• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Pemencar Biji yang Berperan di Agroforest Karet dan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

5.2.1. Kekayaan dan Keragaman Jenis Anakan Tumbuhan Berkayu pada

5.2.3.2. Kelompok Pemencar Biji yang Berperan di Agroforest Karet dan

Hutan

Kelompok zookhori-jauh berupa burung, kelelawar, primata dan mamalia lain yang memiliki jarak jelajah yang jauh adalah kelompok pemencar biji yang paling banyak dan penting peranannya pada kedua tipe vegetasi, hutan dan

agroforest karet. Hewan-hewan ini menghubungkan aliran gen dari hutan ke

dengan yang dikatakan oleh Hammond dan Brown (1995) bahwa jenis di hutan tropika secara umum bijinya dipencarkan oleh hewan. Berdasarkan pola distribusi, kelompok pemencar zookhori-dekat berupa hewan pengerat dan mamalia tanah yang jarak jelajahnya relatif dekat dan anemokhori cenderung lebih banyak di agroforest karet dibandingkan hutan. Pemencaran oleh angin juga cenderung lebih banyak di agroforest karet dibandingkan hutan. Sedangkan kelompok autokhori lebih nyata peranannya di hutan dibandingkan di agroforest

karet (Gambar 5.26).

Jika jenis dipisahkan menurut tempat kehadiran, yaitu jenis yang hanya ditemukan di hutan saja, jenis yang ada di agroforest karet saja dan jenis yang ditemukan pada kedua tempat baik hutan maupun agroforest karet, hasilnya semakin memperjelas hasil analisa sebelumnya. Autokhori cenderung lebih banyak berperan untuk jenis yang hanya ditemukan di hutan daripada jenis yang hanya terdapat di agroforest karet dan jenis yang terdapat pada kedua tipe vegetasi hutan dan agroforest karet. Autokhori adalah pemencaran biji tanpa bantuan agen pemencar biji yang lain. Biasanya memiliki ukuran buah dan biji yang besar dan berat, dan atau buah kering pecah di udara yang bijinya sedikit sekali mengandung endosperm dan tidak menarik bagi hewan pemakan biji dan buah. Jadi dapat dipastikan bahwa anakan jenis ini akan sangat sedikit mampu mengkoloni agroforest karet terutama jika hutan dengan agroforest karet dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Sedangkan kelompok pemencar biji yang berperan nyata untuk jenis yang hanya ditemukan di agroforest karet adalah zookhori-jauh, dibandingkan dengan jenis yang hanya ditemui di hutan dan jenis yang terdapat pada kedua tipe vegetasi. Hal ini dapat difahami karena sistem

agroforest karet lebih banyak menerima influks propagul dari sistem di luar dirinya selain yang sudah ada di dalam sistemnya. Karena kelompok pemencar biji zookhori-jauh seperti burung yang berukuran besar dan kelelawar yang daya jelajahnya dapat melintasi beberapa tipe lanskap dalam radius hingga ratusan km, maka sumber biji jenis tersebut mungkin saja bukan berasal dari hutan yang ada di dekatnya. Sedangkan kelompok pemencar biji zookhori-dekat lebih berperan pada jenis yang terdapat pada kedua tipe vegetasi dari pada jenis yang hanya ditemui di hutan dan jenis yang hanya ditemui di agroforest karet, walaupun perbedaannya tidak nyata. Sedangkan anemokhori tidak nyata beda peranannya pada ketiga kelompok jenis anakan (Gambar 5.25).

Analisa berdasarkan lokasi menunjukkan, pada lokasi Tanah Tumbuh dan Rantau Pandan secara keseluruhan masih membentuk pola yang sama seperti hasil analisa sebelumnya. Sementara zookhori-jauh dan anemokhori lebih berperan di agroforest karet di Semambu, sedangkan zookhori-dekat dan autokhori lebih nyata peranannya di hutan (Gambar 5.25). Hasilnya lebih jelas lagi setelah dipisahkan berdasarkan tempat kehadiran, anemokhori lebih nyata peranannya untuk kelompok jenis anakan yang ditemui di agroforest karet saja dibandingkan dengan dua kelompok jenis anakan lainnya. Demikian juga dengan autokhori yang secara nyata lebih berperan dalam pemencaran biji untuk jenis anakan yang ditemui di hutan saja. Sedangkan zookhori-jauh dan zookhori-dekat berperan untuk jenis yang dapat ditemui baik di hutan maupun agroforest karet pada ketiga lokasi. Walaupun pada saat jenis anakan tidak dipisahkan berdasarkan tempat kehadirannya peranan angin untuk memencarkan biji pada

agroforest karet Tanah Tumbuh tidak terlalu nyata, namun setelah dipisah berdasarkan tempat kehadiran, jenis anakan yang hanya ditemui di agroforest

karet terlihat lebih jelas dipencarkan oleh anemokhori. Sedangkan jenis anakan yang hanya ditemui di hutan, secara nyata dipencarkan oleh autokhori, sama halnya seperti di Semambu. Namun untuk Rantau Pandan, kelompok pemencar biji yang lebih berperan pada jenis yang hanya ditemui di agroforest karet adalah zookhori-dekat sedangkan untuk jenis yang hanya ditemui di hutan lebih nyata dipencarkan oleh autokhori sedangkan untuk jenis anakan yang dapat ditemui pada kedua tempat lebih banyak dipencarkan oleh zookhori-jauh. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa jenis anakan yang hanya ditemui di agroforest

karet saja lebih banyak dipencarkan oleh anemokhori dan zookhori-dekat, sedangkan jenis yang hanya ditemui di hutan saja lebih banyak dipencarkan secara autokhori dan jenis yang dapat ditemui pada kedua tempat lebih banyak dipencarkan oleh Zookhori-jauh dan zookhori-dekat. Implikasi dari hasil ini adalah, jika hutan sudah tidak ada pada suatu lanskap, jenis anakan yang mungkin dapat dilindungi oleh agroforest karet dimasa yang akan datang hanya jenis yang dipencarkan oleh angin dan zookhori-dekat saja. Jenis zookhori-jauh lama kelamaan akan hilang karena tekanan silang dalam dan dinamika manajemen

agroforest karet, sedangkan jenis-jenis hutan yang lebih banyak dipencarkan secara autokhori sama sekali tidak akan dapat ditemui di agroforest karet kecuali dengan sengaja diintroduksikan melalui teknik pengayaan jenis. Oleh karena itu untuk memaksimalkan potensi agroforest karet dalam melestarikan jenis, keberadaan hutan dalam lanskap tersebut sebagai sumber biji cukup penting.

Selain itu keberadaan hewan pemencar jauh seperti burung, kelelawar dan monyet mutlak diperlukan karena peran strategis mereka sebagai penghubung kedua tipe vegetasi.