemar makan ikan, sertapemerintah perlu menyisipkan pendekatan pendidikan yang berhubungan dengan dunia pesisir dan laut kepadagenerasi muda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman KKN kelompok Paser 23 yangtelahmemberikan support dan membantu pelaksanaan kegiaatan, baik selama berlangsungnya kegiatan KuliahKerjaNyata ini maupun dalam pelaksanaan program kerja individu, terkhususnya kepada rekan saya Laila Rahmawati, Dinda Rahma Fadhillah, Riska Yanti, Nada Aulia, dan Annisa Putri Prameswari. Ucapan terima kasih juga penulissampaikan kepada ibu Dr. Hut. Mursidah, S.P.,MM.

selaku Dosen Pembimbing Lapangan kelompok Paser 23yang tidak lupa untuk terus memberikan semangat, serta membimbing kami selama pelaksanaan KuliahKerjaNyata. Terakhir penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada bapak Darwoto dan ibu Warsini selakukedua orang tua penulis, yang sejak awal memberikan dukungan penuh, kemudahan serta kelancarandalampelaksanaan Kuliah Kerja Nyata ini.

REFERENSI

Ahada, N., & Zuhri, A. F. (2020). Menjaga Kelestarian Hutan dan Sikap Cinta Lingkungan Bagi Peserta DidikMI/SD. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 3(1), 35–46.

Arini, D. I. Dwi. (2013). Potensi Terumbu Karang Indonesia; Tantangan dan Upaya Konservasinya.

InfoBalai Penelitian Kehutanan, 3(2), 147–172.

Keong, C. Y. (2015). Sustainable Resource Management and Ecological Conservation of Mega-Biodiversity: TheSoutheast Asian Big-3 Reality. International Journal of Environmental Science and Development, 6(11), 876–882. https://doi.org/10.7763/ijesd.2015.v6.715

Majid, I., Al Muhdar, M. H. I., Rohman, F., & Syamsuri, I. (2016). Konservasi Hutan Mangrove Di Pesisir Pantai Kota Ternate Terintegrasi Dengan Kurikulum Sekolah. Bioedukasi Universitas Khairun, 4(2), 488–496. Prastianto, dkk. (2022). Pengembangan Bahan Literasi Bertema Teknologi Kelautan bagi Siswa SDdalamMembentuk Pribadi Cinta Laut Sejak Dini. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 127-135. https://doi.org/10.12962/j26139960.v6i1.205 Raharjo, P., Setiady, D., Zallesa, S., & Putri, E. (2016). Identifikasi Kerusakan Pesisir Akibat Konversi

HutanBakau (Mangrove) Menjadi Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kabupaten Cirebon. Jurnal Geologi Kelautan, 13(1), 9–24. https://doi.org/10.32693/jgk.13.1.2015.258

Sofian, A., Suhermanto, A., Saidin, S., Sayuti, M., Novianto, D., & Widyasari, F. (2021). Short communication: Environment and morphometric of sea hare Dolabella auricularia from shrimp pond, Sorong, West Papua, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 22(2), 983–

987. https://doi.org/10.13057/biodiv/d220254

Soraya, D., Djunaedi, O. S., & Taofiqurohman, A. (2012). Perubahan Garis Pantai Akibat KerusakanHutanMangrove Di Kecamatan Blanakan Dan Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Unpad, 3(4), 355–364.

von Rintelen, K., Arida, E., & Häuser, C. (2017). A review of biodiversity-related issues and challenges inmegadiverse Indonesia and other Southeast Asian countries. Research Ideas and Outcomes, 3, 1–16. https://doi.org/10.3897/rio.3.e20860

Widyasari, dkk. (2021). Peningkatan Kemampuan Melestarikan Lingkungan melalui Pengenalan LingkunganPesisir dan Laut (Pena Laut) Bagi Siswa SD dan SMP. Journal Masyarakat Mandiri, 5(2), 677-685. https://doi.org/10.31764/jmm.v5i2.4124

Widyasari, dkk. (2022). Sosialisasi dalam Pengenalan Lingkungan Pesisir dan Laut (Pena Laut). Buletin SWIMP, 2(1), 016-024.

Yuliasamaya, Y., Darmawan, A., & Hilmanto, R. (2014). Perubahan Tutupan Hutan Mangrove Di Pesisir Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari, 2(3), 111. https://doi.org/10.23960/jsl32111-124