BAB VI BAGAN PERKIRAAN STANDAR (BPS)
6.2. Kelompok Perkiraan
Perkiraan dalam Bagan Perkiraan Standar diklasifikasikan dalam Perkiraan Buku Besar (BB) dan Buku Pembantu. Kode perkiraan terdiri dari 11 digit (YYYYY-0XXXX0) yaitu lima digit pertama sebagai kode perkiraan Buku Besar (terdiri dari dua digit kode mayor, satu digit kode minor, dan dua digit kode sub minor) dan enam digit berikutnya sebagai kode Buku Pembantu. Khusus pada Perkiraan Operasional, Kode Buku Pembantu adalah empat digit kode MAP/MAK ditambah angka 0 pada masing-masing digit awal dan digit akhir.
6.1. Tujuan
Kode Buku Pembantu 1 1 0 - 0 5 1 0 0 Kode MAK/MAP 1 1 1 Subminor Minor Mayor
Kode Buku Besar Utama
Perkiraan Buku Besar dan Buku Pembantu yang digunakan dalam SAI meliputi :
URAIAN Kode Mayor
1 Perkiraan Neraca
• Aset 1 • Kewajiban 2
• Ekuitas Dana 3
2 Perkiraan Operasional
• Estimasi Pendapatan dan Hibah yang Dialokasikan 7
• Alotmen Belanja 8
• Estimasi Pembiayaan yang Dialokasikan 9
• Pendapatan dan Hibah 10
• Belanja 11 • Pembiayaan 12
6.2.1. Perkiraan Neraca
Perkiraan Neraca digunakan untuk mencatat aset, hutang dan ekuitas dana. Perkiraan Neraca diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Aset
1. Aset Lancar
Merupakan kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi.
Perkiraan Aset Lancar bersaldo normal debet, terdiri dari Kas di
Bendahara Pembayar, Kas di Bendahara Penerima, Piutang PNBP, Piutang Lain-lain, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi.
1.1. Kas di Bendahara Pembayar
Merupakan saldo kas yang ada di Bendahara pembayar dalam bentuk UYHD. Saldo Kas di Bendahara Pembayar disajikan dengan menggunakan nilai nominal. Dasar pembukuan untuk perkiraan tersebut adalah LKKA/LKKR, sebagai bentuk pertanggungjawaban Kantor/Proyek kepada tingkat di atasnya. Perkiraan lawan dari Kas di
Bendahara Pembayar adalah Uang Muka Kas Umum Negara (KUN). 1.2. Kas di Bendahara Penerima
Merupakan Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal neraca, yang dilaporkan Departemen/Lembaga per 31 Desember 2003. Dasar
pembukuannya adalah bukti/dokumen yang dimiliki instansi yang bersangkutan mengenai PNBP, seperti bukti STS yang belum disetor ke kas negara. Perkiraan lawan dari Kas di Bendahara Penerima adalah Pendapatan yang Ditangguhkan.
1.3. Piutang PNBP
Merupakan tagihan Kementerian Negara/Lembaga yang diharapkan diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, kepada pihak ketiga. Piutang PNBP tersebut terdiri dari Piutang dari
Tuntutan Perbendaharaan, Piutang dari Penjualan Aset, Piutang dari Penyewaan Aset, dan Piutang dari Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah.
Dokumen sumber atas piutang PNBP antara lain; - Perjanjian/Kontrak Piutang
- Surat Ketetapan dalam hal piutang
- Surat Setoran Bukan Pajak dan bukti setor lainnya - Surat Keputusan Penghapusan
- Dokumen lain yang berkaitan dengan piutang
Perkiraan lawan dari Piutang PNBP adalah Cadangan Piutang.
1.4. Piutang Lain-lain
Merupakan kelompok piutang yang belum termasuk dalam Piutang
Pajak dan Piutang PNBP tersebut di atas. Dasar pembukuannya
adalah dokumen yang berkaitan dengan piutang lain-lain. Perkiraan lawan dari Piutang Lain-lain adalah Cadangan Piutang.
1.5. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Merupakan tagihan penjualan angsuran yang diharapkan diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun, kepada pihak ketiga. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen tagihan instansi yang bersangkutan mengenai penjualan angsuran. Perkiraan lawannya adalah Cadangan Piutang.
1.6. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
Merupakan tagihan instansi yang bersangkutan atas Tuntutan Ganti
Rugi (TGR) kepada pihak lain yang akan diterima dalam jangka
waktu satu tahun. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen instansi yang bersangkutan mengenai TGR. Perkiraan lawannya adalah Cadangan Piutang.
1.7. Persediaan
Merupakan aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies), yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan :
- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, - harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, - harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Dasar pembukuan Persediaan adalah Laporan Opname Fisik Persediaan instansi yang bersangkutan per tanggal pelaporan. Perkiraan lawan Persediaan adalah Cadangan Persediaan.
2. Aset Tetap
Merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBN melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya, dan dari rampasan.
2.1. Tanah
Merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah
sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang
berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Nilai tanah juga meliputi biaya pembelian bangunan tua yang terletak pada sebidang tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sebuah gedung yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar. Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Tanah adalah
Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 2.2. Peralatan dan Mesin
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya
instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehingga dapat dipergunakan. Peralatan dan Mesin yang berasal dari hibah, dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.
Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Peralatan dan
Mesin adalah Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 2.3. Gedung dan Bangunan
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB, Notaris dan Pajak. Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada.
Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Gedung dan
Bangunan adalah Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biaya-biaya lain sampai dengan jaringan tersebut siap pakai.
Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Jalan, Irigasi dan
Jaringan adalah Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 2.5. Aset Tetap Lainnya
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan semua aset tetap lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dengan tepat ke dalam aset tetap yang telah diuraikan sebelumnya.
Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Aset Tetap
Lainnya adalah Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Biaya yang diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.
Dasar pembukuannya adalah Laporan Tahunan (LT) tahun 2003 dari instansi yang bersangkutan. Perkiraan lawan untuk Konstruksi Dalam
Pengerjaan adalah Diinvestasikan dalam Aset Tetap. 3. Aset Tetap Sebelum Disesuaikan
Merupakan nilai aset sementara yang nilainya sama dengan nilai belanja modal untuk perolehan aset tetap yang tertera dalam SPM-nya. Perkiraannya terdiri :
3.1. Tanah Sebelum Disesuaikan 3.2. Peralatan dan Mesin Sebelumnya
3.3. Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan 3.4. Jalan, Irigasi dan Jembatan Sebelum Disesuaikan 3.5. Aset Tetap Lainnya Sebelum Disesuaikan
Perkiraan diatas nantinya akan dipindahkan kembali ke perkiraan asalnya pada saat Aset Tetap tersebut telah dicatat di Unit Pengurus Barang.
4. Aset Lainnya
Merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar dan Aset Tetap. Perkiraan Aset Lainnya ini meliputi Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Aset Tak berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam hal tagihan penjualan angsuran dari penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak.
4.1. Tagihan Penjualan Angsuran
Merupakan tagihan penjualan angsuran yang akan diterima dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, kepada pihak ketiga, yang akan dilunasi dalam beberapa kali pembayaran. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen tagihan instansi yang bersangkutan mengenai penjualan angsuran. Perkiraan lawannya adalah Diinvestasikan dalam
Aset Lainnya dan atau Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran,
jika merupakan reklasifikasi Tagihan Penjualan Angsuran menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.
4.2. Tuntutan Ganti Rugi
Merupakan tagihan yang akan diterima dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, kepada para pegawai pemerintah atau pihak ketiga yang terbukti karena kelalaian dan kesengajaan merugikan uang dan aset negara, yang akan dilunasi dalam beberapa kali pembayaran kepada dimana tagihan. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen tagihan instansi yang bersangkutan mengenai TGR atau Tuntutan Perbendaharaan. Perkiraan lawannya adalah Diinvestasikan dalam
Aset Lainnya dan atau Bagian Lancar TGR, jika merupakan
reklasifikasi Tuntutan Ganti Rugi menjadi Bagian Lancar TGR.
4.3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Merupakan nilai penyertaan modal pemerintah melalui instansi yang bersangkutan bersama-sama dengan pihak lain, yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki.
Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen instansi yang bersangkutan mengenai kemitraan dengan pihak ketiga. Perkiraan lawannya adalah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
4.4. Aset Tak Berwujud
Merupakan aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen instansi yang bersangkutan mengenai aset tak
berwujud yang dimiliki. Perkiraan lawan untuk Aset Tak Berwujud tersebut adalah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
4.5. Aset Lain-lain
Merupakan aset lain-lain yang tidak termasuk dalam Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, ataupun Aset Tak Berwujud. Dasar pembukuannya adalah bukti/dokumen instansi yang bersangkutan mengenai aset lain-lain yang dimiliki. Perkiraan lawan untuk Aset Lain-lain tersebut adalah
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
b. Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Merupakan kewajiban yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu tahun. Kewajiban jangka pendek ini berupa Uang Muka KUN dan Pendapatan yang Ditangguhkan. Kewajiban jangka pendek bersaldo normal kredit.
1. Uang Muka Kas Umum Negara (KUN)
Merupakan uang muka kas (UYHD) yang diterima oleh Bendahara dari KUN (KPKN, BUN), sehingga Uang Muka KUN terdiri dari Uang Muka dari KPKP dan Uang Muka dari BUN. Dasar pembukuannya adalah Dokumen Pengeluaran, misalnya SPM dan Dokumen Penerimaan, antara lain Nota Kredit (NK) dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Perkiraan lawannya adalah Kas di Bendahara Pembayar.
2. Pendapatan yang Ditangguhkan
Perkiraan ini merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal pelaporan, yang dilaporkan Departemen/Lembaga. Perkiraan lawannya adalah Kas di Bendahara
Penerima.
c. Ekuitas Dana
1. Ekuitas Dana Lancar
Merupakan kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar pemerintah. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari Cadangan Piutang, dan Cadangan Persediaan. Saldo normal untuk Ekuitas Dana Lancar adalah kredit.
1.1. Cadangan Piutang
Merupakan bagian ekuitas dana lancar yang jumlah saldo normalnya merupakan penjumlahan Piutang Pajak, Piutang PNBP, Bagian
Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan Bagian Lancar Tuntutan
Ganti Rugi. Dokumen yang digunakan sama dengan
dokumen-dokumen yang digunakan dalam membukukan Piutang, Tagihan Penjualan Angsuran, dan TGR. Perkiraan lawannya adalah Piutang,
TPA, dan TGR.
1.2. Cadangan Persediaan
Merupakan bagian ekuitas dana lancar yang jumlah saldo normalnya sama dengan Persediaan. Dokumen yang digunakan sama dengan
dokumen yang digunakan dalam membukukan persediaan. Perkiraan lawannya adalah Persediaan.
2. Ekuitas Dana Investasi
Merupakan dana pemerintah yang diinvestasikan dalam Aset Tetap dan Aset Lainnya. Saldo normal Ekuitas Dana Investasi adalah kredit.
2.1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Merupakan dana yang diinvestasikan dalam Aset Tetap. Dasar pembukuannya sama dengan dokumen yang digunakan dalam pembukuan Aset Tetap. Perkiraan lawannya adalah perkiraan-perkiraan yang termasuk dalam kelompok Aset Tetap.
2.2. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Merupakan dana yang diinvestasikan dalam Aset Lainnya. Dasar pembukuannya sama dengan dokumen yang digunakan dalam pembukuan Aset Lainnya. Perkiraan lawannya adalah perkiraan-perkiraan yang termasuk dalam kelompok Aset Lainnya.
6.2.2. Perkiraan Operasional
Perkiraan Operasional adalah perkiraan-perkiraan yang dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran yaitu perkiraan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Perkiraan Operasional digunakan untuk mencatat anggaran, realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan. Dan ditutup pada akhir tahun anggaran. Perkiraan Operasional diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Estimasi Pendapatan Yang Dialokasikan
Estimasi Pendapatan Yang Dialokasikan merupakan Estimasi Pendapatan yang harus direalisasikan oleh Departemen/Lembaga. Dokumen yang terkait dengan Estimasi Pendapatan yaitu DIK PNBP dan Satuan 3.
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan dapat dikelompokkan menjadi : • Estimasi Penerimaan Perpajakan yang Dialokasikan
• Estimasi Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Dialokasikan • Estimasi Pendapatan Hibah yang dialokasikan
Estimasi Pendapatan yang dialokasikan diakui pada saat dokumen estimasi pendapatan disyahkan.
Rincian Estimasi Pendapatan
Setiap awal tahun anggaran, instansi harus membuat “Rincian Estimasi Pendapatan” yaitu formulir yang digunakan untuk menyediakan informasi yang lengkap mengenai alokasi estimasi pendapatan sampai dengan rincian Mata Anggaran Pendapatan (MAP).
Penerimaan negara terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Dasar pembuatan rincian estimasi pendapatan yang berasal dari pajak antara lain Rencana Penerimaan Pajak. Sedangkan dasar pembuatan Rincian Estimasi Pendapatan Bukan Pajak antara lain Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan Satuan 3 (rincian pendapatan rutin sampai dengan mata anggaran penerimaan). Jumlah total rupiah yang dicantumkan adalah nilai rupiah yang
tercantum di dalam DIK tetapi karena nilai rupiah tersebut tidak terperinci per MAP, maka rincian MAP-nya diambilkan dari satuan 3.
Rincian Estimasi Pendapatan tersebut merupakan dasar bagi Departemen /Lembaga untuk memproses estimasi pendapatan dan menghasilkan DT Alokasi Estimasi Pendapatan.
Contoh Formulir Estimasi Pendapatan dan cara pengisiannya dapat dilihat dalam Lampiran 6.1.
b. Alotmen
Alotmen merupakan Pagu Anggaran yang dialokasikan kepada Departemen/Lembaga untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran anggaran. Otorisasi atas Alotmen tercermin dalam DIK/DIP/SKO.
Alotmen dikelompokkan menjadi : • Alotmen Belanja Operasional • Alotmen Belanja Transfer • Alotmen Belanja Modal
Alotmen Belanja diakui pada saat dokumen alotment disahkan. c. Estimasi Pembiayaan yang Dialokasikan
Estimasi Pembiayaan yang Dialokasikan adalah kelompok perkiraan yang digunakan untuk mencatat alokasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. . Estimasi Pembiayaan ini terdiri dari :
• Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang Dialokasikan • Estimasi Pegeluaran Pembiayaan Dialokasikan
Estimasi Pembiayaan yang dialokasikan diakui pada saat dokumen estimasi pembiayaan disahkan.
d. Pendapatan dan Hibah
Pendapatan negara dan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri. Pendapatan dan Hibah terdiri dari :
1. Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
2. Penerimaan negara bukan pajak adalah semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara, dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.
3. Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan hibah dalam negeri, dan hibah luar negeri.
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Kas Umum Negara. e. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran negara yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.
Belanja terdiri dari :
1. Belanja operasional, adalah semua pengeluaran negara untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat yang memberi manfaat jangka pendek.
Belanja operasional antara lain terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa non investasi, pembayaran bunga atas utang dalam negeri, pembayaran bunga atas utang luar negeri, pembayaran subsidi, dan pengeluaran operasional lainnya.
2. Belanja modal, adalah semua pengeluaran negara untuk perolehan aset tetap dan aset alinnya yang memberi manfaat jangka panjang. Belanja modal antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, belanja modal non fisik.
3. Transfer, adalah pengeluaran uang dari entitas ke entitas lain. Transfer terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Otonomi Khusus, Dana Penyeimbang dan Dana Pembangunan Daerah Pinjaman Luar Negeri.
Belanja diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umum Negara f. Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam pengangangaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Pembiayaan terdiri dari:
1. Penerimaan Pembiayaan, adalah semua penerimaan Kas Umum Negara yang berasal dari Penerimaan Pembiayaan: Dalam Negeri Perbankan, Non Perbankan, Luar Negeri Penarikan Pinjaman Program, Luar Negeri Penarikan Pinjaman Proyek, Penjadwalan Kembali Utang Luar Negeri. Penerimaan Pembiayaan diakui pada saat diterima pada Kas Umum
Negara.
2. Pengeluaran Pembiayaan, adalah semua pengeluaran Kas Umum Negara untuk Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Perbankan, Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Non Perbankan, Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri, Pernyertaan Modal Pemerintah, RDI/RPD.
Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umum Negara.