• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Haranggaol Danau Toba

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Haranggaol Danau Toba

Kelimpahan fitoplankton yang diperoleh di perairan Haranggaol Danau Toba bervariasi pada setiap stasiunnya. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 15.265,31 ind/l, sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 10.040,83 ind/l. Berdasarkan data tersebut tingginya kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 terjadi karena cukupnya ketersediaan nutrisi dan suhu yang sesuai yang sangat mendukung kehidupan fitoplankton. Stasiun ini merupakan daerah keramba yang memiliki suhu 27 oC dan konsentrasi senyawa organik yang tinggi pada kawasan tersebut. Tingginya konsentrasi senyawa organik tersebut terlihat dari tingginya nilai TDS (Total Disolved Suspended) yaitu sebesar 78,5 mg/L. Hal ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harahap (2013) di perairan Haranggaol didapatkan nilai nitrat tertinggi pada stasiun keramba jaring

apung dibandingkan stasiun lain yang lokasinya jauh dari keramba jaring apung yaitu sebesar 0,29-0,81 yang menyebabkan kelimpahan plankton di stasiun tersebut juga menjadi yang tertinggi. Tingginya nilai nitrat pada stasiun ini berasal dari sisa pakan ikan yang diberikan oleh masyarakat. Adanya akumulasi dari sisa pakan ikan tersebut meningkatkan konsentrasi senyawa organik berupa amoniak yang sangat baik dalam membantu perkembangan dari fitoplankton yang menyebabkan kelimpahan fitoplankton pada stasiun ini menjadi yang tertinggi. Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap percepatan maupun perlambatan pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton. Nilai suhu pada stasiun 1 menunjukkan suhu yang sangat baik bagi pertumbuhan fitoplankton, hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi (2003) yang menyatakan bahwa suhu yang baik bagi pertumbuhan jenis diatom, Chlorophyta dan Cyanophyta adalah 20-40oC.

Pada stasiun 1 dan 3 kelimpahan tertinggi terdapat pada genera Ishtmia, yaitu pada stasiun 1 sebesar 2639,46 ind/l (K), 17,29 % (KR), dan 77,77 % (FK) dan pada stasiun 3 sebesar 1061,22 ind/l, 10,05 % dan 66 % . Hal ini disebabkan cukup tingginya intensitas cahaya dan konsentrasi senyawa organik pada stasiun 1. Genera Ishtmia merupakan salah satu genera dari kelas Bacilariophycaeae yang didapatkan pada stasiun ini. Kelas Bacilariophyceae merupakan kelas fitoplankton yang paling sering mendominasi di kawasan perairan. Hal ini disebabkan dalam kondisi yang mendukung, kelas

Bacilariophyceae memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang relatif

lebih cepat dibandingkan kelas fitoplankton lainnya. Abida (2010) juga menyatakan bahwa kelas Bacillariophyceae umumnya ditemukan melimpah karena fitoplankton dari kelas ini merupakan anggota utama dari fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan. Tingginya kelimpahan genera Ishtmia pada stasiun 3 disebabkan karena pada stasiun ini memiliki nilai fosfat yang tertinggi dari stasiun lainnya yaitu sebesar 0,14 mg/l. Genera Ishtmia adalah genera dari kelas Bacillariophyceae yang pertumbuhan dan perkembangan relatif lebih cepat pada kondisi perairan dengan senyawa organik yang tinggi. Menurut Suin (2002), ketersediaan sumberdaya pada lingkungan menentukan keberadaan jenis, jumlah individu, kelimpahan dan frekuensi kehadirannya. Abida (2010)

menambahkan bahwa perbedaan nilai kelimpahan fitoplankton bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketersediaan nutrien, keberadaan cahaya di lingkungan perairan dan laju grazing oleh organisme lainnya. Pada stasiun 1 didapat nilai kelimpahan terendah terdapat pada genera Dinobryon dan

Dactylococcopsis yaitu dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 54,42

ind/l, 0,36 % dan 33,33 %. Usman et al. (2013) menyatakan bahwa genera

Dinobryon dan Chaetoceros umumnya dijumpai pada kedalaman perairan 10

meter karena genera ini mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pada stasiun 2 nilai kelimpahan tertinggi adalah dari genera Cymbella dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 1.401,36 ind/l, 9,83 %, dan 77,77% sedangkan nilai kelimpahan terendah pada stasiun ini terdapat pada genera Phacus dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 40,82 ind/l, 0,29 % dan 33,33%. Genera ini merupakan salah satu anggota dari kelas

Euglenophyceae. Pada stasiun 2 didapatkan nilai kelarutan oksigen cukup tinggi

yaitu sebesar 6,5. Keadaan ini tidak mendukung kehidupan dari genera ini. Genera

Phacus umumnya berkembang baik pada kondisi kelarutan oksigen yang rendah.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijaya (2009) yang menyatakan bahwa kondisi perairan yang memiliki kelarutan oksigen rendah didominasi oleh fitoplankton dari kelas Euglenophyceae. Genera dari kelas Euglenophyceae mampu melindungi dirinya dari zat-zat beracun yang berada di perairan sehingga mampu hidup pada perairan yang mengalami pencemaran dan dapat dijadikan sebagai indikator perairan tercemar.

Pada stasiun 3 nilai kelimpahan terendah dari genera Staurastrum,

Microthamnion, Shizogonium, dan Anabaena yaitu sebesar 68,03 ind/l dan KR

sebesar 0,64 %. Nilai FK untuk Staurastrum dan Anabaena sebesar 33,33 %, sedangkan nilai FK untuk Microthamnion dan Shizogonium sebesar 44,44%. Keempat genera ini memliki nilai kelimpahan terendah disebabkan karena kandungan senyawa organik yang cukup rendah pada stasiun ini. Keempat genera fitoplankton tersebut mampu hidup dengan baik pada perairan dengan kandungan senyawa organik yang tinggi. Nybakken (1992) menyatakan bahwa fitoplankton dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan nutrisi. Nutrisi yang paling penting adalah nitrit dan fosfat. Adawiyah (2011) juga

menambahkan bahwa jenis fitoplankton yang jarang ditemukan dapat diakibatkan oleh proses suksesi dan toleransi masing-masing jenis terhadap perubahan lingkungan sehingga mengakibatkan perbedaan struktur komunitas fitoplankton pada setiap waktu.

Pada stasiun 4 nilai kelimpahan tertinggi adalah genera Navicula dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut sebesar 1442,18 ind/l, 14,36 %, dan 77 %. Hal ini disebabkan karena kelarutan oksigen pada stasiun ini lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Kelarutan oksigen yang tinggi pada suatu perairan sangat mendukung kehidupan dari genera ini dalam pertumbuhan maupun perkembangannya. Suin (2002) menyatakan bahwa pola penyebaran plankton di dalam air tidak sama. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor lainnya di kedalaman air yang berbeda. Kadar oksigen dalam air sangat menentukan kehidupan biota air. Pada stasiun 4 nilai kelimpahan terendah adalah dari genera Shizogonium dengan nilai K, KR dan FK berturut-turut adalah 54,42 ind/l, 0,54 % dan 33,33 %. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan perairan yang tidak sesuai dengan kehidupan dari genus ini. Menurut Adawiyah (2011), jumlah individu fitoplankton yang tidak merata disebabkan terjadinya persaingan terhadap kebutuhan hidup fitoplankton di suatu perairan. Nontji (2006) juga menambahkan bahwa komponen komunitas fitoplankton di suatu perairan senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Jumlah genera fitoplankton yang diperoleh pada setiap stasiun juga bervariasi. Jumlah genera tertinggi terdapat pada stasiun 1 yaitu sebanyak 33 genera, pada stasiun 2 sebanyak 31 genera, stasiun 3 sebanyak 28 genera dan stasiun 4 sebanyak 25 genera. Jumlah genera yang bervariasi tersebut disebabkan karena adanya perbedaan nilai faktor fisik kimia perairan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan fitoplankton seperti intensitas cahaya, pH air, TDS , amoniak dan fosfat. Hayati et al., (2012) juga menyatakan bahwa cahaya, suhu, pH, salinitas dan unsur hara dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton karena dapat mempengaruhi proses fisiologis secara langsung seperti dalam proses fotosintesis dan respirasi.

Tabel 1. Nilai Kelimpahan (ind/L), Kelimpahan Relatif (%) dan Frekuensi Kehadiran (%) pada masing-masing stasiun penelitian.

No Genus Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK 1 Coconeis 340.14 2.23 55.55 625.85 4.39 77.77 489.8 4.64 66.66 163.27 1.63 55.55 2 Climaconeis 326.53 2.14 55.55 353.74 2.48 55.55 - - - - 3 Ishtmia 2639.46 17.29 77.77 - - - 1061.22 10.05 66.66 707.48 7.05 55.55 4 Rhizosolenia 380.95 2.5 55.55 408.16 2.86 66.66 - - - 435.37 4.34 66.66 5 Chaetoceros - - - 938.78 6.58 66.66 734.69 6.96 66.66 - - - 6 Coscinodiscus - - - 190.48 1.8 44.44 136.05 1.36 44.44 7 Cyclotella - - - 1387.76 9.73 77.77 870.75 8.25 55.55 - - - 8 Melosira 1455.78 9.54 66.66 1319.73 9.26 66.66 965.99 9.15 66.66 952.38 9.49 55.55 9 Cymbella 1387.76 9.09 66.66 1401.36 9.83 77.77 - - - - 10 Denticula - - - 489.8 4.64 66.66 340.14 3.39 66.66 11 Ephitemia - - - 489.8 3.44 77.77 489.8 4.64 77.77 - - - 12 Rhopalodia 163.27 1.07 44.44 163.27 1.15 44.44 231.29 2.19 55.55 - - - 13 Diatoma 557.82 3.65 77.77 761.9 5.34 77.77 435.37 4.12 77.77 476.19 4.74 66.66 14 Fragillaria 1319.73 8.65 77.77 1129.25 7.92 88.88 - - - 1088.44 10.84 88.88 15 Synedra 136.05 0.89 55.55 - - - 217.69 2.06 66.66 95.24 0.95 33.33 16 Gyrosigma - - - 367.35 2.58 77.77 258.5 2.45 44.44 204.08 2.03 55.55 17 Navicula 1292.52 8.47 66.66 1224.49 8.59 77.77 - - - 1442.18 14.36 77.77 18 Neidium 217.69 1.43 44.44 - - - 190.48 1.8 66.66 - - - 19 Nitzchia 925.17 6.06 66.66 - - - 625.85 5.93 66.66 448.98 4.47 66.66 20 Pinnularia 421.77 2.76 55.55 - - - 312.93 2.96 77.77 244.9 2.44 44.44 21 Guinardia - - - 585.03 5.54 66.66 299.32 2.98 66.66 22 Surirella 1102.04 7.22 77.77 775.51 5.44 77.77 - - - 489.8 4.88 66.66 23 Skeletonema 204.08 1.34 55.55 136.05 0.95 55.55 190.48 1.8 55.55 231.29 2.3 77.77 24 Actidesmium 149.66 0.98 55.55 - - - - 25 Cladophora 122.45 0.8 44.44 81.63 0.57 44.44 - - - - 26 Rizoclonium - - - 244.9 2.32 55.55 312.93 3.12 66.66 27 Chlorobium 136.05 0.89 55.55 108.84 0.76 44.44 - - - - 28 Coelastraum - - - 95.24 0.67 55.55 108.84 1.03 44.44 - - -

Lanjutan Tabel 1.

No Genus Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4

K KR FK K KR FK K KR FK K KR FK 29 Docidium 108.84 0.71 55.55 81.63 0.57 44.44 - - - 81.63 0.81 55.55 30 Staurastrum 136.05 0.89 44.44 - - - 68.03 0.64 33.33 - - - 31 Cosmarium - - - 231.29 1.62 44.44 - - - - 32 Hydrodictyon - - - 81.63 0.57 44.44 - - - 68.03 0.68 44.44 33 Pediastrum 81.63 0.53 44.44 108.84 0.76 33.33 - - - - 34 Gonatozygon 829.93 5.44 77.77 816.33 5.73 88.88 802.72 7.6 77.77 1360.54 13.55 88.88 35 Microthamnion 68.03 0.45 44.44 - - - 68.03 0.64 44.44 - - - 36 Shizogonium 68.03 0.45 33.33 - - - 68.03 0.64 44.44 54.42 0.54 33.33 37 Hormidium 136.05 0.89 33.33 136.05 0.95 44.44 - - - 68.03 0.68 33.33 38 Ulotrix - - - 244.9 1.72 55.55 176.87 1.68 55.55 - - - 39 Dinobryon 54.42 0.36 33.33 54.42 0.38 33.33 - - - - 40 Mougeotia 68.03 0.45 44.44 68.03 0.48 44.44 - - - - 41 Spirogyra - - - 149.66 1.05 55.55 122.45 1.16 44.44 108.84 1.08 55.55 42 Dactylococcopsis 54.42 0.36 33.33 - - - - 43 Lyngbya 122.45 0.8 55.55 68.03 0.48 44.44 - - - 68.03 0.68 44.44 44 Oscillatoria - - - 408.16 2.86 66.66 408.16 3.87 44.44 163.27 1.63 55.55 45 Anabaena 68.03 0.45 33.33 - - - 68.03 0.64 33.33 - - - 46 Phacus 68.03 0.45 33.33 40.82 0.29 33.33 - - - - 47 Tribonema 122.45 0.8 44.44 - - - 81.63 0.77 33.33 - - - Total 15.265,31 100 - 14.258,5 100 - 10.557,84 100 - 10.040,83 100 - Jumlah genera 33 - - 31 - - 28 - - 25 - -

Keterangan: Stasiun 1 : Daerah Keramba Stasiun 2 : Daerah Dermaga Stasiun 3 : Daerah Pariwisata Stasiun 4 : Daerah Bebas Aktifitas

4.3. Indeks Keanekaragaman Diversitas Shannon-Wiener(H’) dan Indeks

Dokumen terkait