• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GANG 45 KELURAHAN GUNUNG KELUA, SAMARINDA MELALUI PROGRAM BUDIKDAMBER

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GANG 45 KELURAHAN GUNUNG

Indonesia mengalami bencana pada pertengahan Maret, dan desiminasi virus penyakit coronavirus (Covid-19) mengancam semua aspek, terutama kesehatan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan saat Covid-19 menjadi darurat kesehatan masyarakat pada akhir Januari 2020, banyak negara, termasuk Indonesia, menerapkan berbagai kebijakan seperti social distancing. Kebijakan tersebut juga diterapkan di Kalimantan Timur khususnya di Kelurahan Gunung Kelua yang merupakan salah satu dari 8 kelurahan yang berada di Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kebijakan tersebut tentu memberikan batasan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari termasuk dalam memenuhi kebutuhan makan bagi keluarga. Oleh sebab itu, untuk menjaga ketahanan pangan tingkat rumah tangga maka perlu suatu keterampilan yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi hal tersebut.

BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember) merupakan teknik budidaya yang menerapkan teknologi Yumina Bumina yang memadukan antara ikan, sayuran dan buah-buahan. Menurut Andhikawati, setiap bagian dari ikan, termasuk daging, kulit, tulang, dan ususnya, memiliki komponen nutrisi yang berbeda (Andhikawati, 2021). Dalam budidaya Yumina Bumina terdapat empat sistem yaitu:

rakit, hulu, hilir dan pasang surut (Rukmana, 1997). Pada sistem hulu ini, air didistribusikan ke setiap media tanam dari atas dan nutrisi dari tanaman didistribusikan secara merata ke setiap batang tanaman.

Untuk membuat sistem hulu, memerlukan bahan-bahan berikut: Akuarium, wadah media pot, saluran air, pompa air, media pot (batu apung), ikan (lele), tanaman (kangkung, gurame, tomat, terong ungu) (Supendi, 2015).

Pada prinsipnya akuaponik menghemat penggunaan lahan dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrisi melalui kelebihan pakan dan metabolisme ikan. Sistem ini merupakan budidaya ikan yang ramah lingkungan (Setijaningsih, 2015). Wilayah perkotaan, terutama kota-kota besar, padat penduduk, ditandai dengan penggunaan lahan yang luas untuk pemukiman dan pembangunan infrastruktur, ruang terbuka yang subur, dan terbatasnya area untuk kegiatan budidaya ikan (Susetya, 2018).

Sistem kerja BUDIKDAMBER (Fish in a Bucket) adalah sistem akuaponik (polikultur ikan dan sayuran) yang menanam ikan dan sayuran dalam ember. Sistem akuaponik yang dikembangkan hingga saat ini biasanya membutuhkan pompa dan filter, yang membutuhkan listrik, area yang luas, serta biaya yang mahal dan kompleks. Budikdamber adalah kebalikan dari jalur kompleks. Tujuan Budikdamber ini adalah menjadi sistem budidaya ikan yang ideal bagi masyarakat dan permintaan konsumen terendah di dunia yang sesuai dengan masyarakat di Gang 45 Kelurahan Gunung Kelua Kecamatan Samarinda Ulu (Febri et. al., 2019). Lele Budikdamber tidak memerlukan keahlian khusus. Kegiatan Budikdamber yang mudah perawatannya bisa dilakukan banyak orang dan praktis (Mojiono et. al., 2020).

Keterbatasan lahan di perkotaan khususnya Jl. A.W. Syahrani Gang 45 Samarinda memiliki setidaknya beberapa kegiatan budidaya di daerah tersebut. Upaya pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi dan keterampilan kepada sekelompok ibu rumah tangga Jl. AW Syahrini Gang 45 Kota Samarinda mengenai BUDIKDAMBER. Melalui kegiatan ini, ibu rumah tangga di Jl.

A.W. Syahranie Gang 45 tidak hanya menghasilkan ikan tetapi juga kangkung, yang membuat kota Samarinda semakin produktif.

Sesuai dengan uraian permasalahan dan tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini maka dilaksanakan kegiatan sosialisasi BUDIKDAMBER, memberikan modul dan menyediakan alat dan bahan untuk kegiatan budidaya seperti benih, sayur, dan palet ikan. Peserta sosialisasi akan merasakan hasil dari 3 bulan pemeliharaan hingga 4 bulan panen lele. Tanaman kangkung dipanen dari minggu ke-2 pemeliharaan sampai dengan bulan ke-4 pemeliharaan.

Selain mengedukasi masyarakat tentang keterampilan memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat juga harus dididik keterampilan memenuhi kebutuhan serat pangan seperti: Tanaman yang diperoleh dengan hidroponik. Selain itu, kegiatan ini berhasil mengoptimalkan lahan-lahan kecil milik masyarakat menjadi lahan produktif untuk perkebunan hidroponik.

Kegiatan Budidaya Ikan dalam Ember (BUDIKDAMBER) merupakan program kerja utama dari Kelompok KKN 48 Universitas Mulawarman Samarinda 17 yang dilaksanakan di posko KKN 48 Samarinda 17 Jl. A. W. Syahranie Gang 45 RT.12 Blok Seroja Kelurahan Gunung Kelua. Karena kegiatan ini dapat dilakukan dalam skala keluarga, maka target audiens utamanya adalah ibu rumah tangga dan kepala rumah tangga sehingga hasil panennya dapat menjadi bahan pangan bagi keluarga.

Kegiatan ini di hadiri sebanyak 12 orang. Kegiatan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu;

1. Tahap persiapan yang dilakukan pada hari Jumat, 22 Juli 2022.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari menyiapkan alat dan bahan yaitu 1 buah ember dengan kapasitas 80 Liter, bibit ikan lele sangkuriang 7 cm sebanyak 46 ekor, arang, gelas plastik bekas, kawat, akar tanaman kangkung, air PDAM dan pelet makanan ikan.

2. Penyuluhan di Posko KKN 48 Samarinda 17 Jl. A. W. Syahranie Gang 45 RT.12 Blok Seroja Kelurahan Gunung Kelua pada hari Minggu, 24 Juli 2022.

Penyuluhan mengenai tahap persiapan alat, bahan dan cara budidaya ikan dalam ember dan kangkung dengan media arang di dalam gelas plastik. Serta penjelasan waktu panen ikan yaitu 3 bulan sekali dan kangkung 2 minggu sekali yang dimana airnya dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk menyiram tanaman.

3. Evaluasi kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam budidaya dimana ikan perlu diberi makan tiga kali sehari, yaitu pada pukul 9.00, 15.00 dan 21.00. Jika terlambat atau tidak diberi makan maka ikan akan saling memakan dan menyebabkan jumlahnya berkurang.

Selain itu, sebelum meletakkan ikan ke dalam ember sebaiknya diletakkan diatas airnya selama 5 jam dan air yang akan digunakan didiamkan selama 1 malam agar ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kegiatan ini di katakan berhasil jika ikan yang dipanen sesuai dengan waktu yang seharusnya dan juga jika tingkat kematian (mortalitas) pada lele dalam wadah rendah. Ada pun tingkat keberhasilan pada kangkung yaitu tumbuh subur dan tidak terlihat layu.

Kegiatan penyuluhan budidaya ikan dalam ember (budikdamber) plus aquaponic dilaksanakan di Posko KKN Kelompok Kami, dihadiri oleh 15 orang yang menjadi mitra adalah ibu-ibu aktivis (Kader, PKK dan Dasawisma) yang tinggal di RT 12, 13 dan 36, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga jumlah peserta dibatasi. Sebelum melakukan penyuluhan tim menyiapkan alat dan bahan untuk budidaya ember (Budik Dumber) dan akuaponik. Pembuatan budikdamber dan Aquaponik digunakan untuk demonstrasi atau pilot project, setelah alat dan bahan tersedia, agar peserta mengetahui seperti apa bentuk budikdamber dan akuaponik nantinya Persiapan lain yang diperlukan adalah materi tentang aquaponik, salah satu bentuk hidroponik yang paling sederhana. Artikel ini menjelaskan tentang inovasi sistem hidroponik, termasuk ragam hidroponik, yaitu menanam tanpa media tanah. Materi penyuluhan disampaikan oleh Ketua Tim KKN tentang pentingnya hidroponik, media apa yang digunakan, cara kerja pembibitan dan sistem hidroponik yang berbeda, contoh tanaman yang dapat ditanam secara hidroponik, dan bagaimana berbagi informasi tentang tanaman hidroponik yang menghasilkan hasil lebih tinggi.

Lebih mahal dari tanaman konvensional.

Kecuali itu, peserta penyuluhan juga mendapatkan materi tentang Budikdamber. Materi-materi seperti pentingnya bercocok tanam, penjelasan menanam kangkung dalam gelas plastik, dan umur lele disimpan. Sayuran yang bisa ditanam di Budikdamber antara lain kangkung, sawi dan tomat. Ikan yang bisa dibudidayakan adalah ikan lele. Dipilihnya ikan lele dalam pengabdian ini, sesuai dengan hasil penelitian dari (Wicaksana, 2015) bahwa Kelangsungan hidup ikan lele di kolam akuaponik lebih tinggi

dibandingkan dengan sistem non-akuaponik konvensional. Kualitas air memegang peranan penting, terutama dalam budidaya. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan kematian, pertumbuhan terhambat, perkembangan hama dan penyakit, dan penurunan efisiensi pakan (Nursandi, 2018). Seperti yang tertera pada Gambar 2 di bawah ini. Budikdamber merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk akuaponik, dimana tempat tumbuhnya ikan dan tumbuhan di satu tempat. Ikan yang digunakan disini adalah ikan lele yang berumur 7 cm atau 2 bulan dengan menggunakan media ember (Gambar 1). Cara melakukannya seperti ini:

1. Buat lubang drainase di bagian bawah. Juga bisa membuat kran yang mudah digunakan;

2. Isi ember dengan air. Namun, air yang diisi tidak boleh penuh. Tujuannya agar lele bisa menghirup udara dengan baik;

2. Tambahkan benih ikan lele;

3. Biji kol bisa ditambahkan arang;

4. Potong kawat dengan panjang 12cm, buat pengait pada gagang kaca di ember, dan ikat kaca di ember.

Selanjutnya adalah proses hidroponik sederhana.

1. Siapkan alat Anda.

Peralatan untuk hidroponik menggunakan barang-barang rumah tangga bekas seperti: Gelas atau wadah plastik bekas.

2. Siapkan bibit sayuran.

Menabur dan menggunakan biji kangkung untuk kegiatan ini. Ini menjadi model bila masyarakat akan menanam sayuran selain kangkung, seperti pakcoy, daun sawi, dll;

3. Kawat;

4. Media tanam berupa arang (Gambar 1).

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan contoh kepada masyarakat tentang cara bercocok tanam tanpa perlu media tanah langsung. Kegiatan ini akan dilakukan dengan tujuan langsung mendidik masyarakat untuk melakukan kegiatan di rumah masing-masing selama PPKM. Berikut karakteristik peserta penyuluhan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Masyarakat

No. Nama Jenis Kelamin Usia

1 Yuniarso Laki-laki 44 tahun

2 Rahmani Wanita 49 tahun

3 Jumiati Wanita 51 tahun

4 Rohana Wanita 57 tahun

5 Marliyani Wanita 41 tahun

6 Agus Pujo Laki-laki 44 tahun

7 Wakidi Laki-laki 41 tahun

8 9 10 11 12

Aisyah Ernawati Faisal Asnawi Rini Astuti

Wanita Wanita Laki-laki

Wanita Wanita

37 tahun 38 tahun 41 tahun 37 tahun 40 tahun Sumber: Data primer KKN UNMUL SMD 17 (2022)

Hasil pengabdian telah memberikan dampak kepada masyarakat yakni warga yang mengikuti dan menjalankan kegiatan ini dapat mengaplikasikannya sendiri serta menambah ketersediaan pangan berupa sayur dan ikan bagi dapur mereka. Masyarakat senang karena kegiatan ini sesuai dengan harapan mereka, keterampilan masyarakat telah meningkat sekitar 80% sejak demonstrasi tangan pertama berlangsung,

memungkinkan mereka untuk membangun Budikdamber mereka sendiri di rumah. Budikdamber menaruh solusi pada rakyat buat memenuhi kebutuhan nutrisi hewani & menaikkan pendapatan famili pada masa pandemi (Febri et al., 2019; Suryana et al., 2021).

Menurut Susetya bahwa penyuluhan dengan dilanjutkan praktik pembuatan wadah, penebaran bibit, mengukur kualitas air dan kemudian setelah 4 bulan dapat melakukan panen terbukti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat (Susetya, 2018). Hal ini sesuai dengan hasil pengabdian yang dilaksanakan dimana masyarakat memberikan respons baik. Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan dan melibatkan warga secara langsung, data respon dan dokumentasi berupa foto di atas menunjukkan bahwa peserta sosialisasi telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan Budikdumber.

Hasil sosialisasi sebelum praktik yang kami lakukan dapat memperluas pengetahuan warga mengenai kegiatan budidaya ikan serta tanaman kangkung dengan peralatan dan wadah yang sederhana namun dapat menghasilkan keuntungan yang relatif besar jika dikembangkan dan dijalankan dengan serius serta konsisten dalam skala besar dan kurun waktu yang panjang. Namun, karena keterbatasan waktu pelaksanaan pengabdian maka pelaksanaan panen belum dapat dilakukan, oleh karena itu usai kegiatan pengabdian ini selesai dilakukan maka alat budikdamber ini diserahkan kepada warga untuk melanjutkan budidaya ikan lele ini dengan metode budikdamber.

Gambar 1. Budikdamber dan Aquaponic

Gambar 2. Minggu ke-3

Gambar 3. Minggu ke-4

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kegiatan Pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini berlangsung di lingkungan masyarakat RT. 12, 13, dan 36 Gang 45 Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda memenuhi kondisi lingkungan. Program KKN dilaksanakan sebagai solusi pemenuhan kebutuhan gizi keluarga.

Kegiatan masyarakat seperti konsultasi dan demonstrasi cara membuat media dan cara budidaya ikan lele di ember ini, pembagian jenis ikan lele, budidaya kangkung secara hidroponik, serta pembagian alat dan bahan kepada peserta telah dilaksanakan. Semua kegiatan umumnya diterima dengan baik oleh masyarakat.

Diharapkan dengan adanya budikdamber tersebut dapat memampukan masyarakat untuk lebih melanjutkan budidaya ikan lele. Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat menyediakan makanan untuk konsumsi sehari-hari, sehingga dapat mengurangi pengeluaran konsumsi rumah tangga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang berkepentingan yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Mulawarman, yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan program pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari agenda Kuliah Kerja Nyata Angkatan 48 Tahun 2022, Bapak Achmad Suriani selaku Lurah Kelurahan Gunung Kelua yang telah mengarahkan kami dari awal pelaksanaan hingga berakhirnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Ibu Sari Andriyani selaku Pembimbing Lapangan yang telah membimbing kami dan mengarahkan hal-hal baik yang selalu kami ingat, serta kepada Bapak/Ibu jajaran staff Kelurahan Gunung Kelua yang telah membantu kami selama kami berkegiatan. Kepada bapak Deky Susanto, bapak Poniman dan bapak Zaini selaku Ketua RT. 12, 13, dan 36 Gang 45 yang telah mengarahkan warga setempat untuk terus berpartisipasi dalam pelaksanaan program-program kerja kami mulai dari program kerja kelompok hingga individu.

DAFTAR PUSTAKA

Andhikawati, Aulia., Junianto, Rega Permana, dan Yulia Oktavia. (2021). Review: Komposisi Ikan Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia. Marinade Vol. 04(02): 76 – 84. Tanjungpinang, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Febri, S. P., Alham, F., & Afriani, A. (2019). Pelatihan BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember) di Desa Tanah Terban Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe, 3(1), 112–117.

Mojiono, Qomariah, N., & Riana, F. (2020). Desiminasi Teknik Budikdamber Lele untuk Produksi Pangan Skala Rumah Tangga Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol.5(4), 917-926.

Nursandi, Juli. (2018). Budidaya Ikan Dalam Ember “Budikdamber” dengan Aquaponik di Lahan Sempit.

Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri Lampung.

Rukmana. (1997). Ikan Nila, Budi Daya dan Prospek Agribisnis (3 (2)). Yogyakarta: Kanisius.

Setijaningsih, L. dan C. U. (2015). Pengaruh Lama Retensi Air Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Budidaya Sistem Akuaponik dengan Tanaman Kangkung. Berita Biologi, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 14(35).

Supendi, M. R. M. dan S. F. (2015). Teknik Budidaya Yumina-Bumina sistem Aliran Atas di Bak Terpal.

Bul. Tek. Lit. Akuakultur, 13(1), 5–9.

http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btla/article/viewFile/836/814

Suryana, A. A. H., Dewanti, L. P., & Andhikawati, A. (2021). Penyuluhan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) di Desa Sukapura Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Farmers: Journal of Community Services, 2(1), 47–51. https://doi.org/10.24198/fjcs.v2i1.31547

Susetya, Ipanna Enggar. dan Zulham Apandy Harahap. (2018). Aplikasi BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember) Untuk Keterbatasan Lahan Budidaya di Kota Medan. ABDIMAS TALENTA 3 (2) 2018: 416-420.

Wicaksana, S.N., Hastuti, S. dan Arini, E. (2015). Performa Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang dipelihara dengan Sistem Biofilter Akuaponik dan Konvensional. Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 109-116.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN